Pages

Tuesday, March 31, 2020

Lucky Number 17 Yumz Day di The Yumz


Karena masih dalam masa self-lockdown akibat corona, kami pun menjadi punya banyak waktu untuk menceritakan kulineran kami di Jakarta ini. Salah satunya adalah resto yang masih anggota dari Imperial Group, yaitu The Yumz. Restoran yang dibuka sejak tahun 2015 ini merupakan restoran yang memadukan makanan gaya Asian dan Western. Dengan konsep open kitchen, dimana pengunjung bisa melihat koki memasak, The Yumz mencoba menarik para konsumen yang sering main ke mall.

Perkenalan kami dengan The Yumz pun tidak direncanakan. Sebetulnya sih kami tidak berencana makan di mall. Apa boleh buat karena sudah jam makan malam dan jalanan macet, maka kami pun mencari tempat makan di Mal Artha Gading. Dan saat melewati The Yumz, mata mamak-mamak ini pun cepat sekali melihat tulisan hanya Rp 17.000,00 saja. Ternyata setiap tanggal 17, The Yumz mengadakan promo di beberapa menu.
Promo tanggal 17 
Kami pun jadi penasaran untuk mencoba. Menu yang kami makan saat itu adalah cheese baked rice dan claypot rice, yang ternyata merupakan menu andalan di The Yumz. Dengan lauk dimasak ala Asian, diatasnya diberikan keju mozarella, rasanya nasi yang kami makan terasa nikmat sekali. Kalau kata papa, ini kayak risotto.
Claypot Mongolian Beef
Claypot Chicken rice
Selain nasi, The Yumz juga ada mie dan makanan lainnya. Kami pernah mencoba spaghetty, nasi goreng cabe ijo, dan mie ayamnya. Hanya saja, kalau menurut kami, yang paling enak adalah cheese baked rice dan claypot rice.
Cheese Baked rice chicken chop.
Walaupun makanannya enak, The Yumz mempunyai satu kelemahan, yaitu lambatnya penyajian makanan. Entah karena manajemennya yang kurang baik atau karena kurangnya pelayan yang ada, sehingga seringkali kami melihat complain dari orang lain yang sudah lama menunggu makanannya, termasuk kami. Pelayannya pun kurang informatif dalam menyampaikan promo ataupun menu yang ada.
Chicken Teriyaki cheese baked rice. 
Untuk menyiasati kekurangan The Yumz, saran kami sih baca menu dan keterangan yang ada. Jangan lupa bertanya di awal supaya gak repot memanggil pelayannya.

Sambil menulis artikel ini, rasanya pengen jalan-jalan lagi ke The Yumz di tanggal 17. The Yumz ada di Mal Artha Gading, Lippo Mall Kemang Village, Pejaten Village, Summarecon Mall Serpong, Tangcity Mall, dan Transpark Mall Bintaro. Semoga corona segera berlalu, sehingga kita bisa jalan-jalan lagi dan perekonomian pun kembali membaik.
Snow ice-nya enak juga loh. 
Sekilas Info
The Yumz
Mal Artha Gading lantai 2
Telepon: 021-45864120
Jam operasional: 10.00 – 22.00


Saturday, March 14, 2020

Rice Bowl ala Indonesia di Mangkok Ku


Di bulan Maret ini, nampaknya si corona masih meramaikan berita-berita di Jakarta. Dunia traveling menjadi lesu, terutama negara-negara yang beresiko tinggi, seperti China, Jepang, Korea Selatan, Italy, dan Singapore. Beberapa maskapai pun mulai banting kursi harga untuk menarik wisatawan. Tapi kan ngeri juga ya sengaja beli tiket dan jalan-jalan lalu bawa pulang oleh-oleh virus.

Karena traveling sepertinya belum memungkinkan, maka alternatif untuk menggantikan traveling adalah cari makanan enak di kota tercinta ini. Dan sebetulnya kulineran tidak pernah ada habisnya. Banyak orang yang mencoba usaha kuliner. Salah satunya adalah Mangkok Ku yang pernah kami kunjungi tahun lalu (maaf, ceritanya baru sekarang).

Mangkok Ku (iya, nulisnya memang dipisah) merupakan resto yang digagas oleh juri Master Chef Indonesia, yaitu Chef Arnold Poernomo, Randy  Julius, dan dua anak presiden RI, yaitu Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming. Awalnya opa yang melihat iklan di koran dan bercerita ingin mencoba makan di sana. Kami antara mau dan tidak mau, males antrinya. Akhirnya kami pun pergi ke sana di hari ulang tahun opa.

Walaupun saat kami datang Mangkok Ku sudah sebulan lebih buka, namun antrinya masih luar biasa panjangnya. Dengan perut yang sudah bernyanyi, hati ini inginnya makan di tempat lain. Tetapi melihat opa masih semangat, ya sudah kami mengantri. Mungkin karena melihat ada anak-anak, lansia, dan bumil, maka begitu ada bangku kosong kami segera dipanggil.

Seperti namanya, Mangkok Ku, maka terbayang bahwa kita akan makan menggunakan mangkok. Kalau donburi kan nasi dengan daging atau telur dimasak gaya Jepang, kalau Mangkok Ku ini sebetulnya seperti donburi ala Indonesia. Cara pemesanannya pun sama seperti memesan di Yoshinoya. Hanya saja pilihan menunya tidak banyak.
6 menu yang ada 
Kami pun memesan menu yang berbeda-beda, dengan pikiran biar bisa saling nyicip. Mangkok Ku hanya menyediakan makanan. Untuk minuman dapat memesan TernaKopi-nya Kaesang. Kerja sama yang baik, bukan?
Mangkok Ku Brisket  
Mangkok Ku Omu Egg, kesukaan Duo Lynns.
Tidak perlu waktu lama untuk menunggu makanan kami datang. Dan tidak perlu waktu lama juga untuk menghabiskannya. Bagaimana review-nya? Menurut yang berulang tahun, rasanya biasa saja tapi masih ok. Menurut anak-anak, rasanya enak. Kalau menurut kami sih memang unik.
Mangkok Ku Crispy Chicken. Sambalnya enak 
Kalau dulu outlet Mangkok Ku hanya ada di Tanjung Duren, sekarang Mangkok Ku sudah ada di banyak tempat seperti Kokas, Sunter, Living World, Cikini, dan Setiabudi. Sleain datang langsung ke outletnya, Mangkok Ku dapat dipesan melalui ojek online loh. Jadi kalau malas pergi-pergi, bisa saja pesan online.
Menu terbaru. Sumber foto: antaranews

Sekilas Info
Mangkok Ku
Alamat: Jalan Tanjung Duren Raya No.359c Jakarta
Telepon: 081211382132
Jam operasional: 10.00 – 22.00











Friday, March 6, 2020

Weekend di Farmhouse Lembang


Di dua bulan pertama tahun ini Jakarta sedang dilanda dua topik. Yang pertama adalah banjir yang dalam dua bulan ini sudah empat kali terjadi. Yang kedua adalah wabah virus corona atau yang dikenal Covid-19. Covid-19 ini cukup membuat dunia pariwisata agak melesu. Bahkan beberapa travel atau airline fair yang diadakan di awal tahun ini tidaklah seramai biasanya. Hal ini wajar, karena orang jadi waswas mau kelayapan ke luar negeri.

Nah, apakah ini berarti kita tidak usah berlibur? Tentu saja kita bisa tetap berlibur, terutama yang dekat-dekat saja. Salah satunya adalah Farmhouse lembang. Sudah sekian lama kami mendengar tentang Farmhouse. Bersamaan dengan liburan yang lalu, kami pun mengunjungi Farmhouse bersama oma opa.

Kami sengaja pergi pagi supaya tidak terlalu ramai, apalagi kami datang di hari Minggu. Saat kami sampai di sana, kami agak bingung. Ada dua area parkir yang berseberangan. Kami mengambil yang di sebelah kanan, yang menjadi satu dengan area Farmhouse.

Memasuki area parkir, petugas yang ada langsung meminta uang untuk pembayaran tiket. Setiap orang dikenakan tiket seharga Rp.25.000,00. Sama seperti di Floating Market, tiket ini nantinya dapat ditukarkan dengan susu. Dan susu di sini sangat segar.
Oma opa dengan latar belakang botol susu.
Yummy susu :)
Ada apa saja sih di Farmhouse? Secara keseluruhan, Farmhouse menampilkan keindahan pemandangan dengan ala desa di Eropa. Dan memang cuaca di Lembang ini menambah suasana desa Eropa lebih terasa. Kami pun berjalan mengikuti arah. Tempat yang pertama kami kunjungi adalah Gembok Cinta.
Direction at Farmhouse
Mendengar kata Gembok Cinta, anak-anak langsung teringat Gembok Cinta di N Seoul Tower. Uhm, agak mirip sih. Banyak tempat yang dihias dengan gembok, baik oleh pasangan maupun anak-anak yang iseng pasang gembok.
Gembok Cinta
Tempat snack di Gembok Cinta
Setelah berkeliling di area Gembok Cinta, kami pun berjalan mengikuti arah yang ada. Tujuan selanjutnya adalah rumah hobbit. Berbeda dengan rumah Hobbit yang ada di Padma, rumah Hobbit ini tidak dapat dimasuki. Tetapi kita dapat berfoto di depannya. Saat kami datang, banyak orang berkostum viking yang berada di dekat rumah Hobbit. Ternyata mereka menyediakan foto bersama Vikings, tetapi bayar ya. 
Rumah Hobbit.
Sepedanya cantik ya
Wishing well di dekat Hobbit.
Setelah anak-anak puas berpose di depan wishing well, walaupun tidak ada wish apapun, kami pun menuju windmill. Windmill ini membawa kita seakan berada di salah satu negara Eropa, yaitu negara kincir angin aka Belanda. Apalagi banyak orang yang foto di depan windmill dengan menggunakan kostum Holland. 
Cemilan ala Eropa aka sosis.
Windmill dengan kostum Eropa.
Karena Farmhouse bertema Eropa, maka bangunan-bangunan di sini pun dirancang seakan kita berada di Eropa. Bangunan-bangunan ini merupakan tempat makan di Farmhouse. Jadi sambil makan bisa sambil melihat-lihat pemandangan di Farmhouse.
Resto dengan bangunan bergaya Eropa dan menu Asia =D
Ini ya, tempat sewa kostum Holland untuk berfoto di windmill.
Selain bangunan bergaya Eropa, salah satu atraksi terkenal di Farmhouse adalah memberi makan hewan dan berfoto dengan hewan yang ada. Hewan yang ada pun bermacam-macam, dari burung hantu, iguana, burung, domba, ular, kelinci, dan sebagainya. Hanya dengan membayar dua puluh ribu saja bisa memberi makan hewan. Kami memilih untuk melihat saja, toh nanti di tempat kami menginap juga ada dan gratis.
Memberi makan iguana dan burung hantu.
Domba pun pakai popok :D
Selain berkeliling, di Farmhouse juga banyak tempat untuk membeli oleh-oleh dan makanan. Jadi kalau sudah mulai bosan berkeliling, kita bisa berhenti dan membeli minuman ataupun makanan. Berhubung susu yang diberikan sudah membuat kami kenyang, maka kami pun membeli cemilan kentang. Cemilan kentang ini sama seperti tornado potato yang tiap malam dimakan anak-anak saat di Myeongdong. Yummy...
Milk roll alias roll susu
Croissant yang wanginya membuat perut lapar.
Tempat suvenir
Semua kerajinan dari kayu di Kakayuan
Selesai sudah acara kami berkeliling Farmhouse. Dan memang waktu pun sudah menunjukkan waktunya makan siang. Karena sudah ada di Lembang, maka kami pun bergegas menuju Rumah Makan Nikmat
Bunga lavender, kesukaan best friend kakak.
Sekilas Info
Farmhouse Lembang
Jl. Raya Lembang No.108 Lembang
Jam Operasional: 08.00 - 20.00
HTM: Rp 25.000,00 (dapat ditukar dengan satu gelas susu)