Wednesday, April 25, 2018

The National Folk Museum dan Children's Folk Museum

Saat musim dingin, istana dan museum di dalam istana hanya buka sampai dengan pukul 17.00. Saat kami selesai mengitari sebagian istana Gyeongbok, waktu menunjukkan pukul empat kurang lima belas. Ini berarti sebentar lagi area museum akan ditutup. Untuk menghemat waktu, kami langsung menuju Children's Museum. Di benak kami, jika masih ada waktu, maka kami akan melihat yang untuk dewasanya.
Area outdoor dari museum, ada mainan tradisional yang menarik.
Children's Folk Museum ini dirancang sangat children friendly, namanya juga museum anak-anak. Kami diberi dua tiket untuk masuk ke dalam dua area pameran dan diinfokan bahwa waktu tutup sudah sebentar lagi. Area pertama yang kami masuki adalah area yang berbau kisah mitologi Korea. Kami cukup takjub dengan cara mereka merancang sehingga anak-anak dapat menggunakan semua panca indra mereka tetapi memasukkan sejarah tentang masa zaman Shilla. Walaupun menurut kami berbeda dengan apa yang kami percayai, namun kami belajar untuk menghargai perbedaan.
Area Mitologi Korea.
Area bermain sambil belajar di dalam bagian mitologi. 
Setelah selesai bermain di sini, kami berpindah ke hall pameran kedua. Kami tidak tahu pameran apakah ini, namun lorong ini dipenuhi dengan gambar dengan tulisan yang artinya apa kabar. Saat kami masuk, kami baru menyadari bahwa pameran ini berhubungan dengan makanan.
Salam Apa Kabar yang membuat kami bangga.
Keterangan karbohidrat yang ada dalam setiap makanan khas suatu negara. 
Bumbu dari Indonesia ada di sini loh (bangga.com)
Yang lucunya di sini, semua petugas yang berjaga di dalam Children's Museum adalah anak-anak ABG yang masih lucu. Mungkin supaya terlihat tidak menakutkan bagi anak-anak kecil. Walaupun terkadang terlihat mereka seru bermain mainan interaktif di dalam sini. Namanya juga masih anak-anak ya.
Alat masak. Ada ulekan juga :)
Area makanan Korea dan banchannya.
Di samping pameran ini terdapat pameran khusus yang diselenggarakan oleh Folk Museum. Saat kami datang, karena menyambut pergantian tahun anjing, maka pameran special kali ini bertema hubungan antara anjing dan manusia. Dan karena masih belum diusir petugas ada waktu dan masih banyak orang yang melihat-lihat, kami pun masuk ke dalam hall utama di National Folk Museum.

National Folk Museum terdiri dari 3 hall utama. Kami memulai dari hall ketiga terlebih dahulu. Hall ketiga berisi siklus hidup orang Korea. Segala hal yang berhubungan dengan kebudayaan saat mereka lahir, besar, menikah, bahkan sampai meninggal dipaparkan di sini. Satu hal yang baru kami ketahui ternyata sama seperti kebudayaan Tionghoa, salah satu ulang tahun yang dianggap wajib dirayakan adalah ulang tahun ke enampuluh.

Hall kedua berisi mengenai gaya hidup orang Korea. Pameran di sini mengilustrasikan bagaimana kehidupan orang Korea di masa Joseon dan apa yang mereka lakukan di setiap musim di sepanjang tahun. Di hall ini kami seakan diajak berlari cepat ke masa lalu (betul-betul cepat karena diburu waktu dan dipanggil petugas karena sudah waktunya keluar) untuk melihat pekerjaan, baju, rumah dan makanan dalam setiap musim. Hall pertama berisi sejarah kehidupan orang Korea. Hall satu menampilkan benda-benda yang digunakan sehari-hari, sejak dari zaman prasejarah hingga zaman sekarang.
Beberapa yang dapat kami foto, sambil disenyumin petugas =D
12 binatang yang seperti 12 shio dalam penanggalan lunar.
Di luar museum ini, ada area yang dikondisikan seperti pada tahun 60 atau 70an. Dari tempat cukur, tempat jual komik, restoran, dan bahkan sampai pompa zaman dahulu. Duo Lynns pun norak melihat barang-barang zaman dahulu. Mama papanya norak karena seakan melihat langsung tempat shooting film zaman dulu =D
Mom's old town
Senangnya kami menghabiskan sore kami di sini. Petualangan kami di Gyeongbokgung diakhiri dengan berfoto-foto disepanjang jalan keluar. Keraguan kami bahwa anak-anak akan bosan berada di dalam istana dan museum pun sirna. Duo Lynns sungguh menikmati kunjungan di dalam istana ini. Tepatnya, mereka puas berpose disetiap tempat =))
Pose di dekat pintu keluar
Before: Gyeongbokgung dan Ssamjigil
Next: LED Rose di Dongdaemun Design Plaza
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, beserta tips dan informasi lainnya, silakan klik link berikut ini.

Sekilas Informasi
Gyeongbokgung
Jam operasi: 09.00 - 18.30 (kecuali winter hanya sampai jam 17.00), tutup setiap Selasa
HTM:
19 - 64 tahun: 3.000 won (2.400 won untuk group dengan peserta lebih dari 9 orang)
7 - 18 tahun: 1.500 won (1.200 won untuk group dengan peserta lebih dari 9 orang)
0 - 7 tahun 65 tahun keatas gratis (bawa kartu identitas atau passport)
Tersedia juga tiket kombinasi 10.000 won untuk mengunjungi Gyeongbokgung, Deoksugung, Changgyeonggung, Changdeokgung dan tamannya, Jongmyo Shrine)
Tour dalam bahasa asing (free):
Inggris: 11.00, 13.30, 15.30
Mandarin: 09.30, 11.00, 13.30, 15.00, 26.30
Jepang: 10.00, 12.30, 14.30
Cara menuju ke sana: Stasiun Gyeongbokgung (line 3) exit 5

National Folk Museum
website: http://www.nfm.go.kr/english/index.do
Jam operasional: 09.00 - 18.00 (kecuali winter hanya sampai jam 17.00), tutup setiap Selasa
Harga Tiket Masuk: Gratis

Children's Folk Museum
website: http://www.kidsnfm.go.kr/nfmkid/index.do
Jam operasional: 09.00 - 18.00 (kecuali winter hanya sampai jam 17.00), tutup setiap Selasa
Harga Tiket Masuk: Gratis

2 comments:

  1. Terima kasih. Blognya sangat informatif. Jd ga susah bikin itinerary lagi, tinggal kopi hehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, salam kenal. Wah, senangnya blog ini dapat membantu. Selamat merencanakan itinerary :)

      Delete