Saturday, October 14, 2023

Our First Road Trip to Bali (part 2)


Setelah istirahat di hari pertama, di hari kedua perjalanan kami, kami pun melanjutkan perjalanan pukul 07.30. Berdasarkan mbah google, perjalanan kami kurang lebih 8 hingga 9 jam. Jadi kami optimis bahwa sebelum malam, kami bisa tiba di hotel. Bahkan untuk menghemat waktu, kami sudah merencanakan untuk makan di mobil saat menyeberang ke pulau Bali.

Dari Surabaya, kami masuk toll dalam keluar di Probolinggo. Perjalanan ini lebih smooth, dan kami pun berhenti sekali di rest area untuk pergi ke toilet. Sayangnya setelah keluar tol, petualangan kami pun dimulai.

Mbah google memberikan jalan yang membuat kami blusukan melalui sawah dan jalan-jalan kecil. Belum lagi kami melalui anak-anak sedang baris berbaris. Ditambah lagi banyaknya truk yang salip menyalip. Hal ini merupakan tantangan bagi papa yang tak terbiasa menyetir di Jawa Timur.  

Hiburan anak-anak dan kami saat berkendara adalah pemandangan yang indah. Kapan lagi melihat kiri laut dan kanan gunung kan. Selain itu saat melewati Taman Nasional Baluran, anak-anak pun sibuk melihat monyet di pinggir jalan. 

Kapan lagi bisa melihat pemandangan seperti ini.

Ekspektasi kami untuk menyeberang saat Tengah hari pun harus mundur. Akibatnya kami sampai di pulau Bali pukul lima sore. Yang berarti perjalanan kami ke Kuta masih jauh dan kami bisa jadi tiba malam hari. Tentunya berkendaraan di sini tidak semudah yang dipikirkan. Truk di kiri kanan yang sibuk menyalip dan menggunakan lampu sorot jarak jauh membuat kami cukup deg-degan.

Makan malam pun dilakukan secara drive thru di McDonalds. Tujuannya supaya kami cepat sampai di tempat tujuan. To make story short, kami tiba jam 21.30 di hotel tempat konferensi diadakan.  

Saat melakukan road trip kemarin, banyak hal yang menjadi pertimbangan kami. Dari si kecil yang baru pertama kali naik mobil dalam jangka waktu begitu lama, si oma yang ada diabetes sehingga tidak bisa makan sembarangan, si papa yang gampang mengantuk kalau menyetir, sampai si adik yang hobi ke toilet, semua dipikirkan supaya tidak repot saat di jalan. Berikut tips untuk melakukan road trip bersama anak-anak:

1. Jalan pagi-pagi atau malam hari untuk menghindari kemacetan.

Kita sama-sama tahu traffic Jakarta itu kan luar biasa sekali sekarang. Ada dua pilihan untuk menghindari kemacetan. Yang pertama jalan subuh dan yang kedua jalan malam hari. Kami memilih jalan subuh supaya tidak terlalu gelap saat jalan dan tidak mengantuk saat jalan.

2. Tentukan di rest area mana akan berhenti.

Seperti saya bilang diatas bahwa banyak hal yang harus dipikirkan karena jalan membawa anak-anak, maka saya melakukan pendataan rest area yang akan dilewati dari Jakarta hingga Bali. Rest area penting untuk kita berhenti sejenak, baik untuk mengisi bensin, menggerakkan badan, mencari toilet, ataupun mencari makanan dan minuman. 

List rest area

Saya mencari rest area tipe A atau B yang mempunyai toilet duduk, karena si oma sudah susah untuk jongkok. Selain itu, dengan memperkirakan saat jam makan siang kurang lebih di daerah mana, maka kita dapat menentukan rest area terdekat yang menarik untuk dikunjungi untuk makan.

3. Sediakan mainan di mobil.

Membawa anak berusia 2 tahun lebih untuk road trip lumayan menantang. Apalagi karena si kecil bayi pandemi, jadi tidak terbiasa pergi-pergi. Supaya tidak terlalu bosan duduk terus di carseat, maka saya menyiapkan mainan-mainan yang tidak susah untuk dibuka dan jika jatuh ke bawah kursi mudah dicari (blocks besar, puzzle besar, masak-masakan) dan juga bacaan-bacaan yang bergambar (kalau banyak tulisan dan dibaca saat mobil berjalan kan tidak baik untuk mata).

4. Sediakan cemilan di mobil.

Supaya paksu tidak mengantuk saat menyetir, maka saya mempersiapkan beraneka cemilan. Ini lumayan membantu, setidaknya ada yang dikunyah selama perjalanan walaupun pada akhirnya si kecil jadi lebih tertarik cemilan papanya daripada cemilan dia.

5. Untuk menghemat waktu, bawalah makanan berat di mobil.

Berdasarkan pengalaman kami, ada beberapa rest area yang mempunyai koleksi makanan enak dan ada beberapa rest area yang biasa saja makanannya. Terutama untuk jalan dari Surabaya ke Bali, lumayan susah mencari rest area. Sedangkan kalau mau kulineran dulu, kami sedang berburu waktu. Maka fast food,yang bisa drive thru dan makan di mobil, atau makanan mevvah (baca pop mie) menjadi pilihan kami. Cukup sedia termos isi air panas, dan voila, jadilah pop mie.

6. Jika tujuan lumayan jauh, ambil waktu istirahat supaya tidak terlalu lelah.

Untuk perjalanan dengan jarak tempuh lumayan jauh, baiknya tidak dilakukan dalam satu hari. Istirahat di malam hari lumayan membantu paksu yang menyetir dan juga untuk anak-anak pun tidak terasa berat duduk terus menerus di mobil. Kalau kami, karena si kecil selalu di carseat, saat-saat berhenti dan istirahat ini lumayan menambah kewarasan mamanya =D

7. Jaga kesehatan sebelum bepergian dan saat bepergian.

Nah, ini faktor yang tidak kalah penting. Karena road trip sangat menguras tenaga, maka sebelum pergi dan saat sedang bepergian harus jaga badan, istirahat yang cukup, dopping vitamin, dan makan makanan yang bergizi (dah kayak iklan posyandu aja). Kalau kami ditambah sedia alcohol spray, tisyu alkohol, dan hand sanitizer. Tidak apa dibilang clean freak ataupun sok higienis, daripada sakit. Kan kalau sakit yang repot bukan yang komentar, tapi kita =D

8. Isi bahan bakar mobil saat tinggal setengah.

Saat kami mendapat kesempatan berkunjung ke rumah tantenya anak-anak di US, kami diajak melakukan road trip dari Maryland hingga Niagara Falls. Si om selalu berkata, jangan pernah menunggu hingga indikator menunjukkan huruf  E. Tapi selalu isi saat indikator bensin menunjukkan bensin tinggal setengah. Kami pun menerapkan hal yang sama. Apalagi tidak semua rest area mempunyai SPBU. Jadi berdasarkan data rest area dan indicator bensin, maka kami pun mengisi jika bensin tinggal setengah.

Walaupun saat jalan pergi penuh dengan tantangan, namun saat perjalanan kembali ke pulau Jawa, kami sudah jauh lebih pintar. Si papa sudah bisa menyalip dan saya pun kembali ke natur awal sebagai kenek =D

Our First Road Trip to Bali (part 1)

Tidak pernah kami bayangkan bahwa kami dapat melakukan road trip to Bali. Maklum, si papa bukan tipe orang yang senang menyetir jauh-jauh dan lama. Tetapi tahun lalu, pertama kalinya kami mengadakan road trip. Dan tidak tanggung-tanggung, langsung ke Bali saudara-saudara.

Berawal dari pengumuman di bulan Mei bahwa salah satu komunitas homeschool yang kami ikuti akan mengadakan Family Conference di Bali. Memang sebelum pandemi Family Conference diadakan setiap November di Malaka. Dan selama pandemic, FC ini diadakan secara online.

Kami pun tak menyangka bahwa tahun ini diadakan di bulan Agustus. Sedangkan kami sekeluarga sudah membeli tiket untuk pergi ke Singapore di akhir Juli hingga awal Agustus untuk berkumpul bersama keluarga di Singapore. Namun karena sayang kalau tidak ikut, maka kami mencoba menyesuaikan jadwal.

Untuk naik pesawat ke Bali kok rasanya aneh. Hari ini baru sampai dari Singapore, masak besok sudah jalan lagi ke bandara untuk pergi ke Bali. Akhirnya setelah ditimbang, di telaah (rapat yang lebih berat daripada rapat DPRD), diputuskan kami akan road trip.

Setiap persiapan sudah disiapkan di awal Juli, supaya kami tidak repot saat kembali dari Singapore. Koper yang dipakai pun berbeda. Kata kakak dan adik, tiba-tiba kelayapan terus setelah dua tahun di rumah terus. Apalagi si oma (mama saya) kepingin ikut sampai Surabaya, sekalian pulang kampung. Jadi road trip pertama kami ini begitu menantang.

Colorful house

Karena keterbatasan waktu, road trip kami ke Bali ini dibagi menjadi dua pemberhentian. Yang pertama kami akan berhenti di Surabaya, dan setelah itu langsung ke Kuta. Di hari pertama, kami jalan pagi sekali untuk menghindari kemacetan. Tepat jam 4.30 kami semua masuk ke dalam mobil. Koper yang ada sudah dimasukkan sehari sebelumnya, biar tidak repot. Perjalanan kami pun dimulai.

Perhentian pertama kami adalah rest area KM 57. kami berhenti untuk toilet break (toilet di sini relative bersih) dan drive thru McD (supaya anak-anak bahagia). Goal kami untuk perjalanan Jakarta – Surabaya ini adalah untuk makan di rest area KM 456.

Rest area KM 456 yang disebut juga Resta Pendopo KM 456 ini terletak di Salatiga. Namanya juga Salatiga, pasti terbayang udara yang sejuk. Selain itu, rest area ini terkenal sebagai rest area yang seperti mall karena banyaknya brand-brand ternama. Yang menarik, rest area arah Semarang dan arah Jakarta ini dihubungkan dengan skybridge

Sky bridge rest area 456

Bagaimana dengan makan siang kami? Ada banyak pilihan makanan yang suka ada di mall-mall Jakarta. Tapi karena si oma mau makan masakan khas Jawa, maka food court menjadi pilihan kami. Untuk rasa sih biasa saja, bukan yang wah. Untuk harga, relative standard. Yang paling enak sih hawa adem yang terasa sekali. Walaupun itu berarti bau rokok juga tercium jelas =D 

Area food court

Di hari pertama ini, dengan berhenti untuk toilet break dan makan siang, kami tiba di Surabaya pukul 16.30. Kami mampir ke rumah kakak sepupu, karena si oma mau menginap di situ untuk dijemput oleh adik oma besoknya. Setelah ngobrol sebentar, kami pun lanjut jalan menuju hotel.

Hotel yang kami tempati untuk istirahat adalah hotel Yello Jemursari. Kami memilih hotel ini karena pengalaman pertama yang begitu mengesankan. Selain itu lokasinya tidak jauh dari jalan tol menuju Probolinggo. Review untuk Hotel Yello akan ada di artikel terpisah ya.

Our morning view from Surabaya

Agenda kami malam ini adalah makan malam bersama dengan sahabat kami. Rasanya setelah lamaaa sekali tidak bertemu dan dipisahkan oleh pandemic, acara makan malam bersama ini menjadi sesuatu yang dinanti-nanti. Anak-anak pun dengan senang ngobrol dan makan bersama. Namun karena besok pagi akan kembali melakukan road trip, maka kami pun tidak bisa lama-lama.

Our dinner was here...

Bersambung ke part 2....