Pages

Tuesday, April 18, 2017

Wisata Kuliner Jogja part 2

Masih seputar kulineran di Jogja, kalau yang part 1 adalah tempat-tempat yang kami kunjungi saat bulan lalu, berikut ini lanjutan kulineran Jogja yang ngangeni yang sempat saya kunjungi saat masih kuliah dan saat main ke Jogja. 

1. Bale Raos
Pernah tidak terpikir apakah makanan apa yang disajikan di kraton? Apakah sama seperti makanan yang ada di rumah kita? Untuk mengetahuinya, kita cukup mengunjungi restoran yang bernama Bale Raos. Saya pun mengetahui tempat ini justru dari orang Inggris. Bahkan selama saya kuliah, mendengar nama tempat ini saja belum pernah.
Kiri bawah: nasi tradisional set. Kanan bawah: bebek suwar suwir
Bale Raos terletak pada bagian selatan Keraton Kesultanan Yogyakarta. Jika melihat tempatnya dari luar, pastilah kita mengira ini adalah bagian dari keraton. Tetapi dibalik benteng tembok putih ini terdapat tempat makan yang sangat bersuasana keraton. Restoran yang berdiri atas gagasan GKR Hemas (istri Sri Sultan HB X) ini menyajikan hidangan khusus kesukaan raja-raja, dari Sri Sultan HB VII sampai dengan Sri Sultan HB X, seperti nasi tradisional set, bebek suwar-suwir, soep timlo, bestik jawa, dan kuliner kraton lainnya.

Bale Raos
www.baleraos.co.id
Jl. Magangan Kulon no. 1 Jogjakarta
Buka dari jam 10.00 - 22.00


2. Angkringan
Yang satu ini pasti sudah dikenal dengan baik oleh semua orang khususnya mahasiswa sebagai penyelamat kantong mahasiswa saat akhir bulan. Angkringan berasal dari bahasa jawa Angkring yang artinya alat dan tempat jualan makanan keliling yang pikulannya berbentuk melengkung ke atas. Asal muasal angkringan ini dimulai oleh mbah Pairo yang mengadu nasib ke Jogja dan berjualan sego kucing dengan menggunakan pikulan. Lama kelamaan usaha mbah Pairo berkembang dan terkenal hingga sekarang. Walau demikian, pada masa kini, penjual angkringan menggunakan gerobak dorong untuk menjual makanannya. Para penjual ini akan keluar sekitar sore hari. Mereka menggelar terpal untuk menutupi gerobak mereka dan menyediakan bangku untuk duduk si pengunjung. Jika suasana mulai menggelap, lampu teplok menjadi penerang yang membuat suasana seakan sedang candle light dinner di pinggir jalan. 
Angkringan. Sumber foto: wisatajogja 75 dan kaka guesthouse.
Apa saja makanan yang ada? Biasanya ada nasi kucing (nasinya banyak lauknya sedikit sekali) yang berisi ikan atau teri dan sambal yang pedas atau berisi tempe orek, gorengan (tempe goreng tepung, tahu isi, pisang goreng, tape goreng), baceman, sate usus, sate telur puyuh, keripik, dan lain-lain. Sedangkan untuk minumannya ada teh, teh jahe, kopi, jeruk, susu, dan sebagainya. Gorengan yang ada bisa dibakar lagi supaya jadi hangat dan lebih enak. Hmm.... Saya jadi terbayang angkringan di depan kos saya dulu.

3. Lotek 
Kalau orang luar mempunyai banyak dressing untuk salad mereka, maka kita sebagai orang indonesia tidak kalah juga loh. Dengan dressing bumbu kacang, ada berbagai macam salad ala Indonesia. Dari gado-gado, karedok, pecel, dan bahkan lotek. Perbedaan dari ketiga itu adalah isinya dan bahan saus kacangnya. Jika Jawa Timur terkenal dengan pecelnya, maka Jogja terkenal dengan lotek. Apa sih perbedaannya? 
Lotek. Sumber foto: foody.id
Kalau menurut saya, pecel terkenal dengan bau daun jeruk yang wangi. Sedang lotek terkenal dengan bau kencurnya. Lotek adalah menu favorit saya saat kuliah dulu. Selain karena saya sayuran mania, makan lotek dicampur mie goreng dan gorengan itu sangat enak loh. Berkicau tentang lotek di Jogja, hampir di setiap sudut jalan ada penjual lotek. Langganan saya tentu saja tukang lotek dekat kos saya, yang sangat baik hati memberikan sayur yang banyak.

Nah, salah satu lotek terkenal adalah lotek Colombo. Jujurnya, saya makan di lotek ini bisa dihitung jari karena harganya yang terbilang mahal (bagi kantong mahasiswa) dibanding lotek di tempat lain. Tetapi memang lotek Colombo ini enak sekali hingga yang antri bisa panjang sekali. Tetapi walaupun antriannya panjang, mbak-mbak di sini lumayan cepat melayani pengunjung yang datang. 

Lotek Colombo 
Jl. Sagan I no. 1 Jogjakarta
08.30 -  21.30
0274-6555597

4. Gudeg
Gudeg atau gudheg, adalah makanan khas Jogjakarta dan juga Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda atau gori yang dimasak dengan santan selama berjam-jam. Gudeg dapat ditemui hampir di setiap sudut kota Jogja. Tempat berjualannya pun bermacam-macam. Dari emperan jalan besar, rumah makan sederhana, sampai restoran yang mahal. Biasanya gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan (areh), ayam kampung (suwir ataupun utuh), telur, tahu, dan sambal goreng krecek. Bahkan kadang ada juga yang menjual gudeg dengan bubur sebagai pengganti nasi.

Awalnya gudeg Jogja merupakan gudeg basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental. Tetapi karena areh kental ini, gudeg basah tidak dapat tahan lama, apalagi untuk dibawa ke kota lain. Seiring dengan kebutuhan, muncullah gudeg kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer. Dengan adanya gudeg kering, gudeg semakin mudah dijadikan oleh-oleh. Saya pribadi lebih doyan gudeg kering karena tidak begitu manis.
Gudeg Yu Djum. Sumber foto gudeg Yu Djum
Jika bakpia terkenal di Jalan Pathok, maka gudeg yang terkenal berada di jalan Wijilan. Sejak tahun 1942, jalan ini memang sudah ramai oleh penjual gudeg. Salah satunya adalah gudeg kesukaan mama saya, yaitu gudeg Yu Djum. Gudeg Yu Djum sudah ada sejak tahun 1951. Gudegnya kering dan mudah dijadikan oleh-oleh. Gudeg dapat dikemas dalam besek, bungkus dari anyaman bambu yang dibentuk seperti kotak, ataupun dalam kendil, wadah yang terbuat dari tanah liat.

Gudeg Yu Djum
http://gudegyudjumpusat.com/

5. Kafetaria kopma UGM
Last but not least, ini adalah salah satu tempat favorit saya dan teman-teman kuliah. Diantara jeda jam kuliah, kami ke sini untuk brunch. Menunya sih biasa saja, seperti makanan rumahan. Tetapi semuanya enak bagi kami. Apalagi harganya terjangkau bagi kantong mahasiswa. Selain makanan yang biasa disajikan, salah satu makanan yang terkenal dari kantin ini adalah soto ayam. Tetapi disarankan untuk datang sebelum jam makan siang. Kalau sudah lewat jam makan siang, kemungkinan besar makanan-makanan sudah habis. Bagi yang malas makan dan mencari minuman, di sini juga ada bermacam-macam es kok ;)
kafetaria kopma UGM
Demikianlah beberapa wisata kuliner yang dapat dikunjungi saat berada di Jogja. Tentunya masih banyak lagi tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi. Sayangnya kami tidak sempat mengunjunginya. Memang Indonesia kaya dengana kuliner yang enak. Membayangkannya pun membuat saya ingin kembali ke sana untuk kulineran lagi :)

2 comments: