Petualangan liburan musim dingin kami dimulai saat kami tiba di Incheon. Korea Selatan mempunyai dua bandara, yaitu Incheon dan Gimpo. Incheon untuk internasional, sedangkan Gimpo untuk penerbangan domestik dan penerbangan dari beberapa negara tetangga. Ini pertama kalinya kami menjejakkan kaki di Incheon dan kami sibuk menoleh kanan dan kiri. Korea Selatan sangat bangga dengan kebudayaannya. Mungkin memang negara-negara Asia Timur menjunjung tinggi budaya dan sopan santun, sehingga segala hal yang berhubungan dengan kebudayaannya dijadikan hiasan di sepanjang perjalanan menuju bagian imigrasi.
Setelah kami melalui imigrasi, dengan mengandalkan tiket penerbangan dan visa ke negara Paman Sam plus bukti booking guesthouse, kami mengambil bagasi dan beranjak keluar. Betapa kagetnya kami karena diluar begitu luas dan ramai dengan orang (kalau sepi ya bukan bandara dong). Kami bergegas mencari makan dahulu. Rencananya adalah membeli makanan di Lotteria. Sambil menunggu papa yang membeli makanan, kami sibuk berfoto-foto di sekitar situ. Karena bulan Desember, maka semua dekorasi berbau natal dan salju. Hm...membuat sejuk di hati.
Selesai membeli makanan, kami berniat makan malam di jalan menuju Seoul, kami mencari kios terdekat yang menjual T-Money. T-Money adalah kartu transportasi yang bisa digunakan sebagai alat membayar taksi, kereta dan beberapa supermarket. Hampir mirip seperti ez link di Singapura atau octopus card di Hong Kong. Keuntungan menggunakan T-Money adalah potongan 100 won (kurang lebih Rp 1.200,00) saat menggunakan kendaraan umum. Lalu dengan T-Money, kita tidak perlu mencari mesin untuk membeli tiket dan mencari mesin untuk me-refund tiket. Efisiensi waktu jadinya.
Harga dari kartu T-Money adalah 2.500 won. Itu harga kartu saja. Untuk menggunakannya harus top up lagi. Jika sudah tidak digunakan lagi, nilai nominal yang ada di kartu tersebut bisa di refund tetapi dikenai biaya 500 won. Tetapi kartunya tidak bisa diganti uang, tidak seperti octopus card. Kartu menjadi milik kita. Ya anggap saja kenang-kenangan atau suvenir. Dan kalau ke Korea lagi (siapa tahu ada kesempatan berikutnya), kartu ini bisa digunakan lagi. Oya, untuk anak-anak, selama dibawah 7 tahun dihitung gratis loh.
Setelah kami membeli dan mengisi kartu T-Money, kami berjalan menuju transportation center. Kami berniat untuk menggunakan airport express menuju Seoul. Cara menuju transportation center gampang, tinggal mengikuti petunjuk dengan tulisan airport railroad yang berwarna kuning. Bagus juga pengaturan pihak bandara, ini mempermudah pengunjung yang datang.
Bentuk gerbong di Arex non stop (atas) dan Arex all stop (bawah). |
Cara menuju transportation center. |
Kereta arex all stop akan membawa penumpang dari Incheon sampai dengan stasiun Seoul, tetapi kereta ini akan berhenti di 11 stasiun subway yang dilewati. Untuk menggunakan all stop train, penumpang harus menggunakan T-Money card atau kartu transportasi sekali pakai. Kereta akan datang setiap 10 menit sekali dan lamanya perjalanan dari Incheon ke Seoul adalah 56 menit. Tarif dari Incheon ke Seoul adalah 4.150 won (T-Money) atau 4.250 won (kartu sekali pakai). Anak-anak dibawah 7 tahun tidak usah bayar ya.
Kereta arex non stop juga membawa penumpang dari Incheon ke stasiun Seoul tetapi hanya berhenti di tempat tujuan. Untuk menggunakan kereta ini, penumpang harus membeli express train pass. Kereta ini datang setiap 25-40 menit sekali, dan waktu tempuh menuju Seoul adalah 43 menit (lebih cepat 10 menit dari yang all stop). Fasilitas yang didapatkan di arex non stop adalah tempat menyimpan koper (jadi bisa duduk dengan tenang), toilet, Lotte duty free discount coupon (ngefek bagi orang yang suka belanja, kalau sama saya sih tidak efek). Keterangan lebih lanjut, dapat dibuka di http://www.arex.or.kr
Kami menggunakan arex non stop supaya tidak repot dengan koper dan lebih nyaman. Harga tiketnya adalah 8.000 won untuk dewasa dan 6.900 won untuk anak-anak (4 tahun ke atas). Ada juga harga khusus untuk penumpang Korean Air dan group yang terdiri dari 4 orang atau lebih.Untuk group, tiket per orangnya menjadi 6.000 won. Karena kakak harus membayar, maka kami mengambil pass yang untuk group. Perhatikan nomor gerbong dan nomor kursi di tiketnya ya.
Sambil menunggu kereta datang, dan sambil kedinginan, kami makan french fries. Saat kereta datang, karena di kereta boleh makan, kami melanjutkan makan kembali. Kalau di Indonesia, opsi makan di Lotteria akan menjadi pilihan terakhir. Tetapi menurut saya, burger Lotteria di sini jauh lebih enak. Bumbu dan dagingnya pun lebih mantap. Plus melihat pemandangan lampu dimana-mana. Kombinasi yang bagus bukan?
Kami pun berkunjung ke toiletnya, biasa inspeksi toilet. Bersih loh.... Saya dulu adalah pengguna kereta api dan paling senewen urusan ke toilet. Tapi naik kereta ini, toiletnya bersih dan nyaman. Andai kereta di Indonesia toiletnya sebersih ini.
Dalam waktu 43 menit kami sudah sampai di stasiun Seoul. Menurut info yang saya dapat dari website resmi Arex, ada shortcut menuju line 4 dan line 1. Saya sampai print petunjuknya. Tetapi ternyata setelah sampai di sana, petunjuk begitu jelas dan mudah untuk diikuti. Yang membuat susah adalah....gembolan yang banyak :D
Untuk menuju line 4, kita harus keluar dulu dari area Arex. Setelah itu ikuti setiap petunjuk. Bagi yang membawa banyak bawaan, jangan takut ada lift kok. Justru yang beratnya adalah saat turun ke jalur line 4. Tidak ada eskalator maupun lift. Hanya ada tangga yang lumayan banyak. Saya turun bersama anak-anak dan oma, sementara si papa menunggu di atas. Setelah itu, si oma memegangi anak-anak dan saya menjaga barang-barang di atas. Sementara si papa bawa turun koper. Fighting, papa!
Tujuan kami adalah stasiun Chungmuro, 3 stop dari stasiun Seoul. Dalam waktu kurang dari lima menit, kami sudah sampai di stasiun Chungmuro. Kami keluar dari exit 1, untungnya ada eskalator, dan menunggu di depan Burger King. Cuaca saat itu dingin plus angin kencang.
Kami menginap di guesthouse Mago. Sebelum datang, papa sudah menghubungi mereka dan mereka katakan akan menjemput kami di depan Burger King. Mereka katakan jika sudah sampai telephone saja, maka mereka akan segera datang. Pertama kalinya dalam hidup saya, saya meminjam handphone onni yang tak dikenal (pemilik guesthouse menyarankan demikian, katanya orang Korea ramah dan pasti dipinjami). Selesai meminjam handphone, onni ramah sekali dan senyum terus, saya mengucapkan 감사함니다gamsahamnida (paling gampang untuk diucapkan soalnya). Bagi orang Korea yang sangat bangga dengan bahasanya, mendengar orang asing yang dapat mengucapkan satu atau dua kata dalam bahasa Korea berarti si orang asing menghargai bahasa mereka. Makin lebarlah senyum onni tersebut :)
Tak berapa lama kemudian, manajer dari guesthouse pun datang. Namanya Charlie, dan orangnya sangat ramah. Sepanjang perjalanan yang singkat menuju guesthouse, Charlie menjelaskan apa saja yang ada di sekitar kami. Kami melewati salah satu cabang tempat ayam goreng kesukaan Cheon Song Yi di film You Who Came from the Star, Two-Two Chicken. Tak berapa lama kami sampai di depan Mago dan disambut oleh Mr. Kim. Mr. Kim menjelaskan peraturan yang ada di guesthouse ini, kurang lebih sama dengan peraturan yang mereka cantumkan di website mereka.
Charlie mengantar kami ke lantai 2. Dan sesuai booking-an kami, kami mendapatkan kamar tradisional Korea yang memakai sistem ondol. Di kamar ini, sistemnya lesehan. Ranjangnya terletak di lantai dan modelnya seperti ranjang lipat, bukan spring bed. Tetapi walau terletak di lantai, kita tidak akan merasa kedinginan karena adanya sistem ondol. Ondol merupakan sistem pemanasan tradisional di Korea. Dengan sistem ondol, sistem pemanasan ruangan dilakukan melalui bawah tanah. Jadi tidak akan ada heater di kamar ini, tetapi heater-nya ada di ruangan khusus.
Ini pertama kalinya kami menginap di guesthouse, dan kami menyukainya. Di lantai ini terdapat 4 kamar, dan karena bentuknya seperti rumah, kami jadi bertegur sapa dengan yang lain. Anak-anak pun tidak adak kesulitan berkomunikasi dengan Charlie dan Mr. Kim dan juga setiap orang yang mereka temui di guesthouse ini. Saat kami datang, kami sempat bertemu dengan turis dari Hong Kong dan Filipina. Setelah selesai urusan beramah tamah, kami membereskan barang dan membersihkan diri, dan segera tidur. Recharge untuk melakukan jadwal besok.
Mago guesthouse tampak depan. |
Kamar E, bisa untuk 4 orang dewasa. Sumber foto: guesthousemago.com |
Update: mulai Januari 2017, selain T-Money card, pengunjung juga dapat menggunakan Korea Tour Card. Apa sih ini? Korea Tour Card merupakan kombinasi T-Money dengan kartu diskon di beberapa brand yang bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan. Diskonnya pun lumayan, loh. Info lebih lanjut, dapat dibuka di www.koreatourcard.kr
Next: Gwanghwamun, Cheonggyecheon, dan Insadong
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete