Monday, September 26, 2016

The Hungry Belly Bandung


Sebelum kami menikmati liburan kami, seminggu sebelumnya kami mendadak pergi ke Bandung karena ayah dari sahabat saya meninggal. Maka kami mencari hotel sehari sebelum kami berangkat ke Bandung dan menemukan Hotel California yang sedang promo. Hotel ini cukup menarik, apalagi kalau membawa anak kecil. Dinding luarnya menggunakan jendela yang besar, sehingga membuat anak-anak betah melihat ke jalan. Memang saat kami sampai, sesuai dengan deskripsi banyak orang di tripadvisor, jendelanya memang menarik dan membuat kita dapat melihat pemandangan kota Bandung dengan puas.

Karena sudah sangat sore, dan kami harus segera bersiap untuk datang ke kebaktian tutup peti, kami mengisi perut kami terlebih dahulu. Tempat makan terdekat adalah The Hungry Belly.

The Hungry Belly berada di atas bengkel motor Kencana. Sepertinya usaha ini dijalankan oleh anak-anak muda. Melihat menu-menunya, mereka memadukan antara makanan siap pakai, seperti mie instan, ham, sosis, smoked beef, dan bahan makanan lainnya. Walau menunya sederhana, rasanya katanya sih enak. Dan free WiFi juga. Berbekal review yang kami baca, tetap cari tahu dulu review-nya sebelum berkunjung, dan juga demi kenyamanan. kami memutuskan makan di sana. Awalnya kami agak bingung masuknya dari mana, tetapi ternyata untuk menuju The Hungry Belly kami harus naik tangga di bagian luar. Suasana yang sepi jadi curiga buka atau tidak ya. Ternyata buka dan kami disambut hangat lagi. Yang saya suka adalah area smoking dan non smoking dipisahkan. Yang non smoking berada di dalam ruangan, jadinya kami dapat makan tanpa terganggu asap rokok.

Kami dengan polos duduk dan menunggu menu. Pilihan makanan yang ada cukup bervariasi. Dari mie instan dengan toping macam-macam (yang menarik hati), sampai ke baked rice. Topingnya ada smoked beef, black pepper beef, gyutan, chicken yakiniku, sosis dan sebagainya. Berhubung membawa anak kecil, maka kami memilih nasi daripada mie instan.
Cukup menggoda hati bukan?
Bagaimana dengan minumannya? Minuman yang ada pun beraneka ragam dan nampak menarik. Menurut kata orang, yang terkenal enak adalah jus buah naganya. Sayangnya kami buru-buru, jadi tidak memesan jus buah naga ini. 
Pilihan minuman dingin
Pilihan minuman hangat yang menggoda hati.
Sambil menunggu pesanan, mulai banyak orang yang datang untuk makan di sini, dan biasanya anak muda. Ternyata sistemnya adalah pesan di depan, lalu bayar. Setelah itu makanan baru diantarkan ke meja. Maklum, kami orang baru.
Tak lama kemudian, makanan kami datang. Kami memesan baked rice with smoked beef, baked rice with sausage, dan pasta aglio olio. Baked rice-nya berisi nasi yang dikasi saos seperti saos tempura, ada jamur sedikit, telur orak-arik, lalu toping yang kita mau, dan diatasnya dikasi parutan keju. Karena dipanggang, kejunya ini meleleh sehingga membuat makanan menjadi lebih enak. Bagaimana rasanya? Adik berkata enak dan makannya pun lumayan cepat. Kakak berkata besok makan sini lagi ya mama. Sedang pastanya pun enak, rasa pastanya pedas dan ada taburan smoked beef.

Dan saat saya lihat di instagram, ternyata mereka juga melayani pemesanan loh. Pemesanan ini bisa dengan menghubungi nomor mereka ataupun melalui GOFOOD by GOJEK. Wah....menarik untuk dicoba nih. Jadi tidak harus menginap dekat situ, tetapi juga bisa delivery. Rasanya tempat ini  akan menjadi pilihan kuliner kami saat kami ke Bandung. Apalagi membuat si kecil makannya cepat =D
Instagram mereka. All pictures are taken from the_hungrybelly.
The Hungry Belly
Alamat: Jl. Wastukencana no 50A Bandung
(diatas Kencana Motor)
No telepon: 081214912598
Jam buka: 11.00 - 23.00

Tuesday, September 20, 2016

Bandung Getaway

Sebetulnya bulan ini kami tidak ada rencana untuk kelayapan ke luar kota. Bahkan karena satu dan lain hal, kami tidak ikut kegiatan field trip komunitas homeschool kami ke floating market (walau kepengen juga tahu floating market di Bandung seperti apa). Tapi, tak dinyana tak disangka, bulan ini malah kami dua minggu berturut-turut ke Bandung. Yang pertama karena ayah dari sahabat saya meninggal, dan yang kedua memenuhi undangan ulang tahun anak sahabat kami. 

Bandung merupakan kota yang menarik untuk dikunjungi. Waktu saya kecil, setiap bulan pasti saya dan mama saya berkunjung ke Bandung. Dulu sih selalu tinggal di rumah sahabat-sahabat mama. Sekarang, karena sudah ada buntut, jadi kurang enak hati mengganggu mereka. Jadi setiap datang, kami mencari penginapan yang nyaman dan dekat untuk berkunjung ke rumah-rumah sahabat. Nah, bagaimana cara mencari penginapan?

Penginapan di Bandung itu buanyak sekali. Bahkan di satu jalan, kita dapat menemukan beberapa hotel yang saling berdekatan. Cara memesannya pun gampang, bisa secara online. Biasa saya pesan melalui agoda. Kali ini, karena acara ulang tahun di Maxi's Resto di daerah Ciumbuleuit, maka kami mencari penginapan di daerah ini. Dulu saat orang tua dari anak yang ulang tahun ini menikah di Maxi's, kami menginap di hotel Ardjuna yang sekarang bernama SHEO hotel. Hotelnya sih bagus, makanannya enak, udaranya juga enak, tetapi sayangnya saat kami makan, hampir kebanyakan orang merokok dan tidak dipisahkan antara smoking dan non smoking area. Berbekal pengalaman itu, kali ini kami mencoba mencari di airbnb.com

Singkat cerita, kami mendapatkan tempat di Parahyangan Residence yang bernama Julie's apartment. Ibunya sangat komunikatif dan berdasarkan review dan foto, tempatnya enak. Apalagi apartemen ini termasuk apartemen baru yang ada di daerah Ciumbuleuit. Harganya? Lebih murah dari hotel dan lebih leluasa. Buat emak-emak kan ini jadi faktor utama. Dan saat kami sampai, memang betul tempatnya enak dan nyaman.
Pemandangan di pagi hari yang membuat saya ingin bernyanyi how great is our God
Kolam renang dan mini children playground. Menarik bukan?
Apa acara liburannya? Hmm....karena si adik tidak enak badan saat hari Idul Adha, maka rencana kami jalan-jalan ke Dusun Bambu pun batal. Akibatnya, kami hanya menikmati Parahyangan Residence dan sekitarnya, dan mencari makan siang di Paris Van Java (karena dekat dan ada Ta Wan). 

Bersyukur sekali di Parahyangan Residence ada rooftop garden yang dapat dinikmati. Tamannya sih belum jadi banget, tetapi pemandangan dari lantai 26 ini begitu memukau. Belum lagi udaranya yang segar. 
Bisa menikmati angin sore yang sejuk nih.
Jadinya pagi itu kami bahagia menikmati pemandangan di sekeliling kami. Terlalu indah alam ciptaanNya, sehingga membuat kami terkagum-kagum. 
View kota Bandung ke arah Ciumbuleuit siang dan malam hari.
Setelah agak siang, kami pun jalan-jalan ke Paris van Java. Walau kami sudah berkali-kali ke Bandung, kami tidak pernah ke sini loh. Mentok-mentok paling ke Cihampelas Walk. Jadi agak lieur juga saat mencari parkiran. Sangking lamanya mencari parkiran, si adik sampai tertidur :D

Paris van Java merupakan mall dengan konsep semi outdoor. Dan menurut saya, mall ini gabungan antara mall kelas atas dan menengah, karena ada Sogo department store (yang harga bajunya lumayan) tetapi juga ada Carrefour. Di sini juga ada bioskop CGV. Mungkin karena siang hari, rasanya panas juga kalau berjalan di daerah yang agak outdoor. Rasanya kalau malam tempat ini lebih menarik. 

Karena tujuan kami adalah mencari makan siang, maka kami segera menuju sisi yang dipenuhi restoran dan tempat makan. Tujuan utama kami adalah bubur Ta Wan, demi si adik. Tetapi saat sampai di depan Ta Wan, adik malah kepengen makan nasi sama chicken, alias ayam goreng. Akhirnya kami pun naik ke sky level untuk mencoba Richeese Factory. 

Ternyata sky level adalah surganya anak-anak. Ada banyak mainan untuk anak-anak. Dari miniapolis (yang seperti di Plaza Indonesia) , game master (sejenis timezone), dan bahkan trampoline park. Karena tujuan utama kami adalah makan, maka kami langsung menuju target operasi. 

Di depan Richeese terdapat kolecer yang begitu indah, yang membuat kami berhenti terlebih dahulu. Kolecer, atau baling-baling, atau pinwheel merupakan barang yang diidam-idamkan anak-anak. Saat kami berjalan-jalan di pasar di Singapore, anak-anak kepengen sekali membeli. Waktu itu kami sedang buru-buru, jadi kami tidak membelinya. Rencananya kalau lain kali ke sana, kami mau beli. Nah, berhubung ada di sini, kami jadi mampir untuk membeli. Harga kolecernya pun masih ok, untuk yang kecil Rp 25.000,00. Akhirnya kami membeli 2 kolecer. Kesampaian juga maunya Duo Lynns.
Kolecer alias baling-baling. Warnanya sungguh menarik.
Richeese factory merupakan restoran fast food yang menjual fried chicken. Yang membedakan Richeese dengan restoran fried chicken yang lain adalah di cocolannya. Di Richeese ada cheese sauce yang yummy dan ayamnya bisa dibuat pedas (seperti ayam korea gitu). Tapi memang antrinya lumayan. Rasanya lumayan pedas, kami memesan yang level 2, tetapi ada rasa tersendiri saat di-dip ke cheese sauce
Foto sambil menunggu papa membeli makanan, antrian di belakang adik cukup panjang.
Setelah makan, kami mampir sebentar di Carrefour untuk membeli air minum. Persediaan air minum kami sudah menipis. Selama berjalan menuju Carrefour kami melewati berbagai toko terkenal. Dan banyak sekali toko yang menjual handicraft. Bandung memang terkenal dengan handicraft-nya. Saya memang senang melihat pernak-pernik, walau tidak suka membelinya:D

Interior mall ini cukup menarik. Di setiap bagian ada interior tersendiri yang memang menarik untuk difoto. Ada yang berbentuk awan (kata adik ada bantal di atas), ada yang berbentuk snowflakes (yang membuat kakak bersemangat minta difoto), dan ada juga yang bertema taman dengan kupu-kupu dan sarang burung. Carrefour di PVJ terletak di lantai paling bawah. Setelah membeli, kami segera pulang karena kami ada janji dengan penjual batagor.
Sebagian interior di PVJ. So lovable.
Rasanya semua orang tahu bahwa salah satu makanan ciri khas Bandung adalah batagor alias baso tahu goreng. Ada banyak batagor di kota Bandung ini. Ada banyak penjual batagor dan beberapa yang terkenal adalah batagor Kingsley, batagor Riri, dan batagor Abuy. Teman-teman saya yang tinggal di Bandung sih lebih menyukai batagor Abuy. Sehingga saya lebih sering makan batagor Abuy. Untuk memesan batagor Abuy ini cukup mudah loh. Cukup menghubungi via telepon ke 0811223282, sebutkan pesanan kita, dan tempat kita menginap, maka batagor akan dikirimkan ke tempat kita pada waktu yang sudah disepakati. Satu besek isi 10 buah batagor (boleh campur antara siomai dan batagor), dengan harga Rp 95.000,00 per besek. Lumayan naik dibanding waktu kami memesan beberapa tahun lalu. Berhubung si opa suka sekali, maka kami kembali memesan, padahal seminggu sebelumnya kami baru memesan.

Sore harinya, setelah batagor pesanan kami diantar, sementara Duo Lynns tertidur, kami menikmati sore kami dengan mendengarkan suara hujan. Dari sejak kami datang, setiap sore kota Bandung diguyur hujan yang deras sekali. Angin membuat butiran hujan menari ke kanan dan ke kiri. Indah untuk dilihat, tetapi berarti anginnya kencang sekali.

Berhubung hujan, kami jadi males kemana-mana. Kami memutuskan untuk mencari makan di sekitar kami dan menikmati pemandangan malam hari dari lantai 26. Norak bukan? Saya memang senang melihat pemandangan.

Bagaimana dengan makan malamnya? Sebetulnya di lantai bawah Parahyangan Residence ada foodcourt bernama Foodstep yang menjual berbagai macam makanan, plus area itu dilengkapi dengan free WiFi. Tetapi saya penasaran dengan resto yang bernama Cawit Cafe. Cawit cafe merupakan cafĂ© yang menjual masakan eastern dan juga western. Karena berada di lingkungan kampus, pasti harganya masih wajar dan dilengkapi dengan free WiFi. Bahkan berdasarkan review yang saya baca, cafe yang buka dari jam 09.00 – 04.00 pagi ini terkenal dengan menu nasi siram dan gehu rendang. Jadi kami berjalan ke sini, tetanggaan dengan Parahyangan Residence, dan membeli beberapa makanan untuk dimakan di apartment.

Saat kami kembali, kami mampir untuk melihat pemandangan kota di saat malam. Indahnya lampu-lampu yang ada dan ditambah dengan hawa yang sejuk membuat saya betah di situ (lebay mode on). Kami tidak lama-lama di atas karena perut kami sudah keroncongan. Kami pun segera kembali ke unit kami.
Pemandangan mengarah ke gunung, entah gunung apa, membuat saya merasa wow...
Bagaimana dengan makan malam kami? Gehu rendangnya memang enak, tidak heran menjadi menu favorit. Nasi siramnya juga enak. Entah karena lapar atau memang enak, tetapi anak-anak suka.
Menu makan malam kami yang didapatkan dari Cawit
Walaupun kami tidak jadi mengunjungi tempat-tempat yang sudah kami rencanakan untuk datangi hari ini, karena adik yang tidak enak badan, tetapi kami tetap menikmati liburan kami. Udara yang bersih memang sungguh enak untuk dinikmati dan merupakan barang langka bagi kami warga Jakarta. Selain itu, kebersamaan dengan anak-anak ini tidak tergantikan. Walaupun terkadang ada drama yang luar biasa yang dimainkan dua drama queen ini tentunya :)