Pages

Thursday, July 21, 2016

Tamasya di Aeon Mall dan Ikea

Seperti yang sudah disebutkan di post sebelumnya, libur lebaran merupakan saatnya kami menikmati jalanan yang lengang untuk berjalan-jalan di Jakarta dan sekitarnya. Dalam rangka menikmati jalanan yang lumayan sepi, kami memutuskan mengisi liburan kami dengan cara berjalan-jalan ke kota sekitar Jakarta, yaitu Tangerang. Eits, jangan tertawa dulu. Buat kami, jalan-jalan ke Tangerang itu hal yang wah loh. Hal yang dapat kami lakukan saat Jakarta sedang sepi. Kalau tidak, macetnya yang gak nahan. Sampai teman saya suka bilang, jangan lupa bawa passport kalau ke Tangerang (cukup lebay bukan). 

Tujuan kami adalah Aeon Mall di BSD City dan juga Ikea. Kenapa kami memilih tujuan tersebut? Alasannya simple, kami mau menikmati makan sushi di Aeon dan menikmati sale di Ikea (kebetulan quilt cover kami rusak, jadi kan harus diganti). Makan sushi di Aeon merupakan hal yang kami incar-incar. Sebelumnya kami pernah datang Minggu sore ke Aeon, dan saat kami tiba di Aeon, tempat makan sushi sudah penuh orang. Alhasil kami tidak jadi membeli sushi dan makan di ramen village. Maka kali ini, kami memutuskan untuk pergi pagi-pagi. Harapannya pas Aeon buka, kami pas di sana. Ditambah pula, mau ajak para senior jalan-jalan ke sana (momong senior ceritanya).

Di hari yang sudah ditentukan, Sabtu, kami berempat dan juga tiga sekawan (oma, opa, dan oma adiknya opa) dengan penuh semangat masuk ke dalam mobil. Di benak kami semua, hari ini kami mau brunch sushi. Puji Tuhan jalanan pun tidak macet. Kami sampai di Aeon sekitar pukul 10.10 (sebetulnya pukul 10.00, tetapi cari parkirnya yang ribet). Asumsinya kami datang pagi-pagi, pasti tidak ramai dong. Tetapi yang kami lihat banyak mobil di parkiran Aeon. Positive thinking, deh. Mungkin mereka beli lalu bawa pulang untuk makan. Setelah dapat parkir, kami mencari toilet terlebih dahulu. Untuk urusan fasilitas, Aeon Mall boleh dapat jempol deh. Toiletnya bukan cuma toilet untuk perempuan dan laki-laki. Di Aeon Mall ini terdapat toilet untuk keluarga yang pintunya pintu geser loh. Duo Lynns paling senang ke toilet ini, norak dengan pintu yang dapat bergeser sendiri =))

Setelah dari toilet, kami bergegas ke bawah menuju supermarketnya. Dan kami cukup terkejut karena semua meja sudah penuh. Melihat penampilannya, yang sedang makan kebanyakan orang kompleks sekitar Aeon. Melihat yang beli tidak separah waktu itu, dan waktu masih cukup panjang, maka kami langsung memilih makanan yang kami inginkan. Setelah membeli, oma melihat ada keluarga yang sepertinya sudah selesai makan. Maka oma pun bertanya apakah meja sebelahnya kosong. Mereka malah memberikan tempat duduk mereka kepada kami. Memang tepat waktu, pas mau makan pas ada tempat.
Sushi matang untuk oma (atas) dan sushi mentah untuk yang lain (bawah)
Yakitori (atas), Okonomiyaki (bawah)
French fries dan Burger pilihan oma
Bagi yang belum pernah ke Aeon, which is unlikely, makan sushi di Aeon termasuk murah. Tetapi washabi, kecap asin, sumpit, dan perlengkapan lainnya harus bayar. Jadi kami membawa alat makan sendiri dan juga washabi sendiri. Tetapi karena kami membeli paket sushi yang agak besar, maka kami mendapatkan washabi dari mereka. Jadi washabi yang kami bawa tidak terpakai. Duo Lynns sudah berkicau mau sushi yang ini, mau sate yang itu. Makannya pun cepat, sushi gitu loh. Saat kami sudah selesai makan, dan papa sedang membuang sampah bekas kami makan, ada satu keluarga yang bertanya apakah kami sudah selesai. Kami pun mempersilakan mereka untuk duduk.

Tujuan kami berikutnya adalah menikmati soft matcha ice cream. Rasanya datang ke Aeon tidaklah lengkap jika tidak makan ice cream. Kami pergi ke lantai dua untuk makan soft served ice cream. Sebetulnya di bawah juga ada, tetapi kalau mau sepi, disarankan ke lantai dua Aeon Department Store. Lantai dua merupakan lantai untuk perlengkapan anak-anak (baju, mainan, aksesories). Di lantai ini juga ada Kidzoona, playground yang dikhususkan untuk anak-anak. Di samping playground ini ada Sweets Corner yang menjual makanan dan minuman. Kami biasanya membeli ice cream cone di sini.
Di samping Sweets corner ada Playroom corner.
Makanan yang dijual di Sweets Corner.
Saat kami datang, ternyata es krimnya belum ready dan kami harus menunggu kurang lebih 30 menit lagi. Alhasil rombongan sirkus kami pun terbagi dua. Karena oma mau cari kotak di Daiso, maka papa, oma, dan oma adik opa pergi ke Daiso dulu. Sementara saya, Duo Lynns, dan opa tetap di sini. Opa memang tipe orang yang senang melihat cucu bermain. Buat opa, melihat cucunya bermain, walau belum tentu opa ikut bermain, adalah suatu hal yang menyenangkan. Anak-anak berdiri di luar Kidzoona, melihat permainan yang ada di Kidzoona. Kidzoona hari ini ramai sekali. Weekend dan liburan pula. Kakak pun ingat bahwa mereka pernah main di sini bersama dengan sahabatnya yang tinggal di Surabaya. Dia pun berkata lain kali ke sini bareng mereka, saat Kidzoona tidak begitu ramai.
Kidzoona di Aeon Mall
Kakak yang mengeluarkan perlengkapannya setelah sudah bosan melihat-lihat.
Akhirnya ice cream yang ditunggu-tunggu sudah siap. Mereka segera duduk manis sambil menunggu mamanya membeli ice cream. Karena mereka tidak ada yang sakit, maka satu ice cream berdua. Besar banget sih ice creamnya. Kalau satu orang sendiri, bisa-bisa ice cream sudah lumer sebelum habis dimakan.

 
Kiri: Vanilla Matcha Ice Cream, Kanan: Matcha Ice Cream.
Tak lama kemudian, papa dan oma-oma tiba dengan belanjaan mereka. Giliran kloter kedua yang membeli ice cream. Biasanya saya dan suami selalu membeli yang green tea. Tetapi kali ini kami mencoba vanilla matcha. Rasa matcha yang tidak begitu manis tertutupi dengan vanilla yang manis. Not bad. Tetapi kami tetap lebih suka yang matcha saja. 

Sambil menunggu, bergaya dengan meminjam peralatan di sana. Irit kan:D
Selesai makan ice cream kami menuju ke Ikea. Berhubung kami agak udik jarang bermain di daerah Tangerang, jadi kami mengandalkan GPS. Dan karena salah belok, jadi sedikit melanglang buana di Tangerang. Untungnya, selalu ada untung bukan, jalanan sepi dan tidak macet. Akhirnya kami tiba juga di Ikea. Walaupun Lebaran membuat jalanan sepi, namun tidak demikian dengan mall dan Ikea. Macetnya pindah ke sini. Di luar Ikea saja sudah ada mobil yang berbaris sampai dua barisan. Berarti kemungkinan besar di dalam tidak ada parkiran. Akhirnya papa menurunkan kami semua di lobby dan papa mencoba mencari parkir. 

Saat kami masuk ke dalam, Ikea dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian dari mereka bahkan duduk di area display sambil makan. Di area ini terdapat playground yang disediakan oleh Ikea untuk anak-anak yang tingginya antara 100 cm dan 130 cm dan dapat ditinggal sendiri. Namanya adalah Smaland yang artinya adalah hutan ajaib. Walau Duo Lynns sudah mencapai tinggi yang disarankan, tapi mereka selalu mau ikut mama papanya berkeliling di dalam. Tujuannya sudah jelas, mau main di children's section atau kid's room
Ramainya orang di Ikea, bahkan sampai makan di area display

Smaland, playground bertema hutan ajaib.
Akhirnya papa datang juga. Ternyata di dalam masih ada parkiran. Kuncinya sabar saja berkeliling di dalam sana, pasti dapat. Kami segera naik ke atas untuk mulai melihat-lihat. Di atas ternyata lebih seperti pepes ikan. Bahkan pihak Ikea berkali-kali mengingatkan agar orang tua yang membawa anak memegang anaknya supaya tidak hilang. Ini pertama kalinya kami mengunjungi Ikea saat weekend, biasanya weekdays dan pagi hari, dan kami memutuskan memang lain kali datanglah di hari biasa saja. 

Yang tidak tahannya adalah saat menggunakan kamar mandi. Sudah antrinya yang panjang, baunya pun sudah tercium dari luar kamar mandi. Wah, luar biasa deh pokoknya.  Di section anak pun dipenuhi oleh banyak anak kecil dengan umur yang bervariasi. Duo Lynns bermain sebentar dengan mainan yang ada. Di sana sini terdengar tangisan anak yang mau beli ini, beli itu tetapi tidak diberikan ijin orang tuanya. Sisi positifnya, berarti banyak orang tua yang membawa anaknya untuk jalan-jalan, tidak ditinggalkan di rumah begitu saja. 
Adik berpose dengan Chubby di section Kid's Room.
Selesai bermain sebentar, kami beranjak ke bawah. Oma, adiknya opa, mencari injakan kaki yang lumayan tinggi. Kami juga mencari quilt cover yang kami mau. Setelah lengkap barang-barang yang ingin kami beli, kami bergegas menuju kasir. 

Kasirnya pun penuh lautan orang yang belanjaannya banyak dan besar-besar. Mumpung Ikea lagi sale dan habis dapat THR ya, bapak ibu. Tetapi antrian yang panjang itu dapat bergerak dengan cepat. Para senior pun memutuskan untuk antri beli burger di kantin cepat saji Ikea. 

Atas: antrian untuk beli burger dan makanan lainnya. Bawah: antrian untuk bayar di kasir.
Kantin ini menyediakan snack seperti hotdog, roti goreng, ice cream, dan minuman seperti minuman soda dan kopi atau teh. Harganya pun termasuk murah. Hot dog-nya hanya Rp 8.000,00. Roti gorengnya Rp 5.000,00 per buah tetapi jika membeli enam buah jadi Rp 25.000,00. Good deal untuk kami yang beramai-ramai. Rasanya pun lumayan. Setidaknya bisa mengisi perut kami saat perjalanan pulang. 

Setelah semuanya selesai, dan sempat bertemu dengan teman kami yang membawa anak-anaknya jalan-jalan ke sini, kami pun bersiap untuk pulang. Saat di jalan, sambil mengisi perut dengan hotdog dan roti goreng, anak-anak bercerita mereka senang dengan jalan-jalan hari ini. Para senior pun senang. Walaupun tema jalan-jalan hari ini adalah lautan manusia di dalam Aeon dan Ikea, namun ternyata masih dapat dinikmati oleh para senior dan anak-anak :)


Wednesday, July 13, 2016

Dessert Time di Hello Kitty Cafe PIK



Hello Kitty Cafe
Libur Lebaran merupakan libur yang paling menyenangkan untuk orang-orang yang tidak mudik. Betapa tidak, jalanan di Jakarta begitu lengang dan tanpa macet. Bagi kami, ini kesempatan untuk kami jalan-jalan ke tempat yang agak jauh.

Kali ini, kami bermain ke Hello Kitty Cafe di Pantai Indah Kapuk. Duo Lynns dan temannya, K, mau hang out ceritanya. Nah, karena daerah PIK merupakan daerah yang jarang kami kunjungi, maka sebelum ke sana, saya coba cari tahu mengenai Cafe ini.

Hello Kitty Cafe terletak di ruko Crown Golf, PIK. Posisinya ada diatas restoran jepang Tsubohachi, satu deretan dengan Tim Ho Wan, Bornga, Ikkudo Ichi. Katanya sih cafe ini baru dibuka pertengahan Mei kemarin, dan katanya resmi dari Sanrio. Dan ternyata, di daerah PIK ada juga cafe berbau Kitty yang namanya Kitty's Corner Cafe. Yang satu ini ada di ruko metro Broadway. Selain menjual makanan, cafe ini juga menjual perlengkapan dan aksesoris bermotif Kitty. Katanya lagi, yang punya Kitty's Corner Cafe ini punya rumah Hello Kitty yang semuanya pink juga. Jadi, ada dua pilihan bagi Kitty mania. Untuk kami, kali ini tujuan kami adalah HK Cafe.

Dari review di Facebook, banyak yang bilang tempat ini dekorasinya bagus, untuk rasa makanan biasa saja. Jadi kami sudah mempersiapkan mental supaya tidak terlalu kecewa. Dan berbekal pengalaman kami di HK Cafe Hongdae yang mensyaratkan satu orang harus satu menu, saya mencoba menelpon ke cafe untuk menanyakan apakah ada ketentuan khusus. Penerima telepon mengatakan bahwa setiap orang wajib memesan 1 minuman, bahkan untuk anak umur 3 tahun. Kemudian waktu berkunjung dibatasi hingga 1,5 jam.  Hmm.... Satu gelas untuk si kecil, bisa kenyang minum deh. Dan dengan waktu yang hanya 1,5 jam, jangan harap untuk makan berat di sana dengan anak-anak. Apalagi kalau si kecil makannya lama.

Karena HK Cafe buka jam 11 dan bapak-bapak masih harus kerja di siang harinya, maka kami memutuskan untuk brunch. Jadinya di HK Cafe tinggal makan dessert. Kami brunch dulu di Tim Ho Wan, karena THW buka dari jam 08.00 pagi. Bagi kami yang penggemar dimsum, THW lumayan mengecewakan. Ekspektasi rasa dan harga makanan berbanding terbalik. Pork bun-nya memang cukup unik karena dibuat menjadi crispy. Tetapi lucunya, banyak keluarga yang mau ke HK Cafe mampir di sini dulu sebelum ke HK Cafe. Saat kami datang, ada keluarga yang makan di sini dan berkata kepada anak-anaknya untuk makan yang cepat baru setelah itu ke HK Cafe. Rasanya THW menjadi pilihan banyak orang karena jam bukanya. Memang restoran yang menjual dimsum biasa buka dari pagi.

Selesai makan, kami bergegas ke HK Cafe. Ada tiga anak perempuan yang dengan semangat berjalan sambil bergandengan tangan menuju HK Cafe. Sampai di sana, ada seorang petugas yang menunggu. Mbak ini berkata bahwa untuk masuk ke Cafe, sekarang waiting list. Dia bertanya, apakah kami bersedia menunggu. Tentu saja kami menjawab ya, sambil saling berpandangan. Kami sedikit heran, jam 11.15 sudah waiting list. Seramai itukah cafe ini. Lalu si mbak menjelaskan aturan main yang ada, seperti saat saya menelpon ke sini kemarin. Tak lama kemudian satu karyawan datang dan mengatakan bahwa sudah ada tempatnya, tetapi tidak bisa jadi satu meja. Harus dipisah. Dan meja di sana tidak boleh digeser-geser. Untuk nilai estetika mungkin. Kami tidak keberatan sih, yang penting dapat duduk. Mereka mengantar kami ke atas. 
Adik berpose konyol dengan Kitty.
Kitty yang mengintip dari jendela
Sampai di atas, ternyata masih banyak bangku kosong. Mungkin tadi maksudnya mau dicarikan tempat dulu, bukan waiting list kali ya. Kami juga bertemu dengan keluarga yang tadi makan di Tim Ho Wan juga, tetapi tanpa papanya. Buat saya, yang bukan Hello Kitty mania, dekorasi cafe ini terlihat bagus dekorasinya. Perpaduan warna pastelnya terlihat manis. Bahkan ubinnya juga ada motif Kitty. Duo Lynns sempat bertanya apakah ada kamar kitty seperti yang di Korea. Di sini hanya Cafe, nak :) 
Kiri Atas: Lantai dengan motif Kitty. Kiri bawah: Bantal bangku dengan cover Kitty.
Kanan: meja dengan ukiran Kitty.
Dekorasi yang unik.
Dekorasi di tembok.
Kami menggunakan dua buah meja berbeda yang berdekatan. Setelah anak-anak duduk, kami pun memesan makanan. Dari menu yang diberikan, hampir makanan yang ada di sini itu manis-manis. Memang lebih cocok untuk dessert time sih. Saya mencoba mencari yang tidak manis, dan akhirnya memesan french fries with baconSi papa mencoba mencari kue yang berbentuk kepala Kitty, tetapi rasanya tidak ada. Tak lama kemudian, pesanan kami datang. Hmm... Untuk urusan penyajian, penampakan makanannya terlihat bagus, walau tidak sebagus yang saya lihat di blog-blog yang diundang saat pertama kali kafe ini dibuka. Mungkin ini wajah aslinya, bukan rekayasa:) Kuenya tidak betul-betul berbentuk Kitty, tetapi tetap ada tempelan atau alat makan yang berbentuk Kitty dan pitanya. Sedangkan kopinya, di bagian luar gelas terlihat bekas tuangan kopi yang tidak dibersihkan. Agak geli juga lihatnya, mungkin mereka tidak melihat sisi yang sebelah situ. Bagaimana dengan rasanya? 
Rasa cake lumayan enak, walau harganya ternyata mahal. Lucu kan muka Kitty dari green tea powder :)
Atas: Hot tea rasa Rose Vanilla. Bawah: French fries with bacon. Tempat saosnya berbentuk pita.
Waffle dengan nuttela dan blueberry (atas) dan Waffle dengan madu dan pisang (bawah)
Rasanya sih not bad, tapi dibilang enak sekali juga tidak. Lumayan muanis malah. Apalagi kalau sudah mencoba makanan di HK Cafe Korea, rasanya rasa yang di sini jadi biasa saja. Tapi namanya rasa itu selera ya, tergantung lidah orang. 
Cake yang ada di display.
Bagaimana dengan pelayanannya? Seperi kata banyak orang, semua serba slow dan kurang ramah sih. Padahal waktu kami datang, belum begitu ramai. Sistem di sini adalah kita memesan, lalu pelayan akan membawakan makanan kita. Bukan sistem pager. Jadinya kalau yang pesan sedang banyak, bisa dimaklumi sih kalau mereka lama dalam hal pelayanannya (apalagi kalau geraknya so slow).

Untuk urusan harga, kami terkaget-kaget saat melihat harga makanan. Dengan porsi dan rasa, harga yang dibayarkan terlalu mahal memang, dan rasa biasa saja. Jadi memang faktor dekorasi saja yang membuat banyak orang datang ke sini. 
Dekorasi untuk kamar mandi
Dekorasi di kamar mandi.
Secara keseluruhan, HK cafe PIK mempunyai dekorasi yang bagus dan peralatan yang digunakan pun lucu-lucu. Sedang untuk bentuk kue dan rasa ya biasa-biasa saja. Tetapi bagi anak-anak, yang penting adalah kebersamaan dengan keluarga dan teman bukan? 

Hello Kitty Cafe.
Ruko Crown Golf block D no 29-30
Bukit Golf Mediterania, Pantai Indah Kapuk.
Telp: 021-22512383.
Jam buka: 11.00 - 21.00

Sunday, July 3, 2016

Seoul di bulan Januari

Dalam perjalanan pulang kami dari liburan di rumah keluarga tantenya Duo Lynns di negeri Paman Sam, kami transit di Incheon lagi selama 23 jam. Karena hampir 1 hari, kami memutuskan untuk menginap di downtown untuk melihat Seoul di bulan Januari, sekaligus membeli oleh-oleh untuk keluarga di Jakarta. Kami mendarat di Incheon pukul 16.30. Saat kami mendarat, kami diberi tahu oleh pramugari bahwa suhu di Incheon cukup rendah. Kami pun menyiapkan perlengkapan musim dingin kami di tempat yang mudah terjangkau. 

Kembali kami harus melewati imigrasi terlebih dahulu. Kali ini hampir semua petugas bagian imigrasi wajahnya ditekuk. Ternyata karena orang-orang sebelum kami bermasalah dan berteriak-teriak menghina petugas imigrasi. Mereka adalah turis dari Mainland, berdasarkan logat yang kami dengar, dan karena kesalnya, salah seorang petugas perempuan (masih muda) menjawab dalam bahasa Mandarin yang lancar. Dia meminta turis tadi untuk lebih sopan sedikit. Saat kami menunjukkan visa Paman Sam, bukti tiket untuk besok dan juga bukti penginapan, petugas yang ada langsung memberi cap di passport kami. Lalu kami dipersilakan untuk melalui bagian imigrasi. 

Kali ini, karena kami transit tanpa mengeluarkan bagasi, kami langsung berjalan menuju transportation center untuk menaiki Arex. Since kami tidak membawa apapun, maka kami naik Arex all stop menuju stasiun Seoul. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul lima lebih dan langit mulai gelap. Saat di dalam Arex, oma berkata ternyata tidak sedingin yang dikatakan pramugari ya. Saya langsung menjawab kita memang tidak kedinginan di dalam kereta karena ada heater dan kursinya pun dihangatkan. Dan saat ada penumpang yang naik di stasiun pertama yang kami lewati, saya segera memberi tahu si oma. Penumpang ini menggunakan baju lengkap tertutup dari atas sampai kaki dan terlihat perlengkapan yang digunakannya tebal sekali. Lalu oma berkata berarti di luar dingin ya :D 

Perjalanan dari Incheon menuju stasiun Seoul ditempuh dalam waktu 56 menit. Sesampainya di stasiun Seoul, karena sudah pernah lewat sini, kami segera berjalan menuju line 4. Kami menginap di hotel Oriental Myeongdong. Dengan demikian, tujuan kami adalah stasiun Myeongdong dan kami keluar dari exit 4. Walaupun Myeongdong adalah stasiun yang cukup banyak dikunjungi, rasanya saya tidak menjumpai eskalator ataupun lift di setiap exit di stasiun Myeongdong. Jadi kembali kami menaiki tangga. Saat menuju exit, di dalam underground-nya, banyak sekali barang-barang pernak-pernik yang dijual di Myeongdong. Harganya murah-murah loh. Jadi buat yang suka shopping, boleh mampir ke underground market-nya. Di perjalanan menuju hotel, kami mampir dulu ke CU (family mart) untuk membeli makanan buat oma. Oma tidak mau ikut jalan lagi, jadi kami membeli makanan Korea yang siap saji untuk oma. Setelah itu kami langsung menuju ke hotel. 

Hotel New Oriental Myeongdong sebetulnya hotel lama yang baru direnovasi. Kalau menurut review yang saya baca sebelum membooking hotel, hotel ini dulu tidak begitu bagus. Banyak yang komplain saluran air dan pembuangan di hotel ini sangat tidak bagus. Tetapi setelah direnovasi, review untuk hotel ini langsung bagus. Apalagi saat kami membooking, lagi ada promo yang membuat biaya menginap jadi lebih murah. Dan di hotel ini ada kamar yang bisa menampung 3 orang dewasa (1 double bed dan 1 single bed). Jadi kami memutuskan untuk menginap di sini. Oya, dari hotel ini, kita dapat melihat Namsan Tower juga loh. Jadinya mintalah kamar yang menghadap ke N Seoul Tower. Hotel ini mempunyai rooftop garden yang view-nya menuju N Seoul Tower.

Setelah meletakkan barang-barang, memastikan oma aman dan nyaman di dalam kamar, kami kembali mengenakan perlengkapan dan berjalan kembali. Tujuan kami adalah membuat anak-anak menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan (sehingga saat kembali ke hotel nanti bisa langsung tidur dengan pulas) sekaligus makan malam di Yoogane Myeongdong. Saat terakhir kali kami mengunjungi Myeongdong, kami tidak sengaja melewati Yoogane yang belum tertulis di peta Myeongdong yang kami dapatkan. Posisinya lebih dekat dibandingkan Yoogane cabang utama yang berada di dekat Myeongdong Kyoja. Kami berjalan menuju perempatan Shinsegae. Udaranya bukan main dingin, tetapi melihat dekorasi natal di depan Shinsegae membuat rasa dingin itu sedikit berkurang. Kami berjalan secepat mungkin menuju Yoogane. Adik yang kedinginan, dan sudah mulai teler, tidak mau berjalan. Akhirnya saya menggendong dia sampai di dekat Yoogane.

Yoogane ini terletak di antara deretan toko-toko kosmetik di jalan Myeongdong 8ga-gil. Lambang khas Yoogane akan menjadi petunjuk yang mudah untuk menemukannya. Yoogane adalah restoran dakgalbi yang terkenal dengan bokkeumbap atau nasi gorengnya. Dakgalbi adalah ayam yang dipotong kecil-kecil dan ditumis dengan bumbu gochujang (pasta cabai merah). Ayam tersebut ditumis dengan kol, bawang bombai dan daun bawang. Sebetulnya galbi artinya rib atau iga yang direndam bumbu, tapi untuk ayam ini tidak ada iganya. Bahan-bahan lain yang biasa bisa dimasukkan dan dimasak bersama dakgalbi adalah nasi, tteokbokki, ubi, mie dan sebagainya. Namanya pakai gochujang, pastilah pedas. Bisa juga diberikan mozzarella cheese untuk mengurangi rasa pedas. Atau pesan dakbulgogi, ayam yang dimasak dengan bumbu bulgogi. Kami pernah mencoba makan di Yoogane Citywalk Sudirman. Tetapi pelayanannya kurang memuaskan. Jadi penasaran untuk mencoba di negeri asalnya. 
Tampang teler Duo Lynns dengan celemek Yoogane.
Saat kami masuk ke dalam restorannya, sepanjang mata memandang rata-rata yang makan di situ adalah anak-anak muda yang baru pulang kerja. Kami dipersilakan untuk duduk dan diberikan menu. Kebijakannya adalah tidak boleh memesan satu menu untuk berdua. Jadi minimal dua porsi untuk minimal dua orang. Maksud hati ingin memesan bulgogi fried rice yang tidak pedas, tetapi papa salah menunjuk. Papa menunjuk dakgalbi fried rice yang pedas. Oya, di sini juga bisa ditambahi toping lainnya loh. Kami menambahkan combination dokboki (tulisannya begitu ya) dan mozzarella cheese. Combination dokboki berisi tiga macam dokboki, yaitu original, sweet potato, dan keju. Kalau di Indonesia hanya ada original saja. Selesai memesan, kami diminta membayar terlebih dahulu. 
Menu di Yoogane. Sumber foto: theseoulguide.com
Ciri khas yoogane adalah pelayan di sana akan memasak di depan kita. Karena ada anak-anak, mereka memilih untuk memasak di meja sebelah kami. Sambil menunggu, kami mengambil berbagai macam banchan yang disediakan di corner khusus. Ada kuah kimchi dingin juga loh, kuahnya seperti kuah asinan bogor tetapi rasanya lebih soft. Banchan ini free refil, bisa diambil sepuasnya. 

Setelah matang, pelayannya memindahkan pesanan kami ke meja kami. Barulah kami sadar bahwa kami salah memesan. Maka kami memesan kembali dakbulgogi fried rice. Jadi total yang kami pesan adalah 2 porsi dakgalbi fried rice (plus tambahan combination dokboki dan mozzarella) dan 2 porsi dakbulgogi fried rice. Bagaimanakah perbandingan rasanya dengan yang di Indonesia? Tentu saja yang di sini jauh lebih enak. Selain bahan tambahannya yang bermacam-macam, tersedia juga banchan yang free refill, plus udara dingin yang membuat makan jadi jauh lebih enak. Berhubung tidak habis, porsinya besar sekali, kami meminta pelayannya untuk membungkus sisanya.

Bagi yang mau mengunjungi Yoogane di Seoul, Yoogane lumayan tersebar dimana-mana dan merupakan alternatif favorit bagi para turis yang mencari makanan halal. Cukup cari lambang seperti di bawah, lalu masuk ke dalam restorannya. Jangan lupa meminta menu dengan bahasa Inggris ya.
Lambang Yoogane. Sumber foto: Yoogane.co.kr
Awalnya kami berpikir untuk melihat Cheonggyecheon di malam hari, karena suhu yang begitu dingin, dan kami sudah begitu mengantuk, kami berpikir untuk kembali ke hotel. Untuk mengurangi kedinginan yang ada, maka kami masuk ke dalam Hoehyoen underground shopping center. Pusat perbelanjaan bawah tanah merupakan hal yang biasa di Seoul. Tujuannya mungkin untuk mempermudah pejalan kaki di musim dingin dan membuat jalanan bawah tanah lebih hidup.Hoehyeon underground shopping center terkenal sebagai tempat jual koin kuno atau mata uang edisi lawas. Memang sebelum ke Seoul, saya sudah mencari gambar tentang Hoehyoen. Siapa tahu dapat digunakan. Dan ternyata memang berguna. 
Denah exit Hoehyeon Underground Shopping Center. Sumber: google.
Tiba-tiba si adik berkata kalau dia mau ke toilet. Kami mencoba meminta adik untuk menahan sampai kami tiba di hotel. Tetapi adik bilang tidak bisa tahan (dengan ekspresi panik). Beruntunglah di underground shopping center ada toilet. Saya sudah males rasanya ke toilet umum, terbayang toilet di Indonesia yang biasanya kurang sedap dipandang. Tetapi, toilet di sini bersih dan ada toilet khusus anak-anak. Saya cukup terkagum-kagum melihat fasilitas untuk anak-anak di sini. Setelah selesai, kami segera jalan dan kembali ke hotel. 

Saat kami tiba di kamar, oma sudah bersiap-siap untuk tidur. Saya mencoba melihat N Seoul Tower dari jendela, lampunya berwarna biru. Berdasarkan info yang pernah saya baca, warna lampu N Seoul Tower ada artinya loh. Kalau biru berarti udaranya lagi bersih. Berarti masyarakat disarankan berjalan-jalan. Tapi mengingat dingin dan masih jetlag, kami memilih untuk berada dibalik selimut. Anak-anak cepat sekali tertidur. Tujuan kami berhasil. Harapannya anak-anak akan terbangun jam 6 pagi. Kami pun segera merebahkan diri dan tidur. 

Kami terbangun karena kakak dan adik membangunkan kami. Dan ternyata....baru jam 3 pagi. Yang artinya, mereka jetlag. Mereka sibuk main ini itu, dan rasanya kami pun jetlag. Kami juga langsung segar dan lapar. Beruntunglah kami mempunyai snack dan sisa makanan semalam. 

Sambil menunggu pagi, kami membereskan barang, sementara Duo Lynns sibuk menggambar. Setelah itu, saya menggunakan perlengkapan untuk pergi membeli sarapan. Rencananya, sarapan pagi ini adalah makan gimbap di gimbap heaven. Oma pun pergi bersama saya sementara papa dan anak-anak menonton TV. 

Gimbap (gim = kim = rumput laut, bap = nasi) merupakan makanan khas masyarakat Korea terdiri dari nasi dan bahan-bahan yang lain yang digulung dengan rumput laut. Dengan kata lain, gimbap mirip dengan sushi. Bedanya, kalau sushi nasinya diberi vinegar atau mirin, sedang nasi di gimbap diberi minyak wijen dan garam. Isi gimbap lebih sederhana dibanding sushi, dan lebih banyak sayurnya. Biasanya gimbap dimakan saat sedang pergi-pergi atau piknik. Saya sendiri suka membuat ini di rumah, sesuai request kakak, tetapi mencoba yang asli di negara asalnya tentuk lebih menarik.

Di Korea sendiri banyak yang menjual gimbap. Salah satunya adalah Gimbap Heaven (gimbap cheonguk). Restoran ini tersebar dimana-mana dan biasanya buka 24 jam. Yang dijual tentu saja bukan hanya gimbap, tetapi juga ada mie, nasi, sup, dan sebagainya. Dan bagi para backpackers, Gimbap Heaven merupakan penolong mereka, karena makanan yang dijual sangat murah. Saat kami masuk, ahjumma di situ menyambut dengan ramah dan memberikan menu. Di menunya terdapat gambar dan tulisan dalam bahasa Inggris. Kami memesan gimbap dengan ham, gimbap kimchi, dan gimbap keju. Satu porsi cukup besar dan harganya hanya 2.500 won. Di sana pun banyak yang duduk dan memesan makanan. Masyarakat setempat rasanya. Selesai membeli, kami berjalan kembali ke hotel. Walaupun matahari belum terlihat, tetapi sudah banyak orang yang bersiap-siap pergi ke kantor. Hampir semua yang berjalan membawa tentengan bekal untuk sarapan.
N Seoul Tower di pagi hari.
Kami kembali ke kamar dan segera menghabiskan makan pagi kami. Rencananya pagi ini kami mau ke rooftop untuk berfoto, kemudian check out dan pergi ke Namdaemun Market untuk membeli suvenir. Rooftop di hotel New Oriental terletak di paling atas. Dan untuk mencapai ke sana, kami harus naik tangga. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di atas sana. Restoran yang ada di atas pun menuliskan bahwa mereka tutup selama musim dingin. Wajar sih. Dengan cuaca yang begitu dingin, orang-orang pasti akan memilih untuk makan di dalam ruangan yang hangat. Setelah berfoto, kami segera turun untuk mengambil barang kami. Sementara papa mengurus untuk check out, kami mencari toilet dekat resepsionis. Daripada di jalan kepingin ke toilet. Setelah selesai, kami berjalan menuju Namdaemun market.

Dari hotel kami, untuk menuju Namdaemun market tidaklah jauh. Dan kami pun berbekal peta Namdaemun market yang sudah saya simpan di handphone. Namdaemun market merupakan pasar terbesar di Korea dengan berbagai macam barang. Hampir semua barang ada di sini. Dari baju sampai makanan, perabotan rumah tangga, jam, kamera, dan sebagainya. Sistemnya semakin banyak kita membeli, semakin murah. Dan banyak yang bilang, berbelanja di dalam gedung (katanya gedung D), jauh lebih murah daripada berbelanja di abang-abang yang ada gang-gang. Di sini banyak ahjumma yang duduk dan menawarkan uang untuk ditukar. Katanya rate di sini bagus sekali, cuma ya sabar-sabar untuk menghadapi ahjumma yang suaranya besar dan agak galak.
Peta Namdaemun market. Sumber foto cavinteo.blogspot.com
Namdaemun (nam = selatan, dae = besar, mun = pintu) market dapat diterjemahkan sebagai pasar yang berada di dekat pintu gerbang selatan. Sepertinya zaman dahulu, pasar berada di dekat pintu gerbang. (Dongdaemun = pintu gerbang timur). Bagi yang senang berbelanja, tempat ini mungkin lebih enak dan lebih murah dibanding Dongdaemun market. Apalagi di pasar ini tempat belanjanya dikelompokkan berdasarkan jenis barang yang dijual. Saya sarankan sebaiknya membuka dahulu website resminya untuk melihat lebih jelas. Bagi yang tidak suka belanja pun, di sini banyak makanan yang dapat dicoba.
Denah di dalam Namdaemun Market. sumber foto:namdaemunmarket.co.kr
Kami memotong jalan untuk menyeberang, melewati Hoehyeon underground lagi. Dan saat kami sampai di area Namdaemun market, kami terbengong-bengong. Luas sekali dan rasanya langsung pusing. Maklum, saya bukan tipe orang yang suka belanja. Akhirnya, daripada habis waktu mencari barang, kami memutuskan masuk lagi ke underground dan mencoba mencari suvenir di Myeongdong.

Saat kami berjalan di dalam underground, ternyata banyak juga yang menjual suvenir yang bagus-bagus. Suvenir di tempat ini merupakan suvenir handmade, yang sangat otentik, dan juga suvenir umum seperti gantungan kunci, kipas, dan sebagainya. Kami mencoba bertanya kepada penjualnya. Dan harganya termasuk murah loh, dibanding dengan Myeongdong. Akhirnya kami membeli beberapa suvenir di toko ini. Penjualnya adalah seorang ibu dan anaknya. Mereka sibuk menunjuk Duo Lynns sambil senyum-senyum. Saat kami mau beranjak, si ibu tersebut memberikan dua gantungan handphone kepada Duo Lynns. Anak-anak tersenyum senang dan berkata gamsahamnida.

Kami melanjutkan perjalanan kami menuju stasiun Myeongdong. Exit yang terdekat adalah exit dekat Uniqlo, yaitu exit 6. Saat kami melewati Uniqlo, di depannya ada banyak kaos kaki yang lucu-lucu. Alhasil, kami membeli lagi kaos kaki ini untuk anak-anak kecil.

Tujuan kami berikutnya adalah Lotte Mart lagi. Kali ini oma yang kepengen beli rumput laut dan cemilan-cemilan lainnya. Berhubung kami sudah pernah mengunjunginya, maka perjalanan menuju Lotte tidak terlalu membingungkan. Walau demikian, jalan yang naik turun cukup membuat oma lelah.

Begitu kami sampai di Lotte Mart, kami mencari locker untuk meletakkan barang kami. Locker di situ gratis, dengan catatan tidak lebih dari 2 jam. Hal yang harus dilakukan adalah registrasi melalui mesin yang disediakan, lalu kita bisa memilih jenis locker yang diinginkan. Setelah itu locker yang kita inginkan akan terbuka. Tinggal masukkan barang kita dan tutup kembali. Maka locker akan terkunci otomatis. Mudah bukan? Kami norak saat menutup locker tersebut. 

Belanjaan yang kami beli hampir sama seperti belanjaan kami yang kemarin. Masih seputar rumput laut, crackers tteokbokki, buckwheat tea (karena brown rice green tea sudah tidak ada promo), dan honey tong tong. Oma malah lebih seru lagi belanjanya. Selesai belanja kami memindahkan barang-barang tersebut ke dalam tas kami. Sementara papa mengklaim untuk tax refund, saya mengambil tas di locker. Setelah itu kami bergegas kembali ke stasiun Seoul untuk makan siang. 

Stasiun Seoul merupakan stasiun yang sangat besar dan ramai. Hal ini wajar karena stasiun ini merupakan stasiun untuk dalam kota dan luar kota. Karena itu, banyak juga outlet dan restoran-restoran. Kami memilih makanan cepat saji. Di situ terdapat Lotteria dan McDonald. Posisinya saling berdampingan. Pilihan jatuh pada McDonald, karena Lotteria sudah kami kunjungi sebelumnya.

Siang itu, McDonald penuh dengan orang, dan kami bersyukur masih tersisa tempat untuk kami. Padahal belum jam makan siang loh. Kami makan secepat mungkin. Saat kami makan, banyak sekali tentara di sekitar kami. Melihat perawakan mereka, mereka seperti sedang mengikuti wajib militer. Sesudah merapikan meja dan membuang bekas makanan kami, kami segera beranjak. 

Untuk menuju line khusus Arex, kami mengikuti petunjuk yang ada. Setelah kami duduk di dalam arex all stop, adik mulai tertidur. Oma dan papa juga tertidur. Saya berusaha untuk tidak tidur, takut kebablasan tidur. Kami memang jetlag. Jadi siang hari terasa begitu mengantuk. Tak berapa lama kemudian kami tiba di Incheon airport. Kami segera masuk ke bagian imigrasi dan kali ini kami sempat mengurus tax refund. Lumayan deh, setidaknya ada potongan. Hehehe.

Berakhirlah petualangan kami di negeri ginseng. Jauh di dalam hati, pengen lagi deh main ke sana. Bahkan saat menulis kisah kami selama di Seoul, Duo Lynns bertanya kapan main ke sana lagi. Mereka menikmati jalan-jalan di Seoul. Kami berangan-angan kalau datang lagi ingin rasanya meluangkan waktu minimal seminggu, biar puas jalan-jalannya. (Amin!!!)

Sekilas Informasi
Hotel New Oriental Myeongdong
Website: http://orientalmyeongdong.com:4445/html/about/about_hotel.asp

Yoogane Myeongdong
Website: http://yoogane.co.kr/new/
Jam buka:  10.00 - 01.00 (cabang utama), 10.45 - 12.00 (cabang kedua)
Cara menuju ke sana:
- Stasiun Myeongdong exit 8, kemudian belok kiri dan berjalan lurus sampai melihat lambang Yoogane.

Namdaemun Market
Website: http://www.namdaemunmarket.co.kr/english/
Jam buka: 22.30 - 16.00. (ada yang sampai malam lagi)

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.