Thursday, June 21, 2018

Day 6: Snowman Village at Nami Island


Day 6...
Tak terasa kami sudah mendekati hari-hari terakhir liburan kami di Seoul. Setelah bermain di museum, Seoullo, dan Lotte Mart kemarin, hari ini kami akan menyelesaikan misi yang tertunda karena kaki yang terkilir, yaitu jalan-jalan ke Nami Island, Petite France, dan Garden of Morning Calm. Dan di hari keenam ini, suhu di Seoul ini semakin dingin.   

Awalnya kami tidak pernah berencana ke Nami Island. Menurut kami, pulau yang satu ini hanya terkenal karena film Winter Sonata, saat Choi Ji Woo dan Bae Yong Jun bertemu. Saya memang senang sekali dengan kedua tokoh tersebut, tetapi anak-anak pasti tidak mengerti. Jadi dari awal membuat planning pun kami tidak memasukkan kunjungan ke pulau ini ke dalam agenda kami.

Namun pikiran ini berubah setelah membaca review di TripAdvisor. Katanya di Nami Island anak-anak dapat bermain salju betulan. Hmm....memang itu salah satu tujuan kami berlibur di cuaca yang ekstrim ini kan. Selidik punya selidik, ternyata ini adalah pertama kalinya Nami Island mengadakan Snowman Village. Jadi memang di sana akan ada snowsled, ukiran dari es, dan tentunya aktivitas-aktivitas lainnya. Dan ternyata Nami Island mempunyai taman yang termasuk taman ramah anak ke 14 dari UNICEF dan yang pertama di Korea. Maka Nami Island pun langsung masuk ke agenda kami. 

Ada beberapa cara untuk menuju ke Nami Island. Kami memilih cara yang paling murah, yaitu dengan naik metro atau mrt. Karena hostel yang kami tempati, Step Inn Myeongdong, berada di tengah-tengah Myeongdong, maka kami mengambil rute melalui line 2 karena tidak perlu terlalu banyak transit. Rute kami adalah:
1. Dari Euljiro 1-ga, ambil line 2 (hijau) menuju stasiun Wangsimni
2. Dari stasiun Wangsimni, ambil line Jungang menuju stasiun Mangu
3. Dari stasiun Mangu ambil line Gyeongchun menuju stasiun Gapyeong.

Sekitar jam setengah tujuh pagi kami memulai perjalanan kami. Diluar masih gelap, karena matahari baru akan terbit mendekati jam delapan. Perjalanan menuju stasiun Euljiro 1-ga terasa dingin sekali. Memang sebelum kami jalan, ramalan cuaca mengatakan hari ini suhu tertinggi di wilayah Myeongdong hanya -12 celcius dan suhu terendahnya -17 celcius, yang terasa seperti -20 celcius (di Nami Island adalah -10 celcius hingga -21 celcius). Air yang ada di jalan saja sampai membeku. Walaupun demikian, ternyata banyak sekali wisatawan yang akan berkunjung ke Nami Island. Saat kami pergi saja sudah ada banyak rombongan anak muda dari Malaysia dan cukup ramai (namanya juga anak muda).
Platform yang penuh dengan salju
Salju sudah menutupi rumah-rumah dan jalanan.
Saat sampai di stasiun Mangu, arah untuk menuju platform mulai membingungkan. Dan sepertinya kami tidak sendirian kebingungan karena ada tiga turis muda Malaysia yang mengikuti kami dengan gelagat bingung juga. Akhirnya kami berhasil menemukan platform menuju stasiun Gapyeong. Sayangnya kereta masih 15 menit lagi, sementara kami sudah kedinginan. Untungnya kami membawa termos air panas dan cemilan untuk mengusir rasa dingin ini (di Korea diizinkan makan di area platform asal tidak berantakan). Tiga turis Malaysia ini pun tersenyum sambil kedinginan melihat Duo Lynns sibuk meminta air hangat. Kami pun berkenalan. Ternyata ketiga auntie ini mengira kami orang lokal yang lama di luar karena bahasa Inggris anak-anak sangat bule. Dan saat kami mengatakan kami dari Indonesia, mereka dengan senyum semakin merekah pun langsung berkata 'sama-sama dari Jiran'.
Berusaha melawan dingin....
Dari stasiun Mangu, kami naik mrt menuju stasiun Gapyeong. Dari stasiun Gapyeong, kami berencana untuk naik Gapyeong City Tour Bus. Gapyeong City Tour Bus ini seperti hop on hop off bus, yang melalui tempat-tempat wisata. Kita cukup membayar dan menyimpan tiketnya, setelah itu kita bisa naik turun di pemberhentian-pemberhentian yang ditetapkan. Nah, karena mereka hanya lewat di waktu-waktu tertentu, maka kita harus memperhitungkan dengan seksama supaya tidak membuang waktu karena tertinggal bus (time table-nya ada di link berikut).

Perjalanan dari stasiun Gapyeong menuju Nami Island hanyalah 15 menit dan pemandangannya pun indah, penuh dengan salju dimana-mana. Namun memang jalanannya cukup berkelok-kelok. Kami pun akhirnya sampai di dermaga. Dari dermaga ini kami harus menyeberang ke Pulau Nami.

Ada dua cara untuk menyeberang ke Nami Island. Yang pertama adalah dengan naik ferry. Dan yang kedua dengan menggunakan zip wire.  Apa perbedaannya? Ferry rasanya semua orang sudah tahu, yaitu kapal kecil yang dapat membawa banyak penumpang. Sedangkan dengan zip wire, kita diajak menyeberang di udara. Jadi sambil menyeberang sambil melihat pemandangan. Kalau dengan ferry, waktu menyeberang hanya sekitar 5 menit. Kalau dengan zip wire, waktu menyeberang hanyalah 3 menit. Cuma zip wire ini mahal, antrinya panjang dan kalau musim dingin sudah pasti seakan membeku. Kami memilih naik ferry, lebih efisien bagi kami. 
Atas: dengan zip wire, bawah: dengan ferry.
Nami Island sebetulnya hanyalah pulau independen. Namun mereka menyebut Nami Island sebagai republik yang lengkap dengan deklarasi, bendera, dan lagu kebangsaan. Dengan demikian, masuk ke tempat ini pun harus menggunakan visa alias biaya masuk. Visa ini pun sudah terangkum dalam biaya naik ferry ataupun zip wire.
Untuk yang kedinginan, ada perapian. Bahkan snowman kecil juga ikut menghangatkan badan.
Deretan patung snowman mancanegara yang menyambut kami.
Udara yang luar biasa dingin menyambut kami saat sampai di pulau cantik ini. Namun anak-anak seakan lupa dengan udara dingin karena melihat Snowman Village dan bukit untuk bermain snowsled. Mereka segera naik ke atas bukit sambil menarik papan luncur dengan penuh semangat. 
Inilah Snowman Village
Beautiful ice carving
Area snowsled
Setelah hampir 15 menit di sana dan kami sudah kedinginan, kami mengajak anak-anak untuk mencari coklat hangat di salah satu café yang ada di sana. Buat fakir Wi-Fi seperti kami, di sini banyak sekali area free Wi-Fi. Jadi sambil menghangatkan badan, kami sempat memeriksa suhu setempat. Ternyata suhu di sana adalah -19 celcius dengan rasa -24 celcius. Tidak heran tangan terasa kaku.
The nearest cafe, Nami Island Cafe.
Duo Lynns puas main salju :)
Untuk yang punya banyak waktu, tentunya dapat mengitari pulau ini dengan santai. Namun jika terbatas waktunya, jalanlah dari jalan utama yang dipenuhi dengan deretan pohon pinus hingga deretan pohon gingko, lalu ke deretan pohon metasequoia atau giant redwood, dan melewati taman yang ada patung Winter Sonata
Pose wajib di deretan pohon pinus
Peta Nami Island
Mendekati waktu makan siang, kami berjalan menuju Yeon Ga Lunch Box. Tempat makan ini berada di bangunan yang cukup besar dan seperti hall. Di bagian luarnya terdapat playground yang menarik. Andaikan suhu tidak seekstrim ini, kami pasti akan mengizinkan anak-anak bermain. Kami masuk ke dalam dan melihat-lihat. Di bagian dalam terdapat perpustakaan dan indoor playground. Melihat ini tidaklah heran kalau Nami Island disebut sebagai tempat yang children friendly
Children Library with indoor playground
Yeon Ga Lunch Box merupakan salah satu tempat makan yang berada di luar gedung ini. Tempatnya yang agak dibelakang membuat Yeon Ga agak susah ditemukan. Saat kami masuk, tempat ini dipenuhi dengan foto-foto pemain Winter Sonata, termasuk foto almarhum Park Yong Ha, seakan membuat lagu My Memory yang dinyanyikan oleh Ryu terngiang-ngiang di telinga. Menu di tempat ini cukup sederhana dan merakyat, dan harganya pun termasuk paling bersahabat dibanding resto lain di area ini. Kami memesan lunch box mereka yang terkenal dan juga pajeon. 
Air yang membeku karena suhu yang luar biasa dingin.
Makanan yang kami pesan dengan suasana lokasi shooting tahun 2002.
Setelah perut terisi makanan, kami berjalan lagi menuju barisan pohon gingko dan metasequoia lane. Perjalanan kami berlanjut menuju taman kecil yang diisi dengan patung Winter Sonata. Dengan mengitari area ini, kami kembali sampai ke depan ke bukit yang dipenuhi dengan snowsled. Dan tentunya sudah dapat ditebak, anak-anak ini kembali bermain dengan papan luncur di sini.
Jalanan dipenuhi salju.
Om dan tante yang kuat dingin kata adik =D
Karena mengejar bus yang akan datang pukul 13.25, kami pun menghentikan kesenangan anak-anak dengan snowsled. Seperti tidak rela rasanya. 
Autumn in winter
Hal yang tidak kami sangka, kunjungan ke Nami Island menjadi highlight dari liburan kami ini. Dan ajaibnya, ini adalah pertama kalinya mereka membuat Snowman Village, seakan menjawab doa yang dinaikkan oleh mulut-mulut mungil ini setiap hari.
She said: "God answered our prayer".
Mamanya sampai terharu melihatnya.
Gak rela pulang, tetap minta foto sambil menunggu ferry.
Before: Cara Menuju ke Nami Island
Next: Petite France yang Mungil

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.

Nami Island
http://namisum.com/en/
Cara menuju ke sana: silakan klik link berikut.
Biaya Visa dan masuk ke Nami Island:
Dengan Ferry
Jam operasional: 07.30 - 21.40
Dewasa 10.000 won
Remaja dan Senior: 8.000 won
Anak-anak dan visitor yang masuk diatas pukul 18.00 : 4.000 won

Dengan Zip Wire
Jam operasional: 09.00 - 19.00
Biaya 38.000 won
Info lengkap tentang penggunaan fasilitas lainnya, silakan klik link berikut ini.
Tertinggal bus, alhasil foto kembali di area parkiran.

Tuesday, June 12, 2018

Cara Menuju ke Nami Island


Bagi para penggemar drakor, pasti sudah tidak asing lagi mendengar nama Nami Island. Nami Island, atau Republik Naminara, merupakan salah satu tempat yang ada dan terkenal dan biasanya selalu dikunjungi. Nami Island ini awalnya hanyalah tempat yang terbentuk sebagai hasil konstruksi dari bendungan Cheongpyeong. Pulau kecil yang mempunyai keliling sepanjang 5 km ini terletak di wilayah Chuncheon-si, propinsi Gangwondo.

Nami Island saat musim dingin
Jalanan yang selalu ramai dengan turis.
Kata Nami berasal dari nama salah satu jenderal yang dimakamkan di pulau ini, yaitu jenderal Nami. Jenderal Nami merupakan tokoh pahlawan terkenal dalam sejarah Korea. Jenderal ini terkenal sebagai pahlawan yang sangat berani di medan pertempuran, dan meninggal dalam usia muda yaitu 26 tahun.
Sambutan dalam berbagai bahasa.
Pulau ini dulunya tidak begitu terkenal. Namun sejak film Winter Sonata booming, tempat ini menjadi terkenal. Choi Ji Woo dan Bae Yong Jun berhasil membuat orang jadi penasaran untuk melihat lokasi dari film Winter Sonata ini. Namun terlepas dari film Winter Sonata, tempat ini memang menarik untuk dikunjungi, dalam setiap musim yang berbeda.
Para pemeran Winter Sonata :)

Karena lokasinya yang hanya berjarak 63 km dari Seoul, banyak orang melakukan day trip menuju Nami Island. Rutenya pun cukup mudah, yaitu dari Seoul menuju ke dermaga terlebih dahulu, baru setelah itu dari dermaga menuju pulau Nami.

Dari Seoul menuju Dermaga Namiseom
1. Dengan memilih paket day trip melalui travel agent.
Banyak travel yang menawarkan paket untuk mengunjungi pulau yang cantik ini secara online, baik hanya ke Nami Island atau paket mengunjungi tempat wisata di sekitarnya. Kita tinggal menuju tempat kumpul atau ada beberapa yang mau menjemput kita di tempat kita menginap, lalu duduk manis di van hingga tempat tujuan dan mengikuti jadwal dari mereka. Tentunya dengan memilih yang ini kita lebih tidak lelah di jalan, namun ya harganya juga tidak murah.
Snowman yang siap menyambut di pintu masuk.
2. Dengan menggunakan shuttle bus
Cara yang paling mudah berikutnya adalah dengan menggunakan shuttle bus. Pihak Nami Island menyediakan shuttle bus di jam-jam tertentu di beberapa lokasi seperti Insadong, Namdaemun, dan Myeongdong. Dari lokasi yang ditentukan kita akan diantar hingga tempat tujuan. Kita dapat memilih mau one way (7.500 won untuk orang dewasa) atau mau round trip (15.000 won untuk orang dewasa). Untuk tempat dan paket yang ada, silakan buka link berikut.

Deretan pohon-pohon yang seakan menyambut kita
3. Dengan menggunakan kereta.
Cara yang termurah adalah dengan menggunakan kereta. Jika kita menggunakan kereta, maka rute yang kita gunakan adalah dari Seoul menuju stasiun Gapyeong terlebih dahulu, baru setelah itu kita naik bus atau taxi menuju dermaga. Ada dua cara untuk menuju stasiun Gapyeong, yang pertama dengan menggunakan ITX - Cheongchun dan yang kedua dengan menggunakan subway Gyeongchun line menuju stasiun Gapyeong.

Menuju Stasiun Gapyeong
ITX – Cheongchun
ITX atau Intercity Train Express merupakan kereta ekspress yang menghubungkan Seoul dengan kota-kota lainnya di sekitar Seoul. Karena namanya express, berarti secara waktu tempuh akan lebih cepat dibandingkan menggunakan kereta metro pada umumnya. Tidak semua stasiun dilalui oleh kereta express ini. Untuk menuju ke stasiun Gapyeong, kita harus naik dari stasiun Yongsan atau stasiun Cheongnyangni. Jika kita memilih stasiun Yongsan, maka waktu tempuh menuju stasiun Gapyeong adalah 55 menit dengan biaya 5.200 won untuk dewasa dan 2.600 won untuk anak-anak. Sedangkan jika kita memilih naik ITX dari stasiun Cheongnyangni, waktu tempuh menuju stasiun Gapyeong adalah 40 menit dengan biaya 4.300 won dan 2.100 won untuk anak-anak. Biaya dan waktu ini belum termasuk biaya dari stasiun awal menuju stasiun Yongsan ataupun stasiun Cheongnyangni.
Untuk memesan tiketnya, dilakukan secara online di website resmi mereka.

Subway line Gyeongchun
Dibanding dengan naik ITX, cara yang ini akan lebih lama dan lebih ribet sedikit karena kita harus naik turun kereta dari stasiun awal hingga stasiun Gapyeong. Waktu tempuhnya kurang lebih 1,5 jam (dari stasiun awal) dan biayanya berkisar 2,250 won untuk dewasa dan 900 won untuk anak-anak.

Dari Stasiun Gapyeong menuju Dermaga
Dari stasiun Gapyeong, ada dua cara untuk menuju dermaga. Yang pertama adalah dengan menggunakan taksi, kurang lebih 4.000 – 5.000 won. Yang kedua dengan menggunakan Gapyeong City Tour Bus dengan harga tiket 6.000 won untuk dewasa dan 4.000 won untuk anak-anak. Gapyeong City Tour Bus merupakan hop on hop off bus untuk tempat-tempat wisata disekitar Gapyeong, seperti Petite France dan Garden of Morning Calm. Jadi jika memang tujuannya sekalian mampir ke tempat-tempat tersebut, lebih baik menggunakan Gapyeong City Tour Bus.
Time table dari Stasiun Gapyeong menuju Morning Calm
Time table dari Morning Calm menuju Stasiun Gapyeong.
Dari cara-cara diatas, kita dapat memilih alat transportasi mana yang enak digunakan sesuai budget dan jumlah orang yang ikut. Tentunya ada harga ada kualitas. Kami memilih menggunakan kereta biasa menuju stasiun Gapyeong. Alasannya sederhana, dari tempat kami menginap, total waktu tempuh perjalanan hanya berbeda 15 menit dari kereta express namun harganya bisa beda dua hingga tiga kali lipat (belum lagi dikali jumlah orang). Apalagi dari tempat kami menginap, kami tetap harus naik turun kereta sebanyak tiga kali jika kami harus melalui Cheongnyangni.
Air mancur yang membeku saat musim dingin.
Karena hostel yang kami tempati, Step Inn Myeongdong, berada di tengah-tengah Myeongdong, maka kami mengambil rute melalui line 2 terlebih dahulu. Rute kami adalah:
1. Dari Euljiro 1-ga, ambil line 2 (hijau) menuju stasiun Wangsimni
2. Dari stasiun Wangsimni, ambil line Jungang menuju stasiun Mangu
3. Dari stasiun Mangu ambil line Gyeongchun menuju stasiun Gapyeong.
Walaupun harus turun naik kereta, namun anak-anak tetap senang. Petualangan naik turun kendaraan umum selalu menyenangkan bagi mereka. :)
Ferry menuju Nami Island
Next: Snowman Village di Nami Island 
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.


Bahkan tempat sabunnya pun cute banget...

Wednesday, June 6, 2018

Day 5: Children's Museum of The National Museum of Korea, Seoullo, dan Lotte Mart Seoul Station


Day 5...
Tak terasa kami sudah memasuki hari kelima di liburan kami kali ini. Dan seiring dengan bertambahnya hari di liburan kami ini, cuaca hari ini pun semakin bertambah rendah. Berdasarkan weather forecast, hari ini suhu tertinggi akan menyentuh -10 celcius dan suhu terendah akan mencapai -15 celcius. Ya ditambah angin jadi terasa menjadi -20 celcius. Luar biasa bukan? 

Rencana kami hari ini adalah menjelajah bagian Gyeonggi-do yang lain. Namun apa daya, kaki saya yang terkilir membuat saya meriang gembira tengah malam dan baru dapat tidur di pagi hari (Sempat waswas jangan sampai karena kaki terkilir ini kami tidak dapat menikmati liburan, namun semua dipasrahkan dalam doa). Rasanya tidak mungkin berjalan jauh seharian. Akhirnya jadwal menjelajah bagian lain ini ditukar dengan jadwal hari ke enam, yaitu berkunjung ke The National Museum of Korea. Memang enaknya pergi tanpa tour kan ya yang seperti ini, bisa menyesuaikan dengan keadaan darurat.

Mungkin banyak yang berpikir, kok senang sekali sih ke museum. Percaya deh, museum di luar negeri itu bagus-bagus loh. Membuat anak-anak betah. Di kunjungan kami yang pertama dulu, kami sempat mengunjungi Seoul Children's Museum yang keren banget. Nah di National Museum of Korea ini terdapat Children's Museum yang sangat terkenal. Jadi kami memang memasukkan kunjungan ke museum ini. Apalagi gratis, jadi tambah semangat untuk mengunjunginya. Bagus, mendidik, dan gratis adalah kesukaan buat mama-mama =D

Kalau biasanya kami selalu kelayapan setelah sarapan, kali ini kami memulai dengan santai. Maklum, kaki terasa nyut-nyutan (untungnya bawa counterpain, jadi lumayan mengurangi rasa sakit). Menjelang jam makan siang, kami menuju ke salah satu restoran di dekat tempat kami tinggal, Gimgane (review untuk kuliner akan dilakukan di artikel lainnya ya). Selesai mengisi tenaga, kami memulai petualangan kami hari ini.

The National Museum of Korea adalah museum terbesar di Korea yang berisi barang-barang peninggalan bersejarah baik dunia maupun sejarah bangsa Korea sendiri, dari zaman purbakala hingga zaman modern. Museum yang terdiri dari 5 lantai ini terletak di dekat taman Yongsan. Di dekat sini juga ada war memorial park. Jadi biasanya kalau mengunjungi tempat ini sekalian main ke daerah sekitar ini. Namun kami hanya memilih museum ini karena ingin menghabiskan waktu di Children's Museum mereka. 
Pemandangan dari museum.
Untuk memasuki Children’s Museum ini memang tidak dikenai biaya, namun ada 5 sesi berbeda. Karena kami tiba di sana jam 13.00, maka kami mengambil sesi yang mulainya pukul 13.30.
Menunggu sesi dengan berpose di sana-sini.
Tak lupa berpose dengan maskot kesukaan mereka.
Ruang makan yang disediakan untuk keluarga ang ingin makan.
The Children's Museum of the National Museum of korea berisi tentang warisan kebudayaan Korea. Di sini anak-anak dapat mempelajari cara hidup dan petuah-petuah orang-orang pada masa lampau dengan cara yang menyenangkan, yaitu melalui aktivitas dan pameran. Dari mulai rumah zaman dulu, tembikar dan keramik masa lalu, baju-baju dan aksesoris kerajaan, dan sebagainya. Permainannya pun cukup bervariasi, dari puzzle hingga interaktif dengan komputer. 
Aktivitas motorik pun dapat digunakan untuk mempelajari sejarah.
Mengenal pakaian kerajaan dan aksesorisnya.
Tembikar dan gua penyimpanannya.
Rumah penyimpanan bahan makanan.
Rumah dan isinya.
Salah satu isinya dan tamu =))
Jika dibandingkan dengan pengalaman kami saat di Children's Folk Museum, tentu ini dua hal yang berbeda. Namun kami lebih mengerti saat berkeliling di museum di dalam Gyeongbokgung tersebut karena banyak terjemahan bahasa Inggris untuk setiap keterangan yang tentunya membantu kami yang hanya dapat membaca hangeul tanpa mengerti artinya. Beruntunglah di museum ini ada  free wifi, sehingga kami dapat menerjemahkan beberapa keterangan yang ada di sana.
Aktivitas untuk anak-anak saat memahami sejarah.
Mengenal berbagai bentuk rumah dan mencoba menyusunnya.
Puzzle dan aktivitas lainnya.
Setelah puas menjelajah Children's Museum, dengan setengah memaksa kami mengajak anak-anak untuk melihat The National Museum of Korea. Museum ini memang besar sekali. Kami hanya berkeliling di lantai satu dan itupun tidak habis karena anak-anak sudah mulai kelaparan. Kami pun memutuskan untuk beranjak ke Seoullo.
Hall The National Museum of Korea.
Seoullo 7017 atau Seoul Sky Garden merupakan jembatan yang disulap menjadi taman kota yang panjang, sekitar 1.024 km, yang memang dikhususkan untuk pejalan kaki. Awalnya jalan ini merupakan jalan layang yang menghubungkan daerah timur dan barat dari Seoul Station. Namun sejak tahun 2015, jalan layang ini sudah tidak digunakan lagi dikarenakan kemacetan jalan dan safety issue. Akhirnya jalan ini disulap menjadi taman kota yang indah. 7017 ini mempunyai arti jalan ini digunakan sejak tahun 1970 dan sejak 20 Mei 2017 jalan ini menjadi taman kota dengan 17 bagian dan ketinggian 17 meter di atas permukaan.
Culture Seoul Station
Culture Seoul Station dari Seoullo 7017 di sore hari.
Seoullo 7017
Seoullo mempunyai 3 rute bagi pejalan kaki. Melalui Seoullo ini, kita bisa berjalan menuju Namdaemun Market, Culture Seoul Station, dan beberapa tempat lainnya. Karena udara yang sangat dingin ini, kami tidak berniat untuk jalan terlalu jauh. Kami memilih naik melalui exit 1 stasiun Seoul dan manis-manis di sini saja. Walaupun kedinginan, kami tetap berfoto-foto diatas. Pemandangan yang indah membuat kami sayang untuk melewatkan tempat ini. Kami berpikir setelah ini kami tinggal mampir ke cafe di dalam Lotte Mart untuk membeli coklat hangat.
Taman buatan yang cantik, sayang untuk dilewatkan.
Pose kedinginan di depan ahjussi.
Tujuan kami selanjutnya adalah Lotte Mart. Tempat yang satu ini pasti akan selalu masuk di list kunjungan kami, apalagi Lotte Mart di stasiun Seoul. Selain lengkap, di sini banyak free tester. Kalau mereka melihat anak-anak, mereka akan memberikan tester yang banyak sekali. Makin bahagialah anak-anak ini. Karena free tester minuman hangat, kami pun tidak jadi mampir membeli coklat hangat, tetapi langsung berbelanja. 
Tester segala jenis almond ini juga ada loh.
Oya, di dalam sini juga ada free wifi loh. Jadi lumayan, sambil berbelanja bisa memeriksa whatsApp yang sudah menggunung. Apalagi saat itu di Jakarta terasa goyangan akibat gempa. Sambil berbelanja kami pun mengecek keluarga dan teman-teman di Jakarta. Bersyukur semuanya baik-baik saja. 
Kesukaan anak-anak.
Bagaimana saat membayar? Berbeda dengan saat dulu kami berbelanja di sini, sekarang jalur untuk foreigner dan warga setempat dibedakan. Yang untuk foreigner bisa langsung mengambil tax refund asal menunjukkan passport. Lumayan juga begini, jadi kan tidak usah repot. 
Aneka teh dan Banana Milk.
Selesai mengepak belanjaan kami, kami berjalan kembali ke stasiun Seoul dan menuju Step Inn. Bagaimana dengan kaki yang tadi sakit? Puji Tuhan, sakitnya semakin berkurang dan dapat berjalan dengan normal.



Next: Day 6: Cara Menuju Nami Island

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.

Sekilas Informasi
The National Museum of Korea and Children's Museum
Website: http://www.museum.go.kr/site/childeng/home
Alamat: 137, Seobinggo-ro, Yongsan-gu, Seoul 
Jam operasional: 
- Senin, Selasa, Kamis, Jumat : 10.00 - 18.00
- Rabu dan Sabtu: 10.00 - 21.00
- Minggu dan hari libur: 10.00 - 19.00
tutup setiap hari Senin minggu pertama
Cara menuju ke sana: stasiun Ichon exit 2, jalan melalui underpass Moving Museum, lalu melintasi taman Yongsan kurang lebih 150 meter.
Peta yang ada di underpass Moving Museum.
Seoullo 7017
Cara menuju ke sana:
Stasiun Seoul exit 1, belok ke kanan dan berjalan kurang lebih 130 meter. Setelah berjumpa lift, bisa langsung naik lift ke Seoullo.

Lotte Mart Seoul Station
Jam operasi: 10.00 - 24.00, tutup hari Minggu (minggu kedua dan keempat)
Cara menuju ke sana: stasiun Seoul exit 1, jalan mengikuti petunjuk (kurang lebih 15 menit)
Pose di dekat taman