Wednesday, September 14, 2022

Our First Trip in 2022

 Hah? Yang pertama? Lebay banget sih?

Buat yang membaca dan merasa judulnya lebay, uhm….agak sih. Tetapi kami memang agak selebay dan sehati-hati itu. Sejak covid melanda dunia, kami memang hanya manis-manis di rumah saja. Mengapa? Selain karena kemana-mana susah, banyak PPKM dan PSBB, di rumah kami ada dua kelompok yang sangat risky. Ya, ada kelompok lansia yang komorbid dan ada bayi.

Seiring berjalannya waktu, melihat keagresifan dan keberbahayaan si covid ini, apalagi sejak si bayi sudah mulai besar dan bisa pakai masker, kami mulai keluar. Ya awalnya hanya ke mall pagi-pagi, ke IKEA di jam sepi, atau cari makan ke Pantjoran PIK. Namun akhirnya kami berpikir untuk mencoba kembali bepergian dan menginap di kota lain.

Pilihan kami adalah pergi ke kota yang udaranya adem dan makanannya enak, namun tidak jauh dari Jakarta. Ya, kota mana lagi selain Bandung. Apalagi si oma mau berulang tahun. Jadi kami pun memberi hadiah dengan jalan-jalan dan menginap di Bandung. Sudah pasti, pilihan oma adalah Padma lagi. Pucuk dicinta ulam tiba, pas ada promo pula di tanggal oma ulang tahun. What a blessing.

Seperti biasa, kami jalan pagi-pagi sekali. Tujuannya menghindari ganjil genap di ibukota kita tercinta. Dan enaknya kalau jalan pagi-pagi sekali, kita bisa tiba di Bandung lebih awal. Tujuan kami adalah The Great Asia Africa.

View di tol, dan sedikit heran karena kok bisa ada orang berjalan kaki dalam tol

Pose Trio Lynns di TGAA

Mini Fushimi Inari di TGAA

Setelah puas bermain di The Great Asia Africa, kami pun langsung bertolak menuju Padma. Ada perasaan haru saat dapat melihat hotel ini lagi. Maklum, setelah sekian lama hanya di rumah saja, tidur di tempat lain tentunya menjadi sesuatu yang membuat hati deg-degan. 

Si kecil yang bobo siang di mobil saat ke Padma

Sepanjang kami melihat, ternyata banyak juga yang baru check in. Ternyata masih banyak yang staycation di sini. hal ini tidak mengherankan, melihat para staf di Padma terlihat rapi. Namun sayangnya salah satu staf yang kami kenal, saat menyiapkan kejutan waktu kakak ulang tahun, sudah tidak bekerja di sini lagi.

Dari yang kami lihat, para staf tidak sekedar rapi. Sepanjang yang kami lihat, prokes yang dijalankan di sini membuat kami tenang. Salah satunya saat di tempat makan. Para tamu tidak diizinkan mengambil makanan sendiri. Jadi akan ada staf yang stand by dan mengambilkan makanan yang kita inginkan. Hal ini mengurangi kontak tamu dengan makanan yang ada. 

Healing yang sesungguhnya, melihat alam ciptaan Tuhan

Jadi apa saja kegiatan kami selama berlibur di sana? Namanya juga staycation. Jadi memang kebanyakan hanya menikmati kegiatan di hotel. Duo Lynns sibuk dengan membuat craft dan bermain flying fox. Si kecil sibuk dengan mengejar-ngejar semua hewan yang dia lihat.

Naik kuda di sekeliling Padma
Playing with rabbit

Selain itu, ya seperti biasa, kulineran. Kulineran di sana sudah pasti tidak jauh-jauh dari makanan khas Bandung. Dari mulai Bapao Fafa, Ronde Gardujati, bola ubi, kuo tie, mie ayam, batagor, dan tentunya menu tahu susu di tea time Padma yang sangat kami sukai. Sebagian makanan itu kami pesan secara online. Apalagi hujan selalu turun saat sore hari. Rasanya mager, lebih enak di dalam kamar. Tidak mengurangi enaknya rasa makanan tersebu tentunya (daripada hujan-hujanan untuk membeli makan).

Ronde Jahe Gardujati

Batagor Abuy

Tea time kami di saat hujan

Selain itu, kami pun berkunjung ke Toko Kue Yahya. Pemilik dari toko kue ini sudah seperti keluarga kami. Saat saya masih kecil, setiap bulan pasti main ke Bandung dan biasanya menginap di rumah tante yang biasa saya panggil Tante Yahya. Kue kering dan kue basah buatan beliau memang T O P banget. Jadi tidak heran kalau sejak pandemi dan membuka toko kue, toko kue ini menjadi terkenal sekali. 

courtesy of tokokueyahya

Secara keseluruhan, memang awalnya kami merasa staycation ini lebih ribet dibanding saat sebelum pandemic. Kalau dulu langsung saja masuk ke dalam kamar. Kalau sekarang, setiap kali selesai make up room, kami akan menyalakan lampu UV untuk sterilisasi. Kalau dulu sudah keramas pun masih bisa pergi sorenya ke tempat-tempat yang tidak bau rokok. Sekarang, kalau sudah keramas, rasanya mager kemana-mana. Kok rasanya capek ya membayangkan harus keramas lagi setelah pulang. 

Si oma yang berbahagia karena dapat kejutan dari Padma

Namun dibalik itu semua, ada rasa sukacita. Sukacita karena kami bisa jalan-jalan lagi. Sukacita karena oma opa masih sehat dan bisa jalan-jalan bersama. Sukacita karena melihat banyak orang yang sudah bisa bekerja kembali. Dan pastinya sukacita karena si kecil akhirnya bisa tamasya.

Bagaimana dengan kelayapan teman-teman? =D


Sekilas Info

Bapao Fafa

Alamat: Jl. Pasir Kaliki No 24-27, Paskal Hypersquare D 39. Bandung

No. Telp: (022)86061139

Jam operasional: 08.00 - 20.00

 

Batagor Abuy

Alamat: Jl. Lengkong Besar No. 47 Bandung

No. Telp: 08112291274

Jam operasional: 15.30 - 21.00

 

Ronde Gardujati

Alamat: Jl. Gardujati no. 58. Bandung

No. Telp: 081220041986

Jam operasional: 17.00 - 00.00 

 

Toko Kue Yahya

Alamat: Jl. Wirangrong no.3 Bandung

No. Telp: 081210001312 (Whatsapp)

Jam operasional: 08.00 - 19.00  

Wednesday, September 7, 2022

Lintas Benua di The Great Asia Africa Bandung


Kota Bandung memang selalu menawarkan banyak pesona yang membuat kita betah berkunjung ke sana. Apalagi di daerah Lembang. Rasanya di sini banyak sekali tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah tempat wisata yang terletak tepat di depan Farm House yang bernama The Great Asia Africa. 

TGAA

Tempat wisata yang dibuka sejak November 2019 ini menyajikan konsep wisata alam dari tujuh negara. Negara-negara tersebut adalah Indonesia, Korea Selatan, Thailand, India, Timur Tengah, Jepang, dan Afrika. Negara-negara tersebut melambangkan negara-negara yang mengikuti konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung. 

Pintu masuk menuju tempat ini berada diatas. Di lantai paling atas terdapat toko-toko yang menjual cindera mata dan restoran yang menjual berbagai jenis makanan. Sedangkan untuk melihat miniature ketujuh negara tersebut, kita harus berjalan ke bawah, seperti menuruni lembah. Ini menjadi kelebihan dan kekurangan dari TGAA. Kelebihannya, kita dapat melihat pemandangan jauh lebih indah dari atas. Tetapi kekurangannya adalah para lansia akan capek saat harus kembali ke atas.

Peta TGAA
Ada Rumah Dino juga di sini loh

Oleh sebab itu, sebelum kami pergi ke sini, kami mencoba bertanya kepada pihak TGAA. Pihak TGAA menyatakan bahwa ada lift untuk para lansia dan gondola yang berbayar. Dengan info inilah kami yakin untuk mengajak oma opa ke sini. Asumsi kami, oma dan opa bisa naik lift ataupun gondola.

Setelah selesai urusan dengan kamar mandi, kami menggunakan lift menuju basement untuk memulai perjalanan kami melihat-lihat pemandangan yang ada. Lift ini terletak di area gedung yang menjual cindera mata. Sampai di basement, kami mengunjungi miniature negara pertama yang ada di TGAA, yaitu Korea Selatan. 

Han guk Ma eul alias Korean Village
My preteens

Hanok

Setelah puas melihat-lihat hanok, kami pun berjalan turun. Namun di tengah jalan, terjadi insiden. Sepatu si opa dan oma kelaparan, alias terbuka. Memang sejak pandemi, sepatu-sepatu ini jarang digunakan. Akibatnya lem di sepatu pun kering. Kata oma sih sudah waktunya untuk lembiru alias lempar beli yang baru. Akhirnya kami pun berpencar. Papa dan yang lainnya menunggu sambil pelan-pelan menuju miniature terdekat, sedangkan saya kembali ke atas untuk membeli sendal. 

Presiden RI dari presiden pertama hingga ke tujuh. Siapakah yang ke delapan?

Setelah insiden selesai, bagian kedua adalah Thailand. Berbeda dengan Korea Selatan dengan perkampungan hanoknya, untuk spot Thailand hanya terdapat spot kecil yang tetap menarik untuk berfoto. Karena spot yang kecil, dan banyak oma-oma mau foto, kami pun tidak jadi berfoto =D

Noni kecil bergaya dulu ah....

Kami berjalan kembali dan memasuki area Timur Tengah. Dari jauh memang sudah terdengar lagu Arabian Night yang membuat suasana betul-betul seakan ada di Timur Tengah. Biasanya di sini juga ada penyewaan kostum. Namun disaat covid seperti ini, kami melewati bagian foto dengan kostum. Safety first.

Puncak bangunan yang menandai area Timur Tengah
Bangunan Timur Tengah yang colorful

Perjalanan pun dilanjutkan kembali. Walau jalan ke bawah sangat nyaman, tetapi oma dan opa memutuskan berhenti di tengah-tengah dan duduk di tangga yang ada karena sudah lelah berjalan. Apalagi berpikir belum baliknya ke atas. Memang ada gondola, tetapi gondola hanya berhenti di tengah-tengah antara Thailand dan Timur Tengah. 

Stasiun gondola untuk naik ke atas

Berhubung anak-anak masih ingin melihat-lihat, maka kami pun lanjut melihat India. Dekorasi di area ini sangat menarik warnanya. Warna-warna yang gonjreng membuat si kecil tergoda untuk berfoto dan berjoget. Apalagi ada musiknya. Sayangnya tidak ada pohon di tengah-tengah. Kalau ada, pasti pas deh buat dikelilingin =D 

India
Trio Lynns beraksi

Aksi berikutnya

Area selanjutnya yang kami tuju adalah Jepang. Rasanya area untuk Jepang cukup besar di sini. taman, kolam ikan, dan rumah-rumah bergaya Jepang ini membuat kami betah lama-lama di daerah ini. 

Taman yang artistik kata adik
Kawaiiii
Kolam yang rasanya damai dan membuat si kecil ingin berenang
Bagi yang mau menulis harapan dan menggantungkannya di sini
Latihan wefie untuk nanti kalau sudah bisa ke Fushimi Inari. Wkwkwk

Di miniatur untuk Indonesia, terdapat rumah gadang, rumah joglo, dan jineng Bali. Sayang kami tidak sempat berfoto di sini. semua serba buru-buru. Hehehe

Rumah apakah itu?

Di bagian paling bawah terdapat area Afrika. Namun kami memutuskan hanya melihat dari atas saja, karena oma dan opa masih menunggu kami. Kami pun kembali ke atas untuk menjemput oma opa. 

Area Africa yang terletak di dasar lembah

Berhubung waktu sudah hamper jam sebelas, dan cuaca mulai mendung, kami pun memutuskan untuk early lunch di sini. Karena makanan banyakan di bagian atas, kami pun naik ke atas menggunakan gondola. Untuk naik gondola ini, satu orangnya dikenakan biaya Rp 20.000. Gondola ini akan berhenti di basement, dan setelah itu kita bisa naik lift ke atas.

Makanan yang ada di area basement
Resto di sepanjang jalan

Ada makanan apa saja sih di sini? Macam-macam loh. Dari Chinese food, Indonesian food, western food, semua ada. Pilihan kami adalah Bakul Kampung Mang Entis. Bersyukurnya saat kami datang masih sepi, jadi kami bisa makan di lantai atas sambil menikmati udara dan pemandangan yang ada.

Menu paket yang kami pesan...Lapar sangat =D
Foto dulu dong (kata oma)

Kunjungan kami kali ini memang tidak terlalu lama dan tidak bisa menyeluruh. Anak-anak belajar untuk bertoleransi dengan para sepuh yang sudah susah jalan jauh. Dan tidak dapat dipungkiri, pandemic membuat acara jalan-jalan tidak sebebas dulu. Tapi mereka masih senang, karena ini adalah jalan-jalan keluar kota mereka yang pertama setelah 2 tahun. 

Si kecil yang pura-pura tidur sambil menunggu makanan.

Jalan-jalan ke TGAA memang sangat menarik. Apalagi udara dan pemandangan alam di sini sangat indah. Kami pun berpikir nanti kapan-kapan mau berkunjung ke sini lagi. Kapan lagi bisa lintas benua dalam satu hari =D


Next: Our First Trip in 2022

 

Sekilas Info

The Great Asia Africa

Alamat: Jl. Raya Lembang No 71 (seberang Farm House) Lembang

Jam Operasional: 09.00 – 18.00

HTM: Rp 65.000,00 (jangan lupa tiketnya ditukar dengan minuman atau sosis ya)