Showing posts with label wisata edukasi. Show all posts
Showing posts with label wisata edukasi. Show all posts

Monday, April 1, 2019

Melihat Pembuatan Tahu di Tahu Susu Lembang


Sebagai salah satu kota yang dekat dengan Jakarta, Bandung memang selalu menawarkan begitu banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, baik untuk bertamasya maupun untuk kulineran. Tidak heran jalan-jalan ke Bandung merupakan kegiatan favorit orang Jakata.

Setelah absen jalan-jalan ke Bandung lebih dari 1 tahun, akhirnya kami berkesempatan lagi untuk jalan-jalan ke Bandung. Ada saudara yang menikah di bulan Januari kemarin. Dan supaya tidak sia-sia kami jalan ke Bandung, kami pun merancangkan jalan-jalan. Tujuan kami kali ini adalah Floating Market.

Floating Market ini sudah berkali-kali kami dengar dan ingin kami kunjungi. Hanya saja setiap kali kami ke Bandung, tidak pernah kesampaian. Akhirnya kali ini kami memantapkan tekad untuk ke Floating Market. Berhubung kami sampai lebih awal dari perkiraan kami, maka kami pun mampir dulu ke Tahu Susu Lembang. Tujuannya adalah jajan di pagi hari.
Factory Outlet dan Rumah Sosis di Tahu Susu Lembang
Tahu Susu Lembang merupakan pujasera yang menjual berbagai macam makanan. Cuaca yang sejuk ini membuat kami tergoda untuk makan wedang ronde. Sayangnya wedang ronde belum siap. Maka kami pun membeli tahu susu yang sudah digoreng. Di tempat ini ada 2 jenis tahu susu, yaitu tahu susu kotak (seporsi Rp 15.000,00 isi 10 buah) dan tahu susu bulat (seporsi Rp 20.000,00 isi 10 buah). Kami memilih tahu susu bulat karena kangen dengan tahu bulat. Tetapi tahu bulat ini beda dengan tahu bulat yang biasa dijual. Tahu bulat ini memang tahu susu biasa yang dibentuk bulat seperti bola. Jadi padat dan tidak kopong. Namun memang tahu susu berbeda dengan tahu pada umumnya. Teksturnya yang lembut sangat enak saat dimakan.
Foodcourt dengan banyak pilihan makanan.
Tahu susu bulat yang berbeda dari tahu bulat.
Di tempat ini juga tersedia tempat pembuatan tahu yang dapat dikunjungi anak-anak. Saat kami bertanya apakah kami boleh masuk atau tidak, petugas yang bekerja berkata bahwa mereka sedang membersihkan area pembuatan tahu. Kami pun berkeliling kembali.
Taman yang cantik.
Walaupun awalnya Tahu Susu Lembang merupakan foodcourt, namun di area tempat ini juga terdapat factory outlet dan tempat hiburan anak-anak. Kami menikmati udara yang dingin sambil berkeliling di taman. Di dekat taman ini ada beberapa hewan yang dapat digunakan untuk berfoto dan juga diberi makan. Ada juga kuda dan beberapa mainan anak-anak. Karena masih terlalu pagi, kudanya pun belum keluar. Hanya iguana dan kelinci saja yang sudah siap untuk diberi makan.
Animal Show. 
Iguana yang sedang sunbathing.
Tempat mancing untuk anak-anak bermain.
Kami kembali ke bagian dalam foodcourt untuk memeriksa apakah wedang ronde sudah siap. Ternyata wedang rondenya sudah siap. Wedang ronde Gardujati ini ada bermacam-macam pilihan, dari ronde besar, ronde kecil., ronde campur, dan sekoteng. Kami pun memesan ronde campur. Satu porsi ronde ini adalah 20.000 rupiah. Cukup kaget juga karena di lebih mahal daripada di Jakarta. Tetapi memang kualitas wedang jahenya top markotop dan menggunakan gula jawa. Badan kami pun langsung hangat.
Ronde Jahe Gardujati
Kami mencoba untuk melihat tempat pembuatan tahu susu yang sudah dapat dikunjungi. Ternyata tahu susu memang menggunakan susu dalam proses pembuatannya. Tak heran teksturnya sangat lembut. Untuk menghasilkan tahu susu yang lembut ini, dibutuhkan 9 tahapan.
Bahan-bahan dan langkah-langkah pembuatan tahu susu.
Di tahap pertama, kacang kedelai dicuci direndam dan dicuci sampai bersih. Selanjutnya masuk ke dalam tahap kedua yaitu penggilingan kacang kedelai dengan menggunakan mesin giling. Selanjutnya kacang kedelai yang telah digiling tersebut direbus dan diaduk. Tahap keempat adalah pemisahan antara ampas dan sarinya.
Tempat untuk melakukan tahap satu dan dua.
Bagian perebusan, penggilingan, dan pencetakan.
Setelah dipisahkan, sari yang ada diberikan susu, mentega, biang tahu, dan juga garam. Tahap selanjutnya biang tahu yang sudah jadi ini dicetak dan setelahnya diangkat dan dipotong. Setelah itu tahu yang sudah dipotong tersebut direbus dengan air dan bawang putih selama 15 menit. Banyak juga bukan tahapnya?
Bagian pemotongan
Tahap-tahap terakhir dalam pembuatan tahu susu.
Setelah puas berkeliling di tempat pembuatan, kami pun kembali melanjutkan perjalanan kami ke Floating Market. Sayangnya kami masih berkeliling, mungkin lain kali kami khusus membeli tahu susu untuk digoreng di rumah.
Karyawan baru =D 
Karyawan magang selanjutnya =D
TAHU SUSU LEMBANG
Alamat: Jl. Raya Lembang no 177, Jayagiri, Lembang, Bandung.
Jam Operasional: 08.00 - 19.00 (Senin - Jumat), 09.00 - 20.00 (Sabtu - Minggu)

Friday, April 7, 2017

Pushy Day di Taman Pintar

Taman Pintar
Bulan Maret yang lalu kami berkesempatan melakukan perjalanan ke Jogjakarta. Liburan di bulan Maret? Hmm...bukan sih. Ada sesuatu yang harus dikerjakan. Kami sekeluarga mendapatkan kepercayaan untuk terlibat dalam suatu project, lanjutan dari project yang dilakukan anak-anak kemarin. Oleh sebab itu, di benak kami pun tidak ada rencana untuk kelayapan kemana-mana. Bahkan impian saya untuk sowan ke kampus tercinta dan bertemu dengan teman-teman kuliah pun tidak mungkin dilaksanakan karena jadwal yang padat. Memang sih sore agak luang waktunya, tetapi cuaca Jogja yang selalu hujan deras setiap di atas jam dua siang membuat kami duduk manis di hotel. 

Setelah semua urusan selesai, di hari terakhir kunjungan kami di Jogjakarta, kami menyempatkan diri untuk berkunjung ke Taman Pintar. Duo Lynns dan Duo A semangat untuk menuju ke sana. Apalagi setelah menyampaikan ke kakak bahwa Taman Pintar akan lebih seru daripada Bandung Science Center (berdasarkan website-nya), kakak semangat sekali menunggu kedatangan Duo A ke hotel. Setelah Duo A datang, maka kami bersama-sama pergi menuju Taman Pintar.

Seingat saya, zaman saya masih kuliah, saya belum pernah mendengar nama Taman ini. Ternyata memang Taman yang berada di lahan bekas kawasan perbelanjaan ini baru diresmikan pada 16 Desember 2008. Taman ini sendiri terletak berdekatan dengan kawasan Malioboro dan benteng Vredeburg.

Taman Pintar terbagi menjadi 5 tempat kunjungan, yaitu gedung oval, gedung kotak, gedung planetarium, gedung PAUD, dan gedung kerajinan. Gedung PAUD, sesuai namanya, berisi alat peraga pendidikan interaktif (sains, religi, budaya, profesi, flora dan fauna, puzzle, ruang pertunjukan) untuk anak-anak usia 2 hingga 5 tahun. Gedung kerajinan menawarkan program kreativitas seperti membatik, kreasi gerabah, lukis kaos, lukis gerabah, hand on science, presenter TV, dan pelatihan robotik. Masing-masing kegiatan memiliki tarif yang berbeda, antara Rp 10.000,00 sampai dengan Rp 50.000,00.

Saat kami sampai di sana, ternyata rombongan dari sekolah-sekolah sudah banyak. Ada yang anak TK, SD, SMP, dan SMA (baik dari Jogja maupun luar Jogja). Kami tidak menyangka akan sebanyak ini orang yang datang di hari biasa. Segera kami menuju loket tiket. Untuk pembelian tiket, setiap gedung mempunyai harga sendiri-sendiri. Kami memilih tiket untuk masuk ke gedung oval dan kotak (1 tiket untuk dua gedung ini), dan tiket untuk wisata bahari. Sedangkan untuk planetarium, sudah pasti tidak akan terkejar melihat banyaknya pengunjung yang datang.

Petualangan kami di Taman Pintar dimulai dari wisata bahari. Gambar yang ada di loket begitu meyakinkan sehingga kami membeli tiket wisata bahari. Tetapi....wisata bahari hanyalah aktivitas anak-anak untuk naik perahu dan mengendarai perahu mengelilingi kolam ikan mas =D Anak-anak dapat duduk sendiri-sendiri di perahu kecil dan mencoba mengendarainya. Kalau di gambar depan sih anak-anak akan memakai pelampung dan helm, walau kenyataannya saat mereka naik tidak ada yang dipakaikan kepada mereka. Untungnya anak-anak senang.
Wisata Bahari dan mainan di dekatnya
Setelah selesai menaiki perahu mini tadi, kami pun bergegas memasuki gedung oval. Kami disambut dengan akuarium besar dan ikan-ikan air tawar yang besar yang terbang berenang di atas kepala kami. Melihat banyaknya orang, kami pun sibuk mewanti-wanti anak-anak untuk berpegangan tangan dengan orang tua dan tidak sibuk jalan sendiri. Andaikan terpisah pun, kami meminta mereka untuk diam di tempat mereka dan biarkan kami yang mencarinya.

Setelah melalui akuarium air tawar tadi, kami masuk ke zona kehidupan purba. Di sini berisi dinosaurus dan orang-orang prasejarah. Tidak ketinggalan juga ada film Dinosaur Train kesukaan Duo Lynns. Setelah itu kami memasuki dome area. Di area ini terdapat zona tata surya, dan berbagai aktivitas fisika seperti air track, spektrum warna, mesin whimshurt, dan sebagainya.
Atas: spektrum warna yang akan menjadi putih jika diputar, mesin whimshurt pembangkit listrik elektrostatis.
Bawah: ilusi mata yang bisa melebar dan mengecil dan Eddy's current
Setelah puas melihat-lihat, kami berpindah ke bagian zona iklim dan gempa. Yang keren di bagian ini adalah pengunjung dapat mencoba merasakan gempa. Apa tanggapan mereka? Tidak enak, jawab mereka. Kami berjalan ke atas. Sepanjang perjalanan keatas, terdapat banyak foto tokoh-tokoh yang berjasa dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti Phytagoras, Tim Barnes Lee, B.J. Habibie, dan sebagainya. Siapa yang norak? Tentu bukan anaknya, tetapi mama papanya.
Tokoh Indonesia yang mengharumkan nama bangsa. 
Setelah sampai di atas, keadaan mulai sesak dan panas. Seakan tidak ada udara karena jumlah pengunjung yang begitu banyak. Dan pengunjung yang banyak ini rata-rata anak SD kelas 4 ke hingga anak SMA. Dan saat diatas, acara pendorongan pun dimulai. Kakak beberapa kali terdorong oleh anak-anak yang besar. Di bagian atas dimulai dengan mengenal bagian-bagian tubuh dan metamorfosis dari katak. Yang menarik di sini adalah kerangka manusia yang dapat naik sepeda. Jika disampingnya ada orang yang mengayuh pedal, maka kerangka ini juga akan bergerak. 
Atas: Pencerminan, panca indera, kerangka yang bergerak.
Bawah: Baterai tangan, metamorfosis katak, dan sensor.
Masih dibagian atas dari gedung oval, zona berikutnya adalah zona energi. Di sana disediakan pedal sepeda yang dapat dikayuh. Semakin besar daya kayuhnya, maka lampunya akan menyala. Ini menggambarkan perubahan dari energi kinetik menjadi energi listrik (kalau saya tidak salah ingat). Di sini juga ada bagian favorit ibu-ibu, yaitu simulasi pemakaian listrik pada beberapa alat rumah tangga. Selain itu juga ada bola ajaib yang membuat listrik statis atau yang dikenal sebagai Generator Van de Graaf. Big A memegang bola dan dengan adanya listrik statis, maka rambut big A pun berdiri. Berhubung kakak pernah mengalami hal seperti ini saat di Habibie Festival, maka kakak tidak mau mengulanginya kembali. Tetapi sayangnya kakak sempat tersengat listrik statis karena berada di area medan listrik tersebut. Dibanding dengan bola ajaib saat di Festival Habibie, sengatan yang di sini lebih besar sehingga lebih sakit tentunya jika tersengat. Dan sedang merasa kaget karena tersengat, serombongan anak SMP dengan cueknya menyerbu bola ajaib. Maka anak-anak pun terdorong sedikit lagi. Hujan lokal pun terjadi. 

Akhirnya kami mengalihkan mereka untuk melihat bagian lainnya. Kami tertarik dengan dua tiang yang lurus.Yang satu berbentuk tegak dan yang satunya tiang lurus yang miring. Kedua tiang itu akan diayunkan dan masuk melalui lintasan yang lengkung (untuk tiang yang miring) dan lintasan yang lurus (untuk tiang yang lurus). Dengan semangat kakak mengayunkan tiang lurus tersebut, tetapi kakak lupa menarik kepalanya. Dan....kepala kakak pun terkena tiang lurus tersebut. Aduh nak....Belum hilang rasa sakit akibat kesetrum, eh kepalanya terkena tiang sampai benjol. (dan mamanya ketawa dulu lagi....maafkan mama ya, nak). 

Kembali ke tiang tersebut, ternyata tiang yang lurus dapat melalui lintasan yang melengkung. Mengapa? Karena saat tiang lurus diputar, tiang tersebut akan membentuk 3D yang disebut hyperboloid. Bentuk yang tercipta dari hyperboloid itu adalah bagian dari hyperbola (terbayang sudah rumus hyperbola, elips, dan teman-temannya). Lintasan lengkung yang terlihat adalah bagian dari hyperbola yang menyebabkan tiang lurus dapat masuk melalui lintasan yang melengkung ini.  
Atas: hologram dan hyperboloid
Bawah: papan listrik dan mengubah energi kinetik menjadi cahaya
Setelah itu kami memasuki area gedung kotak. Ada apa saja di gedung kotak? Diawali dengan patung sapi perah yang melambangkan zona pengolahan susu. Anak-anak dapat mencoba memerah susu dari sapi perah bohongan tersebut. Saat kami mencoba untuk memerah, tercium bau hangus. Mungkin mesih di dalam sapi perah tersebut sudah panas karena sapinya diperah terus =D Setelah itu kami melalui zona pengolahan air bersih, lorong ilusi, zona teknologi otomotif roda dua, zona sumber daya air, dan zona nuklir. Karena ramainya minta ampun, kami pun seakan dikebut untuk segera berjalan.

Setelah berkutat dengan Sains dan teknologi, maka kami memasuki gedung memorabilia. Di gedung ini terdapat tiga bagian yang bertujuan untuk mengenang sejarah dari bangsa kita, yaitu sejarah Kasultanan Kraton, Tokoh Pendidikan, dan Kepustakaan Kepresidenan. Tempat ini kurang banyak dikunjungi saat itu, sehingga kami bisa ngadem sebentar di sini.
Gedung Memorabilia dan Sahabat Pemberani
Kami mulai memasuki zona yang lebih menonjolkan kebudayaan. Di zona Indonesiaku ini terdapat miniatur Borobudur dan juga bermacam-macam keris. Selain itu di sini juga ada alat musik gamelan yang dapat dimainkan oleh pengunjung. Dan bagian yang menarik minat saya adalah bagian wayang.
Miniatur Borobudur.
Keris dan jenisnya.
Wayang biasanya dibuat dari kulit kerbau karena daya tahan kulit kerbau yang baik dan tidak mudah melengkung. Dan untuk menghasilkan wayang yang bagus, kulit ini harus melewati proses bahan dan nyorek. Maksudnya adalah kulit ini harus ditarik dan direntangkan semaksimal mungkin, kemudian dibersihkan sehingga tidak ada lapisan bulu dan lemak. Setelah itu kulit harus dikeringkan. Dan proses pengeringan ini pun dilakukan diatas perapian selama 1 tahun. Setelah kulit kering, proses berikutnya adalah proses natah. Pada proses ini baru dilakukan pembuatan sketsa diatas kulit tersebut dengan alat khusus yang disebut tatah corekan. Setelah sketsa jadi maka masih dengan alat yang sama mulai dibuat detil pada muka dan bagian lainnya.

Setelah proses natah selesai, proses selanjutnya adalah proses Andasari dan nyungging. Tujuan proses ini adalah memberi warna dasar pada wayang. Dengan menyungging, pori-pori kulit akan tertutupi dan nantinya warna yang akan diberikan terlihat lebih matang. Pada umumnya diberikan warna putih yang dicampur dengan warna kuning yang didapatkan dari bubuk tulang. Tetapi sebelum menyungging, kulit yang sudah ditatah tadi dihaluskan dengan kulit kerang yang disebut kuwuk.

Setelah menghaluskan dan menyungging, dimulailah proses pewarnaan yang disebut proses amerna, isen-isen, angedus, dan gapit. Amerna merupakan proses memberi warna pada bidang sungging, terutama busana. Setelah busana diberi warna, dilakukan proses isen-isen, yaitu memberi motif atau dekorasi pada kulit yang sesuai dengan tokohnya. Setelah semua warna sudah diberi dengan lengkap dan sempurna, maka wayang tersebut akan masuk proses angedus atau ambabar, yaitu pelapisan (coating) wayang agar warnanya lebih tahan lama. Bahan pelapisnya dibuat dari campuran ancur lempeng dan putih telur. Setelah itu baru diberikan rangka penegak tubuh dan pegangan wayang kulit atau gapit. Bahan dari gapit sendiri biasanya dari tanduk kerbau.
Searah jarum jam: proses pembuatan wayang.
Karena sudah hampir jam 12.00, kami segera turun ke bawah dan sampailah kami di area food court. Waktunya anak-anak nyemil sebentar, sebelum kami kembali ke hotel untuk check out. Saya bertanya kepada Duo Lynns apakah mereka menyukai berada di Taman Pintar. Kakak dengan cepat menjawab dia lebih menyukai saat berada di Bandung Science Center  karena ada staf yang menerangkan berbagai alat di sana dan tidak ada dorong-mendorong. Memang hari ini kakak banyak mengalami didorong anak besar yang ingin melihat benda juga. Bahkan kakak berkata "today is my pushy day".

Secara keseluruhan, tempat ini sangat baik. Anak-anak dapat mengetahui banyak ilmu pengetahuan, mulai dari sains, sejarah, budaya, dan kesenian. Hanya saja permasalahan yang selalu dihadapi oleh fasilitas publik di negara tercinta kita adalah kurangnya perawatan pada alat-alat yang ada dan pengunjung yang semaunya. Mungkin lain kali, kami akan coba untuk mengunjungi saat tidak begitu ramai :)
Playground dan Taman Lalu Lintas. 

Taman Pintar
Alamat: Jl. Panembahan Senopati no 1 - 3 Jogjakarta.
email: info@tamanpintar.com
Telp: 0274 - 583631
Jam operasional: 08.30 - 16.00
Harga tiket:
Gedung oval dan kotak: Rp 10.000,00 (Pelajar) dan Rp 18.000,00 (dewasa)
Wisata Bahari : Rp 4.000,00
Gedung Paud: Rp 3.000,00
Planetarium: Rp 15.000,00
Wahana 3D: Rp 15.000,00 (Pelajar) dan Rp 20.000,00 (dewasa)

Monday, October 3, 2016

Bandung Science Center



Setelah kemarin kami menikmati liburan kami di Parahyangan Residence, karena adik tidak enak badan, hari ini kami berencana mengunjungi Bandung Science Center. Tujuannya adalah selain dekat dengan tempat kami menginap, sepertinya tempat ini cukup menarik untuk anak-anak. 

Sayangnya, saat bangun di pagi hari, adik terlihat lemas lagi. Diperiksa sih suhu tubuhnya tidak panas, tetapi anaknya lemas. Tetapi kami tidak mungkin membatalkan rencana ke BSC karena anak-anak sudah tahu kalau pagi ini mau ke science center. Akhirnya kami memutuskan tetap pergi dan membawa tempra untuk jaga-jaga. Berdasarkan pengalaman kami dengan kakak, tempra menjadi salah satu andalan kami jika anak-anak demam, karena tempra yang berisi paracetamol ini cepat menurunkan demam anak-anak.

Setelah sarapan, kami pun segera pergi ke BSC. Permasalahan muncul saat kami mencoba memasukkan alamat BSC ke GPS kami. Alamat BSC yang kami dapatkan melalui google adalah sirnagalih. Tetapi di GPS, alamat ini tidak muncul. Yang ada hanyalah sirna galih (pakai spasi). Kami mencoba memilih alamat tersebut, tetapi hasilnya kami berputar jauh sampai jembatan Pasopati yang sebelumnya kami lihat saat kami menginap di hotel California. Kami pun segera menepi, dan mencoba mencari patokan terdekat di GPS, setelah itu mengikuti google map. Akhirnya kami sampai ke jalan sirnagalih (yang di GPS tertulis sindang sima). Ternyata alamat yang ada di google tersebut adalah alamat untuk masuk dari belakang, yang tidak ada tempat parkirnya. Kami berputar sampai dua kali dan akhirnya bertanya pada penjaga di daerah tersebut. Si bapak berkata untuk lurus saja, seperti ke arah tol Pasteur, nanti di sebelah kiri terlihat BSC. Kami pun mengikuti saran si bapak, dan akhirnya menemukan BSC dengan alamat jalan Sindang Sirna.
Tampak luar BSC
BSC
Saat kami sampai, BSC terlihat begitu sepi. Kami masuk ke bagian pendaftaran dan membeli tiket masuk. Setiap orang akan mendapat sticker yang dapat ditulis nama. Petugas bagian pendaftaran mengatakan bahwa nanti akan ada satu orang yang memandu. Dan memang setelah kami memasang sticker nama kami, salah seorang staf menghampiri kami dan memandu kami ke bawah. 

Di bagian bawah anak-anak ditanya mengenai hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia. Setelah itu mereka diperkenalkan dengan planet tempat kita tinggal, yaitu bumi dan bagian-bagiannya. Mereka diminta menunjukkan yang manakah Indonesia. Kakak dengan cepat menunjuk gambar yang mewakili Indonesia. Staf yang ada menjelaskan sedikit mengenai nama pulau-pulau yang ada dan kemudian mengajak kami masuk ke bagian dalam.
Kiri: Lorong menuju bagian dalam BSC dengan sistem tata surya
Kanan: Bumi dan bagiannya.
Ternyata BSC dibagi menjadi tiga lantai. Lantai pendaftaran dan pembelian tiket berada di paling atas. Lantai kedua berisi beberapa bagian. Yang pertama adalah bagian bermain puzzle. Bagian kedua adalah bagian dimana anak-anak diajak untuk melihat video singkat tentang tata surya dan galaksi. Di bagian ketiga anak-anak akan belajar mengenai hukum-hukum dalam fisika dengan cara yang menarik. Di bagian keempat, anak-anak diajak untuk mengenal DNA. Di bagian kelima adalah bagian mengenai satelit dan orbit. 
Selamat Datang di BSC
Sedangkan lantai pertama, yang berada di bawahnya lagi, merupakan bagian terakhir yang nanti akan dikunjungi. Di lantai ini, pertama-tama anak-anak akan melihat simulasi gunung meletus. Kemudian mereka akan diajak untuk masuk ke ruangan yang berisi roket dan pakaian astronot. Setelah itu mereka akan melihat ruangan yang berisi ilusi optik. Dari ruangan ilusi optik, mereka akan diajak masuk ke ruangan robotik dan ruangan alat-alat musik dengan sistem sensor. Kemudian anak-anak akan diajak mengenal pembangkit listrik. Dan yang terakhir mereka akan memasuki ruangan yang berisi simulasi menyalakan lampu rumah dari jauh. 

Yang pertama adalah bagian puzzle. Anak-anak diberikan suatu puzzle amoba yang besar dan anak-anak diminta untuk menyusun ulang. Selama anak-anak menyusun, saya berkeliling di ruangan ini. Secara konsep, tempat ini memang bagus. Tetapi sayangnya pencahayaannya kurang terang. Setelah selesai menyusun amoba, anak-anak mencoba menyusun puzzle hieroglif yang ada. Setelah jadi, staf yang menemani kami berkata arti tulisan ini adalah Selamat Datang di BSC. Dan anak-anak menjawab oooo.... Staf tersebut menjelaskan bahwa jaman dulu belum ada alfabet sehingga orang menulis dengan menggunakan lambang. Setelah staf tersebut menjelaskan sedikit tentang hieroglif, anak-anak diajak untuk beranjak ke bagian dinding yang ada angka dan bangun ruang. Stafnya bertanya apakah kakak tahu atau tidak. Kakak segera menjawab semua pertanyaannya, lebih tepatnya membaca tulisan yang ada di dinding :D 
Karena adik lebih tertarik dengan puzzle, maka mereka berpindah ke bagian puzzle bangun geometri, seperti segitiga, lingkaran, dan persegi panjang.
Kiri atas: puzzle bidang dua dimensi. Kiri bawah: tabel periodik unsur (beserta tahun dan penemunya)
Kanan: rumus volume bangun ruang.
Setelah melihat tabel periodik unsur yang ada, kami masuk ke suatu ruangan yang gelap. Di ruangan ini anak-anak akan diajak melihat slide video tentang tata surya, teori big bang, dan galaksi kita. Sayangnya perpindahan antara slide ke slide begitu cepat, jadinya staf di sana pun harus mengulang videonya berkali-kali. Adik langsung mengajak papa pindah ke ruangan lain, bosan soalnya. Sedangkan kakak masih sibuk menjawab pertanyaan staf sambil melihat slide yang ada. 
Penjelasan tentang galaksi dan tata surya
Ruangan berikutnya adalah ruangan dimana ilmu fisika diterapkan. Ada apa saja sih? Ada katrol, air track, tesla, fiber optik, listrik statis dan hologram. Dimulai dari katrol. Anak-anak diminta duduk di bangku dan membedakan apa rasanya menarik bangku dengan satu katrol, tiga katrol, dan tanpa katrol. Ternyata semakin banyak katrol, semakin mudah untuk menarik bangku tersebut. Selanjutnya anak-anak diajak mengenal air track atau rel udara. Di sepanjang rel terdapat bolongan-bolongan udara yang membuat gaya gesek lebih kecil sehingga benda diatasnya dapat bergerak lebih cepat. Sistem ini digunakan di Jepang untuk kereta api mereka yang sering disebut bullet train.
Katrol, semakin banyak katrolnya, semakin mudah menarik bebannya.
Selain air track, ada juga tesla yang sering digunakan di film Warehouse 13. Tesla adalah kumparan yang dapat menghantarkan arus listrik tinggi tanpa menggunakan kabel. Atau dalam bahasa sederhananya adalah seperti alat kejut listrik tapi dapat digunakan jarah jauh. Kemudian anak-anak bermain dengan fiber optik, listrik statis dan hologram. Hologram terbentuk dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dalam bentuk mikroskopik. Hologram ini menyimpan informasi-informasi optik yang kemudian dapat membentuk suatu gambar objek, pemandangan, ataupun adegan. Itulah sebabnya kita dapat melihat seakan-akan benda tersebut nyata di depan kita, tetapi tidak dapat dipegang. Anak-anak penasaran mau menangkap gambar tersebut tetapi tidak dapat.
Searah jarum jam: kabel optik, air track, tesla, listrik statis, dan hologram.
Kami pun berpindah ke bagian lain. Kali ini anak-anak diajak berkenalan dengan DNA. Mereka diminta untuk melipat tangan mereka dan melihat tangan manakah yang diatas. Lalu mereka juga diminta untuk menggenggam tangan mereka dan mengamati jari tangan manakah yang ada diatas. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui otak bagian manakah yang dominan, kiri atau kanan. Tentunya kedua bagian otak besar ini pasti berfungsi, hanya saja dalam penggunaannya pasti ada yang lebih dominan. Ternyata Duo Lynns mengikuti mamanya, dua-duanya otak kiri lebih dominan. Tetapi tidak berarti otak kanannya tidak berfungsi ya :)

Di situ juga ada Dino yang 3D. Asal kita menutup salah satu mata kita, lalu mata yang satunya melihat ke dino dan kita bergeser ke kanan, ke kiri, depan ataupun belakang, maka lama-kelamaan Dino ini seakan mengikuti kita.
Kiri: rangkaian DNA. Kanan: Dino 3D. 
Tak lama kemudian datang dua anak perempuan beserta orang tuanya dan bergabung bersama kami. Sekarang jadinya ada empat anak perempuan yang seumuran. Keempat anak ini diajak untuk melihat orbit dan satelit di planet Mars. Yang paling khas adalah quadcopter. Tidak seperti helikopter yang memiliki  satu set baling-baling, maka quadcopter mempunyai dua set baling-baling. Kalau saya amati, bentuknya seperti drone. 
Kiri atas: Iron Man yang dapat digerakkan oleh sensor, sayang hanya satu sisi yang berfungsi.
Kiri bawah: robot pengamat yang pertama kali mendarat di Mars.
Kanan: quadcopter yang seperti drone.
Orbit beserta negara yang meluncurkannya.
Selesai sudah lantai kedua ini. Kami pun turun melalui tangga. Dekorasi di sepanjang tangga adalah serangga. Tiba-tiba empat anak perempuan ini berteriak dino sambil melompat ke mamanya. Ternyata saat kami sampai di lantai bawah, kami disambut dengan Barney alias T-rex. T-rex ini memang terlihat menakutkan, walau kecil dan kurus :D
Hiasan yang ada di BSC, beserta T-Rex yang kurus.
Di lantai bawah ini kami diajak melihat simulasi gunung meletus tetapi dengan menggunakan air. Diawali dengan getaran, lama kelamaan akan keluar lava dalam bentuk air. Seharusnya alat ini menggunakan sensor, tetapi karena rusak, maka dioperasikan dengan saklar yang ada. Anak-anak ini meletakkan tangannya di permukaan gunung untuk merasakan getarannya. Duo Lynns sudah pernah melihat simulasi volkano dengan baking soda. Jadinya mereka bertanya kok airnya tidak bisa meluap-luap. Kalau meluap-luap, semuanya jadi basah dong, nak.
Lava air yang keluar dari gunung .
Setelah itu anak-anak masuk ke suatu ruangan yang agak gelap. Di ruangan ini terdapat roket mini dan baju astronot. Hmm.... Jadi teringat saat mengunjungi Air and Space Museum, kakak dengan polosnya bertanya bagaimana cara mereka pipis (dan ternyata ada jawabannya loh). Sayangnya kali ini penjelasan tentang astronot bukanlah fokus utama dari ruangan ini. 
Roket mini
Ruangan selanjutnya adalah ruangan dengan ilusi optik dan trik pada gambar. Anak-anak diminta menebak gambar apakah yang mereka lihat. Bagi anak-anak, mereka akan melihat gambar secara keseluruhan, bukan bagian per bagian. Acara tebak gambar ini tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Tergantung dari arah mana kita melihat.  
Enam gambar yang memiliki banyak arti.
Old and young Einstein
Berhubung kami harus segera kembali untuk check out, maka kami bertanya kepada staf yang ada apakah masih lama. Stafnya pun berkata sebentar lagi penjelasan mereka akan selesai. 

Selanjutnya anak-anak diajak bermain mobil-mobilan. Mobil ini akan berjalan di lintasan yang ada. Apa sih yang membuat mobil ini bergerak? Di bagian bawah lintasan ada sensor, sehingga mobilnya akan bergerak mengikuti sensor yang ada dan pada lintasannya. Awalnya dari dua mobil yang ada disitu hanya ada satu mobil yang dapat digunakan. Adik iseng menoel mobil tersebut dan tiba-tiba jalan. Akhirnya empat anak perempuan ini sibuk main mobil. 
Atas: Mobil dengan sensor, pembangkit listrik tenaga gerak.
Bawah: alat musik dari pipa, harpa yang senarnya menggunakan sinar laser dan sensor, ilusi gambar bintang
Kami masuk ke hall yang besar dan di hall tersebut terdapat berbagai macam alat musik yang unik. Mulai dari angklung, harpa yang dimainkan dengan sensor, dan alat musik dari pipa buatan mahasiswa ITB. 
Pembangkit listrik tenaga matahari dan angin
Ruangan yang terakhir berisi maket-maket rumah dan ruangan yang ada di dalamnya. Untuk menyalakan lampunya, cukup masuk ke salah satu website dan ikuti petunjuk yang ada. Ini seperti alat-alat yang dijual di pasaran yang digunakan untuk mengendalikan lampu rumah dari jauh. Asalkan koneksi internet bagus, dan semua sistem sudah terhubung, kita bisa menyalakan lampu rumah walau kita berada di luar kota. Seru juga ya. 
Lampunya dapat dinyalakan secara online
Di ruangan ini juga ada game yang dapat dimainkan anak-anak loh. Game interaktif yang membuat mereka bergerak dan meloncat untuk menangkap kelinci. Sayangnya waktu menunjukkan pukul 11.30 dan kami harus segera mengambil barang. Kami pun pamit kepada keluarga lain dan staf yang ada dan segera kembali ke lantai paling atas. 

Apa kesimpulan kunjungan kami ke BSC? Secara keseluruhan, konsep yang ada menarik dan edukatif. Sayangnya banyak barang yang rusak, entah rusak karena kurangnya perawatan dari pihak pengelola ataupun tangan isengnya pihak pengunjung. Banyak sensor yang tidak berfungsi. Bagaimana dengan anak-anak yang datang? Menurut kami, anak SD akan lebih menikmati tempat ini dibandingkan anak TK. Tetapi anak TK pun tetap bisa menikmati, walau mungkin belum mengerti banyak hal. 

Bagaimana dengan adik? Selama 1.5 jam di BSC, adik cukup menikmati melihat ini itu dan bermain ini itu, walau konsepnya belum terlalu mengerti. Dan untunglah adik tidak jadi demam :) 

Disclaimer: "Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho"

Bandung Science Center
Alamat: jl. Sirnagalih no 15 Bandung (untuk parkir di jalan Sindang Sirna).
Jam buka: 09.00 - 17.00
HTM: Rp 45.000,00 

Friday, May 13, 2016

Bermain di Seoul Children Museum 서울상상나라

Kali ini saya mau cerita tentang liburan kami tahun lalu. By the grace of God, kami dapat kesempatan untuk jalan-jalan ke luar negeri. Dan karena kami homeschooling, kami bisa dapat tiket murah dan pergi jalan-jalan saat anak-anak lain masih sekolah atau sedang ujian tepatnya. Biasanya dalam setiap jalan-jalan kami, kami selalu mencari tempat wisata edukasi, khususnya musium. Mengapa? Karena musium di luar negeri itu bagus dan terawat. Bahkan ada yang gratis loh. Jadi, kami dengan semangat memasukkan musium ke dalam jadwal kami. 

Kali ini kami transit ke Seoul, negeri ginseng. Hanya dua hari sih, jadi dimanfaatkan untuk mengunjungi tempat-tempat yang bagus. Dan karena keterbatasan waktu, saya searching dulu tempat-tempat yang menarik dan cara ke sananya. Kan kalau nyasar rada susah untuk bertanya, dan tidak mungkin juga ketemu si profesor alien alias Do Ming Jun oppa. Hasilnya adalah di hari pertama, kami akan mengunjungi Seoul Children Museum. Yang semangat ke sana adalah mamanya, secara anak-anak belum tahu kita mau kemana.

Seoul Children Museum (서울상상나라)  terletak di Children's Grand Park. Children's Grand Park merupakan taman yang besar dan semua ada di situ. Maksudnya? Dalam satu area ini, yang besar banget, ada taman bermain, kebun binatang, taman edukasi, dan musium. Dan bahagianya saudara-saudara, untuk masuk ke taman ini, tidak dipungut biaya alias gratis. Tetapi untuk menggunakan mainan-mainannya, ada beberapa mainan yang tidak gratis. Rasanya jika waktu memungkinkan, ingin rasanya mengunjungi semuanya. Tetapi karena keterbatasan waktu dan takut oma kelelahan, kami memutuskan hanya mengunjungi musiumnya.

Children's Grand Park

Untuk mencapai tempat ini, kami menggunakan metro subway. Metro subway di Seoul sangat kompleks tetapi begitu tahu triknya akan sangat user friendly, diluar tangga, tangga dan tangganya (kata teman saya, Korea dijuluki negeri 1000 tangga). Karena kami ingin langsung ke musium, kami naik metro menuju Children's Grand Park station (berdedikasi sekali orang-orang Korea akan fasilitas untuk anak, sampai nama stasiunnya pun ada, padahal dekat situ ada Sejong University) dan mengambil exit 1. Dengan kedinginan semangat kami berjalan ke musium tersebut, melewati kolam yang penuh dengan rontokan daun (mungkin akan indah saat musim semi). Dan sampailah kami di depan musium ini, dan disambut oleh pink dino. 
Berfoto dulu dengan pink dino di depan Seoul Children Museum
Dad and girls


Seoul Children Museum terdiri dari empat lantai, yaitu B1, 1F, 2F dan 3F. Saat kita masuk ke dalam musium ini, kita langsung berada di lantai 1. Berdasarkan hasil googling, kami baca bahwa di dalam musium ini hanya ada kafe kecil, untuk ngopi dan makan kue doang, dan kafe tersebut tidak menjual makanan. Mereka menyarankan agar anak-anak yang datang membawa bekal sendiri dan mereka menyediakan ruangan di lantai 3 yang dapat digunakan untuk makan siang. Maka kami pun berencana untuk membeli makanan dari CU (Family Mart di Indonesia) terdekat. Setelah kami membayar tiket masuk musium, kami mendapatkan cap yang tidak terlihat sama sekali, tetapi saat disenter oleh mereka, maka cap itu akan terlihat. Kakak dan adik senang sekali mendapat cap tersebut. Fungsi dari cap ini adalah asal kita punya cap tersebut, kita dapat keluar masuk dengan bebas.
Denah tiap lantai

Lantai B1 bertemakan full of experiences. Di sini terdapat beberapa bagian yang dapat dikunjungi, yaitu Beyond Sensory Play, Atelier, Cooking Workshop, Toddler workshop, dan Performance Workshop. Di Beyond sensory play, anak belajar tentang fungsi panca indra dan apa yang dirasakan jika salah satu panca indranya tidak berfungsi. Bagusnya dari bagian ini, anak akan belajar menghargai setiap bagian tubuhnya dan belajar menghargai orang-orang yang tidak lengkap atau cacat. Lalu ada berbagai workshop yang dapat dikunjungi. Sayangnya saat datang, sedang ada maintenance di lantai B1 sehingga kami tidak dapat melihat isi dari masing-masing workshop. Dan berdasarkan hasil review yang sudah dibaca, maka kami mulai dari lantai 3, dengan pertimbangan group sekolah yang datang pasti akan mulai dari lantai 1 terlebih dahulu.

Lantai 3 atau 3F bertemakan full of fun. Dan memang, di lantai ini paling seru. Area dibagi menjadi dua bagian, yaitu Science Play, Culture Play. Oya, ada juga ruangan-ruangan yang disediakan untuk makan. Science play merupakan bagian anak-anak belajar science dengan bermain. Ada yang memanfaatkan tekanan angin untuk membuat bola tidak jatuh ke bawah (float the balls). Lalu ada mainan yang berhubungan dengan air (disediakan rompi dengan berbagai ukuran juga kok moms). Ada juga mainan yang memasukkan bola dan bola akan jalan ke atas menuju saluran yang berliku-liku dan keluar lagi di dalam kotak untuk bola. Ada sepeda yang kalau digenjot akan membuat butir-butir sterofoam berterbangan. Semakin cepat genjotannya atau semakin sering anak-anak meloncat di mini trampolin, maka semakin banyak butir-butir sterofoam yang berterbangan. Si kakak dan adik sibuk bermain ini dan itu. Di area culture play, anak-anak belajar mengenal berbagai negara melalui kostum yang ada, mata uang, dan ciri khas negara-negara tertentu melalui permainan puzzle. Sayangnya anak-anak tidak tertarik untuk mencoba baju-baju berbagai negara, padahal mamanya kepengen banget melihat anak-anak pakai hanbok, kan lucu (tapi akhirnya kesampaian juga saat di tourist center). Di sini mereka belajar juga bagaimana membangun rumah, menggunakan crane untuk memindahkan bata-bata, dan melakukan permainan peran menjadi builder. Karena tiba-tiba lantai itu dipenuhi oleh group sekolah, maka otomatis mereka yang diprioritaskan untuk mengoperasikan crane tersebut. Demi efisiensi waktu, kami pindah ke lantai 2.

Lantai 2 atau 2F bertemakan full of stories. Dari kata-katanya sudah jelas bahwa lantai ini merupakan lantai di mana anak-anak mengeksplorasi cerita, baik lewat buku, maupun alat gerak. Ada bagian Story Play, Imagination Play, Toddler Playground, dan Book Lounge. Yang pertama kali kami kunjungi adalah imagination play. Di sini anak-anak anak-anak bereksplorasi dengan pesawat luar angkasa dan mencoba mengirim surat untuk alien. Jadi mereka diberikan kertas dan boleh menulis apa saja di kertas itu. Kemudian kertas tersebut dimasukkan ke dalam sebuah kotak, dengan dorongan angin yang besar dari bawah. Setelah dimasukkan, kotak tersebut ditutup dan surat yang tadi ditulis oleh anak-anak akan naik ke atas dan melalui pipa transparan, anak-anak dapat melihat surat mereka bergerak dan berpindah ke dalam kotak surat. Kakak dengan cepat menulis surat untuk sahabatnya (Lynn A loves K) dan si adik membuat gambar-gambar. Saat ditanya, kan suratnya untuk alien, kok tulisnya itu. Kakak menjawab biar mereka tahu best friend-nya kakak. Uh...so sweet. Sementara adik menjawab biar mereka punya gambar yang lucu. Polosnya anak-anak.

Setelah itu kami beranjak ke bagian Story play, yang bercerita mengenai kelinci dan kura-kura. Anak-anak dapat menjadi kura-kura, atau kelinci dan bermain secara interaktif. Disediakan tempurung kura-kura (bohongan tapi) untuk dipakai. Kemudian ada playground yang didisain sesuai cerita tersebut. Anak-anak dengan senang masuk ke dalam playground tersebut. Saat itu, ada anak-anak sekolah lain yang juga berkunjung ke musium tersebut. Mereka bingung mendengar anak-anak berbicara dalam bahasa lain, tetapi namanya juga anak-anak, mereka bisa bermain bersama. Di dekat playground tersebut terdapat sofa untuk para pendamping (si oma langsung duduk) dan ada papan besar dengan tempelan huruf dalam bahasa korea (hangeul). Huruf tersebut bisa dipasang dan dicopot. Sambil menunggu anak-anak bermain, saya dan suami iseng menempel dan membuat nama dengan menggunakan hangeul (gaya dikit boleh dong).

Bagi yang membawa toddler atau batita, disediakan ruangan yang sesuai dengan anak dibawah umur 3 tahun. Tema toddler playground adalah taman yang besar. Sayangnya saya tidak sempat masuk. Lalu juga ada book lounge yang berisi buku-buku dan aktivitas yang menstimulasi kemampuan berpikir.

Dari situ, sambil menunggu suami membeli makanan di CU, kami pergi ke lantai 1. Lantai 1 atau 1F bertemakan full of imaginationDi sini anak-anak bisa menjelajahi Space Play, Art Play, Nature Play, dan Special Exhibits-Bouncy Round Ball. Di space play, anak-anak dapat mencoba menyusun bentuk-bentuk geometri transparan dan warna-warni seperti tabung, prisma, balok, kubus, dan menggunakan cahaya yang disediakan, mereka bisa melihat permainan cahaya dan bermain dengan bayangan. Si adik sibuk menyusun dan mencoba menutupi cahaya untuk melihat bayangan. Sementara si kakak sibuk menyusun bentuk-bentuk geometri seperti bermain lego. Kemudian mereka bermain dengan bayangan, dan mamanya juga ikutan :-D

Lalu kami beranjak ke area nature play, tempat dimana anak-anak dapat mengeksplorasi dan menemukan berbagai hal yang berhubungan dengan alam melalui aktivitas yang ada. Di Art play, anak-anak diarahkan untuk mencoba untuk mengekspresikan diri mereka melalui media yang ada. Ada ruangan yang penuh dengan perkusi sederhana, ada bagian menaruh CD kecil ke papan yang berbentuk ikan sehingga CD tersebut akan seperti sisiknya ikan. Ada juga designer room, anak-anak bebas menempel pada tempat yang tersedia. Ada area dengan alat tari seperti pita dan mereka boleh menari sesuka hati. Tidak ketinggalan pula ada panggung boneka dan anak-anak bisa bermain dengan boneka tangan. Seru sekali melihat anak-anak bermain ini itu, jadi kepingin main juga. Maklum, masa kecil kurang bahagia belum pernah main itu.

Sesudah itu, kami makan siang di lantai 3, bersama-sama dengan mama-mama korea. Serasa lagi nonton Kdrama. Hehehe. Oya, di sini disediakan air minum ya teman-teman. Kita cukup membawa botol. Setelah makan, sambil menunggu si adik makan, saya dan kakak kembali bermain di bagian Science PlayLalu setelah si adik datang, kami bermain sebentar di bagian culture playSesudah itu kami melanjutkan perjalanan kami dengan tujuan melihat sejarah tulisan korea di underground museum the Story of Sejong di Gwanghwamun. 

Yang saya suka saat mengunjungi musium ini adalah anak dapat belajar banyak hal sambil bermain dan saya salut dengan pemerintahnya yang dapat membuat musium tetap terawat. Mungkin juga karena orang-orang di sana tahu bagaimana menghargai fasilitas yang diberikan. Dalam hati saya berharap semoga suatu hari di Indonesia juga ada musium untuk anak-anak dengan harga yang terjangkau dan bagus. Dan salutnya, mereka mengikuti peraturan yang ada. Salah satunya adalah anak dibawah 10 tahun harus ditemani pendamping. Kalau di sini kan mamanya sibuk sendiri. Kalau di sana, mereka mengawasi anak-anak mereka sambil menjelaskan setiap bagian. Dan hampir semua volunteer yang membantu di setiap bagian adalah oma opa loh. Mungkin supaya oma opa tetap aktif, merasa tetap berguna dan tidak mudah pikun (analisa pribadi ya). 

Jadi, bagi yang mau jalan-jalan ke Seoul, silakan mampir ke musium yang satu ini. (ini bukan pesan sponsor loh, tapi saran. Hehehe) 

Seoul Children Museum
Jam operasional: 10.00 -  18.00 (pendaftaran terakhir pukul 16.00)
Tutup setiap Senin dan hari besar
Admisi 4.000 won (kurang lebih 48.000) untuk 3th sampai 65 tahun
Gratis untuk anak dibawah 3 tahun dan senior diatas 65 tahun (bawa passport ya)
Menjadi kura-kura, bermain panggung boneka, science play, menjadi astronot, dan culture play
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.