Pages

Thursday, July 25, 2024

Jepang Day 5 (Part 2): Malam Minggu di Skytree

Kalau tadi sudah bermain dari pagi sampai sore di Shibuya, Perjalanan kami selanjutnya adalah menuju Tokyo Skytree. Melihat langit yang sudah menggelap, dengan berat hati kami mencoret Asakusa dari list kami. Kalau kata papa, kita jadi punya alasan ke Tokyo lagi (walau gak tahu kapan). 

Tokyo Skytree merupakan Menara tertinggi di Jepang. Menara yang mempunyai ketinggian 634 meter ini merupakan Menara tertinggi ketiga di dunia, setelah Burj Khalifa dan Menara 118. Seperti di Seoul yang ada Namsan Tower, Tokyo Skytree juga berfungsi sebagai Menara penyiaran untuk televisi dan radio, menggantikan posisi Tokyo Tower yang tidak dapat berfungsi maksimal karena semakin banyak bangunan tinggi di sekitarnya. 


Awalnya memang kami bingung memilih ke Tokyo Tower, yang seperti duplikat Eiffel Tower di Paris, atau ke Skytree. Namun melihat transportasi yang mudah menuju Sky Tree, kami pun memasukkan Skytree ke jadwal kami.

Ini si Tokyo Tower.
Lights

Kami cukup naik metro dari stasiun Asakusabashi menuju Oshiage Station (Skytree). Cukup keluar dari stasiun dan kami pun tiba di Tokyo Skytree. Nampaknya weekend di Menara yang dibuka di tahun 2012 ini memang penuh dengan keluarga dan muda-mudi. Udara yang dingin pun tak menyurutkan niat banyak orang untuk berfoto dan bermain di sini.

Christmas is in the air

Biasanya orang yang ke sini akan pergi ke Observation Deck. Di sini ada dua Observation Deck, Observation Deck 350 dan 450. 350 di sini maksudnya adalah di ketinggian 350 meter. Tentunya yang bisa dilihat jauh lebih banyak. Yang 450 pastinya jauh lebih keren karena lebih tinggi lagi.

Selfie kami ;)
Floor guide Tokyo Skytree

Di bagian bawah Skytree terdapat Tokyo Solamachi. Tokyo Solamachi ini adalah mall, yang terdiri dari west yard, east yard, dan tower yard. Di setiap yard ini ada toko-toko dari brand-brand ternama dan juga tempat makan. Di sini juga ada Sumida Aquarium. Jadi memang tak heran kalau banyak anak-anak kecil yang beredar di sini.

Floor guide Tokyo Solamachi
Lego Mickey

Yang menarik di Tokyo Solamachi ini, mereka mempunyai lantai 30 dan 31. Di sini terdapat restoran-restoran yang lumayan harga makanannya. Tetapi dari lantai ini juga kita bisa melihat pemandangan kota Tokyo. Memang tidak setinggi di 350 dan 450, tetapi bagi kami cukup tinggi, tidak usah antri, dan free of charge.


Untuk menuju lantai 30 – 31 ini, kita harus naik lift khusus di lantai 6. Lift ini terletak di East Yard, dekat Gion. Walau sudah tahu harus kemananya, tetap saja rasanya jauh menuju lift tersebut. Tetapi worth it, karena view yang dilihat sangaaat bagus.

View dari lantai 31.
View dari lantai 30.

Setelah puas melihat-lihat, kami pun memutuskan untuk kembali ke basement. Tujuan kami adalah kembali ke hotel, karena besok pagi-pagi, kami akan day trip ke Gunung Fuji. Makan malamnya bagaimana? Biar cepat, tentunya konbini store. Kali ini kami menjajal makanan di sevel di dekat hotel =D


Next: Jepang Day 6 : Day Trip ke Gunung Fuji

PS: artikel lengkap kami selama di Jepang bisa dilihat di sini ya.

Sekilas Info

Tokyo Skytree

Website: https://www.tokyo-skytree.jp/

1 Chome-1-2 Oshiage, Sumida City, Tokyo 131-0045, Jepang Google Map

Jam operasional: 10.00 – 22.00

Jepang Day 5 (Part 1): Menikmati Weekend di Shibuya

Tak terasa kami sudah memasuki hari kelima di Tokyo. Hari kelima ini jatuh di hari Sabtu. Agak deg-degan jalan di negeri orang bersama oma opa kalau lagi weekend. Namanya juga weekend, pasti dimana-mana ramai. Kalau kemarin kami sudah merasakan keramaian di Sanrio, hari ini kami pun berencana main di Shibuya di siang hari, lalu Asakusa dan Skytree.

Tujuan pertama kami di Sabtu pagi ini adalah Shibuya. Hampir semua orang tahu kalau Shibuya merupakan pusat dari tren kalangan remaja. Dan bukan hanya itu, Shibuya terkenal dengan berbagai tempat wisata. 

Shibuya Crossing

Yang cukup terkenal di sini adalah Shibuya Crossing dan Hachiko Statue. Tentunya oma pun mau sekali melihat Hachiko statue. Apalagi oma suka memelihara anjing. Jadi walaupun harus antri, kami pun dengan sukarela mengantri, sambil bercerita kisah tentang Hachiko.  

Sebagai penghormatan akan keseetiaan Hachiko, jalanan pun ada lambang ini.

Hachiko, anjing milik Profesor Ueno ini biasanya menjemput Professor di stasiun Shibuya. Suatu  hari, sang professor terkena serangan jantung saat mengajar dan meninggal di kampus. Hachiko yang tidak tahu tetap menunggu di stasiun Shibuya.

Peringatan 100 tahun Hachiko.

Akhirnya Hachiko diadopsi oleh orang-orang setempat. Tetapi anjing ras akita inu ini selalu kembali ke stasiun, menunggu tuannya datang kembali. Selama sepuluh tahun, Hachiko tetap menanti tuannya dengan setia, sampai saat Hachiko mati karena sakit. 

Walaupun antri, tetapi cepat karena semua tertib.

Tepat di samping Hachiko Statue terdapat penyeberangan yang cukup besar. Inilah Shibuya Crossing, yang menjadi saksi kesibukan warga Tokyo. Yang membuat penyeberangan ini unik adalah saat lampu hijau pejalan kaki menyala, semua pejalan kaki dapat menyeberang bersamaan dari semua sisi. 

Foto dulu di Shibuya Crossing.

Karena hari Sabtu dan pastinya Shibuya ramai, maka kami memang merencanakan untuk early lunch. Tempat tujuan kami adalah Saizeriya. Loh, bukannya semalam makan Saizeriya? Betul, dan ternyata oma opa dan anak-anak masih semangat untuk menjajal menu lain di Saizeriya.

Untuk menuju Saizeriya, kami hanya mengikuti google map. Dan saat berjalan, kami sama-sama berpikir bentuk gang dan toko-tokonya seperti di Myeongdong. Banyak tempat makan, toko baju, dan toko pernak-pernik. 

Pizza keju favorit kami.

Salah satunya adalah Tokyu Hands, yang disebut Hands di sini. Dengan tidak sengaja kami bertemu Hands yang cukup besar. Kakak pun berkata setelah makan mereka mau melihat-lihat ke Tokyu Hands. Kami mengizinkan mereka ke sana duluan, kami berjalan pelan-pelan bersama oma dan opa, dan meminta mereka menunggu di sana. 

Hands. Sumber foto: info.net

Saat kami menyusul mereka, kami pun cukup terkaget-kaget dengan Hands di sini. Di benak kami, Tokyu Hands hanyalah berisi alat-alat stationery. Makanya kami kaget saat menemukan Tokyu Hands di sini begitu besar. Jumlah lantai mereka ada tujuh dan basement. Tetapi yang membuat bingung di awal adalah terlalu banyak split level atau mezanin. 

Lantai-lantai di Hands Shibuya

Mereka menjual perlengkapan lain seperti tanaman hias, alat rumah tangga, Japanese design, keperluan rumah tangga, art and craft supplies, dan sebagainya. Keperluan traveling pun ada. Tempat tea time dan ngopi cantik juga disediakan (jadi buat bapaks yang malas keliling, bisa duduk manis di sini).

Sayangnya waktu kami terbatas. Untungnya Duo Lynns sudah duluan jalan sehingga sempat berkeliling di bagian stationary. Mereka berhasil menemukan mild liner yang mereka cari dengan harga sangat murah.

Tujuan kami berikutnya adalah Mega Don Quijote. Di Shibuya ini Mega Donki begitu besar dan lengkap. Jadi pastinya anak-anak dan oma opa mau mencari cemilan-cemilan yang jarang ada di sini, sementara papa mau mencari warabi flour

Don Donki di negara aslinya.

Sama seperti Hands, Mega Donki pun terdiri dari tujuh lantai dan basement. Padatnya orang di sini membuat kemana-mana susah. Antri lift pun panjang. Supaya efisien, papa dan Trio Lynns bersama-sama menuju lantai dua. Duo Lynns ingin mencari kitkat aneka rasa. Sementara saya menemani oma opa menuju basement mencari makanan matang dan bento. 

Can you spot something that is unusual?

Di lantai tujuh Mega Donki ini terdapat counter untuk tax refund. Di Tokyo, kita dapat mengklaim tax refund jika berbelanja minimal 5.500 Yen. Jadi jangan lupa membawa passport. Dan tentu saja antrian di hari Sabtu akan panjang, karena banyak turis yang berbelanja.

Setelah berbelanja, opa pun berkata ingin kembali ke hotel. Apalagi makanan yang dibeli sangat banyak. Rasanya cukup untuk makan malam di hotel sambil santai-santai. Alhasil kami pun mengantarkan mereka ke hotel dulu. 

Aksi Bela Palestina yang dilakukan oleh warga Tokyo dan foreigner di Shibuya.

Bersambung ke part 2.

 PS: artikel lengkap kami selama di Jepang bisa dilihat di sini ya.

Sekilas Info

Hachiko Memorial Statue

2 Chome-1 Dogenzaka, Shibuya City, Tokyo 150-0043, Jepang Google Map

Jam operasional: 24 jam

 

Shibuya Crossing

Alamat berdasarkan Google Map

 

Saizeriya

Jepang, 150-0042 Tokyo, Shibuya City, Udagawacho, 39−2 ビレッジ80 2F Google Map

Jam operasional: 10.00 – 05.00

 

Tokyu Hands Shibuya

Alamat: 12-18 Udagawacho, Shibuya-ku, Tokyo-to Google Map

Jam operasional: 10.00 – 21.00

 

Mega Donki

28-6 Udagawacho, Shibuya City, Tokyo 154-0042, Jepang Google Map

Jam operasional: 24 jam