Pages

Monday, October 3, 2016

Bandung Science Center



Setelah kemarin kami menikmati liburan kami di Parahyangan Residence, karena adik tidak enak badan, hari ini kami berencana mengunjungi Bandung Science Center. Tujuannya adalah selain dekat dengan tempat kami menginap, sepertinya tempat ini cukup menarik untuk anak-anak. 

Sayangnya, saat bangun di pagi hari, adik terlihat lemas lagi. Diperiksa sih suhu tubuhnya tidak panas, tetapi anaknya lemas. Tetapi kami tidak mungkin membatalkan rencana ke BSC karena anak-anak sudah tahu kalau pagi ini mau ke science center. Akhirnya kami memutuskan tetap pergi dan membawa tempra untuk jaga-jaga. Berdasarkan pengalaman kami dengan kakak, tempra menjadi salah satu andalan kami jika anak-anak demam, karena tempra yang berisi paracetamol ini cepat menurunkan demam anak-anak.

Setelah sarapan, kami pun segera pergi ke BSC. Permasalahan muncul saat kami mencoba memasukkan alamat BSC ke GPS kami. Alamat BSC yang kami dapatkan melalui google adalah sirnagalih. Tetapi di GPS, alamat ini tidak muncul. Yang ada hanyalah sirna galih (pakai spasi). Kami mencoba memilih alamat tersebut, tetapi hasilnya kami berputar jauh sampai jembatan Pasopati yang sebelumnya kami lihat saat kami menginap di hotel California. Kami pun segera menepi, dan mencoba mencari patokan terdekat di GPS, setelah itu mengikuti google map. Akhirnya kami sampai ke jalan sirnagalih (yang di GPS tertulis sindang sima). Ternyata alamat yang ada di google tersebut adalah alamat untuk masuk dari belakang, yang tidak ada tempat parkirnya. Kami berputar sampai dua kali dan akhirnya bertanya pada penjaga di daerah tersebut. Si bapak berkata untuk lurus saja, seperti ke arah tol Pasteur, nanti di sebelah kiri terlihat BSC. Kami pun mengikuti saran si bapak, dan akhirnya menemukan BSC dengan alamat jalan Sindang Sirna.
Tampak luar BSC
BSC
Saat kami sampai, BSC terlihat begitu sepi. Kami masuk ke bagian pendaftaran dan membeli tiket masuk. Setiap orang akan mendapat sticker yang dapat ditulis nama. Petugas bagian pendaftaran mengatakan bahwa nanti akan ada satu orang yang memandu. Dan memang setelah kami memasang sticker nama kami, salah seorang staf menghampiri kami dan memandu kami ke bawah. 

Di bagian bawah anak-anak ditanya mengenai hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia. Setelah itu mereka diperkenalkan dengan planet tempat kita tinggal, yaitu bumi dan bagian-bagiannya. Mereka diminta menunjukkan yang manakah Indonesia. Kakak dengan cepat menunjuk gambar yang mewakili Indonesia. Staf yang ada menjelaskan sedikit mengenai nama pulau-pulau yang ada dan kemudian mengajak kami masuk ke bagian dalam.
Kiri: Lorong menuju bagian dalam BSC dengan sistem tata surya
Kanan: Bumi dan bagiannya.
Ternyata BSC dibagi menjadi tiga lantai. Lantai pendaftaran dan pembelian tiket berada di paling atas. Lantai kedua berisi beberapa bagian. Yang pertama adalah bagian bermain puzzle. Bagian kedua adalah bagian dimana anak-anak diajak untuk melihat video singkat tentang tata surya dan galaksi. Di bagian ketiga anak-anak akan belajar mengenai hukum-hukum dalam fisika dengan cara yang menarik. Di bagian keempat, anak-anak diajak untuk mengenal DNA. Di bagian kelima adalah bagian mengenai satelit dan orbit. 
Selamat Datang di BSC
Sedangkan lantai pertama, yang berada di bawahnya lagi, merupakan bagian terakhir yang nanti akan dikunjungi. Di lantai ini, pertama-tama anak-anak akan melihat simulasi gunung meletus. Kemudian mereka akan diajak untuk masuk ke ruangan yang berisi roket dan pakaian astronot. Setelah itu mereka akan melihat ruangan yang berisi ilusi optik. Dari ruangan ilusi optik, mereka akan diajak masuk ke ruangan robotik dan ruangan alat-alat musik dengan sistem sensor. Kemudian anak-anak akan diajak mengenal pembangkit listrik. Dan yang terakhir mereka akan memasuki ruangan yang berisi simulasi menyalakan lampu rumah dari jauh. 

Yang pertama adalah bagian puzzle. Anak-anak diberikan suatu puzzle amoba yang besar dan anak-anak diminta untuk menyusun ulang. Selama anak-anak menyusun, saya berkeliling di ruangan ini. Secara konsep, tempat ini memang bagus. Tetapi sayangnya pencahayaannya kurang terang. Setelah selesai menyusun amoba, anak-anak mencoba menyusun puzzle hieroglif yang ada. Setelah jadi, staf yang menemani kami berkata arti tulisan ini adalah Selamat Datang di BSC. Dan anak-anak menjawab oooo.... Staf tersebut menjelaskan bahwa jaman dulu belum ada alfabet sehingga orang menulis dengan menggunakan lambang. Setelah staf tersebut menjelaskan sedikit tentang hieroglif, anak-anak diajak untuk beranjak ke bagian dinding yang ada angka dan bangun ruang. Stafnya bertanya apakah kakak tahu atau tidak. Kakak segera menjawab semua pertanyaannya, lebih tepatnya membaca tulisan yang ada di dinding :D 
Karena adik lebih tertarik dengan puzzle, maka mereka berpindah ke bagian puzzle bangun geometri, seperti segitiga, lingkaran, dan persegi panjang.
Kiri atas: puzzle bidang dua dimensi. Kiri bawah: tabel periodik unsur (beserta tahun dan penemunya)
Kanan: rumus volume bangun ruang.
Setelah melihat tabel periodik unsur yang ada, kami masuk ke suatu ruangan yang gelap. Di ruangan ini anak-anak akan diajak melihat slide video tentang tata surya, teori big bang, dan galaksi kita. Sayangnya perpindahan antara slide ke slide begitu cepat, jadinya staf di sana pun harus mengulang videonya berkali-kali. Adik langsung mengajak papa pindah ke ruangan lain, bosan soalnya. Sedangkan kakak masih sibuk menjawab pertanyaan staf sambil melihat slide yang ada. 
Penjelasan tentang galaksi dan tata surya
Ruangan berikutnya adalah ruangan dimana ilmu fisika diterapkan. Ada apa saja sih? Ada katrol, air track, tesla, fiber optik, listrik statis dan hologram. Dimulai dari katrol. Anak-anak diminta duduk di bangku dan membedakan apa rasanya menarik bangku dengan satu katrol, tiga katrol, dan tanpa katrol. Ternyata semakin banyak katrol, semakin mudah untuk menarik bangku tersebut. Selanjutnya anak-anak diajak mengenal air track atau rel udara. Di sepanjang rel terdapat bolongan-bolongan udara yang membuat gaya gesek lebih kecil sehingga benda diatasnya dapat bergerak lebih cepat. Sistem ini digunakan di Jepang untuk kereta api mereka yang sering disebut bullet train.
Katrol, semakin banyak katrolnya, semakin mudah menarik bebannya.
Selain air track, ada juga tesla yang sering digunakan di film Warehouse 13. Tesla adalah kumparan yang dapat menghantarkan arus listrik tinggi tanpa menggunakan kabel. Atau dalam bahasa sederhananya adalah seperti alat kejut listrik tapi dapat digunakan jarah jauh. Kemudian anak-anak bermain dengan fiber optik, listrik statis dan hologram. Hologram terbentuk dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dalam bentuk mikroskopik. Hologram ini menyimpan informasi-informasi optik yang kemudian dapat membentuk suatu gambar objek, pemandangan, ataupun adegan. Itulah sebabnya kita dapat melihat seakan-akan benda tersebut nyata di depan kita, tetapi tidak dapat dipegang. Anak-anak penasaran mau menangkap gambar tersebut tetapi tidak dapat.
Searah jarum jam: kabel optik, air track, tesla, listrik statis, dan hologram.
Kami pun berpindah ke bagian lain. Kali ini anak-anak diajak berkenalan dengan DNA. Mereka diminta untuk melipat tangan mereka dan melihat tangan manakah yang diatas. Lalu mereka juga diminta untuk menggenggam tangan mereka dan mengamati jari tangan manakah yang ada diatas. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui otak bagian manakah yang dominan, kiri atau kanan. Tentunya kedua bagian otak besar ini pasti berfungsi, hanya saja dalam penggunaannya pasti ada yang lebih dominan. Ternyata Duo Lynns mengikuti mamanya, dua-duanya otak kiri lebih dominan. Tetapi tidak berarti otak kanannya tidak berfungsi ya :)

Di situ juga ada Dino yang 3D. Asal kita menutup salah satu mata kita, lalu mata yang satunya melihat ke dino dan kita bergeser ke kanan, ke kiri, depan ataupun belakang, maka lama-kelamaan Dino ini seakan mengikuti kita.
Kiri: rangkaian DNA. Kanan: Dino 3D. 
Tak lama kemudian datang dua anak perempuan beserta orang tuanya dan bergabung bersama kami. Sekarang jadinya ada empat anak perempuan yang seumuran. Keempat anak ini diajak untuk melihat orbit dan satelit di planet Mars. Yang paling khas adalah quadcopter. Tidak seperti helikopter yang memiliki  satu set baling-baling, maka quadcopter mempunyai dua set baling-baling. Kalau saya amati, bentuknya seperti drone. 
Kiri atas: Iron Man yang dapat digerakkan oleh sensor, sayang hanya satu sisi yang berfungsi.
Kiri bawah: robot pengamat yang pertama kali mendarat di Mars.
Kanan: quadcopter yang seperti drone.
Orbit beserta negara yang meluncurkannya.
Selesai sudah lantai kedua ini. Kami pun turun melalui tangga. Dekorasi di sepanjang tangga adalah serangga. Tiba-tiba empat anak perempuan ini berteriak dino sambil melompat ke mamanya. Ternyata saat kami sampai di lantai bawah, kami disambut dengan Barney alias T-rex. T-rex ini memang terlihat menakutkan, walau kecil dan kurus :D
Hiasan yang ada di BSC, beserta T-Rex yang kurus.
Di lantai bawah ini kami diajak melihat simulasi gunung meletus tetapi dengan menggunakan air. Diawali dengan getaran, lama kelamaan akan keluar lava dalam bentuk air. Seharusnya alat ini menggunakan sensor, tetapi karena rusak, maka dioperasikan dengan saklar yang ada. Anak-anak ini meletakkan tangannya di permukaan gunung untuk merasakan getarannya. Duo Lynns sudah pernah melihat simulasi volkano dengan baking soda. Jadinya mereka bertanya kok airnya tidak bisa meluap-luap. Kalau meluap-luap, semuanya jadi basah dong, nak.
Lava air yang keluar dari gunung .
Setelah itu anak-anak masuk ke suatu ruangan yang agak gelap. Di ruangan ini terdapat roket mini dan baju astronot. Hmm.... Jadi teringat saat mengunjungi Air and Space Museum, kakak dengan polosnya bertanya bagaimana cara mereka pipis (dan ternyata ada jawabannya loh). Sayangnya kali ini penjelasan tentang astronot bukanlah fokus utama dari ruangan ini. 
Roket mini
Ruangan selanjutnya adalah ruangan dengan ilusi optik dan trik pada gambar. Anak-anak diminta menebak gambar apakah yang mereka lihat. Bagi anak-anak, mereka akan melihat gambar secara keseluruhan, bukan bagian per bagian. Acara tebak gambar ini tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Tergantung dari arah mana kita melihat.  
Enam gambar yang memiliki banyak arti.
Old and young Einstein
Berhubung kami harus segera kembali untuk check out, maka kami bertanya kepada staf yang ada apakah masih lama. Stafnya pun berkata sebentar lagi penjelasan mereka akan selesai. 

Selanjutnya anak-anak diajak bermain mobil-mobilan. Mobil ini akan berjalan di lintasan yang ada. Apa sih yang membuat mobil ini bergerak? Di bagian bawah lintasan ada sensor, sehingga mobilnya akan bergerak mengikuti sensor yang ada dan pada lintasannya. Awalnya dari dua mobil yang ada disitu hanya ada satu mobil yang dapat digunakan. Adik iseng menoel mobil tersebut dan tiba-tiba jalan. Akhirnya empat anak perempuan ini sibuk main mobil. 
Atas: Mobil dengan sensor, pembangkit listrik tenaga gerak.
Bawah: alat musik dari pipa, harpa yang senarnya menggunakan sinar laser dan sensor, ilusi gambar bintang
Kami masuk ke hall yang besar dan di hall tersebut terdapat berbagai macam alat musik yang unik. Mulai dari angklung, harpa yang dimainkan dengan sensor, dan alat musik dari pipa buatan mahasiswa ITB. 
Pembangkit listrik tenaga matahari dan angin
Ruangan yang terakhir berisi maket-maket rumah dan ruangan yang ada di dalamnya. Untuk menyalakan lampunya, cukup masuk ke salah satu website dan ikuti petunjuk yang ada. Ini seperti alat-alat yang dijual di pasaran yang digunakan untuk mengendalikan lampu rumah dari jauh. Asalkan koneksi internet bagus, dan semua sistem sudah terhubung, kita bisa menyalakan lampu rumah walau kita berada di luar kota. Seru juga ya. 
Lampunya dapat dinyalakan secara online
Di ruangan ini juga ada game yang dapat dimainkan anak-anak loh. Game interaktif yang membuat mereka bergerak dan meloncat untuk menangkap kelinci. Sayangnya waktu menunjukkan pukul 11.30 dan kami harus segera mengambil barang. Kami pun pamit kepada keluarga lain dan staf yang ada dan segera kembali ke lantai paling atas. 

Apa kesimpulan kunjungan kami ke BSC? Secara keseluruhan, konsep yang ada menarik dan edukatif. Sayangnya banyak barang yang rusak, entah rusak karena kurangnya perawatan dari pihak pengelola ataupun tangan isengnya pihak pengunjung. Banyak sensor yang tidak berfungsi. Bagaimana dengan anak-anak yang datang? Menurut kami, anak SD akan lebih menikmati tempat ini dibandingkan anak TK. Tetapi anak TK pun tetap bisa menikmati, walau mungkin belum mengerti banyak hal. 

Bagaimana dengan adik? Selama 1.5 jam di BSC, adik cukup menikmati melihat ini itu dan bermain ini itu, walau konsepnya belum terlalu mengerti. Dan untunglah adik tidak jadi demam :) 

Disclaimer: "Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho"

Bandung Science Center
Alamat: jl. Sirnagalih no 15 Bandung (untuk parkir di jalan Sindang Sirna).
Jam buka: 09.00 - 17.00
HTM: Rp 45.000,00 

No comments:

Post a Comment