Monday, January 30, 2017

Review Fave Hotel Rungkut Surabaya

Surabaya saat malam 
Masih dalam rangka liburan kami akhir tahun lalu, kali ini kami mau menceritakan tentang Fave Hotel Rungkut. Hotel ini menjadi hotel pertama yang kami tinggali dalam rangka liburan kami kemarin. Setelah berputar-putar menemui sesepuh dan mengantar oma ke rumah sepupu di daerah Delta, maka kakak sepupu kami mengantarkan kami untuk beristirahat di hotel ini. Hotel ini kami booking pagi hari saat kami dalam perjalanan dari Tulung Agung menuju Surabaya. Awalnya agak ragu untuk membooking hotel ini, karena Fave Hotel di kota lain yang pernah kami tempati kurang bersih. Tetapi setelah melihat review teman SMA saya di TripAdvisor, saya terbiasa melihat review dari TripAdvisor dan Agoda, dan langsung menanyakan kepada yang bersangkutan, akhirnya kami memilih untuk menginap di sini. 

Kami memilih hotel ini karena letaknya yang strategis jika saya ingin berkunjung ke rumah sepupu yang lainnya dan dekat ke hotel yang sudah kami pesan untuk hari ketiga kami di Surabaya. Selain itu di depan hotel terdapat Carefour, jadi lebih mudah untuk belanja. Favehotel sebetulnya ada tiga di Surabaya, tetapi yang di Rungkut ini yang termuda diantara ketiganya. Favehotel sendiri masih bagian dari jaringan hotel Aston. 

Saat kami sampai, kami langsung check in dan langsung diantar ke kamar oleh staf yang ada. Ternyata memang pilihan yang tepat bagi kami menginap di sini. Jika dibandingkan dengam Favehotel di kota lain, kamar di Favehotel Rungkut ini jauh lebih nyaman. Koridor hotel tidak berbau rokok dan penataan kamarnya nyaman. Kamar yang ditawarkan adalah standard room dan suite room. Kami sendiri memilih standard room yang non smoking
Ranjang yang nyaman untuk berempat
Standard room mempunyai luas 18 m2. Penataan kamarnya membuat kamar tersebut terlihat tidak sempit. Di dalam kamar ada TV LED 32", meja tulis, safety box, dan lemari baju minimalis. Bagi kami sih cukup untuk kami. Dan ternyata di sini juga ada connecting room. Berarti kalau ke sini ramai-ramai, bisa minta kamar yang ada connecting room, jadi memudahkan anak-anak untuk pindah-pindah kamar. 

Kamar mandi di kamar ini bersih. Perlengkapan di kamar mandi memang tidak selengkap di hotel lain, tetapi handuk, sikat gigi, odol, sabun dan shampo tetap disediakan. Jika membutuhkan sikat gigi ekstra dan teman-temannya, kita dapat membelinya. Tetapi kebiasaan kami sih kami membawa sikat gigi dan pasta gigi sendiri saat jalan-jalan. 
Kamar mandinya minimalis tetapi bersih
Yang kurang di kamar ini adalah ketel air panas, kulkas dan hair dryer. Ternyata hair dryer dipinjamkan sesuai permintaan. Saat saya menelpon ke bagian housekeeping, mereka langsung mengantarkan hair dryer dan bukti peminjaman. Kata mbak yang mengantarkan hair dryer ini boleh dipakai selama kami menginap dan dikembalikan saat check out, tidak usah langsung dikembalikan setelah dipakai. Berhubung saat itu kakak sepupu saya memberikan puding untuk anak-anak, maka saya bertanya apakah saya dapat menitipkan di kulkas mereka. Si mbak ini dengan ramah berkata bisa  dan saya pun diberi bukti penitipan barang. 
Kiri atas: Amenities yang tersedia. Kiri bawah: tambahan items dan harganya.
Kanan: dispencer air yang disediakan di tiap lantai.
Walaupun tidak ada ketel air panas, pihak Favehotel menyediakan dispenser khusus air panas di tiap lantai. Hal ini penting buat saya. Saya adalah coffee lover. Kalau tidak ada ketel, bagaimana saya dapat membuat kopi. Dengan adanya dispenser air panas, saya tinggal mengambil air panas dari dispenser. Pihak hotel juga meminjamkan ketel air panas, tetapi hanya untuk keluarga yang membawa bayi. Berhubung tidak ada bayi lagi, kami cukup mengambil air panas di dispenser yang ada.

Untuk urusan makan, di sekitar hotel terdapat ruko-ruko dan beberapa ruko tersebut menjual makanan. Karena kami jalan dari pagi sampai malam, kami tidak sempat mencoba. Dan sepanjang kami menginap di sini, tiap sore mereka menyiapkan pondokan-pondokan untuk makanan. Saya sempat bertanya untuk apakah ini. Ternyata mereka menyediakan untuk malam hari, dengan harga Rp 75.000,00 all in. Sistemnya sih seperti buffet. Dan terbuka untuk siapa saja, walau tidak menginap di situ.  
View saat sore hari.
Salah satu yang menarik minat kami adalah Favehotel ini memiliki kolam renang. Walau ukurannya tidak besar sekali, tetapi mereka menyediakan kolam untuk anak-anak dengan kedalaman 50 cm dan kolam untuk dewasa dengan kedalaman 150 cm. Bahkan ada papan pelampung di situ. Kami sudah semangat sekali mau mengajak anak-anak berenang. Apa daya saat kami mau berenang, hujan turun dari pagi. Alhasil kami tidak jadi berenang. 
kolam renang di Favehotel Rungkut
Akibat menginap di sini, anak-anak selalu bertanya kapan kita menginap lagi di favehotel. Wajar sih, karena Favehotel di sini enak dan harganya terjangkau =D

Favehotel Rungkut 
Email: RungkutInfo@favehotels.com
Alamat: jl. Raya Kalirungkut 23 - 25, Surabaya 60239
Telp: +6231-8790222

Thursday, January 19, 2017

Menikmati Taman Lampion dan Trick Art di Surabaya Carnival Park

 Surabaya Carnival Park
Hari terakhir dalam liburan kami di Surabaya diisi dengan mengunjungi Surabaya Carnival Park. Setelah mengawali dengan berkunjung ke rumah sesepuh dan menikmati pasar malam di Food Festival, rasanya tidak lengkap liburan kami di Surabaya jika tidak mengunjungi Surabaya Carnival Park. Dari waktu googling tentang Jatim Park Group, SCP yang juga berada di bawah pengelolaan Jatim Park Group sudah sempat kami lihat dan masuk ke dalam list jika kami ada waktu lebih. Kebetulan juga oma penasaran ada apa saja di situ. Apalagi sepupu di Tulung Agung juga menyarankan kami untuk mengunjungi tempat ini. Ada taman lampion juga loh, katanya. Kami sangat penasaran dengan yang namanya taman lampion, akibat tidak jadi berkunjung ke BNS.

Surabaya Carnival Park merupakan taman bermain yang hanya buka malam hari. Awalnya tempat ini merupakan pasar malam yang bernama Surabaya Carnival Night Market. Tetapi lama kelamaan mereka berganti nama menjadi Surabaya Carnival Park. Berbeda dengan taman bermain lainnya seperti Dufan, taman bermain yang dibuka sejak tahun 2014 ini menggunakan istilah-istilah khas kota Pahlawan. Maskotnya pun adalah hewan maskot kota Surabaya, yaitu ikan suro dan buaya. Berhubung kami menginap di daerah Jemursari, maka untuk menuju tempat ini tidaklah susah. Kami naik Grab dan dalam waktu kurang dari 30 menit kami sudah sampai di sana.
Ikan suro dan Buaya menyambut setiap pengunjung
Saat kami sampai, kami segera menuju ke loket pembelian tiket. Dan karena masih menggunakan promo boarding pass, kami diminta untuk membeli tiket di kantor pemasaran. Ternyata tiket untuk lansia hanya Rp 20.000,00. Tetapi diwanti-wanti hanya dapat menikmati Galeri Suroboyo, taman lampion, dan mainan yang untuk keluarga. Oma pun tidak keberatan.
Makanan khas Jawa Timur, uenak rek...
Di bagian depan SCP ada galeri Angkut. Beberapa kendaraan yang unik pun dipajang di sana. Tentu saja tidak sebanyak di Museum Angkut. Karena kami sudah melihat Museum Angkut, maka kami langsung menuju Galeri Suroboyo. Di Galeri Suroboyo ini kita akan melihat hal-hal yang berhubungan dengan kota Surabaya dari masa lalu sampai masa sekarang. Bagi oma, ini semacam nostalgia karena oma dahulu besar dan bekerja di Surabaya. Satu hal yang disayangkan di tempat ini, sepertinya tempat ini seperti sudah tua sekali dan tidak terawat. Debu hitam dimana-mana. Mungkin disengaja seperti itu supaya terkesan jaman dulu sekali.
Beberapa ucapan khas Surabaya
Jembatan merah tempo doeloe
Keluar dari Galeri Suroboyo, kami pun menuju area permainan anak. Di SCP terdapat lebih dari 50 wahana permainan yang dapat dimainkan. Permainan ini dibagi menjadi 3 kategori, yaitu wahana indoor, wahana outdoor, dan area dolanan. Wahana terdekat dari galeri Suroboyo adalah carousel dan area dolanan dan area bedil-bedilan. Tentunya yang diincar pertama kali oleh anak-anak adalah carousel. Wahana itu merupakan wahana untuk keluarga, sehingga oma pun dapat ikut bermain.

Di area dolanan, dolanan artinya bermain, dan area bedil-bedilan, bedil-bedilan artinya tembak-tembakan, anak-anak dapat memainkan permainan seperti yang ada di Timezone. Nah, untuk area ini, setiap permainan harus menggunakan kupon dan kuponnya ini tidak termasuk dengan harga tiket di awal. Untungnya waktu di loket kami mendapatkan 5 kupon secara gratis. Dua kupon kami gunakan untuk bermain lempar bola dan 3 kupon kami gunakan untuk main menembak bebek. 1 kupon boleh digunakan untuk 3 kali tembakan. Jadi kakak dan adik masing-masing menggunakan 1 kupon. Sayangnya tidak ada yang berhasil. Saya meminta oma yang bermain, sementara Duo Lynns menaiki gelas yang berputar. Setelah 2 kali tembakan, oma menyadari bahwa tembakan anginnya ini ujungnya miring. Oma langsung meminta petugas yang ada untuk membetulkan dan setelah itu oma berhasil menembak 1 bebek (Horeee....). Untuk setiap tembakan yang berhasil, petugas akan memberikan 1 sticker. Jika stickernya sudah banyak, dapat ditukarkan dengan hadiah.
Area dolanan dan wahana di dekatnya. 
Namanya tempat bermain, pastinya mainannya sama saja. Tetapi yang seru di tempat ini adalah nama-nama permainan yang menggunakan istilah dalam bahasa setempat, seperti kocar kacir (gelas berputar), omah mumet, gondal-gandul, bledek coaster, topan badai, montor edan, munyer-ser, sepur sirkus, becak mabuk, dan sebagainya. Bagi kami yang mengerti bahasa Jawa tentunya seru membacanya. 
Tanda keluar masuknya pun dalam bahasa Jawa.
Bagian lain dari SCP yang menarik hati kami adalah taman lampion KBS. Di taman ini banyak replika hewan dengan menggunakan lampion. Cantik-cantik pula. Mungkin karena temanya kebun binatang. Oma dan Duo Lynns sibuk foto di sini dan di sana. Untuk urusan gaya, dari gaya manis sampai gaya jijay pun ada. 
Taman lampion KBS
Aneka hewan dalam bentuk lampion
Setelah puas berfoto di taman lampion, kami menuju area permainan anak-anak. Di area ini, semua permainan gratis kecuali mainan yang menggunakan koin. Sementara anak-anak main, oma menunggu sambil duduk. Pihak Jatim Park Group memang selalu menyediakan spot untuk duduk, tentunya ini membantu bagi pengunjung yang lelah berjalan.
Permainan untuk anak-anak =)
Sebetulnya masih banyak lagi yang belum kami kunjungi, terutama area wahana indoor, seperti beskop 360, cinema 4 dimensi, pirate and ghost ship, perang laser, rumah kinclong, dan art n wax house. Sayangnya karena keterbatasan waktu, kami hanya masuk ke dalam art and wax house. Seharusnya harga tiket masuk art and wax house tidak termasuk ke dalam harga tiket SCP. Tetapi ternyata malam itu art and wax house digratiskan bagi setiap pengunjung. Kami pun masuk. Bukan hanya Duo Lynns yang semangat, oma pun semangat. Apalagi mendengar ada patung lilin dari tokoh-tokoh terkenal.  

Saat kami masuk, dapat dikatakan patung-patung para tokoh bukanlah patung lilin seperti di Madame Thussaud. Baik muka maupun patungnya terlihat kaku dan berbeda dari aslinya. Tetapi untungnya oma masih semangat foto, walau sambil ngoceh ini bukan patung lilin. 
Patung tokoh yang agak beda dengan tokohnya
Bagaimana dengan 3D art-nya? Bagi kami, 3D art yang ada cukup menarik. Duo Lynns, yang sudah terlatih foto di trick eye museum, sibuk mengajarkan oma mengenai caranya berfoto.
Gaya Duo Lynns yang ampun-ampunan
3D art's photo
Untuk menutup kunjungan kami di SCP, kami menaiki lagi carousel. Tetapi kali ini kami naik ke atas. Puas sudah hari ini anak-anak bermain di SCP. Dan bukan hanya anak-anak yang senang, oma pun senang dapat bernostalgia dengan kenangan masa mudanya dan berfoto-foto di sini. 

Kesimpulan dari kunjungan kami ke SCP:
1. Datanglah dari sore saat baru buka. Semakin malam SCP semakin ramai. Saat kami datang, hari biasa, anak-anak sempat tiga kali naik ferries wheel tanpa harus antri.
2. Pastikan batere HP dan kamera penuh. Di sini banyak spot-spot yang dapat dipakai untuk berfoto.
Salah dua spot foto =D
3. Andai batere HP sekarat, saat makan di food court, carilah charging station. Lumayan untuk mengisi batere.
4. Harga makanan dan minuman tergolong tidak terlalu mahal. Tetapi untuk kualitas makanan juga tidak terlalu ok. Jadi, jangan menaruh ekspektasi terlalu tinggi.
5. Mainan yang ada cukup seru untuk anak-anak, tetapi untuk masalah keselamatan dan perawatannya kurang diperhatikan.
6. Ada beberapa permainan harus membeli tiket secara terpisah, seperti go kart (Rp 40.000,00 per 2 lap), perang laser (Rp 30.000,00 per tiket), area dolanan Rp 2.500,00 per tiket, area kiddie rides (Rp 2.500,00 per coin) dan wax house (Rp 20.000,00 per orang). Jadi jika memang ingin memainkan permainan-permainan tersebut, sediakan tambahan dana untuk bermain.
7. HTM yang tidak semahal HTM BNS merupakan nilai tambah bagi SCP. Jadi, kalau mau lihat lampion, main dan makan di satu tempat, SCP boleh menjadi alternatif bagi liburan keluarga.
Supermoon 14 Nov 2016 di SCP.
Suroboyo Carnival Park
Alamat: Jl. Ahmad Yani no.333 Surabaya 
Telp: 031-8483131
Jam operasional: 17.00 - 23.00
HTM: Rp 60.000,00 (Senin - Kamis) 
Rp 80.000,00 (Jumat - Minggu, Hari libur nasional) 
Rp 20.000,00 (lansia)

Wednesday, January 11, 2017

Pakuwon Food Festival: Wisata Kuliner dan Tempat Bermain

Setelah selesai menikmati liburan kami di Batu, kami pun menuju kota kelahiran oma, yaitu Tulung Agung. Tujuan kami ke sini adalah untuk mengunjungi saudara-saudara yang ada di sana dan berkunjung ke kuburan tante-tante saya atau saudara dari oma. Setelah beberapa hari di sana, kami pun bertolak menuju Surabaya. Rencananya kami ke sana untuk bertemu beberapa saudara di sana, baik dari pihak papa dan saya, dan juga bertemu sahabat papa.

Untuk mencari tempat ketemu yang enak, sepupu mengajak untuk ketemu di Pakuwon Food Festival. Kami pun dijemput sepupu dan bersama dengan sepupu menuju Pakuwon Food Festival. Kalau kata sepupu saya, kalau ke mall kan di Jakarta banyak. Jadi lebih baik ke tempat selain mall. Biar anaknya gak jadi anak mall katanya.

Saat kami sampai, sekitar jam 6.30, parkiran masih agak kosong. Kami pun diajak untuk berputar-putar melihat mainan yang ada. Saat sampai, kami baru sadar bahwa kami pernah mengunjungi tempat ini beberapa tahun yang lalu bersama dengan sahabat papa dan keluarganya. Ternyata tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, tempat ini tetap ramaidan kebanyakan pengunjung yang membawa anak-anak. Hal ini tentu saja dimaklumi. Dengan menggabungkan taman bermain dan tempat makan, Pakuwon Food Festival dapat menjadi alternatif tempat hiburan selain mall. Apalagi di sini ada beberapa permainan yang belum tentu ada di mall, seperti naik mobil kayuh, becak, naik kuda, sepeda tandem, trampolin, dan sebagainya. Harga tiketnya murah kok, antara 10 ribu sampai 20 ribu.
Mobil kayuh, bisa untuk berempat loh
Setelah berkeliling dan melihat permainan yang ada, Duo Lynns kepengen naik mainan favoritnya, yaitu carousel atau komidi putar. Sementara sepupu Duo Lynns mau naik kuda. Sayangnya kudanya sedang istirahat. Selesai naik komidi putar, kami pun mencari makanan.
Komidi Putar kesukaan Duo Lynns
Untuk makan di sini, setiap pengunjung diberikan dua pilihan. Pertama makan di restoran yang ada di sini. Enaknya pasti dapat tempat duduk. Tetapi ya hanya bisa memilih menu dari yang ada di restoran. Yang kedua adalah food court. Kalau di food court enaknya banyak pilihan, terutama makanan khas Jawa Timur. Tetapi repotnya adalah mencari tempat duduk. Sepupu kami menyarankan untuk makan di food court, karena banyak pilihan makanan. Kami pun menuju food court dan pas ada meja yang kosong.
Area food court, dari makanan Indonesia sampai makanan International
Ada makanan apa saja di food court? Rupanya betul kata sepupu, variasi makanannya beraneka ragam. Dari makanan khas Jawa Timur seperti lontong balap, rujak cingur, kupang lontong, makanan khas Indonesia seperti pempek, mie godok Jawa, sampai makanan internasional seperti Chinese food, spaghetti, dan cemilan-cemilan menarik lainnya. Kami pun memesan makanan sambil menunggu sepupu lainnya untuk datang. Papa memesan nasi bakar dan saya memesan mie godok Jawa dan cakwe. Rasanya lumayan enak loh.

Semakin malam tempat ini bukannya semakin sepi tetapi semakin ramai. Bahkan saat sepupu yang lain datang, mereka lama untuk mencari parkir. Selesai makan, anak-anak kecil sibuk minta main ini dan itu. Duo Lynns kepengen naik becak. Untuk naik becak ini, satu becak harganya Rp 20.000,00, bisa untuk dua anak. Tentunya naik becak yang dikayuh papanya akan menjadi kebahagiaan untuk anak-anak :)
Pak, saya mau naik becak ke Amerika =))
Berhubung sepupu Duo Lynns tidak akan mau pulang kalau tidak naik kereta, maka kami pun ramai-ramai naik kereta. Seru melihat empat anak kecil berceloteh sambil menunggu kereta. Setelah kereta datang, kami segera naik. Kereta yang sebetulnya odong-odong ini berkeliling di dalam area Food Festival dan keluar ke area Pakuwon Mall. Enaknya naik kereta ini adalah melihat pemandangan malam di sekeliling kami. Tidak enaknya, karena berjalan di antara mobil-mobil, bau knalpot tercium dengan jelas. Angin malam yang semilir membuat saya mengantuk. Herannya, anak-anak ini semangat bernyanyi di sepanjang jalan.
Kereta yang ditunggu-tunggu anak-anak, rasanya seperti naik odong-odong
Ternyata keliling-keliling ini menghabiskan waktu hampir 20 menit dan malam sudah semakin larut. Kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat. Rupanya tempat ini berkesan bagi Duo Lynns. Kapan-kapan, kalau ke Surabaya main ke sini lagi ya ma =D
Food court area, selalu ramai bahkan saat sudah jam 22.00
Food Festival Pakuwon
Jl. Kejawan Putih Mutiara X, Kejawan Putih, Surabaya
Telp: (031)58208800
Jam operasional: 17.00 - 00.00

Wednesday, January 4, 2017

Predator Fun Park, Tempat Buaya Beraktivitas

Predator Fun Park
Setelah puas berpetualang dalam tubuh di Bagong Adventure, kami bertemu dengan adik oma, yang biasa dipanggil Emak oleh Duo Lynns. Emak mengantar kami kembali ke guesthouse untuk check out dan mengambil koper kami. Setelah kami berpamitan dengan bu Liz dan keluarga, kami diajak emak ke Predator Fun Park. Kata emak, nanti di sana bisa foto sama buaya dan mancing ikan yang besar ataupun mancing buaya. Duo Lynns langsung semangat melihat buaya. Hehehe

Dibandingkan dengan tempat wisata lain dibawah pengelolaan Jatim park group, Predator Fun Park terletak agak terpisah. Namun letaknya masih cukup dekat. Kurang lebih dalam waktu 15 menit kami sampai di sana. Berhubung sampai di sana sudah jam 12 siang, maka kami pun makan dahulu di kios-kios di depan Predator Fun Park. Kami memesan nasi jagung, yang katanya khas Batu, dan soto ayam kampung. Kalau menurut kami, nasi jagungnya biasa saja, tetapi soto ayamnya memang enak dan empuk.

Saat kami makan, tiba-tiba langit yang tadinya cerah dan panas mulai menggelap alias mendung. Waduh, kan tidak mungkin sudah di depan sini tetapi tidak jadi masuk. Kami pun cepat-cepat makan sementara papa pergi membeli tiket dengan menggunakan boarding pass citilink. Akhirnya kami pun masuk ke dalam Predator Fun Park. Duo Lynns siap melihat buaya katanya.
Pose di depan pintu masuk
Ada apa saja sih di Predator Fun Park? Di tempat ini ada beberapa jenis hewan-hewan predator seperti buaya, ikan dan ular. Diantara ketiga jenis hewan tersebut, buaya adalah tokoh utamanya. Di sini juga ada e-bike yang dapat disewa jika malas berjalan. Tetapi, melihat luas tempatnya yang tidak seberapa, lebih baik berjalan kaki saat berkeliling. Selain itu, ada juga tempat bermain bagi anak-anak dan water park. Bahkan disediakan guru les renang gratis di situ. Sayangnya cuaca yang mendung ini membuat kami mengurungkan niat untuk bermain air di water park. Area pertama yang kami masuki adalah area indoor yang berisi galeri buaya.
Buaya darat, masuk keluarga buaya gak ya? 
Di galeri buaya terdapat informasi mengenai buaya-buaya. Ada fosil-fosil, buaya yang diawetkan, dan pengetahuan mengenai buaya. Selama ini kita tahunya hanya crocodile dan alligator, ternyata ada juga jenis yang lain seperti caiman, gharial dan sebagainya. Dan ternyata buaya dapat berganti gigi sebanyak 50 kali. Wah, ternyata gajah (yang dapat berganti 5 atau 6 kali) kalah dari buaya. Selain itu, jantung buaya dapat hampir berhenti berdetak. Tak heran buaya mampu menyelam 1 jam dalam air. Dan di bagian matanya ada kelopak mata ketiga yang berfungsi sebagai kacamata renang sehingga membantunya melihat dengan jelas saat menyelam dan mencari mangsa. Dan saat buaya menangkap mangsa, buaya mampu loh berdiri tegak. Kesimpulan dari informasi ini adalah: stay away from them!!!
Perbedaan crocodile, alligator, gharial. 
Bahkan buaya pun belajar loh.
Di bagian indoor ini juga terdapat galeri telur buaya. Galeri telur buaya ini berisi informasi mengenai telur buaya dan bentuk penetasannya. Dalam 1 tahun, buaya hanya bertelur satu kali. Masa kawin antara bulan November hingga Desember, sedangkan masa bertelur adalah pada bulan Januari. Biasanya buaya betina akan mengeluarkan 40 telur. Setelah telur keluar, masa pengeraman buaya akan terjadi selama 92 hari. Tetapi jika menggunakan inkubator, masa pengeraman hanya menjadi 80 hari.
Kiri atas: gigi-gigi buaya. Kiri bawah: telur buaya yang sudah menetas.
Kanan: Buaya yang berdiri untuk menangkap mangsa
Yang lucunya, suhu saat penetasan akan menentukan jenis kelamin si buaya. Jika suhu saat penetasan sekitar 34 C atau lebih, maka telur itu akan menetas menjadi buaya jantan. Jika suhunya dibawah 30 C, maka semua telur akan menetas menjadi buaya betina. Jika diantara 31 - 34, maka yang menetas adalah buaya jantan dan betina dengan rasio 50%. Bayi buaya biasanya lahir di siang hari. Ukurannya pun kecil, sekitar 30 cm. Bobotnya pun hanya 60 gram. Setelah menetas, hal yang pertama dilakukan buaya adalah mencari sumber air. Kalau kata anak-anak, mungkin bayi buayanya haus  =D
Telur buaya
Emak mengingatkan kami bahwa diluar masih banyak yang belum dilihat. Maka kami pun segera keluar. Kalau tadi kami melihat buaya yang diawetkan, sekarang waktunya kami melihat buaya-buaya hidup. Ehm...sebetulnya susah membedakan mana yang hidup dan yang bohongan, karena buayanya bentuknya sama semua. Bahkan buaya bisa mangap berjam-jam. Ternyata kalau buaya membuka mulut itu untuk melepaskan panas dari tubuhnya. Dan jika buaya berjemur, itu bukan karena buaya lagi mau tanning, tetapi karena buaya mau meningkatkan suhu tubuhnya sehingga metabolisme dapat berlangsung.
Mana yang asli dan mana yang palsu?
Kami kembali melanjutkan perjalanan kami memasuki predator garden. Predator Fun Park cukup pintar untuk membuat tempat foto. Yang tentunya tidak dilewatkan oleh Duo Lynns, oma, dan emak. Bagaimana dengan mama papanya? Kami jadi tukang foto saja. Hehehe.
nice spot to take a pic :)
Di Predator Fun Park juga ada yang namanya saung angklung. Di saung angklung ini anak-anak dapat mencoba untuk bermain angklung. Berhubung sudah mulai ada rintik-rintik sedikit, maka kami pun memilih untuk menaiki croco train. Croco train ini akan membawa kita berkeliling melihat predator fun park. Ceritanya kereta ini akan melintasi kota yang berisi buaya-buaya.
Kota para buaya. Ada fitnes (bukan fitness?) center juga loh.
Buaya di tengah air
Setelah turun dari Croco Train, kami pun bergegas melihat area ikan buas. Bukan hanya piranha loh, ternyata araipama, giant mekong, ikan pari, ikan alligator, nila perch ada juga. Ikan piranha senang berkoloni dan sejak berusia 3 bulan, piranha mampu mencium 1 tetes darah di antara 200 L air. Mengerikan juga ya.

Di bagian belakang ikan ini ada beberapa akuarium yang harusnya berisi ular-ular, tetapi saat kami datang, kami tidak melihat ular-ular tersebut. Ada juga area berfoto dengan anak buaya yang mulutnya sudah ditutup dengan isolasi. Sayangnya kami tidak ada yang berminat, bahkan oma yang biasa semangat berfoto pun tidak mau foto. Kata oma, sudah tambah gerimis. Lebih baik mencari tempat berteduh. Dan memang hujan lebih semangat lagi turunnya. Akhirnya kami pun berteduh di area trampolin.
Water park, tempat mancing, dan predator garden.
Trampolin ini gratis bagi setiap pengunjung Predator Fun Park.Di area trampolin ini juga ada playground untuk anak-anak. Sementara oma dan emak duduk manis, anak-anak sibuk bermain trampolin. Orang dewasa juga boleh bermain di trampolin park. Setelah puas, mereka berpindah ke playground.
Trampolin park dan playground
Disekitar trampolin park ini terdapat fun house dan Labyrinth Maze. Kata emak, fun house itu seru karena untuk naik ke atas butuh perjuangan karena tangganya bergoyang-goyang. Tetapi karena hujan maka permainan itu tidak beroperasi untuk sementara waktu. Hujannya niat banget, seperti air yang diguyur dari langit  rasanya. Melihat hujan yang semangat seperti saat kami di Batu Secret Zoo, rasanya percuma menunggu hujan berhenti.
Sate buaya, yang kata oma kalah enak dengan sate biawak. 
Akhirnya kami memutuskan untuk menerjang hujan dengan payung dan jas hujan yang ada. Setelah kami bergantian ke toilet, kami pun berjalan menuju pintu keluar. Untunglah hujan sudah tidak sederas tadi. Kami berjalan melewati pasar yang menjual souvenir dan kios-kios makanan. Walau banyak wahana yang belum dicoba, seperti outbound park, mancing ikan, dan mancing buaya, tetapi kami memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan kami menuju Tulung Agung.
Duo Lynns dengan sesepuh
Predator Fun Park
Alamat: Jl. Raya Tlekung no.315 Junrejo, Batu, Jawa Timur 
Telp: 0341-531999
Jam operasional: 08.30 - 16.30
HTM (per 1 Desember 2016): Rp 35.000,00 (Senin - Kamis) 
Rp 50.000,00 (Jumat - Minggu, Hari libur nasional)