Pages

Sunday, August 28, 2016

Bermain di Kidzania Jakarta

drg. Lynns
Anak-anak suka sekali bermain peran. Setiap hari, sebelum dan sesudah papanya kerja, anak-anak pasti akan bermain dengan papanya. Entah papanya jadi pilot, anak-anak jadi pramugari atau penumpang, atau papanya jadi pembeli, anak-anak jadi kasir, dan permainan lainnya. Melihat hobi mereka yang satu ini, saya dari dulu tertarik untuk mengajak anak-anak bermain di Kidzania.

Apakah Kidzania itu? Kidzania itu adalah sebuah theme park atau 'kota'nya anak-anak dimana anak-anak dapat melakukan pekerjaan seperti orang dewasa. Jadi kota ini dibangun dalam skala anak-anak. Ada jalanan, rumah sakit, supermarket, salon, pabrik-pabrik dan sebagainya. Karenan kotanya anak-anak, maka semua berwarna gelap seperti saat malam, karena saatnya orang dewasa tertidur, kota si anak mulai beraktivitas. 

Kidzania sendiri berada di banyak negara, bukan hanya di Indonesia. Kidzania pertama kali didirikan di Mexico City pada 1 September 1999. Di Indonesia sendiri Kidzania diresmikan pada 24 November 2007. Jadi tentunya Kidzania mempunyai reputasi yang bagus dan sangat edukatif loh. Kalau saya hitung di website-nya, ada 64 aktivitas yang dapat dilakukan oleh anak-anak. Tetapi setiap aktivitas memiliki syarat umur tersendiri. Oya, Kidzania dapat menampung 1.800 orang di dalamnya. Tetapi sangat tidak disarankan datang dan bermain jika seramai itu. Bisa bosan menunggunya. 

Di Kidzania ini anak-anak bermain peran, bisa sebagai dokter, pemadam, polisi (yang nangkep maling), kasir dan sebagainya. Tentunya sama seperti orang dewasa yang mendapat uang jika bekerja, maka jika si anak bekerja, mereka mendapatkan uang tetapi bukanlah dalam bentuk Rupiah. Uang yang digunakan disini adalah Kidzos. Kidzos yang mereka hasilkan nantinya dapat digunakan untuk mereka naik taksi, city tour bus, medical check up, buat SIM, dan sebagainya. 
Dollar Kidzos.
Sayangnya permainan di Kidzania akan seru jika si anak berumur 4 tahun ke atas. Karena bermain peran hanya bisa dilakukan oleh anak yang berumur 4 tahun ke atas. Akhirnya setelah adik berumur 4 tahun, kami menjadwalkan kunjungan ke Kidzania. Setelah tertunda terus, akhirnya kami baru berhasil mengunjungi Kidzania minggu lalu. Untuk mempermudah kunjungan kami ke Kidzania, si papa membeli tiket secara online di website resmi Kidzania. Kenapa tidak on the spot saja? Di Kidzania setiap harinya ada kuota anak dan dewasa. Orang dewasa ini kuotanya tidak sebanyak kuota anak (karena anak 8 tahun ke atas tidak usah ditemani). Jadi kalau belinya on the spot, takutnya sudah sampai sana ternyata tidak ada kuota untuk dewasa. Kali ini kami janjian untuk pergi bersama K, best friend Duo Lynns dan sepupu K,Duo C, yang sedang liburan.

Saat kami datang, kami sampai di PP mall sekitar jam 08.15, mall masih sepi. Tetapi di Kidzania sudah ada anak-anak sekolahan yang duduk menunggu. Bukan hanya anak-anak yang baru pertama kali ke sini, tapi saya juga baru pertama kali. Kalau si papa sih sudah sering sekali, menemani keponakannya. Jadi saya cukup norak terpesona melihat bagian depan Kidzania. Mereka membuat lobby mereka seperti counter check in di bandara. Dengan bagian muka pesawat (lengkap dengan roda depan pesawat) yang terlihat di bagian depan, seakan menggambarkan bahwa pesawatnya sudah siap untuk membawa mereka ke negeri dimana mereka dapat melakukan aktivitas seperti layaknya orang dewasa. Kurang lebih ada tiga rombongan yang akan masuk hari itu. Kami masuk setelah rombongan-rombongan tersebut masuk, walaupun ada dua rombongan yang datang sesudah kami datang. Tetapi karena masih belum banyak orang, jadi tidak terjadi antrian saat masuk.

Saat check in, kita akan diberikan gelang penanda. Untuk orang dewasa yang membeli tiket diijinkan keluar dari lingkungan kidzania dan masuk kembali. Jadi misalkan mau makan siang, boleh keluar lalu masuk lagi. Sedang untuk anak-anak, mereka tidak diijinkan keluar masuk. Untuk anak berusia 4 sampai 16 tahun, mereka akan mendapatkan cek senilai 50 Kidzos. Cek itu harus mereka tukarkan di bank sehingga mereka akan mendapatkan uang sebanyak 50 kidzos. Saat lewat screening, mereka memeriksa apakah ada makanan di dalam tas kita atau tidak. Jadi memang salah satu peraturan mereka adalah tidak boleh ada makanan dan minuman yang dibawa masuk ke dalam area Kidzania.

Kami segera masuk ke dalam dan mencari bank. Bank berasal dari bahasa Itali, banca yang artinya tempat untuk menukar uang. Kali ini bank yang bekerja sama dengan Kidzania adalah BRI. Untuk partner yang bekerja sama dengan Kidzania, biasanya akan diberikan keterangan mengenai si partner tersebut. Seperti BRI. BRI pertama kali didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah pada 16 Desember 1895 oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja. Lumayan, tambah info untuk kita. 

Akhirnya tidak hanya berpura-pura jadi teller dan nasabah di rumah, tetapi bisa jadi nasabah di Kidzania.
Si papa berkata zaman dia anter keponakan dulu, kerjasamanya adalah dengan BCA. Dan keponakan-keponakan tersebut masih punya kartu atm yang masih ada simpanannya. Kami bertanya kepada petugas yang ada dan mereka berkata walau kartu atm sekarang berbeda, tetapi simpanan yang ada di dalamnya bisa ditransfer ke dalam kartu anak-anak. Tetapi acara pembuatan kartu dan transfer simpanan hanya dilayani setelah jam 10. Jadi anak-anak ke dalam hanya untuk menukar cek mereka. Karena kami tidak bisa masuk ke dalam, hanya melihat dari luar saja, maka anak-anak masuk ke dalam sendiri seperti layaknya orang dewasa. 

Selesai menukarkan cek dengan kidzos sebesar 50 dollar, musik di Kidzania mulai diperdengarkan. Yang berarti permainan di Kidzania akan dimulai dan waktunya setiap petugas yang ada menari di setiap sudut Kidzania. Awalnya kami mengira akan ada parade dan siap-siap berlari ke depan, tetapi si Papa bilang mereka akan menari ditempat mereka berdiri. Tariannya sih begitu-begitu saja, tetapi tetap saja seru melihat orang-orang tersebut menari, walau ada juga yang menarinya malu-malu. Acara pembukaan ini tidak lama, setelah itu kami mulai bermain. Area permainan yang paling ramai adalah pemadam kebakaran. Jadi kami mulai dari yang tidak ramai, yaitu menjadi perawat bayi.

Peran perawat bayi ini disponsori oleh Pigeon.Di sini anak-anak belajar untuk mengurus bayi, pekerjaan yang disukai Duo Lynns. Dimulai dari menggantikan baju bayi, menimbang bayi, memberikan susu kepada bayi. Bahkan ada juga penyuluhan tentang ASI dan jumlah gigi bayi. Duo Lynns semangat melakukan semuanya. Selesai melakukan semua aktivitas di dalam sana, mereka mendapatkan kidzos sebesar 10 dollar. Senangnya mereka merasa seperti orang besar.
Bahkan ada inkubator juga loh.
Permainan berikutnya adalah menjadi dokter gigi. Awalnya mereka ingin menjadi dokter biasa, tetapi karena dokter dan perawat berada dalam satu gedung yang sama, mereka baru boleh bermain setelah 20 atau 30 menit lagi. Si papa bingung, mungkin aturan baru. Maka kami memutuskan bermain dokter nanti saja, saat K dan Duo C sudah datang. Untuk menjadi dokter gigi, mereka akan menonton penjelasan melalui TV. Saat anak-anak bermain, seorang karyawan Pizzania menawarkan kami pizza. Karena masih kepagian, maka kami belum berminat untuk membeli. Di Pizzania ini anak-anak dapat membuat pizza sendiri. Tetapi untuk membuat pizza, kita harus membayar dengan rupiah. Si papa bilang dulu hanya membayar dengan simpanan Kidzos dan mendapatkan pizza kecil(masa sudah berganti ya, pak :D). Mungkin harga bahan pizza semakin mahal. Mereka menyediakan dua ukuran pizza, medium seharga Rp 95.000,00 dan large seharga 125.000,00. Untuk pizza medium, bisa dimainkan maksimal oleh dua anak.

Selagi anak-anak bermain, saya berkeliling untuk mengobservasi permainan apa saja yang dapat dimainkan oleh anak-anak. Sebetulnya lebih banyak lagi permainan yang hanya dapat dimainkan oleh kakak, seperti arkeolog, scientist reporter dan sebagainya. Persyaratannya adalah sudah berumur 6 tahun. Walau kakak belum genap 6 tahun, tetapi asalkan bisa membaca maka dapat bermain.

Permainan menjadi dokter gigi ini disponsori oleh Pepsodent. Di dalam anak-anak mendapat penyuluhan tentang gigi, keunikan gigi kita (tidak ada yang sama loh), cara menggosok gigi, memeriksa gigi dan menambal gigi. Seru juga ya. Setelah selesai, anak-anak mendapatkan kidzos dan juga suvenir.
Peralatan yang ada di dokter gigi.
Supaya adik tidak rewel saat kakak bermain yang hanya bisa dimainkan oleh kakak, maka kami berpencar. Adik bersama dengan saya dan kakak bersama dengan papa. Kakak akan bermain menjadi reporter dan scientist. Sedangkan adik akan saya ajak ke atas untuk bermain di atas.
Kiri: Kakak menjadi reporter. Kanan: adik sedang memetik daun teh.
Menjadi scientist di lab Yakult. Setelah meneliti, lalu menjelaskan.
Bukan hanya dapat kidzos, tetapi juga dapat pin, sertifikat, dan Yakult :)
Setelah jam 10 anak-anak menukar sendirti kartu ATM.
Atas: kartu ATM baru. Bawah: kartu ATM lama.
Tidak lama kemudian K datang dan anak-anak pun bermain bersama. Tujuan pertama mereka adalah stasiun radio yang disponsori oleh Gen FM. Mereka menjadi bintang tamu dan diwawancarai oleh penyiar yang ada. Mereka diwawancarai tentang aktivitas mereka saat homeschool. 
Bintang tamu di radio Gen FM.
Selesai dari situ, kami berpindah ke tempat membuat roti yang disponsori oleh Sari Roti. Karena akan berhubungan dengan makanan, maka disediakan wastafel di dalam. Tetapi ternyata hanya untuk mencuci tangan setelah membuat roti. untungnya sebelum masuk mommy K sudah melap tangan anak-anak dengan tisyu basah. Yang mereka lakukan hanyalah mencetak roti dan sesudah itu roti tersebut diisi dengan selai coklat dan mereka memakannya. 
Bahagia sekali anak-anak dapat cemilan di tengah-tengah aktivitas.
Permainan selanjutnya adalah mengenal cara berjualan online dengan blibli.com.  Anak-anak diajari untuk memelajari pesanan, lalu mengirimnya. Mereka betul-betul keluar dari outlet mereka dan mengantarkan barang ke beberapa tempat di dalam Kidzania. 
Jualan online. Setelah mendengarkan penjelasan, mereka melakukan delivery.
Tak beberapa lama kemudian datanglah Duo C. Karena sudah mendekati jam makan siang, maka aktivitas yang dipilih adalah membuat pizza. Duo Lynns mengerjakan satu pizza berdua dan K n C mengerjakan satu pizza berdua. Berhubung anak-anak sudah sering membuat pizza-pizza-an, maka mereka dengan semangat mengerjakannya. 
Pizza time...Hasilnya ok juga :)
Untuk makan siang, di dalam Kidzania terdapat banyak pilihan. Dari burger, pizza, maupun nasi semuanya ada. Kami mencari tempat yang dekat dengan toddler's corner di lantai dua. Maka tujuan kami adalah parents lounge. Parents lounge merupakan tempat untuk makan, mereka menjual makanan juga. Kita juga dapat membeli makanan dari food court Kidzania dan membawanya ke parents lounge. Di situ juga ada satu ruangan yang khusus untuk ibu dan bayi. Jadi kalau mendadak si kecil rewel, bisa juga masuk ke situ. 

Kembali ke pizza hasil buatan anak-anak. Bagaimana rasanya? Not bad. Isinya pun lumayan banyak (lain kali buat yang besar untuk makan berempat rasanya bisa juga). Jadinya kami hanya memesan satu menu makanan lagi. Kali ini saya dan mommy K tergoda menu kemerdekaan yang ditawarkan yang isinya nasi. Jadi kami membeli ke bawah dulu, dan menunggu mereka menyiapkannya. Acara makan siang pun berlangsung dengan cepat karena anak-anak sudah semangat mau main lagi. 

Karena mereka melihat little C bermain menjadi customer di salon, maka mereka berminat main di salon. Sayangnya sedang ada yang bermain. Maka kami pun berganti tujuan ke pabrik wafer yang disponsori oleh tango. Duo Lynns, K, n big C semangat membuat wafer yang bisa mereka bawa pulang. 
Membuat wafer tango rasa coklat. Hasilnya boleh dibawa pulang.
Tujuan kami kembali ke salon. Kakak dan K menjadi hairdresser sedangkan adik dan big C menjadi customer. Untuk menjadi customer, mereka harus membayar 5 dollar. Hairdresser berarti bekerja dan mendapatkan kidzos.
Dimulai dari memijat kepala, memakaikan bedak, manicure, dan hair do. 
Selanjutnya adalah melihat pabrik coklat yang disponsori silver queen. Pabrik coklat ini penuh terus (estimasi bermain di dalam adalah 20 menit tapi yang kami amati hampir 35 menit baru selesai), jadinya anak-anak berganti haluan ke pabrik teh. Adik semangat mau ikut lagi karena dia tahu diakhir kegiatan akan diberikan 1 cup kecil teh manis =)) 
Proses pembuatan teh. Dari pergi ke kebun teh, menyiram daun teh, memilih hanya pucuknya, memrosesnya, dan melakukan packaging. Diakhiri dengan meminum teh pucuk (adik langsung berdiri manis di depan tempat minum teh).
Perlu diakui pengenalan brand yang dilakukan oleh partner-partner Kidzania cukup mencuci otak anak-anak. Seperti saat mereka berjalan ke kebun  teh, mereka berjalan sambil berkata pucuk pucuk. Pasti nantinya mereka akan membeli teh pucuk di supermarket.

Karena bagian farmasi sudah kosong, maka anak-anak mencoba menjadi apoteker. Mereka belajar mencampurkan asam dan basa yang diwakili warna biru dan kuning. 
Disponsor oleh Stimuno. Stimunonya jumbo size loh.
Saat anak-anak bermain, Duo C sudah mulai mengantuk. Maka Duo C beristirahat dulu di lounge. Lounge ini cukup membantu mama-mama yang membawa anak di bawah 4 tahun. Anak-anak dapat beristirahat sebentar dan sesudahnya main kembali.

Sebetulnya masih banyak lagi yang dapat dimainkan di atas, tetapi waktu sudah menunjukkan pukul 14.00, maka kami segera pindah ke bawah. Target anak-anak adalah pemadam kebakaran. Karena masih ada yang sedang bermain, maka anak-anak bermain dokter dulu. 
Adik sukarela menjadi pasien dan diperiksa oleh dokter-dokter imut ini. 
Setelah bermain dokter, K harus segera pulang untuk menghindari ganjil genap. Maka kami pun berpisah.  K bermain pemadam kebakaran, karena hanya tersisa untuk satu orang saja, dan anak-anak melakukan medical check up untuk membuat SIM. 
Mendaftar di counter Medical Check Up.
Medical check up berarti kita mengunjungi dokter dan berarti kita membayar dokter sebesar 10 dollar. Tetapi sebagai gantinya, anak-anak mendapatkan satu botol Pocari Sweat berukuran 300ml. Hasil dari medical check up dibawa ke training center. Untuk apa? Untuk buat SIM. Nah, untuk buat SIM, setiap anak membayar 20 dollar. Setelah SIM jadi, mereka boleh melakukan test drive, yaitu naik mobil. Lintasan mobilnya adalah pom bensin yang disponsori oleh Pertamina.
SIM adik, umurnya kok naik ya :D
Setelah selesai membuat SIM, Duo Lynns bermain menjadi pemadam terlebih dahulu. Mumpung kosong. Berbeda dengan saat K bermain, yang banyak sekali, saat Duo Lynns bermain awalnya hanya berdua. Saat akan naik ke mobil baru datang satu anak lagi. Setelah mendapatkan informasi, anak-anak akan memadamkan api di sebuah gedung. Mereka akan naik mobil mereka menuju lokasi. Dan sesampainya di lokasi, mereka akan menyemprotkan air dari selang-selang yang sudah disiapkan. Airnya betulan loh, tetapi apinya hanya bohongan.
Peran ini disponsori oleh ACA. Adik sibuk pegang tali helm, kebesaran soalnya.
ayo...padamkan apinya.
Selanjutnya anak-anak mau coba test drive mobil. Kakak naik mobil dahulu, sementara adik menjadi petugas Pertamina. Lalu gantian adik yang naik mobil, kakak yang mengisi bensin. Kesampaian juga mereka mengisi bensin seperti tante mereka yang di luar.
Petugasnya mungil sekali :D
Tujuan berikutnya adalah bermain di Indomart. Tetapi di sana ternyata ramai. Mau main jadi polisi yang mengejar menangkap maling, usia minimal adalah 6 tahun. Akhirnya anak-anak naik city tour bus. Anak-anak akan diajak berkeliling kota Kidzania sambil melihat-lihat kota. Karena mereka tidak bekerja, maka mereka akan membayar.
Disponsori oleh Blue Bird Group. Sumber foto: Kidzania.
Setelah puas berkeliling, kami menuju bank kembali. Kali ini anak-anak akan memasukkan semua uang mereka, supaya saat pulang nanti tidak perlu membawa kidzos dalam jumlah banyak. Setelah menyetor  ke bank, Indomart sudah kosong. Maka anak-anak segera mencoba main di sana.

Di indomart, anak-anak akan berperan sebagai pembeli, kasir, dan store manager. Nampaknya karena sudah mendekati jam 4 sore, dan peserta hanya 3 orang, maka semua peserta menjadi pembeli. Untuk urusan berbelanja sih anak-anak sudah terlatih dengan baik. Setiap kami pergi ke supermarket, mereka selalu menjadi asisten kami untuk membuat list dan mengambil barang.
Bermain peran sebagai pembeli di Indomart.
Adik lebih cepat dalam membeli barang, sementara kakak melihat dan membandingkan dulu, kayak mamanya :)) Apa saja sih yang dibeli mereka? Kakak membeli selai, air mineral, dan shampoo. Masih ok. Sedang adik, dia membeli susu bayi nutrilon (padahal dia tidak pernah minum itu), lalu Lactamil, dan koko krunch. Saya tertawa melihatnya. Mana ada makan cereal pakai susu hamil  =)).
Anak-anak mendapatkan struk belanja juga.
Saat anak-anak selesai bermain di Indomart, waktu sudah menunjukkan pukul 15.35. Kami berpikir untuk mencoba satu permainan di atas lagi. Ternyata hampir semua permainan sedang bersiap-siap untuk tutup. Saat kami berkeliling, kami bertemu dengan Big C yang sedang menunggu di depan pabrik mie. Tetapi petugas di dalam memberi isyarat bahwa setelah group yang didalam selesai membuat mie, mereka juga akan tutup. Makan kami berpindah dan akhirnya mendarat di bagian disco room. Di bagian ini semua anak boleh bermain sebagai penyanyi, penari, dan asisten DJ. Ruangannya pun remang-remang seperti di club. Di disco room ini orang tua atau pendamping boleh masuk. Estimasi anak-anak, mereka akan mendengarkan lagu tema di Kidzania. Adik sudah sibuk mau menari lagu itu. Ternyata yang distel adalah lagu dari Manga Jepang yang tidak mereka suka, dan saya pun tidak suka. Jadi ketiga anak ini hanya diam melihat gambar. 

Akhirnya tibalah waktunya kami untuk keluar dari kota Kidzania. Bagaiman keluarnya? Keluar dari kota ini berarti kita harus menuju bagian imigrasi. Keren juga ya. Di bagian imigrasi setiap gelang tag yang dipakai dilepaskan. Dan saat melangkah keluar, kami sudah berada di luar Kidzania kembali. 

Pengalaman yang seru bagi Duo Lynns. Total ada dua puluh permainan yang dimainkan oleh kakak dan adik. Mereka sunggu senang, bahkan kakak bertanya apakah boleh besok main lagi. Saya menjawab besok kita harus belajar. Kalau begitu lusa saja. Wah, bisa pucet mama nak kalau tiap minggu ke Kidzania :D

Sponsor atau partner dari permainan yang kami mainkan.
Tips saat berkunjung ke Kidzania:
1. Jangan membawa makanan yang berat karena pasti harus dititipkan.
2. Jika anak-anak ingin membawa minum, bawalah dalam botol minum anak-anak. 
3. Sebaiknya membawa tas kecil atau tas selempang yang dapat digunakan untuk meletakkan uang dan kartu ataupun goodie bag kecil dari aktiviatas yang ada.
4. Kunjungilah Kidzania saat hari biasa (Senin - Kamis), karena sesinya lebih lama dibanding weekend dan pengunjungnya tidak terlalu banyak.
5. Jika memang si anak ingin melakukan aktivitas yang berhubungan dengan membuat pizza atau hamburger, sebaiknya dilakukan mendekati jam makan siang. Jadi si anak sekalian makan apa yang telah dibuatnya. 
6. Jika saat datang ada rombongan lainnya, saran saya sih mulailah dari permainan yang berada di sisi yang berlawanan dengan rombongan lainnya. Daripada harus mengantri padahal banyak mainan yang kosong. 

Suvenir yang dibawa pulang. Yakult dan Pocari Sweat habis diminum :D
Kidzania
website: kidzania.co.id
Tempat: Mall Pacific Place lantai 6 - 601 Sudirman Central Business District
No telepon: 021 - 5154888

Jam buka:
Senin - Kamis:  Sesi 1: 09.00 - 16.00 (7 Jam), 
Jumat - Minggu dan Hari libur: Sesi 1: 09.00 - 14.00 (5 Jam) dan Sesi 2: 15.00 - 20.00

HTM untuk Senin - Jumat:
Batita (2 - 3 tahun) : Rp 50.000,00
Anak-anak (4 - 16 tahun) : Rp 200.000,00
Dewasa (17 - 64 tahun) : Rp 150.000,00
Senior (>65 tahun) : free

HTM untuk Sabtu - Minggu, dan hari libur:
Batita (2 - 3 tahun) : Rp 100.000,00
Anak-anak (4 - 16 tahun) : Rp 250.000,00
Dewasa (17 - 64 tahun) : Rp 200.000,00
Senior (>65 tahun) : free

Update HTM berdasarkan website resmi Kidzania per Juli 2018

Monday, August 15, 2016

Saatnya Bermain dengan Salju


Pergi mengunjungi negara empat musim saat winter tidaklah lengkap jika tidak memegang salju. Rasanya tidak sah kalau winter tetapi tidak ada saljunya. Sayangnya suhu yang begitu dingin, sempat sampai minus 12 (yang feels like minus 20-an) ini tidak membuat salju turun. Kakak berkali-kali bertanya kapankah salju turun. Saya tahu pasti betapa dia kepengen menyentuh salju. Apalagi tante dan omnya dari tahun lalu mengiming-iming untuk bermain salju dengannya dan membuat snowman. Tidak usah kamu, nak, mama juga kepingin main salju. Tapi apa daya salju tidak turun-turun. 

Kami mengikuti berita tentang salju. Yang lucunya, tempat-tempat yang tidak pernah turun salju malah turun salju, dan tempat yang biasanya sudah turun salju belum turun salju. Keponakan saya berkali-kali memeriksa ramalan cuaca dan dia berkata too bad salju baru akan turun setelah kami pulang (dan memang iya, tepatnya badai salju yang melumpuhkan kota-kota di Amerika). Walau anak-anak sudah sempat bermain dengan ukiran es di ICE, tetapi mereka tetap penasaran untuk melihat salju. Om dan tantenya setiap hari memeriksa web-cam resort-resort yang biasanya sudah turun salju. Bahkan resort-resort tersebut tidak mampu memastikan kapan ski resort mereka dapat beroperasi. Jika suhunya tidak mendukung, mereka pun tidak dapat membuat salju buatan. Tentunya mereka juga panik, karena ini kan mata pencaharian mereka. 

Seminggu sebelum kami pulang, si om berkata kepada kami sepertinya di salah satu resort yang mereka amati akan memulai pembuatan salju buatan karena suhunya cukup dingin. Ya, walaupun hanya salju buatan, rasanya boleh dicoba. Akhirnya diputuskan bahwa hari Minggu setelah kami ke gereja, si tante akan membawa kami dan oma ke resort tersebut. Sementara si om menjaga kedua keponakan kami. Mereka sudah bosan melihat salju, dan sebetulnya mereka mengharapkan salju turun hanya untuk kami. Bagi mereka, winter tanpa salju adalah hal yang indah karena tidak perlu membersihkan jalanan dari salju yang tebal. 

Hari Minggu, setelah dari gereja, kami langsung pergi ke resort tersebut. Kami berhenti dulu di McDonalds, membeli makanan untuk makan siang kami. Ceritanya makan di jalan. Lamanya perjalanan menuju tempat itu kurang lebih 2 jam 30 menit. Perlu diketahui bahwa kalau di luar itu 2 jam 30 menit berarti jaraknya jauh sekali. Karena di sana tidak ada macet, jadi murni jarak tempuhnya dan kecepatan mereka kurang lebih 100 - 120 km per jam. Demi adiknya tercinta dan keponakannya tercinta, si tante rela menyetir sejauh itu. 

Selama perjalanan kami menikmati rumah-rumah dan kota dengan model tua. Terlihat begitu indah. Semakin mendekati resort tersebut, kami melihat kepulan salju yang begitu tinggi. Walaupun buatan, tetapi tetap saja kami norak. Kami menyiapkan peralatan untuk bermain salju, supaya tidak kedinginan. Apa saja sih yang diperlukan? Sarung tangan yang waterproof, sepatu dan celana waterproof, baju berlapis-lapis, jaket, tutup telinga atau topi. Begitu pintu mobil terbuka, udaranya dingin sekali, walau tidak sedingin saat kami masuk ke ICE.
wisp resort.
Kumpulan salju buatan.
Wisp resort merupakan resort dan juga tempat hiburan keluarga sepanjang tahun. Dengan kata lain, mereka menyediakan aktivitas sepanjang tahun, sesuai musimnya. Untuk masuk ke area ski tentunya ada biaya tersendiri. Tetapi untuk bermain di bagian depan, tidak usah membayar alias gratis. Saat kami sampai, banyak sekali anak-anak yang bermain di sana. Perlengkapan mereka jauh lebih banyak dari kami. Bahkan beberapa orang membawa sled untuk anaknya bermain. Berhubung sepupunya Duo Lynns tidak suka bermain salju, yang satu sudah ABG, sudah lewat umurnya main salju dan yang kecil tidak suka main salju, maka tidak ada sled yang dapat dibawa dari rumah. Namun kami cukup senang bermain dengan salju yang ada. Kakak yang lebih kegirangan tak jelas, akhirnya bisa melihat salju.
Lengkap dari atas sampai kepala, waterproof.
Snow Angel's time....
Kepala suku pun berpose :)
Adik sibuk membuat bola es dan snowman.
Capturing all the moments.

Lama-kelamaan, suhu di sekitar sini semakin dingin dan langit sudah gelap walau masih pukul 15.00. Karena kami sudah bermain hampir 2 jam, maka kami memutuskan untuk pergi mencari makan dan pulang kembali. Anak-anak berganti baju terlebih dahulu, supaya tidak masuk angin. Saat itu sudah mulai ada titik-titik air yang terkena ke kepala kami. Sayangnya bukan salju. 
Terlihat seperti salju sungguhan, padahal saljunya dari mesin pembuat salju.
Sepanjang perjalanan, tanda-tanda yang dipasang di sepanjang jalan adalah gambar beruang ataupun gambar rusa. Yang berarti di daerah ini, bisa saja tiba-tiba ada rusa ataupun beruang, karena daerah ini merupakan daerah mereka. Kata si tante, makanya kita harus balik sebelum gelap. Kalau gelap, jalan daerah begini lumayan tegang. Sambil mencari tempat makanan, karena semua tempat makan terdekat tutup, anak-anak sibuk nyemil. Sehabis bermain salju pasti jadi lapar. Kami menemukan Subway setelah kami melanjutkan perjalanan sekitar 45 menit. Subway merupakan favorit kami, sandwich yang panjang yang bisa diisi dengan berbagai macam isi sesuai yang kami mau. Saat kami keluar mobil, ada titik-titik putih yang jatuh ke kepala kami. Akhirnya kami bersentuhan dengan snow flurry, salju yang begitu tipis yang biasanya langsung mencair saat bersentuhan dengan tangan kita atau lantai. Tetapi karena kami menggunakan jaket winter yang gelap warnanya, jadi terlihat sekali warna putihnya. Kata si papa, bonus hari ini adalah melihat flurry
Salah satu tanda lalu lintas, yang artinya hewan tersebut suka melintas. 
Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan kami kembali ke tempat si tante. Anak-anak, dan orang tuanya, sungguh bersyukur si tante rela hati menyetir selama ini hanya untuk kami. Ternyata si kakak masih bertanya kenapa tidak ada salju yang asli. Rupanya dia tahu bahwa saat dia bermain salju semuanya itu salju buatan. Nanti ya kakak, kapan-kapan lagi :)

Tuesday, August 9, 2016

Berkunjung ke Istana Es

ICE Gaylord Harbor. Sumber foto: www.nationalharbor.com
Masih dalam rangka melihat kumpulan foto-foto liburan kami akhir tahun lalu, ada beberapa foto yang membuat saya ingin mendokumentasikan cerita perjalanan kami saat ke sana. Diawali karena salju yang tidak turun-turun, dan si tante menanyakan apakah kami mau untuk jalan-jalan ke National Harbor. Kami bertanya ada apakah di sana. Si tante berkata bahwa National Harbor merupakan salah satu pusat hiburan Maryland yang terletak di sepanjang tepi sungai Potomac. Di sana ada tempat makan, playground, Capital Wheel, dan atraksi lainnya. Dan saat natal ini di hotel Marriot diadakan pameran ukiran es, ICE.

Pameran ICE ini berada dalam suatu ruangan yang dijaga suhunya 9 Fahrenheit, yang kurang lebih sama dengan minus12.7 Celcius. Di dalam ruangan tersebut terdapat lebih dari 2 juta pound (lebih dari 907.184 kg) patung-patung es yang diukir dengan tangan dan 5 perosotan yang terbuat dari es. Tema dari pameran ini adalah serial televisi klasik, Santa Claus is Coming to Town, yang dibuat tahun 1970, yang sedang merayakan anniversary ke-45 nya. 

Setelah dipikir-pikir, akhirnya si papa berpikir boleh juga deh, sekalian jalan-jalan ke National Harbor. Kami memilih satu hari sebelum akhir tahun supaya tidak terlalu penuh, karena pameran berada di hotel Marriot dan kalau akhir tahun banyak yang menginap di sana. Menurut review yang ada, tetap googling dulu sebelum pergi, tempat di sana dingin sekali. Memang sih disediakan jaket winter, tetapi lebih baik membawa sarung tangan dan tutup kepala ataupun syal untuk menutupi hidung dan leher. Maka pergilah kami ke Costco, berburu sarung tangan yang waterproof untuk anak-anak. 

Keesokan harinya, kami pergi pagi-pagi supaya tidak terlalu siang sampai di Harbor. Saat kami pergi, cuaca saat itu sedang berkabut. Di sini, yang namanya berkabut itu betul-betul penuh kabut. Apalagi kami tinggal di kaki gunung. Untungnya si tante sudah ahli menyetir saat berkabut. Perjalanan pun terlihat gloomy. Saat itu suhu tidak terlalu dingin dan tidak terlalu berangin. Si oma juga ikut, tetapi tidak mau masuk ke dalam ICE. Alasannya dulu juga pernah lihat ukiran es buatan seniman dari Harbin. Pasti semua ukiran es pasti sama saja :D Jadi nanti si oma, bersama tante, akan jalan-jalan di dalam hotel saja katanya. 

Pagi yang berkabut.
Sepanjang perjalanan kami melalui suatu sungai, yaitu sungai Potomac. Sungai ini panjang sekali. Dan dari kejauhan kami melihat capital wheel. Yang berarti kami semakin mendekati National harbor. Dan begitu kami sampai di National Harbor, di sana cuaca sudah cerah dan berawan. Saya berkata kepada si tante Potomac ini kayak laut ya, besar banget. Pantaslah dijadikan pusat hiburan. Kami berjalan menuju hotel Marriot, dan mobil diparkir di tempat parkiran.

Capital Wheel dan refleksinya. So beautiful...
Big Christmas tree.
Hotel Marriot sudah dihias dengan aksesoris berbau natal. Ada playground juga untuk anak-anak. Dan katanya pada jam-jam tertentu akan ada salju buatan yang diturunkan dari atas. Kami segera menuju loket untuk membeli tiket. Saat membeli tiket, petugas yang ada memberitahukan bahwa berdasarkan jam yang ada, dalam 15 menit lagi, kloter pertama akan ditutup. Kami segera mencari kamar mandi, menambahkan lapisan baju yang ada. Kali ini anak-anak menggunakan enam lapis baju dan 4 lapis celana. Takut mereka kedinginan dan jadi masuk angin. Si oma sampai tertawa dan berkata kalau kami lebay. Untungnya si tante bilang memang harus begitu. Kami segera masuk ke area pemakaian jaket dan oma serta tante berputar-putar melihat sana sini. Petugas yang ada memberikan kami jaket dan meminta kami untuk keluar dari ruangan yang ada. Jaket yang diberikan cukup tebal dan besar. Bahkan untuk yang ukuran anak-anak pun, masih terlihat begitu besar saat dipakai adik.

Pameran es ternyata berada di luar gedung, tetapi di dalam container yang begitu besar. Kami cepat-cepat menggunakan topi dan sarung tangan. Syal diletakkan di leher anak-anak supaya tidak kedinginan. Saat kami masuk, anginnya sudah begitu dingin, tetapi masih dapat ditahan. Banyak sekali orang-orang lokal sana yang berpakaian lebih lengkap dari kami, termasuk menggunakan penutup hidung. Berarti kami tidak berlebihan, hehehe. Kami menyempatkan diri berfoto di depan, dan kali ini bisa berfoto dengan lengkap karena ada pengunjung lain yang dengan senang hati menawarkan diri untuk memfoto kami.
Masih bisa berfoto walaupun dinginnya luar biasa.
Mr. Postman, the narrator.
Cerita Santa Claus Is Coming to town berlokasi di Sombertown, kota yang gloomy di Jerman. Kota ini diperintah oleh Burgermeister yang jahat. Suatu hari, di depan pintu rumahnya ditemukan bayi dengan tag "Claus" dan ada tulisan bahwa Burgermeister diminta untuk membesarkan bayi ini. Burgermeister tidak mau dan menyuruh asistennya untuk memindahkan bayi ini ke rumah yatim piatu. Tetapi akhirnya angin meniupkan bayi ini dan meletakkan di rumah keluarga elf yang memberinya nama Kris. Setelah Kris tumbuh dewasa, Kris akhirnya membuat banyak mainan dan membagi-bagikannya kepada anak-anak. Burgermeister tidak suka dan menangkap Kris. Akhirnya Kris dibebaskan dan Kris memanjangkan jenggot untuk menyamarkan dirinya (inilah alasan Santa Claus punya jenggot) dan ia pergi ke North Pole untuk membuat mainan.
Burgermeister menyuruh prajurit membuang bayi Claus.
Keluarga Elf, pembuat mainan, membesarkan Kris.
Kris saat dewasa, mengantarkan mainan-mainan.
Patung Burgermeister.
Semua orang bermain dengan mainan buatan Kris.
Pengunjung di sini sangat banyak, dan rata-rata turis Asia dengan senang hati berfoto di depan patung-patung es yang berwarna-warni. Tentunya ini membuat macet. Kami memutuskan untuk memfoto yang ada, tanpa berfoto di depannya. Selain untuk mengurangi kemacetan, makin lama makin dingin. Hidung kakak dan adik keluar air karena dinginnya, dan pipi mereka sudah seperti kepiting rebus.
Lucu kan tupainya.
The reindeers. 
Kami menyempatkan diri untuk bermain perosotan yang terbuat dari es. Ada lima perosotan. Tiga untuk orang dewasa dan dua untuk anak-anak kecil dan orang tuanya. Antriannya lumayan panjang, tetapi bergerak dengan cepat. Saat tiba giliran kami, kami segera mencoba perosotan yang dingin ini. Untungnya jaket yang dipinjami panjang dan kami memakai celana waterproof, jadi tidak basah. Rasanya ingin mencoba sekali lagi, tetapi melihat antrian yang panjang dan adik yang semakin kedinginan, kami segera beranjak untuk masuk ke bagian pabrik mainannya Santa Claus.
Antrian menuju perosotan.
Adik saat bermain perosotan, seperti tenggelam di antara es. 
Kakak yang sudah sampai di bawah.
Di pabrik mainan ini banyak sekali ukiran-ukiran es yang berbentuk mainan. Sungguh hebat seniman-seniman dari Harbin ini, mereka bisa mengukir dengan begitu halus. Setelah melewati pabrik mainan, kami melihat ukiran crystal es yang seakan menceritakan kisah tiga orang Majus.
Kris menjadi Santa Claus dan pindah ke North Pole untuk membuat mainan.
Pabrik mainan Santa Claus
Si om sedang mengukir es.


Sang malaikat.
Tiga orang Majus.
Berfoto sebelum keluar, kembali ada oma bule yang mau memfoto kami. Pipi kami sudah memerah.
Mainan yang dibuat Kris, ukiran es di dekat pintu keluar.
Setelah ukiran kristal ini, kami akan sampai ke pintu keluar. Saat keluar dari area ini, rasanya udara di luar begitu hangat. Perbedaan suhu yang begitu tinggi membuat kacamata papa buram. Akhirnya kami berjalan pelan-pelan masuk ke dalam ruangan dan mengembalikan jaket. Sambil menunggu papa mengelap kacamatanya, kakak dan adik segera minum air. Sambil minum, kami mencoba membuat kesimpulan dari kunjungan kami di dalam dan mengingatkan Duo Lynns bahwa yang di dalam itu sebuah cerita dan tidak nyata. Christmas is not about Santa. Setelah itu kami berjalan ke luar melihat pameran gingerbread house dan carousel. 
Bahkan lensa kamera pun jadi buram saat keluar.
Lantai yang terkena lampu snowflakes.
Berfoto dengan kereta Santa.
Saat kami keluar, kami sempat berputar-putar di dalam hotel untuk melihat dekorasinya. Ternyata, terlalu lama di dalam membuat kami kelaparan. Akhirnya kami membeli french fries di salah satu toko yang ada. Lumayan deh untuk mengganjal lapar kami dalam perjalanan menuju tempat kami makan siang. Hmm....pengalaman yang tak terlupakan bagi kami.

Hang-on Christmas Tree.