KL Tower yang tertutup kabut. |
Berawal dari kunjungan kami ke
Legoland satu setengah
tahun yang lalu, kami menjadi penasaran dengan tempat-tempat yang ada di Kuala Lumpur . Namun kalau
hanya bertujuan mengunjungi KL saja, rasanya kami belum seniat itu. Akhirnya
kesempatan itu datang juga.
Tahun ini kami berencana untuk
mengikuti Family Conference bagi para
homeschooler. Biasanya kegiatan ini dilakukan di Melaka, yang berarti kami
harus naik pesawat ke KL, baru naik bus ke Melaka. Tiba-tiba di bulan Februari
kemarin, Airasia mengadakan promo kursi gratis (yang biasanya tidak pernah
dilakukan sebelum GATF fase 1. Dan tiba-tiba juga
ada wacana ada kemungkinan konferensi dilakukan di KL dengan tanggal maju satu
hari daripada di Melaka. Berhubung promo tiket murah, maka kami pun mengambil
tanggal yang aman sehingga dimanapun konferensi dilakasanakan, kami dapat
mengikuti tepat waktu.
Singkat cerita, diputuskan konferensi tetap diadakan di Melaka. Yang berarti kami punya waktu bebas satu
hari untuk bermain di KL. Kami pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kami
mengatur jadwal supaya kami dapat menikmati jalan-jalan tanpa harus membuat
kami kecapekan sebelum konferensi dimulai. Karena memang tujuan utama kami kan
mengikuti konferensi.
Walaupun terjadi perubahan jam keberangkatan dari siang menjadi subuh dan
menjadi jalan jam 8 pagi, kami tetap bersemangat tingkat tinggi. Maklum, pertama kalinya kami jalan-jalan ke sana.
Begitu tiba di KLIA2, terminal untuk budget airline, kami pun segera menuju
bagian imigrasi. Sempat bingung juga karena kami tidak mendapatkan form apapun
untuk diisi. Ternyata memang tidak ada form apapun yang harus diisi.
KLIA2 |
Tujuan utama kami setelah mengambil bagasi adalah membeli simcard untuk
telephone. Begitu keluar dari hall, ada banyak Kalau biasanya kami memang tidak
pernah roaming atau membeli simcard, namun karena kami akan banyak menggunakan
grab di sini, maka kami pun mencari simcard. Di Malaysia ini ada beberapa provider yang menawarkan paket
untuk turis. Biasanya ada paket 7 hari dan 14 hari, tergantung kebutuhan
dan penggunaannya. Berhubung kami akan berada selama 8 hari di Malaysia, maka
kami pun memilih menggunakan U-Mobile yang mempunyai paket untuk 10 hari. Toh
hanya untuk memesan grab. Sayangnya paket yang kami cari ini tidak ada di bandara.
Maka kami pun melanjutkan
kegiatan kami dengan mencari tempat untuk makan siang.
Outlet simcard di bagian kedatangan |
Di KLIA2 ini terdapat banyak tempat makan yang dapat dipilih. Pilihan kami
pun jatuh kepada Subway. Pilihannya tidak sebanyak saat kami di Singapore,
tetapi cukup mengobati kerinduan anak-anak akan makanan satu ini. Sayangnya
acara makan kami kali ini tidak begitu tenang karena banyak lalat yang sibuk
berkeliling di sekeliling tempat makan. Memang KLIA2 tidak sebersih Soekarno
Hatta.
Agenda kami selanjutnya adalah menuju downtown. Untuk menuju KL, ada
beberapa cara yang dapat dipilih. Yang pertama cara yang paling nyaman, yaitu
naik taksi atau grab. Kita
dapat langsung ke tempat tujuan. Tetapi tentu harganya juga lumayan. Cara kedua
adalah naik public transport menuju KL Sentral. KL Sentral merupakan terminal
atau stasiun yang melayani semua jenis transportasi yang ada di KL, yaitu
monorail, LRT, dan bus.
Ada dua moda transportasi yang dapat dipilih. Yang pertama adalah kereta
KLIA Ekspress. Dengan naik kereta, dalam waktu kurang lebih 40 menit. Harganya
pun berasa di kantong, yaitu 55 RM. Yang kedua adalah dengan menaiki bus Aerobus
atau Skybus menuju KL Sentral. Waktu yang ditempuh adalah 60 menit, namun
harganya hanya 12 RM untuk dewasa dan 6 RM untuk anak-anak. Pilihan kami tentu
jatuh ke bus.
Setelah tiba di KL Sentral, kami pun segera naik LRT menuju hotel tujuan
kami, yaitu Ahyu Hotel.
Saat kami tiba, hujan turun deras sekali. Berhubung anak-anak kelaparan lagi,
apalagi semenjak tiba di KL adik menjadi batuk pilek, maka kami pun mampir ke
supermarket di dalam stasiun, yaitu mynews.com. Dan ternyata di supermarket ini
juga dijual simcard yang kami inginkan dengan harga 8.5 RM. Lumayan juga bukan?
Setelah selesai meletakkan barang-barang kami, petualangan kami di KL ini
pun dimulai. Tujuan kami saat itu adalah menuju daerah Bukit Bintang. Bukit
Bintang merupakan daerah yang cukup terkenal dikalangan turis. Bahkan tempat
penginapan pun cukup banyak di kawasan ini. Di kawasan ini terdapat banyak
tempat perbelanjaan dan tempat makan, dari yang budget sampai yang wah, seperti
Pavilion, Lot 10, Alor Food Court, Sungei Wang, dan sebagainya. Tujuan kami
adalah ke Sungei Wang.
Untuk berkeliling di Kuala Lumpur, kami memanfaatkan GOKL. GOKL merupakan
circular shuttle bus yang disediakan untuk para turis secara gratis. Cukup
berdiri di tempat pemberhentian yang ditentukan, maka dalam jangka waktu 10
sampai 15 menit sekali bus tersebut akan datang. Dari Chinatown kami pun naik
GOKL Purple menuju Bukit Bintang.
Nampaknya hujan masih bersemangat untuk turun sore itu. Saat kami masuk ke
dalam bus, hujan turun dengan sangat deras. Kami pun turun di dekat Pavilion,
dengan pertimbangan mencari pemberhentian yang dekat dengan gedung. Dan
untungnya saat kami turun, hujan sudah sedikit mereda.
Sungei Wang Plaza terkenal sebagai tempat perbelanjaan seperti ITC. Di dalam plaza yang sudah beroperasi sejak dari tahun 1977 ini terdapat beberapa brand terkenal seperti Giordano, Daiso, dan tempat makan lainnya. Di sini juga ada supermarket Giant. Biasanya orang datang ke sini untuk berbelanja, karena harganya yang miring dan untuk menukarkan uang.
Dekorasi Deepavali yang terbuat dari beras yang diwarnai. |
Money changer di sini sangatlah banyak dan terkenal mempunyai rate yang bagus, termasuk untuk rupiah. Kami berkeliling di sekitar tempat penukaran uang dan menemukan
bahwa MaxMoney memberikan rate yang bagus. MaxMoney sendiri ada dua outlet dan
rate-nya berbeda. Tetapi letaknya saling berdekatan. Jadi mudah untuk memeriksa
mana yang memberikan rate yang bagus. Dan memang menukar Ringgit dari Rupiah
jauh lebih bagus rate-nya saat di sana.
Setelah menukarkan uang di Max Money, kami pun berjalan menuju Alor Food Court. Tujuan kami adalah mencari makan malam. Alor Food Court sendiri merupakan jalanan yang terdiri dari banyak tempat makan. Dari makanan khas Nyonya, Chinese Food, India, Thailand, sampai makanan khas Indonesia juga ada. Di sepanjang jalan juga terdapat banyak coconut drink alias air kelapa.
Duren bagi yang suka duren. |
Makanan Kamboja. |
Pilihan kami jatuh ke Chinese Food yang menjual nasi dan lamian atau mie. Rasanya makan makanan berkuah setelah hujan akan enak. Anak-anak memilih untuk makan mie dan kami memilih untuk makan nasi. Pesanan kami pun datang dengan cepat dan ludes dengan cepat juga.
Wantan Noodle pilihan kakak. |
Fishball Noodle pilihan adik. |
Setelah makan, kami pun berjalan menyusuri Jalan Alor. Semakin menyusuri Jalan Alor, semakin hijau mata kami. Pilihan makanan yang bermacam-macam membuat kami ingin makan kembali. Apa daya kami sudah kekenyangan. Kata kakak, di sini seperti di Myeongdong, banyak street food. Memang kalau dipikir-pikir, agak mirip dengan street food di sana.
Air Kelapa hanya 5RM. |
Jalanan yang mulai padat dengan turis dan warga setempat yang mencari makan. |
Kami pun memutuskan kembali ke hotel tempat kami menginap. Berhubung rasanya sudah lelah, maka kami pun memilih untuk menggunakan Grab. Dan ajaibnya, harga Grab dengan naik public transport lebih murah naik Grab :)
Suasana malam hari di Bukit Bintang |