Siapa sih yang tidak tahu negara ginseng? Apalagi penggemar K-Drama. Setiap nonton, pasti disuguhi pemandangan yang indah, oppa yang ganteng dan onni yang cantik (walau kadang hasil operasi plastik). Belum lagi fasilitas yang diberikan untuk anak-anak di sana, yang menurut saya penting banget. Ingin rasanya menjejakkan kaki di negara tersebut.
Akhirnya, pucuk dicinta ulam tiba. Saat kami mau berkunjung ke tempat kakak saya dan kami mendapatkan kesempatan transit di Korea Selatan, kami berpikir mumpung gak usah buat visa Korea dan tiketnya sekalian jalan, apa gak transit dulu saja ya. Si Papa pun mencoba bertanya pada travel agent langganannya dan ternyata bisa, namun harus membayar biaya tambahan karena bagasi harus keluar. Hitung punya hitung, pikir punya pikir, setelah ditimbang (biar kayak wakil rakyat gitu), kami memutuskan transit walau keluar biaya tambahan. Toh masih wajar harganya.
Kami mengambil transit 3 hari. Sebetulnya sih 2 hari untuk jalan-jalannya. Karena pada hari pertama, hari kamis, sampainya sudah malam. Dan hari minggu kami harus berangkat pagi-pagi ke negara tujuan kami. Jadwal pun dibuat semenarik mungkin, karena yang harus di-entertain adalah anak-anak dan juga omanya (mama saya).
Berhubung perjalanan ini dilakukan saat Desember, yang berarti musim dingin atau winter, maka packing pun dipersiapkan dengan matang.
1. Pakaian
Saya berkonsultasi dengan kakak saya, sepupu dari suami yang dulu tinggal di negara Paman Sam, teman-teman SMA yang sedang kuliah dan yang tinggal di Korea, seoulistic, dan tidak lupa dengan mbah google. Semua memberikan kata kunci yang sama, yaitu layering. Kita belum tahu kekuatan kita menghadapi hawa dinginnya. Si papa berkata, biasanya hawa dingin saja tidak masalah, yang jahat itu anginnya. Saya manggut-manggut saja, maklum saya tidak punya pengalaman tinggal di luar. Walaupun layering-nya tidak seperti tango (yang berapa lapis? Ratusan? Lebih), tapi untuk anak-anak bisa jadi 5 sampai 6 lapis kalau lagi dingin sekali.
Bahan dari pakaian pun juga penting. Kalau bahannya tipis, mau pakai 10 lapis juga tetap kedinginan. Thermal wear pun memegang peranan penting bagi kami. Kami membeli heattech dan jaket (kakak saya bilang itu sih namanya sweater, bukan jaket) fleece dari Uniqlo. Lumayan menolong loh. Apalagi kalau pakai yang extra warm. Mungkin buat yang sudah biasa tinggal di negara empat musim, banyak yang bilang tidak perlu pakai thermal wear, tapi ternyata bagi orang yang pertama kali mengunjungi negara empat musim, banyak yang bilang thermal wear itu sangat membantu. Thermal wear biasanya atasan dan bawahan, tetapi kalau membeli di Uniqlo, atasan dan bawahannya terpisah. Oya, pintar-pintarlah melihat promo. Saya selalu membeli saat promo, yang jatuhnya murah (prinsip emak-emak, murah tapi kualitasnya bagus).
Untuk jaket, bukan saja yang waterproof, tetapi kalau bisa yang windproof. Sempat tertarik dengan jaket ultra light down Uniqlo yang tipisnya minta ampun namun ampuh untuk menahan dingin. Tetapi memang harganya tidak sopan. Bersyukurnya, tiba-tiba tante si papa menawarkan untuk meminjam jaket anaknya yang dulu kuliah di luar. Dan saat pulang liburan, saya mendapat hibahan jaket down bulu angsa dari kakak saya. Love you full,sis :*
Kiri: Heattech, Kanan: Jaket fleece with hoodie. Sumber uniqlo.com |
Ultra Light Down Uniqlo, yang cuma satu kantong kecil dan enteng nian. |
2. Aksesoris tambahan
Yang dimaksud aksesoris tambahan adalah sarung tangan, syal, topi. Saat musim dingin, yang akan dingin duluan adalah jari, kuping, dan hidung. Oleh sebab itu, sarung tangan, syal, dan topi menjadi sangat penting. Berhubung suami punya banyak syal, jadi kami tidak perlu beli lagi. Yang perlu kami beli adalah sarung tangan dan topi. Untuk sarung tangan, carilah sarung tangan yang bisa untuk touch screen. Kan gak lucu mau foto harus buka sarung tangan lalu pakai lagi. Masker pun membantu supaya nafasnya tidak kedinginan. Tetapi kalau malas pakai masker, syal juga dapat digunakan untuk menutupi hidung. Kacamata hitam juga berguna. Kenapa? Karena walau hawanya dingin, tetapi sinar UV-nya kencang sekali. Jadi supaya mata tidak terlalu silau, sebaiknya menggunakan kaca mata hitam.
3. Sepatu
Yang dimaksud aksesoris tambahan adalah sarung tangan, syal, topi. Saat musim dingin, yang akan dingin duluan adalah jari, kuping, dan hidung. Oleh sebab itu, sarung tangan, syal, dan topi menjadi sangat penting. Berhubung suami punya banyak syal, jadi kami tidak perlu beli lagi. Yang perlu kami beli adalah sarung tangan dan topi. Untuk sarung tangan, carilah sarung tangan yang bisa untuk touch screen. Kan gak lucu mau foto harus buka sarung tangan lalu pakai lagi. Masker pun membantu supaya nafasnya tidak kedinginan. Tetapi kalau malas pakai masker, syal juga dapat digunakan untuk menutupi hidung. Kacamata hitam juga berguna. Kenapa? Karena walau hawanya dingin, tetapi sinar UV-nya kencang sekali. Jadi supaya mata tidak terlalu silau, sebaiknya menggunakan kaca mata hitam.
3. Sepatu
Kalau jalan-jalan saat musim dingin, lupakanlah sendal terlebih dahulu. Paling enak pakai sepatu yang menutupi mata kaki. Idealnya sih boots untuk winter. Tapi boots itu harganya lumayan. Kami memilih sepatu olahraga atau sepatu kets yang bukan dari kain. Untuk menahan hawa dingin, kami tinggal cari kaos kaki yang tebal. Heattech juga ada kaos kakinya loh. Atau kaos kaki berbahan wool juga boleh. Karena kaos kakinya lumayan tebal, sebaiknya pakai sepatu yang agak kebesaran.
4. Heat Pack
Awalnya tahu benda ini dari hasil baca blog orang-orang Singapore yang sering jalan-jalan ke Seoul. Heat pack, atau hot pack adalah semacam alat penghangat badan kecil yang dapat dibawa. Ada yang ditempel pada baju, ada juga yang dipegang di tangan. Lama-lama berpikir enak juga ya kalau bawa itu, apalagi bawa anak-anak. Kasihan kalau kedinginan. Akhirnya kami berkunjung ke Daiso di Mall Artha Gading. Pas tanya mbaknya, eh malah dijawab yang buat kompres ya. Untung ada satu mbak yang tahu, dan ternyata sudah lama tidak masuk ke Indonesia. Hiks.... Tapi bulan lalu pas jalan-jalan ke Daiso, kami melihat heat pack kok. Andai tidak ada, hampir setiap supermarket yang kami temui di Seoul jual heat pack juga (dan rasanya setiap negara yang ada empat musim juga jual).
5. Lip Balm, lotion, sunblock
Saat musim dingin, kulit cepat sekali kering. Maka jangan lupa membawa lip balm dan body lotion. Bahkan sunblock juga. Saya pertama ngeyel sama papanya, memangnya mau ke pantai jadi bawa sunblock. Eh, setelah googling, ternyata di Australia, pada saat musim dingin, disarankan memakai sunblock saat bermain di luar ruangan. Karena jarak antara matahari dan bumi lebih dekat, sehingga paparan sinar UV lebih tinggi.
6. Obat-obatan
Ini sih sudah pasti, mau ke mana saja, obat-obatan dan vitamin itu penting. Apalagi berobat di negara orang itu repot. Obat flu dan obat perut yang paling penting dibawa. Karena kalau cuaca dingin, dan kondisi tubuh lagi drop, takutnya jadi rentan terhadap flu. Minyak kayu putih dan hand sanitizer juga jangan lupa dibawa ya.
7. Persiapan Tubuh.
Badan kita sudah terbiasa dengan negara tropis. Maka untuk berlibur ke negara empat musim, badan kita pun harus dipersiapkan. Doping vitamin pun dilakukan sebelum berangkat. Apalagi kalau membawa anak-anak. Kami biasanya tidak menyebutkan tanggal pastinya kami akan pergi. Biar mereka tidak terlalu exicted. Pemilihan jam keberangkatan pun dipilih yang tidak membuat mereka lelah. Sebetulnya maskapai yang akan kami gunakan mempunyai 2 kali jadwal penerbangan, yaitu pagi dan malam. Kami berpikir kalau terbang malam dan sampai pagi, rasanya kurang istirahat. Apalagi ini adalah musim dingin pertama yang akan kami lalui. Walau teman yang di Seoul bilang kemungkinan kami datang saat cuaca sedang 'hangat', tapi tetap saja untuk orang yang dari negara tropis pasti rasanya dingin. Maka kami memilih jalan pagi dari Soetta dan sampai di Incheon petang hari waktu setempat. Walau akhirnya tidak bisa kemana-mana saat sampai (karena imigrasi, makan malam, naik kendaraan ke downtown, pasti sampai downtown jadi malam), tetapi anak-anak bisa langsung istirahat di guesthouse.
Berbekal tujuh persiapan di atas, kami siap untuk menikmati liburan musim dingin kami :)
Next: Menuju Mago Guesthouse dengan Arex
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.
6. Obat-obatan
Ini sih sudah pasti, mau ke mana saja, obat-obatan dan vitamin itu penting. Apalagi berobat di negara orang itu repot. Obat flu dan obat perut yang paling penting dibawa. Karena kalau cuaca dingin, dan kondisi tubuh lagi drop, takutnya jadi rentan terhadap flu. Minyak kayu putih dan hand sanitizer juga jangan lupa dibawa ya.
7. Persiapan Tubuh.
Badan kita sudah terbiasa dengan negara tropis. Maka untuk berlibur ke negara empat musim, badan kita pun harus dipersiapkan. Doping vitamin pun dilakukan sebelum berangkat. Apalagi kalau membawa anak-anak. Kami biasanya tidak menyebutkan tanggal pastinya kami akan pergi. Biar mereka tidak terlalu exicted. Pemilihan jam keberangkatan pun dipilih yang tidak membuat mereka lelah. Sebetulnya maskapai yang akan kami gunakan mempunyai 2 kali jadwal penerbangan, yaitu pagi dan malam. Kami berpikir kalau terbang malam dan sampai pagi, rasanya kurang istirahat. Apalagi ini adalah musim dingin pertama yang akan kami lalui. Walau teman yang di Seoul bilang kemungkinan kami datang saat cuaca sedang 'hangat', tapi tetap saja untuk orang yang dari negara tropis pasti rasanya dingin. Maka kami memilih jalan pagi dari Soetta dan sampai di Incheon petang hari waktu setempat. Walau akhirnya tidak bisa kemana-mana saat sampai (karena imigrasi, makan malam, naik kendaraan ke downtown, pasti sampai downtown jadi malam), tetapi anak-anak bisa langsung istirahat di guesthouse.
Berbekal tujuh persiapan di atas, kami siap untuk menikmati liburan musim dingin kami :)
Next: Menuju Mago Guesthouse dengan Arex
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.
No comments:
Post a Comment