Saturday, October 14, 2023

Our First Road Trip to Bali (part 1)

Tidak pernah kami bayangkan bahwa kami dapat melakukan road trip to Bali. Maklum, si papa bukan tipe orang yang senang menyetir jauh-jauh dan lama. Tetapi tahun lalu, pertama kalinya kami mengadakan road trip. Dan tidak tanggung-tanggung, langsung ke Bali saudara-saudara.

Berawal dari pengumuman di bulan Mei bahwa salah satu komunitas homeschool yang kami ikuti akan mengadakan Family Conference di Bali. Memang sebelum pandemi Family Conference diadakan setiap November di Malaka. Dan selama pandemic, FC ini diadakan secara online.

Kami pun tak menyangka bahwa tahun ini diadakan di bulan Agustus. Sedangkan kami sekeluarga sudah membeli tiket untuk pergi ke Singapore di akhir Juli hingga awal Agustus untuk berkumpul bersama keluarga di Singapore. Namun karena sayang kalau tidak ikut, maka kami mencoba menyesuaikan jadwal.

Untuk naik pesawat ke Bali kok rasanya aneh. Hari ini baru sampai dari Singapore, masak besok sudah jalan lagi ke bandara untuk pergi ke Bali. Akhirnya setelah ditimbang, di telaah (rapat yang lebih berat daripada rapat DPRD), diputuskan kami akan road trip.

Setiap persiapan sudah disiapkan di awal Juli, supaya kami tidak repot saat kembali dari Singapore. Koper yang dipakai pun berbeda. Kata kakak dan adik, tiba-tiba kelayapan terus setelah dua tahun di rumah terus. Apalagi si oma (mama saya) kepingin ikut sampai Surabaya, sekalian pulang kampung. Jadi road trip pertama kami ini begitu menantang.

Colorful house

Karena keterbatasan waktu, road trip kami ke Bali ini dibagi menjadi dua pemberhentian. Yang pertama kami akan berhenti di Surabaya, dan setelah itu langsung ke Kuta. Di hari pertama, kami jalan pagi sekali untuk menghindari kemacetan. Tepat jam 4.30 kami semua masuk ke dalam mobil. Koper yang ada sudah dimasukkan sehari sebelumnya, biar tidak repot. Perjalanan kami pun dimulai.

Perhentian pertama kami adalah rest area KM 57. kami berhenti untuk toilet break (toilet di sini relative bersih) dan drive thru McD (supaya anak-anak bahagia). Goal kami untuk perjalanan Jakarta – Surabaya ini adalah untuk makan di rest area KM 456.

Rest area KM 456 yang disebut juga Resta Pendopo KM 456 ini terletak di Salatiga. Namanya juga Salatiga, pasti terbayang udara yang sejuk. Selain itu, rest area ini terkenal sebagai rest area yang seperti mall karena banyaknya brand-brand ternama. Yang menarik, rest area arah Semarang dan arah Jakarta ini dihubungkan dengan skybridge

Sky bridge rest area 456

Bagaimana dengan makan siang kami? Ada banyak pilihan makanan yang suka ada di mall-mall Jakarta. Tapi karena si oma mau makan masakan khas Jawa, maka food court menjadi pilihan kami. Untuk rasa sih biasa saja, bukan yang wah. Untuk harga, relative standard. Yang paling enak sih hawa adem yang terasa sekali. Walaupun itu berarti bau rokok juga tercium jelas =D 

Area food court

Di hari pertama ini, dengan berhenti untuk toilet break dan makan siang, kami tiba di Surabaya pukul 16.30. Kami mampir ke rumah kakak sepupu, karena si oma mau menginap di situ untuk dijemput oleh adik oma besoknya. Setelah ngobrol sebentar, kami pun lanjut jalan menuju hotel.

Hotel yang kami tempati untuk istirahat adalah hotel Yello Jemursari. Kami memilih hotel ini karena pengalaman pertama yang begitu mengesankan. Selain itu lokasinya tidak jauh dari jalan tol menuju Probolinggo. Review untuk Hotel Yello akan ada di artikel terpisah ya.

Our morning view from Surabaya

Agenda kami malam ini adalah makan malam bersama dengan sahabat kami. Rasanya setelah lamaaa sekali tidak bertemu dan dipisahkan oleh pandemic, acara makan malam bersama ini menjadi sesuatu yang dinanti-nanti. Anak-anak pun dengan senang ngobrol dan makan bersama. Namun karena besok pagi akan kembali melakukan road trip, maka kami pun tidak bisa lama-lama.

Our dinner was here...

Bersambung ke part 2....


















No comments:

Post a Comment