Thursday, April 26, 2018

Gyeongbokgung dan Ssamzigil

Megah dan besar....
Demikian pemikiran kami saat dulu mengunjungi gerbang Gwanghwamun. Di kunjungan kami saat itu, karena oma tidak mau berkeliling di dalam istana, kami hanya melihat pertukaran penjaga dan berfoto-foto di depan gerbang. Namun kali ini, kami sengaja menyediakan waktu untuk masuk ke dalam Gyeongbokgung. Kami penasaran untuk melihat istana yang satu ini. 
Gaya Duo Lynns untuk menghilangkan kedinginan =D
Duo Ninja dan Gerbang Gwanghwamun
Sekilas sejarah, Gyeongbokgung (Istana yang sangat diberkati oleh surga) merupakan istana yang terbesar dan termegah yang dibangun pada masa pemerintahan dinasti Joseon pada tahun 1395. Gyeongbokgung menjadi istana utama pada masa itu. Pada tahun 1592 Jepang melakukan invasi ke Korea dan hampir semua istana di Seoul hancur. Selama 276 tahun istana tersebut dibiarkan begitu saja. Pada tahun 1867 istana ini dibangun kembali. Namun pada saat tahun 1911, saat penjajahan Jepang di Korea, istana ini dihancurkan kembali dan hanya disisakan 10 bangunan utama. Pada tahun 1990. istana ini dibangun kembali seperti pada zaman dahulu kala.
Tiket kami :)
Walau ramalan cuaca menyatakan jam tiga sore adalah jam paling hangat, namun karena angin yang lumayan kencang, maka udara terasa dingin. Dan karena Gyeongbokgung akan tutup jam lima sore, kami memutuskan untuk mengitari secara cepat beberapa tempat utama seperti gerbang Gwanghwamun, Geungjeongjeon, Gyeonghoeru, Hyangwonjeong, dan Folk Museum. Sedangkan bagian-bagian yang lain akan dilihat dari luar saja, tanpa harus memasuki area tersebut. 
Gerbang Heungnyemun
Saat gerbang istana berpadu dengan gedung bertingkat
Perjalanan kami dimulai dengan memasuki area Geunjeongjeon. Geunjeongjeon, yang artinya semua hal akan terurus dengan baik jika Yang Mulia menunjukkan kerajinan, merupakan hall utama dari Gyeongbokgung. Di hall ini semua kegiatan besar dilakukan, seperti rapat, menerima tamu luar, dan upacara pemahkotaan raja. Sama seperti di Forbidden City, pengunjung hanya dapat melihat dari luar. Kami seakan terbawa ke masa-masa kerajaan zaman dulu (akibat kebanyakan nonton film silat). Sedangkan ruangan-ruangan dibelakang hall utama ini adalah Sajeongjeon, yang artinya tempat dimana raja harus berpikir secara dalam sebelum memutuskan benar atau salah. Ini adalah tempat dimana raja mengadakan meeting pagi dengan menteri-menterinya, dari pukul tiga pagi sampai dengan lima pagi, setiap hari. Rajin sekali bukan?
Tampak depan Geungjeongjeon.
Isi di dalam Geungjeongjeon.
Tahta raja, sudah mirip seperti film kolosal
Bagian berikutnya yang kami kunjungi adalah Gyeonghoeru. Gyeonghoeru merupakan tempat dimana raja menyelenggarakan jamuan formal dengan tamu-tamu luar negeri. Kolam yang ada disekitar Gyeonghoeru dan berlatar belakang pemandangan gunung Inwang membuat kami berpikir pastinya indah sekali pemandangan dari dalam Gyeonghoeru. Jika dilihat sepintas, bentuk-bentuk bangunan ini mirip dengan istana-istana di China. Hal ini memang wajar karena dalam proses pembuatannya, mereka menggunakan prinsip yang ada dalam buku I Ching, Book of Changes, buku klasik China.
Gyeonghoeru yang dikelilingi kolam dengan air yang sebagian membeku.
Pose wajib berikutnya
Secara singkat, kami melihat bangunan-bangunan lain di sekitar Gyeonghoeru. Tujuan kami selanjutnya adalah Hyangwonjeong. Hyangwonjeong merupakan paviliun yang berada di area selir-selir kerajaan. Hyangwonjeong juga dikelilingi kolam yang yang bernama Hyangwonji. Kalau melihat dari denah yang ada, ada dua bangunan yang dikelilingi kolam, yaitu Gyeonghoeru dan Hyangwonjeong. Jika Gyeonghoeru terlihat begitu maskulin, gagah dan luar biasa, Hyangwonjeong terlihat begitu feminin dan hangat.
Denah Gyeongbokgung.
Cuaca yang semakin dingin membuat anak-anak kedinginan. Untungnya kami membawa termos yang berisi air panas. Kami berhenti dan mojok sebentar untuk minum. Karena banyak yang sedang direnovasi di dekat situ, plus kedinginan, maka kami berputar arah menuju Children's Folk Museum yang berada di dalam National Folk Museum.
Berpose di samping Sajeongjeon
Sebetulnya ada dua museum yang berada di dalam lokasi Gyeongbokgung, yaitu National Folk Museum dan National Palace Museum. Namun kami memilih mengunjungi Folk Museum karena di dalam sini juga ada Children's Folk Museum. National Folk Museum menyimpan peninggalan-peninggalan dan informasi-informasi mengenai kehidupan atau kebudayaan orang Korea dari zaman dahulu hingga sekarang. Kami langsung menuju Children's Folk Museum. Kisah kami di Folk Museum ada di link berikut ya.
The National Folk Museum berada di bawah pagoda tersebut.
Pose diluar pintu gerbang. 
Setelah selesai, kami berjalan menuju Insadong. Di kunjungan kami sebelumnya, kami mengunjungi Insadong di malam hari untuk makan malam di Tobang. Kali ini kamu khusus untuk mengunjungi Ssamzigil. Ssamzigil merupakan kompleks perbelanjaan yang berada di area Insadong. Mall ini sudah ada sejak akhir tahun 2004. Ssamzigil dirancang dengan unik karena dengan berjalan menyusuri koridor yang ada kita akan sampai ke tingkat teratas, seperti Mall Citraland di Grogol. Di lantai teratas, rooftop yang disebut Sky Garden, disediakan juga tempat untuk memasang gembok cinta seperti di N Seoul Tower. Isi di mall ini lebih ke arah hal-hal yang berbau kerajinan dan makanan.
Peta Insadong
Ssamjigil di petang hari.
Salah satu makanan yang banyak penggemarnya adalah ddung cake. Ddung cake berarti kue pup. Maksudnya bentuk kuenya seperti pup. Ddung cake mirip seperti pancake tetapi ada isi kacang merah atau coklat. Karena banyak penggemarnya, biasanya antrian yang mau makan kue ini juga lumayan. Kami pun ikut mengantri. Untungnya antrian tidak begitu panjang. Dan setelah kami mengantri, antrian mulai mengular. Mungkin semua juga kedinhinan dan berpikir makan kue ini akan menghangatkan tubuh.
Sudah lihat bentuknya kan? =D
Harga satu kue ini sekitar 2,000 won. Namun jika kita membeli paket, maka jadi jauh lebih murah. Dan memang karena cuaca yang dingin, membeli paket 2 kue dan satu gelas coklat panas (dengan harga sekitar 4.500 - 5.000 won) merupakan opsi terbaik bagi kami untuk menghangatkan badan dan melanjutkan perjalanan kami menuju Dongdaemun Design Plaza.
Muka bahagia saat memegang makanan dan langsung minta difoto.
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, beserta tips dan informasi lainnya, silakan klik link berikut ini.

Before: Yeouido English Ministry dan Yeouido Park
Sekilas Informasi
Gyeongbokgung
Jam operasi: 09.00 - 18.30 (kecuali winter hanya sampai jam 17.00), tutup setiap Selasa
HTM:
19 - 64 tahun: 3.000 won (2.400 won untuk group dengan peserta lebih dari 9 orang)
7 - 18 tahun: 1.500 won (1.200 won untuk group dengan peserta lebih dari 9 orang)
0 - 7 tahun 65 tahun keatas gratis (bawa kartu identitas atau passport)
Tersedia juga tiket kombinasi 10.000 won untuk mengunjungi Gyeongbokgung, Deoksugung, Changgyeonggung, Changdeokgung dan tamannya, Jongmyo Shrine)
Tour dalam bahasa asing (free):
Inggris: 11.00, 13.30, 15.30
Mandarin: 09.30, 11.00, 13.30, 15.00, 26.30
Jepang: 10.00, 12.30, 14.30
Cara menuju ke sana: Stasiun Gyeongbokgung (line 3) exit 5

Ssamjigil
website: http://www.ssamzigil.co.kr/
Alamat: 44 Insadong, Gwanhundong, Jongno-gu
Jam operasional: 10.30 - 20.30
Cara menuju ke sana: stasiun Anguk (line 3) exit 6

No comments:

Post a Comment