Setelah istirahat di hari pertama, di hari kedua perjalanan kami, kami pun melanjutkan perjalanan pukul 07.30. Berdasarkan mbah google, perjalanan kami kurang lebih 8 hingga 9 jam. Jadi kami optimis bahwa sebelum malam, kami bisa tiba di hotel. Bahkan untuk menghemat waktu, kami sudah merencanakan untuk makan di mobil saat menyeberang ke pulau Bali.
Dari Surabaya, kami masuk toll dalam keluar di Probolinggo. Perjalanan ini lebih smooth, dan kami pun berhenti sekali di rest area untuk pergi ke toilet. Sayangnya setelah keluar tol, petualangan kami pun dimulai.
Mbah google memberikan jalan yang membuat kami blusukan melalui sawah dan jalan-jalan kecil. Belum lagi kami melalui anak-anak sedang baris berbaris. Ditambah lagi banyaknya truk yang salip menyalip. Hal ini merupakan tantangan bagi papa yang tak terbiasa menyetir di Jawa Timur.
Hiburan anak-anak dan kami saat berkendara adalah pemandangan yang indah. Kapan lagi melihat kiri laut dan kanan gunung kan. Selain itu saat melewati Taman Nasional Baluran, anak-anak pun sibuk melihat monyet di pinggir jalan.
Kapan lagi bisa melihat pemandangan seperti ini. |
Ekspektasi kami untuk menyeberang saat Tengah hari pun harus mundur. Akibatnya kami sampai di pulau Bali pukul lima sore. Yang berarti perjalanan kami ke Kuta masih jauh dan kami bisa jadi tiba malam hari. Tentunya berkendaraan di sini tidak semudah yang dipikirkan. Truk di kiri kanan yang sibuk menyalip dan menggunakan lampu sorot jarak jauh membuat kami cukup deg-degan.
Makan malam pun dilakukan secara drive thru di McDonalds. Tujuannya supaya kami cepat sampai di tempat tujuan. To make story short, kami tiba jam 21.30 di hotel tempat konferensi diadakan.
Saat melakukan road trip kemarin, banyak hal yang menjadi pertimbangan kami. Dari si kecil yang baru pertama kali naik mobil dalam jangka waktu begitu lama, si oma yang ada diabetes sehingga tidak bisa makan sembarangan, si papa yang gampang mengantuk kalau menyetir, sampai si adik yang hobi ke toilet, semua dipikirkan supaya tidak repot saat di jalan. Berikut tips untuk melakukan road trip bersama anak-anak:
1. Jalan pagi-pagi atau malam hari untuk menghindari kemacetan.
Kita sama-sama tahu traffic Jakarta itu kan luar biasa sekali sekarang. Ada dua pilihan untuk menghindari kemacetan. Yang pertama jalan subuh dan yang kedua jalan malam hari. Kami memilih jalan subuh supaya tidak terlalu gelap saat jalan dan tidak mengantuk saat jalan.
2. Tentukan di rest area mana akan berhenti.
Seperti saya bilang diatas bahwa banyak hal yang harus dipikirkan karena jalan membawa anak-anak, maka saya melakukan pendataan rest area yang akan dilewati dari Jakarta hingga Bali. Rest area penting untuk kita berhenti sejenak, baik untuk mengisi bensin, menggerakkan badan, mencari toilet, ataupun mencari makanan dan minuman.
|
Saya mencari rest area tipe A atau B yang mempunyai toilet duduk, karena si oma sudah susah untuk jongkok. Selain itu, dengan memperkirakan saat jam makan siang kurang lebih di daerah mana, maka kita dapat menentukan rest area terdekat yang menarik untuk dikunjungi untuk makan.
3. Sediakan mainan di mobil.
Membawa anak berusia 2 tahun lebih untuk road trip lumayan menantang. Apalagi karena si kecil bayi pandemi, jadi tidak terbiasa pergi-pergi. Supaya tidak terlalu bosan duduk terus di carseat, maka saya menyiapkan mainan-mainan yang tidak susah untuk dibuka dan jika jatuh ke bawah kursi mudah dicari (blocks besar, puzzle besar, masak-masakan) dan juga bacaan-bacaan yang bergambar (kalau banyak tulisan dan dibaca saat mobil berjalan kan tidak baik untuk mata).
4. Sediakan cemilan di mobil.
Supaya paksu tidak mengantuk saat menyetir, maka saya mempersiapkan beraneka cemilan. Ini lumayan membantu, setidaknya ada yang dikunyah selama perjalanan walaupun pada akhirnya si kecil jadi lebih tertarik cemilan papanya daripada cemilan dia.
5. Untuk menghemat waktu, bawalah makanan berat di mobil.
Berdasarkan pengalaman kami, ada beberapa rest area yang mempunyai koleksi makanan enak dan ada beberapa rest area yang biasa saja makanannya. Terutama untuk jalan dari Surabaya ke Bali, lumayan susah mencari rest area. Sedangkan kalau mau kulineran dulu, kami sedang berburu waktu. Maka fast food,yang bisa drive thru dan makan di mobil, atau makanan mevvah (baca pop mie) menjadi pilihan kami. Cukup sedia termos isi air panas, dan voila, jadilah pop mie.
6. Jika tujuan lumayan jauh, ambil waktu istirahat supaya tidak terlalu lelah.
Untuk perjalanan dengan jarak tempuh lumayan jauh, baiknya tidak dilakukan dalam satu hari. Istirahat di malam hari lumayan membantu paksu yang menyetir dan juga untuk anak-anak pun tidak terasa berat duduk terus menerus di mobil. Kalau kami, karena si kecil selalu di carseat, saat-saat berhenti dan istirahat ini lumayan menambah kewarasan mamanya =D
7. Jaga kesehatan sebelum bepergian dan saat bepergian.
Nah, ini faktor yang tidak kalah penting. Karena road trip sangat menguras tenaga, maka sebelum pergi dan saat sedang bepergian harus jaga badan, istirahat yang cukup, dopping vitamin, dan makan makanan yang bergizi (dah kayak iklan posyandu aja). Kalau kami ditambah sedia alcohol spray, tisyu alkohol, dan hand sanitizer. Tidak apa dibilang clean freak ataupun sok higienis, daripada sakit. Kan kalau sakit yang repot bukan yang komentar, tapi kita =D
8. Isi bahan bakar mobil saat tinggal setengah.
Saat kami mendapat kesempatan berkunjung ke rumah tantenya anak-anak di US, kami diajak melakukan road trip dari Maryland hingga Niagara Falls. Si om selalu berkata, jangan pernah menunggu hingga indikator menunjukkan huruf E. Tapi selalu isi saat indikator bensin menunjukkan bensin tinggal setengah. Kami pun menerapkan hal yang sama. Apalagi tidak semua rest area mempunyai SPBU. Jadi berdasarkan data rest area dan indicator bensin, maka kami pun mengisi jika bensin tinggal setengah.
Walaupun saat jalan pergi penuh dengan tantangan, namun saat perjalanan kembali ke pulau Jawa, kami sudah jauh lebih pintar. Si papa sudah bisa menyalip dan saya pun kembali ke natur awal sebagai kenek =D