Pages

Monday, June 17, 2024

Jepang Day 2: Berkeliling Port di Disneysea

Hari kedua dalam Autumn Trip kami adalah Disneysea. Yang pastinya sudah sangat dinanti-nanti oleh anak-anak. Acara membangunkan si kecil jadi lebih mudah karena kata-kata ajaib dari kakak-kakaknya: “Do you want to see Duffy?


Semua orang tahu bahwa Disneyland ada dimana-mana. Tetapi Disneysea hanya ada di Tokyo. Bahkan sedikit informasi nih, Disneyland yang pertama kali ada di Asia ini adalah satu-satunya Disney Park yang tidak dikelola oleh Walt Disney Company.

Mickey and Minnie dari cone

Karena Disneysea adalah satu-satunya Disney yang bertemakan laut, jadi setiap area bermain seperti membawa kita ke tujuh port yang berbeda, maka kami menyarankan oma dan opa untuk ikut. Apalagi oma belum pernah masuk ke Disneysea. 

American Waterfront

Satu hal yang baru ketahui setelah kami membeli tiket pesawat adalah Jepang juga merayakan Thanksgiving Day. Jadi pastinya bakal ramai di sana. Kami berencana datang lebih awal supaya tidak terlalu berdesak-desakan di dalam sana. Apalagi membawa opa dan oma.

Antrian sebelum gate dibuka

Sesuai dengan rencana awal, kami akan menginap di Tokyo Disney Celebration Hotel di hari kedua ini, anak-anak sudah menabung untuk menginap di budget hotel Disney. Untuk mempermudah tentengan, maka kami memisahkan baju yang akan kami pakai dalam satu koper kabin. Jadi koper ini yang akan kami tenteng ke selama beberapa hari. Sedangkan koper sisanya dititipkan di hotel Monday.

Maunya sih hotel ini, tapi sayangnya harus ambil paket.

Perjalanan jauh lebih lama dari yang kami bayangkan. Kami harus menyesuaikan langkah opa yang mendadak jadi lebih lama dari biasanya. Mungkin karena kedinginan (so untuk yang bawa senior ke sini, pastikan mereka pakai baju dalam yang hangat). Selain itu kereta terlihat begitu padat dari yang kami perkirakan. Wah, perjuangan sekali. Akhirnya sampai juga di Disney Resort.

Akhirnyaa.....
40th anniversary

Dari Disney Resort pun kami naik monorail menuju Disneysea. Sepanjang perjalanan, kami ternorak-norak terkagum-kagum melihat resort ini. Kami melewati hotel-hotel Disney (yang non budget karena di dalam Disney Resort), Disneyland dan akhirnya sampai di stasiun Disneysea. 

Disney Hotel

Wefie by kakak...

Untuk yang membawa koper seperti kami, tenang saja. Di Disneysea disediakan banyak locker untuk menyimpan koper. Lokasinya pun tersebar. Kami memilih locker yang dekat dengan stasiun bis. Supaya mudah pas pulangnya. Sewa per hari hanya 800 yen untuk ukuran yang besar.

Mama papa ke locker, sisanya difoto sama crew Disney
Lockernya banyak. Jadi aman

Di Disneysea ini ada tujuh port atau pelabuhan yang dapat dikunjungi. Ketujuh pelabuhan itu adalah Mediteranian Harbour, American Waterfront, Port Discovery, Mysterious Island, Lost River Delta, Arabian Coast, dan Mermaid Lagoon. Memang terlihat besar sekali, sehingga rasanya satu hari tidaklah cukup untuk menjelajahi semuanya. Diantara pelabuhan yang satu dengan yang lain ada juga alat transportasi yang disediakan seperti electric railway dan transit steamer line.

Globe. Can you spot Indonesia?

Rencana awal kami adalah menyewa kursi roda. Sayangnya di sana sangat ramai dan mendorong kursi roda pun juga susah karena jalanan yang naik turun. Apalagi opa dan oma memutuskan mau duduk di tengah-tengah menunggu show di laut. Akhirnya setelah mendapatkan spot yang cantik untuk oma opa melihat show, kami berlima berjalan ke pelabuhan pertama yang ingin kami kunjungi. 


Chip.... Karakter pertama yang ditemui.

Pelabuhan pertama yang ingin kami kunjungi adalah American Waterfront. Di area ini ada beberapa permainan dan show yang menarik. Dua permainan yang terkenal adalah Tower of Terror dan Toy Story Mania (sebelum pergi, kami sempat mendata setiap wahana, show, dan foto bersama karakter di setiap pelabuhan). Tentu saja Tower of Terror tidak masuk dalam list kami. Tetapi Toy Story Mania berada di urutan pertama dari list kami. Sayangnya saat kami datang, waiting time sudah menjadi 90 menit. Kami pun sempat iseng melihat premier pass (berbayar, tidak usah antri, langsung masuk lewat jalur khusus). Ternyata sold out juga. Luar biasa sekali kan. 



Berasa sudah besar.... Sibuk foto
Sudah bertema Natal

Kami memutuskan melakukan hal yang lain saja di area ini. Tujuan kami adalah foto dengan Shellie May. Antrian memang ada, tetapi masih dalam kategori normal yaitu 20 menit. Dan tentunya waktu menunggu tidak terasa karena crew TDS yang sangat ramah terhadap anak-anak.

Senyum bahagia Trio Lynns
Ketemu temannya Chip and Dale

Selesai berfoto, kami kembali ke tempat oma dan opa menonton show untuk menjemput mereka. Kami akan mengajak mereka naik gondola, karena waiting time untuk gondola di Mediteranian Harbour hanya 5 – 10 menit. Dan lokasinya pun dekat dengan tempat mereka menonton show

Hasil karya papa saat menanti Trio Lynns foto

Saat kami tiba, sejauh mata memandang, kami tidak dapat menemukan mereka. Papa pun mengitari café terdekat. Tetapi tidak ada juga. Padahal show sedang dimulai. Ternyata oma dan opa sedang antri membeli popcorn. 

Christmas Show di tengah laut.

Memang, nampaknya popcorn di Tokyo Disney Resort menjadi salah satu ‘wahana’ yang digemari oleh pengunjung. Memang enak sih, karena setiap cart mempunyai rasa yang berbeda-beda. Jadinya orang yang datang bisa gonta-ganti cart karena mau menjajal semua rasa.

The Love Birds

Yang menyenangkan saat berjalan-jalan di sini adalah setiap crew yang bertugas sangat mengutamakan anak kecil dan lansia. Kami yang awalnya mau mengantri di gondola tiba-tiba diajak salah satu crew ke area premier access. Nampaknya satu rombongan yang ada dengan anak kecil (kami bawa stroller supaya memudahkan jalan-jalan saat si kecil tidur) dan oma opa yang menggunakan tongkat membuat crew yang ada memberikan kemudahan bagi kami.

Setiap berpapasan dengan gondola lain, semua berkata 'ciao'
5 plus 1 in one frame

Tujuan kami berikutnya adalah makan siang. Pilihan kami adalah Dockside Diner. Harga makanan disini masih cukup oke untuk di Disneysea. Suasana di sini seakan kita sedang makan fastfood (ada curry rice juga) di dalam kapal, bersama dengan peti kemas, barrel, dan teman-temannya. Saat awal buka setelah pandemi, Dockside Diner membutuhkan Standing Pass. Tetapi saat kami datang, kami hanya tinggal mengantri saja.

Walau panjang, tetapi cepat, karena semua antri dengan teratur.
Bagian atas yang seperti berada di dalam kapal barang.

Cara pesannya pun mudah. Kita ke kasir untuk memesan makanan yang kita mau, lalu kita membayar pesanan kita. Selanjutnya kita menuju counter di depannya untuk memberikan struk. Crew yang bertugas akan menyiapkan pesanan kita. Setelah itu kita beranjak ke counter utensil. Oya, free drinking water di sini (secara tinggal buka kran air aja). 

Our lunch for today....

Dockside Diner ini terletak berdampingan dengan tempat show Jamboree Mickey. Jamboree Mickey adalah show yang memang ditujukan untuk anak-anak. Mickey, Minnie, dan teman-teman yang lain akan menari bersama di stage. Biasanya mereka akan mengajarkan gerakannya step by step, lalu mengajak semua menari bersama.

Kalau mau nonton lebih dekat, harus ambil standby pass dulu.

Trio Lynns sudah sangat hapal dengan tarian Jamboree Mickey. Maklum, hobi mereka adalah olahraga dengan menggunakan lagu Jamboree Mickey. Tetapi uniknya yang sibuk menari malah para pria seusia 20 tahun. Nampaknya Jamboree Mickey menjadi kesukaan semua orang.

Supaya oma dan opa tidak lelah, kami mengajak mereka untuk naik electric railway ke Port Discovery. Tujuannya adalah supaya lebih dekat ke Lost River Delta. Di Lost River Delta ada acara berfoto bersama dengan Duffy di Saludos Amigos. Namanya jalan dengan anak cewek, foto penting =D

Kami berjalan dengan perlahan, menyeimbangi langkah opa. Tetapi karena opa dan oma tidak tertarik foto dengan Duffy (cuma beruang besar aja), maka papa menemani oma dan opa berjalan pelan-pelan. Sementara kami berjalan duluan. 

Sambil menunggu oma dan opa, Duo Lynns ditawari untuk berfoto dengan garland.

Saat tiba di Saludos Amigos, papan waiting time menunjukkan angka 60. Artinya kami harus antri 60 menit lagi. Crew yang bertugas nampaknya kasihan melihat tampang Trio Lynns yang kepingin sekali foto dengan Duffy. Crew tersebut memberi tahu kami kalau antrian di malam hari biasanya tidak lebih dari 30 menit.  Kami pun merencanakan untuk berfoto dengan Duffy sebelum firework show

Bye-bye Duffy

Tujuan kami berikutnya adalah Arabian Coast. Menurut kami, di sini oma dan opa pasti lebih bisa main banyak wahana. Namun di tengah-tengah, kami melihat Flounder Roller Coaster. Karena waktu tunggu 20 menit, maka kami pun berpikir untuk antri di sini. 

Difoto papa dari atas.

Walau Arabian Coast dan Mermaid Lagoon berada seberang menyeberang, tetapi karena kami mencari jalanan yang tidak ada tangga untuk memudahkan opa, maka kami pun harus berputar. Memasuki area ini seakan kita berpindah ke negeri 1001 malam. Dengan pasar yang seperti di film Aladin, lampu-lampu yang berwarna kuning, unta, fix banget kalau kita serasa berada di benua yang berbeda.


Welcome to Arabian Coast

Hampir semua permainan di sini mempunyai waktu tunggu yang pendek. Tujuan pertama kami adalah naik Caravan Carousel. Namun sayangnya opa tidak mau ikut. Memang setiap main carousel, opa lebih suka bagian bye-bye di luar daripada naik.

Trio Lynns

Walaupun waktu menunjukkan pukul empat sore, tetapi karena autumn, maka suhu sudah mulai turun. Opa dan oma pun memilih menikmati teh dan kopi panas di salah satu resto daripada berkeliling kembali. Kalau oma memang memilih WI-Fi dan game daripada jalan.

Caravan Carousel

Permainan berikutnya adalah Jasmine Flying Carpet. Mirip Dumbo, tapi pakai karpet terbang. Permainan ini juga salah satu permainan yang diincar oleh anak-anak. Di sini setiap pengunjung dilarang mengeluarkan handphone saat sudah naik ke atas carpet.

Flying Carpet. Sudah gelap padahal baru jam lima sore
Dunia boneka ala Sinbad

Supaya keburu melihat fireworks dan foto dengan Duffy, maka kami memutuskan early dinner. Kami memilih Sebastian’s Calypso Kitchen. Sebastian’s Calypso Kitchen ini berada di dalam Triton’s Kingdom di Mermaid Lagoon. Pilihan makanan di sini lebih bertema Italian, seperti Pizza, fries, pop and shrimp (kan ceritanya di dalam laut), dan tentunya curry rice yang menjadi ciri khas makanan Jepang.

King Triton

Saat memasuki Triton’s Kingdom, tanpa kami sadari si kecil tertidur. Untung kami selalu membawa kotak makan kosong. Jadi makanan untuk si kecil dimasukkan ke dalam kotak tersebut. Setelah kami semua selesai makan, waiting time untuk berfoto dengan Duffy sudah tinggal 30 menit. 

Pizza Mickey
Sausage n Bacoon Pizza
Pastel ala Italy =D

Kami pun bergegas membangunkan si kecil (toh tidurnya sudah 40 menit). Tetapi ternyata susah saudara-saudara. Akhirnya kedua kakaknya membisikkan kata-kata ajaib (let’s take a photo with Duffy), dan si kecil pun mau membuka matanya =D 

Incaran anak-anak sejak dari Indo

Saat berjalan ke sana, si kecil pun sambil makan fries and pop chicken, kami mendengar pengumuman bahwa karena cuaca, maka pertunjukan fireworks dibatalkan. Hiks… sedih deh. Apalah artinya Disney tanpa parade dan fireworks. Tetapi mau bagaimana lagi. sambil berharap bahwa dalam waktu 1,5 jam lagi tiba-tiba jadi ada fireworks.

Menuju Saludos Amigos
It's Duffy

Lighthouse in the night time

Ternyata sampai selesai anak-anak berfoto (si papa selalu menemani oma opa, jadi mama pun malas ikut foto), tidak ada perubahan mengenai pertunjukan fireworks. Ya sudah deh, belum berjodoh. Kami pun memilih naik steamer line untuk menuju American Waterfront

Steamer Line
Toy Story Mania
Cookie Ann's stuffs

Another Christmas decoration

Kami betul-betul memanfaatkan waktu di Disneysea sampai Disneysea tutup. Kami berjalan menuju terminal bis untuk menaiki shuttle bus yang disediakan hotel. Can't wait for tomorrow.

Gonna miss this Christmas tree

Next: Tokyo Disneyland

PS: artikel lengkap kami selama di Jepang bisa dilihat di sini ya.


No comments:

Post a Comment