Thursday, May 24, 2018

Day 4: Onemount Snowpark dan Kalguksu Alley di Namdaemun Market

Onemount Snowpark
Di hari keempat kami di Seoul, suhu udara semakin drop. Suhu terendah di Seoul hari ini diperkirakan minus 12, yang terasa seperti minus 18 celcius. Walaupun demikian, hari ini merupakan hari yang kami nanti-nantikan. Mengapa? Karena sesuatu yang kami tunggu-tunggu dan merupakan alasan kami kembali mengunjungi negara empat musim di bulan Januari akan tiba. Menurut prakiraan cuaca, hari ini akan turun hujan bercampur salju dan pada malam hari akan ada light snow. Kami berharap semoga kami dapat merasakan salju tersebut, walau hanya sedikit. 

Hari ini kami berencana untuk menjelajah area Gyeonggi-do. Gyeonggi-do merupakan area di luar Seoul (seperti Tangerangnya Jakarta) yang jauh lebih luas dari Seoul. Kalau dilihat di peta, Gyeonggi-do seperti cincin yang mengelilingi Seoul. Di Gyeonggi-Do banyak tempat-tempat yang menarik dikunjungi dan sering muncul di film. 

Kali ini kami mau main ke Onemount di Goyang, salah satu bagian di Gyeonggi-do. Onemount adalah mall yang berisi snowpark dan waterpark. Onemount Snowpark merupakan taman bermain indoor berkonsep musim dingin. Snowpark ini bertemakan Perkampungan Santa dengan konsep Eropa Utara. Uniknya theme park ini buka sepanjang tahun. Jadi kita dapat merasakan musim dingin setiap saat di tempat ini. Kurang lebih seperti snowcity di Singapore ataupun Genting Highland.

Awalnya kami tidak sengaja menemukan tiket murah Onemount Snowpark di situs online kesukaan kami, Klook. Kami pun penasaran dan mencari info mengenai taman bermain satu ini. Tidak seperti snowcity di negara-negara tetangga kita yang membatasi durasi bermain di dalam sana, salah satu alasan papa tidak mau main di Snowcity, Onemount tidak membatasi durasi bermain selama di dalam Snowpark. Dan jika membandingkan harga tiketnya, harga tiket Onemount sangat murah dibanding Snowcity (Perlu diketahui, harga tiket masuk themepark di Korea itu cukup unik karena turis akan mendapatkan diskon 50% jika menunjukkan passport). Akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi Onemount dan membeli tiket di Klook. 

Untuk menuju ke Onemount tidaklah susah. Kami naik kereta menuju stasiun Juyeop dan setelah sampai di stasiun Juyeop, kami menyeberang menuju halte yang berada di tengah jalan (seperti halte bus Transjakarta) dan naik bus 080 menuju Onemount. Namun perlu diingat, bus 080 tidaklah sama dengan bus 80. Jadi kalau tidak yakin, saat mau naik, pastikan untuk bertanya kepada ahjussi apakah bus ini melalui Onemount. Lama perjalanan dari Myeongdong ke Onemount kurang lebih 90 menit.

Onemount mall tidak seramai yang kami bayangkan. Tepatnya seperti plaza saja. Di tengah-tengah mall tersebut terdapat ice rink yang dapat digunakan untuk bermain. Berhubung sudah mendekati jam makan siang, kami berkeliling di dalam untuk mencari makan. Tidak banyak tempat makan yang buka. Mungkin karena hari biasa. Pilihan kami jatuh ke Mom's Gimbab, supaya cepat.
Mom's Gimbab
Setelah makan, kami segera berjalan menuju Onemount Snowpark. Karena kami membeli tiket di klook, maka kami harus mengganti voucher kami dengan tiket yang seharusnya. Tempat untuk mengganti voucher berada di lantai dua di depan pintu masuk Snowpark. Untungnya proses mengganti voucher tidaklah lama. 
Atas: pintu masuk waterpark dan snowpark.
Bawah kiri: Waterpark yang namoak dari mall. Bawah kanan: ice rink di mall Onemount.
Duo Lynns sibuk berfoto saat mamanya tukar voucher.
Onemount Snowpark terbagi menjadi dua area, yaitu indoor dan outdoor. Di area indoor terdapat Ice Lake, Merry-go-round, Snow Hill, dan tree house. Saat masuk ke dalam area indoor, kami berempat terpesona dengan view yang ada. Hal yang pertama kami lihat adalah merry-go-round alias komidi putar yang berada di samping rink yang besar yang disebut Ice Lake. Langsunglah merry-go-round menjadi tujuan pertama kami.
Carousel mania.
Tampang bahagia boleh bermain di Ice Lake.
Setelah menaiki merry-go-round dan bermain sled di Ice Lake, kami berpindah menuju suatu ruangan. Di dalam ruangan tersebut terdapat igloo dan Snow Hill. Dengan konsep seperti pemukiman di Kutub Utara, anak-anak dapat bermain dengan salju buatan. Ternyata banyak anak sekolah yang sedang bermain di sini. Ada dua 'bukit' yang dapat digunakan untuk bermain snow sled. Yang pendek hanya untuk anak-anak kecil. Sedangkan yang tinggi boleh digunakan jika si anak lebih tinggi dari 100 cm. Awalnya kami bermain di yang pendek dulu. Setelah itu kami pun mengantri untuk bermain di yang tinggi.
Snow Hill
Atas: igloo dan snowman.
Bawah kiri: snow sled yang tinggi. Bawah kanan: snow sled yang pendek.
Tree house dengan surat untuk Santa.
Setelah bermain di area indoor, kami menuju area outdoor. Untuk menuju outdoor, kami harus menuju lantai teratas dan keluar melalui food court. Di atas ini terdapat dua slide besar, yaitu Roof Slide dan Rainbow Slide, dan satu slide pendel untuk anak-anak. Intinya, anak-anak di sini sangat dimanjakan karena dimana saja ada snow sled. Sayangnya Rainbow Slide sedang tidak berfungsi.
Spot foto yang ada di Onemount Snowpark.
Karena cuaca semakin dingin dan gelap, seakan mau hujan, kami pun kembali masuk untuk bermain di dalam. Anak-anak kembali berputar dari satu mainan ke mainan lainnya. Saat kami sedang bermain, kami mendengarkan suara gonggongan anjing. Nampaknya animal sled sudah dimulai. Animal sled adalah atraksi naik kereta mengelilingi Ice Road. Yang membuat menarik adalah kereta ini ditarik oleh segerombolan anjing Siberian Husky. Untuk atraksi ini, setiap pengunjung yang ingin naik harus membayar biaya tambahan 7.000 KRW. Dengan berat hati kami melewatkan atraksi yang satu ini. Namun kami masih dapat bermain di Ice Road.
Ice road yang berbentuk lingkaran dengan keliling 300 meter.
Foto dulu di dekat exit, tampang yang tidak rela berpisah dari tempat ini.
Waktu menunjukkan pukul tiga sore, yang berarti sudah waktunya kami mengakhiri kunjungan kami di sini. Saat kami keluar, ternyata sedang turun hujan dan salju. Kami bergegas menuju keluar dan mengenakan jaket kami dengan lengkap. Kali ini, anak-anak diberi izin main hujan salju.
Bermain hujan salju. Ah....bahagia melihat ekspresi mereka :)
Kami pun kembali ke stasiun Juyeop dari halte bus terdekat. Kembali kami menaiki bus 080 dan berhenti di stasiun Juyeop. Tujuan kami berikutnya adalah Namdaemun Market. Namdaemun market merupakan pasar terbesar di Korea dengan berbagai macam barang. Hampir semua barang ada di sini. Dari baju sampai makanan, perabotan rumah tangga, jam, kamera, dan sebagainya. Sistemnya semakin banyak kita membeli, semakin murah. Dan banyak yang bilang, berbelanja di dalam gedung (katanya gedung D), jauh lebih murah daripada berbelanja di abang-abang oppa yang ada gang-gang.
Peta Namdaemun Market
Selain dengan belanjaannya, Namdaemun Market terkenal dengan banyak makanan yang enak. Tujuan kami adalah kalguksu alley. Gang yang satu ini dipenuhi dengan penjual kalguksu atau mie. Saat kami keluar dari stasiun, ternyata hujan salju masih cukup deras. Karena berjalan sambil membuka payung, saya tidak melihat undakan dan akibatnya kaki saya keplitek alias terkilir. Untungnya udara yang dingin dan membeku ini menjadi kompres alami bagi kaki ini. Sepanjang perjalanan kami menuju kalguksu alley, kami melihat transisi dari hujan es serut sampai salju yang tipis sekali alias flurries.

Kalguksu alley ditandai dengan adanya gang kecil yang ditutupi dengan plastik putih transparan. Di gang ini terdapat banyak kedai-kedai yang menjual kalguksu dan rasanya kurang lebih sama. Saat kami hendak memasuki, gang tersebut, seorang ahjumma menarik kami untuk masuk ke dalam kedainya yang paling depan. Berhubung hujan makin deras dan rasa sakit di kaki makin terasa, maka kami pun mengiyakan ajakan ahjumma ini. Kami memesan dua kalguksu. Dalam waktu cepat pesanan kami datang beserta dua mangkok kecil boribab, semangkok rumput laut dan banchan.
Banchan yang disuguhkan untuk kami.
Boribab, nasi dengan kacang-kacangan.
Berbeda dengan kalguksu di Myeongdong Kyoja, kalguksu atau mie yang dibuat dengan cara dipotong ini terlihat penuh dengan tahu, wijen dan rumput laut. Rasanya pun berbeda, sama enaknya. Sup yang hangat membuat setiap usaha kami berjalan menembus hujan salju dengan kaki terkilir terbayar dengan seimbang. Apalagi ahjumma ini rela mengantar kami ke toko terdekat saat adik ingin ke toilet.
Kalguksu ini aslinya semangkok besar ya...
Setelah kami selesai makan, kami pun berjalan menuju tempat kami menginap. Hujan sudah tidak turun, namun salju yang turun terlihat jelas sekali. What a nice experience, kata kakak.

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.

Sekilas Informasi
Onemount Snowpark
Alamat: 300, Hallyu world-ro, Ilsanseo-gu, Goyang-si, Gyeonggi-do
Jam Operasional: 09.00 - 19.00
Note: Jangan lupa bawa passport. Jika membeli tiket di sana, harga turis setengah dari harga normal (asal menunjukkan passport)
Cara menuju ke sana: stasiun MRT Juyeop exit 5, naik bus 080

Namdaemun Market
Jam buka: 22.30 - 16.00. (ada yang sampai malam lagi)
Cara menuju ke sana: stasiun MRT Hoehyoen exit 5, jalan lurus 100 meter. Kalguksu alley berada di sebelah kiri, ditandai dengan pintu yang berplastik transparan.
Wishing Well.

Friday, May 11, 2018

LED Rose Garden di Dongdaemun Design Plaza


Masih melanjutkan kisah perjalanan kami di hari Minggu. Setelah beribadah di YEM, main sebentar di Yeouido Park, mengelilingi Gyeongbokgung dan folk museum, dan makan ddung cake di Ssamzigil, kami berencana melihat taman bunga mawar di 'pesawat UFO' alias Dongdaemun Design Plaza. Untuk menuju DDP, dari Insadong, akan lebih mudah jika naik MRT melalui stasiun Jongno 3ga. Namun karena sudah gelap dan rasanya lebih dekat jika kami berjalan menuju stasiun Anguk, maka kami memilih untuk naik MRT dari stasiun Anguk. Tujuannya sederhana, supaya tidak terlalu lama berjalan di luar. Kalau musim dingin dan sudah gelap seperti ini, kami lebih memilih berjalan di dalam stasiun daripada berjalan di luar dan tersesat karena sudah gelap.

Namun sesampainya kami di stasiun Anguk, terjadi hal yang tidak kami duga. Udara yang begitu kering membuat hidung Papa berdarah alias mimisan. Alhasil kami harus menepi sebentar sampai darahnya tidak keluar lagi. Pelajaran untuk hari berikutnya adalah kami, bukan hanya anak-anak, juga harus menggunakan pentutup hidung. Kami pun kembali melanjutkan perjalanan kami dan berhenti di stasiun Dongdaemun History and Culture Park.

Dongdaemun Design Plaza merupakan kompleks multi-cultural yang berlokasi di dekat stasiun MRT Dongdaemun History and Culture Park. Kompleks yang sering disebut DDP ini diresmikan pada 21 Maret 2014. Dengan mengusung konsep Dream, Design, and Play, DDP menjadi salah satu tempat diadalannya pameran dan acara-acara istimewa. Gedung ini dirancang oleh Zaha Hadid, wanita pertama yang memenangkan penghargaan Prizker Architecture Prize.

Saat keluar dari exit 1, kami menjumpai banyak turis Indonesia yang sedang berfoto-foto bersama tour leader mereka. Memang gedung yang berbentuk seperti pesawat UFO ini memang terlihat artistik dan menarik untuk menjadi objek foto. Apalagi di sekeliling DDP ini banyak tempat perbelanjaan yang katanya murmer, bagi yang suka belanja. Bahkan ada beberapa toko yang penjualnya dapat berbahasa Indonesia. 
Kalau seperti ini, persis pesawat UFO kan?
Walaupun bentuknya seperti pesawat UFO, tetapi isi di dalam gedung ini tidak ada yang berbau luar angkasa. Di dalam gedung ini terdapat Art Hall, Museum, Design Lab, Design Market, Dongdaemun History and Culture Park, dan taman terbuka seperti Oulim Square. Sebagian tempat ini bebas untuk dikunjungi. Hanya saja karena kami datang di hari Minggu, maka banyak hall yang tutup.

Ternyata mencari LED Rose Garden tidak semudah yang kami bayangkan. Kami akhirnya masuk ke dalam Design Market untuk menghangatkan badan. Di dalam Design Market terdapat banyak barang-barang yang unik dan lucu. Namanya juga market, berarti barang-barang ini boleh dibeli. Banyak juga papercraft dari Superhero yang menarik perhatian anak-anak.   
B.Duck di Design Market
Setelah bertanya kepada anak muda yang bekerja di situ, kami kembali menuju luar gedung dan berjalan mengikuti track yang ada. Kali ini kami menemukan taman bunga mawar putih.  
LED Rose Garden
Duo Lynns yang langsung semangat foto di depan bunga.
Pameran LED Rose Garden pertama kali diadakan sebagai peringatan 70 tahun kemerdekaan Korea Selatan. Di lapangan ini terdapat 25,550 bunga mawar putih, sebagai lambang jumlah hari kemerdekaan bangsa mereka, yaitu 70 x 365 hari. Saat matahari masih bersinar, mawar-mawar ini terlihat seperti kristal putih. Namun saat matahari sudah terbenam, lampu yang menyala membuat mawar-mawar ini terlihat cantik.

Awalnya pameran ini bersifat sementara. Namun karena penggemarnya banyak, akhirnya pameran ini bersifat permanen dan menjadi salah satu daya tarik DDP. 
Mama kalah gaya sama anak =D
Udara yang semakin dingin dan perut yang bergemuruh membuat kami menyudahi acara foto-foto kami. Kami pun berjalan kembali menuju stasiun untuk kembali ke Myeongdong. Sudah waktunya kami mengisi perut kami :) 

Before: The National Folk Museum and Children's Folk Museum
Next: Taman Salju di Onemount Snowpark dan Kalguksu Alley di Namdaemun Market


Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, beserta tips dan informasi lainnya, silakan klik link berikut ini.

Sekilas Informasi
Dongdaemun Design Plaza (DDP)
Jam operasional:
- Museum: 10.00 - 19.00. Tutup setiap hari Senin
- Design shop: 10.00 - 21.00 (weekdays), 10.00 - 22.00 (weekend). Tutup setiap Senin minggu ketiga.
- LED Rose Garden: 19.00 - 00.00 
Cara menuju ke sana:
- Stasiun Dongdaemun Hstory and Culture Park (line 2, 4, dan 5) exit 1 atau exit 2.

Thursday, April 26, 2018

Gyeongbokgung dan Ssamzigil

Megah dan besar....
Demikian pemikiran kami saat dulu mengunjungi gerbang Gwanghwamun. Di kunjungan kami saat itu, karena oma tidak mau berkeliling di dalam istana, kami hanya melihat pertukaran penjaga dan berfoto-foto di depan gerbang. Namun kali ini, kami sengaja menyediakan waktu untuk masuk ke dalam Gyeongbokgung. Kami penasaran untuk melihat istana yang satu ini. 
Gaya Duo Lynns untuk menghilangkan kedinginan =D
Duo Ninja dan Gerbang Gwanghwamun
Sekilas sejarah, Gyeongbokgung (Istana yang sangat diberkati oleh surga) merupakan istana yang terbesar dan termegah yang dibangun pada masa pemerintahan dinasti Joseon pada tahun 1395. Gyeongbokgung menjadi istana utama pada masa itu. Pada tahun 1592 Jepang melakukan invasi ke Korea dan hampir semua istana di Seoul hancur. Selama 276 tahun istana tersebut dibiarkan begitu saja. Pada tahun 1867 istana ini dibangun kembali. Namun pada saat tahun 1911, saat penjajahan Jepang di Korea, istana ini dihancurkan kembali dan hanya disisakan 10 bangunan utama. Pada tahun 1990. istana ini dibangun kembali seperti pada zaman dahulu kala.
Tiket kami :)
Walau ramalan cuaca menyatakan jam tiga sore adalah jam paling hangat, namun karena angin yang lumayan kencang, maka udara terasa dingin. Dan karena Gyeongbokgung akan tutup jam lima sore, kami memutuskan untuk mengitari secara cepat beberapa tempat utama seperti gerbang Gwanghwamun, Geungjeongjeon, Gyeonghoeru, Hyangwonjeong, dan Folk Museum. Sedangkan bagian-bagian yang lain akan dilihat dari luar saja, tanpa harus memasuki area tersebut. 
Gerbang Heungnyemun
Saat gerbang istana berpadu dengan gedung bertingkat
Perjalanan kami dimulai dengan memasuki area Geunjeongjeon. Geunjeongjeon, yang artinya semua hal akan terurus dengan baik jika Yang Mulia menunjukkan kerajinan, merupakan hall utama dari Gyeongbokgung. Di hall ini semua kegiatan besar dilakukan, seperti rapat, menerima tamu luar, dan upacara pemahkotaan raja. Sama seperti di Forbidden City, pengunjung hanya dapat melihat dari luar. Kami seakan terbawa ke masa-masa kerajaan zaman dulu (akibat kebanyakan nonton film silat). Sedangkan ruangan-ruangan dibelakang hall utama ini adalah Sajeongjeon, yang artinya tempat dimana raja harus berpikir secara dalam sebelum memutuskan benar atau salah. Ini adalah tempat dimana raja mengadakan meeting pagi dengan menteri-menterinya, dari pukul tiga pagi sampai dengan lima pagi, setiap hari. Rajin sekali bukan?
Tampak depan Geungjeongjeon.
Isi di dalam Geungjeongjeon.
Tahta raja, sudah mirip seperti film kolosal
Bagian berikutnya yang kami kunjungi adalah Gyeonghoeru. Gyeonghoeru merupakan tempat dimana raja menyelenggarakan jamuan formal dengan tamu-tamu luar negeri. Kolam yang ada disekitar Gyeonghoeru dan berlatar belakang pemandangan gunung Inwang membuat kami berpikir pastinya indah sekali pemandangan dari dalam Gyeonghoeru. Jika dilihat sepintas, bentuk-bentuk bangunan ini mirip dengan istana-istana di China. Hal ini memang wajar karena dalam proses pembuatannya, mereka menggunakan prinsip yang ada dalam buku I Ching, Book of Changes, buku klasik China.
Gyeonghoeru yang dikelilingi kolam dengan air yang sebagian membeku.
Pose wajib berikutnya
Secara singkat, kami melihat bangunan-bangunan lain di sekitar Gyeonghoeru. Tujuan kami selanjutnya adalah Hyangwonjeong. Hyangwonjeong merupakan paviliun yang berada di area selir-selir kerajaan. Hyangwonjeong juga dikelilingi kolam yang yang bernama Hyangwonji. Kalau melihat dari denah yang ada, ada dua bangunan yang dikelilingi kolam, yaitu Gyeonghoeru dan Hyangwonjeong. Jika Gyeonghoeru terlihat begitu maskulin, gagah dan luar biasa, Hyangwonjeong terlihat begitu feminin dan hangat.
Denah Gyeongbokgung.
Cuaca yang semakin dingin membuat anak-anak kedinginan. Untungnya kami membawa termos yang berisi air panas. Kami berhenti dan mojok sebentar untuk minum. Karena banyak yang sedang direnovasi di dekat situ, plus kedinginan, maka kami berputar arah menuju Children's Folk Museum yang berada di dalam National Folk Museum.
Berpose di samping Sajeongjeon
Sebetulnya ada dua museum yang berada di dalam lokasi Gyeongbokgung, yaitu National Folk Museum dan National Palace Museum. Namun kami memilih mengunjungi Folk Museum karena di dalam sini juga ada Children's Folk Museum. National Folk Museum menyimpan peninggalan-peninggalan dan informasi-informasi mengenai kehidupan atau kebudayaan orang Korea dari zaman dahulu hingga sekarang. Kami langsung menuju Children's Folk Museum. Kisah kami di Folk Museum ada di link berikut ya.
The National Folk Museum berada di bawah pagoda tersebut.
Pose diluar pintu gerbang. 
Setelah selesai, kami berjalan menuju Insadong. Di kunjungan kami sebelumnya, kami mengunjungi Insadong di malam hari untuk makan malam di Tobang. Kali ini kamu khusus untuk mengunjungi Ssamzigil. Ssamzigil merupakan kompleks perbelanjaan yang berada di area Insadong. Mall ini sudah ada sejak akhir tahun 2004. Ssamzigil dirancang dengan unik karena dengan berjalan menyusuri koridor yang ada kita akan sampai ke tingkat teratas, seperti Mall Citraland di Grogol. Di lantai teratas, rooftop yang disebut Sky Garden, disediakan juga tempat untuk memasang gembok cinta seperti di N Seoul Tower. Isi di mall ini lebih ke arah hal-hal yang berbau kerajinan dan makanan.
Peta Insadong
Ssamjigil di petang hari.
Salah satu makanan yang banyak penggemarnya adalah ddung cake. Ddung cake berarti kue pup. Maksudnya bentuk kuenya seperti pup. Ddung cake mirip seperti pancake tetapi ada isi kacang merah atau coklat. Karena banyak penggemarnya, biasanya antrian yang mau makan kue ini juga lumayan. Kami pun ikut mengantri. Untungnya antrian tidak begitu panjang. Dan setelah kami mengantri, antrian mulai mengular. Mungkin semua juga kedinhinan dan berpikir makan kue ini akan menghangatkan tubuh.
Sudah lihat bentuknya kan? =D
Harga satu kue ini sekitar 2,000 won. Namun jika kita membeli paket, maka jadi jauh lebih murah. Dan memang karena cuaca yang dingin, membeli paket 2 kue dan satu gelas coklat panas (dengan harga sekitar 4.500 - 5.000 won) merupakan opsi terbaik bagi kami untuk menghangatkan badan dan melanjutkan perjalanan kami menuju Dongdaemun Design Plaza.
Muka bahagia saat memegang makanan dan langsung minta difoto.
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, beserta tips dan informasi lainnya, silakan klik link berikut ini.

Before: Yeouido English Ministry dan Yeouido Park
Sekilas Informasi
Gyeongbokgung
Jam operasi: 09.00 - 18.30 (kecuali winter hanya sampai jam 17.00), tutup setiap Selasa
HTM:
19 - 64 tahun: 3.000 won (2.400 won untuk group dengan peserta lebih dari 9 orang)
7 - 18 tahun: 1.500 won (1.200 won untuk group dengan peserta lebih dari 9 orang)
0 - 7 tahun 65 tahun keatas gratis (bawa kartu identitas atau passport)
Tersedia juga tiket kombinasi 10.000 won untuk mengunjungi Gyeongbokgung, Deoksugung, Changgyeonggung, Changdeokgung dan tamannya, Jongmyo Shrine)
Tour dalam bahasa asing (free):
Inggris: 11.00, 13.30, 15.30
Mandarin: 09.30, 11.00, 13.30, 15.00, 26.30
Jepang: 10.00, 12.30, 14.30
Cara menuju ke sana: Stasiun Gyeongbokgung (line 3) exit 5

Ssamjigil
website: http://www.ssamzigil.co.kr/
Alamat: 44 Insadong, Gwanhundong, Jongno-gu
Jam operasional: 10.30 - 20.30
Cara menuju ke sana: stasiun Anguk (line 3) exit 6

Wednesday, April 25, 2018

The National Folk Museum dan Children's Folk Museum

Saat musim dingin, istana dan museum di dalam istana hanya buka sampai dengan pukul 17.00. Saat kami selesai mengitari sebagian istana Gyeongbok, waktu menunjukkan pukul empat kurang lima belas. Ini berarti sebentar lagi area museum akan ditutup. Untuk menghemat waktu, kami langsung menuju Children's Museum. Di benak kami, jika masih ada waktu, maka kami akan melihat yang untuk dewasanya.
Area outdoor dari museum, ada mainan tradisional yang menarik.
Children's Folk Museum ini dirancang sangat children friendly, namanya juga museum anak-anak. Kami diberi dua tiket untuk masuk ke dalam dua area pameran dan diinfokan bahwa waktu tutup sudah sebentar lagi. Area pertama yang kami masuki adalah area yang berbau kisah mitologi Korea. Kami cukup takjub dengan cara mereka merancang sehingga anak-anak dapat menggunakan semua panca indra mereka tetapi memasukkan sejarah tentang masa zaman Shilla. Walaupun menurut kami berbeda dengan apa yang kami percayai, namun kami belajar untuk menghargai perbedaan.
Area Mitologi Korea.
Area bermain sambil belajar di dalam bagian mitologi. 
Setelah selesai bermain di sini, kami berpindah ke hall pameran kedua. Kami tidak tahu pameran apakah ini, namun lorong ini dipenuhi dengan gambar dengan tulisan yang artinya apa kabar. Saat kami masuk, kami baru menyadari bahwa pameran ini berhubungan dengan makanan.
Salam Apa Kabar yang membuat kami bangga.
Keterangan karbohidrat yang ada dalam setiap makanan khas suatu negara. 
Bumbu dari Indonesia ada di sini loh (bangga.com)
Yang lucunya di sini, semua petugas yang berjaga di dalam Children's Museum adalah anak-anak ABG yang masih lucu. Mungkin supaya terlihat tidak menakutkan bagi anak-anak kecil. Walaupun terkadang terlihat mereka seru bermain mainan interaktif di dalam sini. Namanya juga masih anak-anak ya.
Alat masak. Ada ulekan juga :)
Area makanan Korea dan banchannya.
Di samping pameran ini terdapat pameran khusus yang diselenggarakan oleh Folk Museum. Saat kami datang, karena menyambut pergantian tahun anjing, maka pameran special kali ini bertema hubungan antara anjing dan manusia. Dan karena masih belum diusir petugas ada waktu dan masih banyak orang yang melihat-lihat, kami pun masuk ke dalam hall utama di National Folk Museum.

National Folk Museum terdiri dari 3 hall utama. Kami memulai dari hall ketiga terlebih dahulu. Hall ketiga berisi siklus hidup orang Korea. Segala hal yang berhubungan dengan kebudayaan saat mereka lahir, besar, menikah, bahkan sampai meninggal dipaparkan di sini. Satu hal yang baru kami ketahui ternyata sama seperti kebudayaan Tionghoa, salah satu ulang tahun yang dianggap wajib dirayakan adalah ulang tahun ke enampuluh.

Hall kedua berisi mengenai gaya hidup orang Korea. Pameran di sini mengilustrasikan bagaimana kehidupan orang Korea di masa Joseon dan apa yang mereka lakukan di setiap musim di sepanjang tahun. Di hall ini kami seakan diajak berlari cepat ke masa lalu (betul-betul cepat karena diburu waktu dan dipanggil petugas karena sudah waktunya keluar) untuk melihat pekerjaan, baju, rumah dan makanan dalam setiap musim. Hall pertama berisi sejarah kehidupan orang Korea. Hall satu menampilkan benda-benda yang digunakan sehari-hari, sejak dari zaman prasejarah hingga zaman sekarang.
Beberapa yang dapat kami foto, sambil disenyumin petugas =D
12 binatang yang seperti 12 shio dalam penanggalan lunar.
Di luar museum ini, ada area yang dikondisikan seperti pada tahun 60 atau 70an. Dari tempat cukur, tempat jual komik, restoran, dan bahkan sampai pompa zaman dahulu. Duo Lynns pun norak melihat barang-barang zaman dahulu. Mama papanya norak karena seakan melihat langsung tempat shooting film zaman dulu =D
Mom's old town
Senangnya kami menghabiskan sore kami di sini. Petualangan kami di Gyeongbokgung diakhiri dengan berfoto-foto disepanjang jalan keluar. Keraguan kami bahwa anak-anak akan bosan berada di dalam istana dan museum pun sirna. Duo Lynns sungguh menikmati kunjungan di dalam istana ini. Tepatnya, mereka puas berpose disetiap tempat =))
Pose di dekat pintu keluar
Before: Gyeongbokgung dan Ssamjigil
Next: LED Rose di Dongdaemun Design Plaza
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, beserta tips dan informasi lainnya, silakan klik link berikut ini.

Sekilas Informasi
Gyeongbokgung
Jam operasi: 09.00 - 18.30 (kecuali winter hanya sampai jam 17.00), tutup setiap Selasa
HTM:
19 - 64 tahun: 3.000 won (2.400 won untuk group dengan peserta lebih dari 9 orang)
7 - 18 tahun: 1.500 won (1.200 won untuk group dengan peserta lebih dari 9 orang)
0 - 7 tahun 65 tahun keatas gratis (bawa kartu identitas atau passport)
Tersedia juga tiket kombinasi 10.000 won untuk mengunjungi Gyeongbokgung, Deoksugung, Changgyeonggung, Changdeokgung dan tamannya, Jongmyo Shrine)
Tour dalam bahasa asing (free):
Inggris: 11.00, 13.30, 15.30
Mandarin: 09.30, 11.00, 13.30, 15.00, 26.30
Jepang: 10.00, 12.30, 14.30
Cara menuju ke sana: Stasiun Gyeongbokgung (line 3) exit 5

National Folk Museum
website: http://www.nfm.go.kr/english/index.do
Jam operasional: 09.00 - 18.00 (kecuali winter hanya sampai jam 17.00), tutup setiap Selasa
Harga Tiket Masuk: Gratis

Children's Folk Museum
website: http://www.kidsnfm.go.kr/nfmkid/index.do
Jam operasional: 09.00 - 18.00 (kecuali winter hanya sampai jam 17.00), tutup setiap Selasa
Harga Tiket Masuk: Gratis