Showing posts with label guesthouse. Show all posts
Showing posts with label guesthouse. Show all posts

Thursday, February 22, 2018

Review of Step Inn Myeongdong 1

Tidak dapat dipungkiri bahwa negara-negara yang mempunyai empat musim mempunyai magnet tersendiri bagi kita orang-orang yang tinggal di negara tropis. Salah satu daya tarik utamanya adalah musim dingin. Walau sudah tahu musim dingin itu suhunya bisa minus, kita bisa kedinginan seperti masuk freezer, namun pasti orang-orang, termasuk kami, masih tetap mau pergi untuk menikmati suasana yang tidak pernah kita rasakan. 

Kali ini kami menyelesaikan liburan musim dingin yang tertunda saat kami berlibur di waktu yang lalu. Setelah menabung dan berburu tiket murah di GATF (surprisingly harga tiket lebih murah dibanding GATF sebelumnya), kami pun mulai menyusun jadwal kami selama di sana dan mencari tempat untuk kami menginap. Karena kami berencana jalan-jalan selama tujuh hari di bulan Januari, asumsi salju sudah turun di bulan Januari, maka kami pun berusaha mencari penginapan yang dekat dengan stasiun MRT dan banyak makanannya. Sempat kami berpikir untuk menginap di tempat kami menginap saat pertama kali ke Korea. Namun berdasarkan pengalaman kami mengunjungi Seoul di bulan Januari di waktu yang lalu, suhu di bulan Januari biasanya bisa sampai minus. Kalau menginap di sana, rasanya perjalanan dari stasiun ke tempat penginapan itu akan terasa berat karena dingin. Maka kami pun mencari tempat lain.

Pilihan tempat kami tetaplah daerah Myeongdong. Biasanya saat orang ke Seoul, mereka akan bingung mau menginap di Hongdae atau di Myeongdong. Hongdae terkenal sebagai daerah banyak mahasiswa dan kalau malam sangat ramai. Namun sedikit sekali guesthouse yang berada sangat dekat dengan stasiun MRT di Hongdae. Sedangkan di Myeongdong banyak guesthouse dan hotel yang dekat dengan stasiun MRT. Selain itu Myeongdong terkenal sebagai tempat belanja dan makan, salah satunya adalah Myeongdong Kyoja. Namun demikian, jika mencari guesthouse atau hostel daerah Myeongdong lebih baik membuka peta. Karena ada juga guesthouse yang daerah Myeongdong tetapi jalan menuju guesthouse tersebut menanjak atau banyak anak tangga. Kebayang kan kalau bawa anak-anak.

Incaran kami saat itu adalah guesthouse atau hostel yang dekat dengan stasiun Myeongdong dan exitnya antara exit 5 sampai 10. Saat kami sedang mencari di Agoda, kami terpikat dengan Step Inn Myeongdong 1 yang dulunya bernama Philstay Hotel. Melihat review yang baik mengenai tempat ini, kami jadi kepingin menginap di sini. Sayangnya harganya lumayan tinggi dari budget kami. Saya mencoba untuk melihat website Agoda setiap hari, siapa tahu mereka tiba-tiba ada diskon. Dan ternyata memang ada waktu-waktu tertentu Agoda mengadakan diskon untuk beberapa penginapan terpilih. Dan saat didiskon, harganya sesuai dengan budget kami. Praise the Lord :)
Incheon Airport
Setelah kami tiba di Incheon Airport dan mengisi T-Money kami, kami pun menuju stasiun AREX di lantai basement. Kali ini kami naik AREX all stop dari Incheon menuju Seoul Station dan berpindah menuju line 4 menuju Myeongdong. Untuk menuju hotel ini sangatlah mudah. Kami keluar dari exit 7 (karena ada eskalator menuju ke atas) dan berjalan mengikuti peta yang ada. Step Inn Myeongdong 1 terletak di gedung Taeheung. Jadi gedung ini terdiri dari beberapa lantai dan di sini ada beberapa hotel dan guesthouse. Step Inn berada di lantai 14 dan 15.
Arah menuju Step Inn Myeongdong.
Saat kami tiba di sana, lobby berada di lantai 15, kami disambut oleh Nathan dan Andrea. Saat Nathan melihat bukti pemesanan dan kami (dua dewasa, dua anak-anak, dan 2 koper medium), Nathan terlihat membicarakan sesuatu dengan Andrea. Dalam bahasa Korea tentunya. Nathan pun akhirnya menjelaskan bahwa kamar yang kami booking, twin room without window, memang sudah siap. Namun karena melihat jumlah kami dan lamanya kami tinggal, rasanya akan tidak nyaman untuk kami tinggal di kamar itu. Sedangkan kamar yang harganya diatas kamar yang kami pesan tidak ada yang available.
Gedung Taeheung, tempat dimana Step 
Dia berkata bahwa dia akan menunjukkan dua tipe kamar. Yang pertama adalah yang kami pesan di lantai 15. Karena ranjangnya yang twin, space untuk membuka koper hanya sedikit. Seingat saya ada yang model lain, tetapi mungkin sudah digunakan orang lain. Yang kedua adalah kamar bunk bed yang berada di lantai 14. Kamar di lantai ini baru direnovasi dan penataannya membuat kamar ini terlihat besar. Nathan menyerahkan kepada kami untuk memilih kamar yang nyaman bagi kami dan anak-anak. Kami memilih kamar bunk bed dan Nathan pun memberikan kepada kami uang kembalian sebagai selisih dari harga kamar twin dengan kamar bunk bed.

Kami tidak menyesal memilih Step Inn Myeongdong dan kami sangat menikmati waktu istirahat kami di sini. Ada beberapa alasan mengapa Step Inn menjadi pilihan yang tepat bagi kami saat jalan-jalan di Seoul.
1. Step Inn berada di Myeongdong. Selain banyak tempat belanja dan banyak makanan, Myeongdong menurut kami agak berada di tengah. Jadi mudah bagi kami untuk kemana-mana dan menikmati street food.
2. Posisi Step Inn sangat strategis. Posisinya ditengah-tengah dua stasiun, yaitu stasiun Myeongdong dan stasiun Euljiro 1-ga. Stasiun Myeongdong berada di line biru atau line 4 sedangkan stasiun Euljiro 1-ga berada di line hijau atau line 2. Kedua line ini banyak digunakan jika kita ingin mengunjungi tempat wisata. Jadi buat para backpackers yang suka naik public transport, seperti kami, tempat ini memudahkan kami untuk berpetualang.
3. Staff di Step Inn sangat ramah. Dari pengamatan kami, staf di sini ada orang Taiwan dan orang Korea. Mereka sangat ramah dan tanggap untuk memberikan bantuan. Kemampuan bahasa Inggris mereka juga lumayan. Oya, Nathan dapat mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia, hasil bercakap-cakap dengan turis-turis dari Indonesia.
Lobby dan ruang makan di Step Inn.
4. Walaupun kamarnya bunk bed alias ranjang susun, tetapi kamarnya nyaman dan bersih. Ini adalah pertama kalinya kami menginap di bunk bed room. Tetapi ternyata menginap di bunk bed room menjadi keseruan buat Duo Lynns. Kamar mandinya pun bersih. Dan yang paling menarik, setiap kamar dilengkapi dengan colokan atau soket USB. Jadi tidak perlu membawa universal adaptor ke sini. Dan memang tidak perlu, karena kan colokan di sini sama dengan di Indonesia. Hehehe.
Kamar mandi dengan sekat. Klosetnya ada banyak pencetannya loh....
Ranjang susun yang nyaman dan colokan USB di ranjang atas dan bawah.
5. Tersedia sarapan setiap harinya. Bagi backpackers, adanya sarapan atau makan pagi lumayan mengurangi budget makan selama traveling. Sarapan tersedia dari pukul 07.00 hingga 10.00. Lumayan pagi jika dibanding guesthouse lainnya. Tetapi kami lebih suka seperti ini karena kami dapat sarapan lebih awal dan jalan lebih pagi untuk berpetualang. Setiap hari tersedia aneka cereal, roti (roti tawar, roti gandum, roti dengan biji-bijian) dengan pilihan selai, butter, dan cream cheese. Selain selai, tersedia juga madu, keju, ham dan telor asap. Untuk minumannya, ada susu, kopi, aneka teh, dan juice. Walau menunya selalu sama, namun kami cukup bahagia. Karena kami membawa mie gelas (jaga-jaga kalau tengah malam mama papanya kelaparan), kami sempat memakannya untuk sarapan. Tinggal tambah telur, keju, dan ham. Yummy....
Makanan dan minuman saat sarapan.
Our favorite ham and cheese.
6. Tersedia air, kopi, dan teh 24 jam. Ini alasan kenapa saya suka tinggal di gueshouse atau hostel. Kalau di guesthouse, kami tidak perlu membeli air karena guesthouse sudah menyediakannya. Kalau malam mau minum teh tinggal ambil teh dan menyeduhnya di lantai 14. Enak bukan?
7. Ada mesin cuci dan rak untuk mengeringkan baju. Karena baju saat jalan-jalan di musim dingin tebal-tebal, adanya mesin cuci memudahkan kami sehingga kami tidak perlu membawa banyak baju. Malam mencuci baju, dan menjemurnya di dalam kamar, keesokan pagi sudah kering.
Dapur dan mesin cuci mini di lantai 14.
Saat kami pulang, anak-anak bertanya apakah mereka boleh menginap di Step Inn lagi jika ke Seoul lagi. Dan sekarang pun saat membuat artikel ini, Duo Lynns kembali mengulang pertanyaan tersebut. Duh, jadi terbayang saat-saat kami menginap di sana dan menginap di sana kembali...
Jam yang menemani kami selama di sana:)
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, beserta tips dan informasi lainnya, silakan klik link berikut ini.


Step Inn Myeongdong
website: http://www.stepinnmd1.com/en-us
Alamat: Taeheung Bldg. 15F, 55, Myeongdong-gil, Jung-gu
Telepon: +82222678888
Email: stepinnmd1@gmail.com
Cara menuju:
- stasiun Myeongdong exit 7 atau 8 dan berjalan mengikuti peta yang ada (kurang lebih 5 menit).
- stasiun Euljiro 1-ga exit 5 atau 6 dan berjalan mengikuti peta yang ada (kurang lebih 5 menit).

Monday, November 21, 2016

Review Cemara Guesthouse Batu Malang

Sumber foto: cemarashomestay
Beberapa waktu lalu kami sekeluarga mengambil waktu untuk pulang kampung, tepatnya ke kampung mama saya. Kali ini sambil pulang kampung dan bertemu sanak saudara, kami mengambil waktu untuk mampir ke Batu selama dua malam, untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang fun dan edukatif. Tentunya kami memerlukan tempat tinggal yang posisinya strategis dan nyaman. Apalagi kendaraan di sana juga hanya dapat mengandalkan taksi saat malam. Yang ada di pikiran adalah cari penginapan di daerah BNS, supaya kalau malam hari ke BNS, hanya dengan menggelinding saja sudah sampai (lebay dikit ah).

Saat melihat-lihat hotel di daerah Batu, kebanyakan review-nya kurang bagus. Akhirnya mencoba mencari di Airbnb. Ada satu guesthouse yang posisinya di depan BNS. Sesuai dengan maksud hati nih. Review-nya pun bagus, baik dari orang luar dan maupun dari orang dalam negeri. Saat membaca review tersebut, ada yang menyebutkan Cemara homestay. Hmm....penasaran jadinya. Coba googling, dan memang ada yang namanya Cemara's homestay di depan BNS dengan deskripsi yang sama. Akhirnya kami bertanya dengan kakak sepupu yang sering berlibur ke Batu bersama dengan keluarganya. Mereka menyarankan Cemara's homestay juga. Mereka sih belum pernah menginap di situ karena setiap liburan tempat ini selalu full sehingga mereka mencari tempat lain di sekitar BNS.
Cemara Homestay dan BNS
Singkat cerita, kami menghubungi ibu Liz, pemilik homestay dan memesan kamar yang muat untuk tiga orang dewasa (ada dua double bed). Ibunya ramah sekali, setiap pertanyaan pun dibalas dengan sabar. Akhirnya hari yang dinanti tiba juga, kami terbang menuju Malang dan naik taksi menuju Batu. Lokasinya sangat strategis. Di depan BNS, mau cari makanan kalau malam hari pun gampang karena ada rumah sosis, rumah makan, warung tenda, dan disamping homestay terdapat indomart. 
Bagian depan homestay.
Taman yang ada, nyaman dan sejuk
Homestay ini sepertinya adalah rumah biasa dengan banyak kamar. Tetapi suasananya sangat asri. Ada kolam, taman, dan pohon-pohonan. Menginap di sini seperti menginap di rumah saudara saja. Selain ibu dan anak-anaknya yang ramah, setiap hari mereka menyediakan sarapan yang sehat, tanpa MSG, dan enak tentunya. Bahkan si oma yang rewel soal makanan saja doyan semua masakan yang ada. Enaknya lagi di sini, air, kopi dan teh tersedia dengan bebas selama 24 jam. 
Suasana ruang makan. 
Makanan hari pertama, yang sudah ludes sebelum sempat difoto. FYI, jamur crispy-nya dari kebun sendiri loh.
Menu makanan kami hari kedua, kali ini papa sempat memfotonya
Di depan kamar kami pun terdapat taman dan bangku yang dapat digunakan untuk duduk-duduk, asal pakai minyak sereh dulu, untuk menikmati anggrek dan tanaman-tanaman lainnya. Saat malam hari, ada bunyi kodok juga loh. Hal yang jarang didengar oleh Duo Lynns. Jadinya mereka agak norak. Hehehe. 
Suasana di depan kamar kami :)
Saat kami datang, yang lebih awal dari waktu check in, kami diijinkan untuk langsung masuk ke kamar kami. Awalnya kami terkejut karena kamarnya tidak ada AC. Apalagi oma, yang tidak tahan panas. Tetapi ternyata memang tidak dibutuhkan AC. Kami dapat tidur siang sebentar setelah lelah di perjalanan menuju Batu. Suasana Batu yang sejuk membuat AC tidaklah berguna. Batu memang terkenal dengan kota yang dingin, kurang lebih sama seperti Puncak.
BNS di malam hari, dari depan Cemara Homestay.
Kami sempat berbincang-bincang dengan ibu Liz. Ternyata tempat ini juga sering dipakai retreat anak-anak muda dari kota sekitarnya. Dan kalau liburan, tempat ini bisa fully booked. Untuk menyiasatinya, harus memesan jauh-jauh hari, jangan mendadak. Atau ya seperti kami, pilihlah tanggal cantik dimana tidak banyak orang yang sedang kelayapan berlibur. Seperti kemarin, yang menginap hanya kami saja, tetapi service dari seluruh staf Cemara Homestay tetap prima loh. 

Satu hal yang membuat kami terharu adalah ibu Liz dengan rela hati menawarkan untuk mengantar kami ke Jatim Park 2 dan Jatim Park 1. Memang kalau kita hanya main di sekitar sini, Cemara homestay bisa menjadi tempat yang menarik untuk ditempati. 

Jika ada waktu lebih, mereka juga punya tour ke kebun apel. Sayangnya kami tidak sempat untuk mencobanya. Secara keseluruhan, kami menyukai tempat ini. Dengan suasana yang seperti rumah sendiri, ditambah keramahan dan kebaikan dari pemilik dan keluarganya membuat kami betah menginap di sini :) 

Disclaimer: postingan ini bukan postingan berbayar dan tidak disponsori apapun, murni dari pengalaman kami secara pribadi.

Cemara Homestay
jl. Oro-oro ombo no 429 (depan Cinema 4D BNS)
Batu, Jawa Timur 63516
Telp: 0812-3026-3234/0811362092


Wednesday, June 8, 2016

Menuju Mago Guesthouse dengan Arex

Petualangan liburan musim dingin kami dimulai saat kami tiba di Incheon. Korea Selatan mempunyai dua bandara, yaitu Incheon dan Gimpo. Incheon untuk internasional, sedangkan Gimpo untuk penerbangan domestik dan penerbangan dari beberapa negara tetangga. Ini pertama kalinya kami menjejakkan kaki di Incheon dan kami sibuk menoleh kanan dan kiri. Korea Selatan sangat bangga dengan kebudayaannya. Mungkin memang negara-negara Asia Timur menjunjung tinggi budaya dan sopan santun, sehingga segala hal yang berhubungan dengan kebudayaannya dijadikan hiasan di sepanjang perjalanan menuju bagian imigrasi.

Setelah kami melalui imigrasi, dengan mengandalkan tiket penerbangan dan visa ke negara Paman Sam plus bukti booking guesthouse, kami mengambil bagasi dan beranjak keluar. Betapa kagetnya kami karena diluar begitu luas dan ramai dengan orang (kalau sepi ya bukan bandara dong). Kami bergegas mencari makan dahulu. Rencananya adalah membeli makanan di Lotteria. Sambil menunggu papa yang membeli makanan, kami sibuk berfoto-foto di sekitar situ. Karena bulan Desember, maka semua dekorasi berbau natal dan salju. Hm...membuat sejuk di hati. 
Dekorasi winter yang membuat sejuk di hati.
Selesai membeli makanan, kami berniat makan malam di jalan menuju Seoul, kami mencari kios terdekat yang menjual T-Money. T-Money adalah kartu transportasi yang bisa digunakan sebagai alat membayar taksi, kereta dan beberapa supermarket. Hampir mirip seperti ez link di Singapura atau octopus card di Hong Kong. Keuntungan menggunakan T-Money adalah potongan 100 won (kurang lebih Rp 1.200,00) saat menggunakan kendaraan umum. Lalu dengan T-Money, kita tidak perlu mencari mesin untuk membeli tiket dan mencari mesin untuk me-refund tiket. Efisiensi waktu jadinya.
T-Money yang kami beli, tampak depan. Sumber foto: visitkorea.or.kr
Harga dari kartu T-Money adalah 2.500 won. Itu harga kartu saja. Untuk menggunakannya harus top up lagi. Jika sudah tidak digunakan lagi, nilai nominal yang ada di kartu tersebut bisa di refund tetapi dikenai biaya 500 won. Tetapi kartunya tidak bisa diganti uang, tidak seperti octopus card. Kartu menjadi milik kita. Ya anggap saja kenang-kenangan atau suvenir. Dan kalau ke Korea lagi (siapa tahu ada kesempatan berikutnya), kartu ini bisa digunakan lagi. Oya, untuk anak-anak, selama dibawah 7 tahun dihitung gratis loh. 

Setelah kami membeli dan mengisi kartu T-Money, kami berjalan menuju transportation center. Kami berniat untuk menggunakan airport express menuju Seoul. Cara menuju transportation center gampang, tinggal mengikuti petunjuk dengan tulisan airport railroad yang berwarna kuning. Bagus juga pengaturan pihak bandara, ini mempermudah pengunjung yang datang.

Bentuk gerbong di Arex non stop (atas) dan Arex all stop (bawah).
Sebetulnya ada beberapa cara menuju Seoul. Yang pertama adalah dengan bis bandara, seperti Damri. Cara ini yang paling banyak digunakan, karena tidak usah naik turun bawa-bawa barang, tinggal turun di pemberhentian terdekat dengan tempat penginapan. Harganya sekitar 10.000 won per orang. Tetapi resikonya kalau sedang macet, lama perjalanan yang harusnya 70-90 menit bisa jadi 2 jam. Yang kedua naik taksi. Hanya perlu menyiapkan alamat tujuan dalam tulisan hangeul maka kita tinggal duduk manis dan sampai tujuan. Cuma ya ada kenyamanan ya ada harga. Yang ketiga, van yang bisa membawa banyak orang. Hampir mirip dengan taksi, tetapi van dapat menampung orang atau barang lebih banyak. Yang keempat, naik kereta arex atau airport express. Arex merupakan kereta bawah tanah yang membawa penumpang menuju Seoul Station. Keuntungan naik arex adalah waktu tempuh sudah pasti, gak kena macet. Tapi jika bawaannya banyak, pasti repot pindah-pindah line dengan tentengan. Kami memilih naik arex karena tujuan kami tidak terlalu banyak ganti line. Ditambah lagi ada shortcut dari jalur arex menuju line 4 yang memudahkan penumpang. Airport Express sendiri ada dua jenis, yang non stop dan yang all stop.
Cara menuju transportation center.

Kereta arex all stop akan membawa penumpang dari Incheon sampai dengan stasiun Seoul, tetapi kereta ini akan berhenti di 11 stasiun subway yang dilewati. Untuk menggunakan all stop train, penumpang harus menggunakan T-Money card atau kartu transportasi sekali pakai. Kereta akan datang setiap 10 menit sekali dan lamanya perjalanan dari Incheon ke Seoul adalah 56 menit. Tarif dari Incheon ke Seoul adalah 4.150 won (T-Money) atau 4.250 won (kartu sekali pakai). Anak-anak dibawah 7 tahun tidak usah bayar ya. 
Airport Railroad Line Map
Kereta arex non stop juga membawa penumpang dari Incheon ke stasiun Seoul tetapi hanya berhenti di tempat tujuan. Untuk menggunakan kereta ini, penumpang harus membeli express train pass. Kereta ini datang setiap 25-40 menit sekali, dan waktu tempuh menuju Seoul adalah 43 menit (lebih cepat 10 menit dari yang all stop). Fasilitas yang didapatkan di arex non stop adalah tempat menyimpan koper (jadi bisa duduk dengan tenang), toilet, Lotte duty free discount coupon (ngefek bagi orang yang suka belanja, kalau sama saya sih tidak efek). Keterangan lebih lanjut, dapat dibuka di http://www.arex.or.kr
Keterangan Arex non stop
Kami menggunakan arex non stop supaya tidak repot dengan koper dan lebih nyaman. Harga tiketnya adalah 8.000 won untuk dewasa dan 6.900 won untuk anak-anak (4 tahun ke  atas). Ada juga harga khusus untuk penumpang Korean Air dan group yang terdiri dari 4 orang atau lebih.Untuk group, tiket per orangnya menjadi 6.000 won. Karena kakak harus membayar, maka kami mengambil pass yang untuk group. Perhatikan nomor gerbong dan nomor kursi di tiketnya ya. 

Sambil menunggu kereta datang, dan sambil kedinginan, kami makan french fries. Saat kereta datang, karena di kereta boleh makan, kami melanjutkan makan kembali. Kalau di Indonesia, opsi makan di Lotteria akan menjadi pilihan terakhir. Tetapi menurut saya, burger Lotteria di sini jauh lebih enak. Bumbu dan dagingnya pun lebih mantap. Plus melihat pemandangan lampu dimana-mana. Kombinasi yang bagus bukan?

Kami pun berkunjung ke toiletnya, biasa inspeksi toilet. Bersih loh.... Saya dulu adalah pengguna kereta api dan paling senewen urusan ke toilet. Tapi naik kereta ini, toiletnya bersih dan nyaman. Andai kereta di Indonesia toiletnya sebersih ini. 

Dalam waktu 43 menit kami sudah sampai di stasiun Seoul. Menurut info yang saya dapat dari website resmi Arex, ada shortcut menuju line 4 dan line 1. Saya sampai print petunjuknya. Tetapi ternyata setelah sampai di sana, petunjuk begitu jelas dan mudah untuk diikuti. Yang membuat susah adalah....gembolan yang banyak :D 

Untuk menuju line 4, kita harus keluar dulu dari area Arex. Setelah itu ikuti setiap petunjuk. Bagi yang membawa banyak bawaan, jangan takut ada lift kok. Justru yang beratnya adalah saat turun ke jalur line 4. Tidak ada eskalator maupun lift. Hanya ada tangga yang lumayan banyak. Saya turun bersama anak-anak dan oma, sementara si papa menunggu di atas. Setelah itu, si oma memegangi anak-anak dan saya menjaga barang-barang di atas. Sementara si papa bawa turun koper. Fighting, papa!

Tujuan kami adalah stasiun Chungmuro, 3 stop dari stasiun Seoul. Dalam waktu kurang dari lima menit, kami sudah sampai di stasiun Chungmuro. Kami keluar dari exit 1, untungnya ada eskalator, dan menunggu di depan Burger King. Cuaca saat itu dingin plus angin kencang. 

Kami menginap di guesthouse Mago. Sebelum datang, papa sudah menghubungi mereka dan mereka katakan akan menjemput kami di depan Burger King. Mereka katakan jika sudah sampai telephone saja, maka mereka akan segera datang. Pertama kalinya dalam hidup saya, saya meminjam handphone onni yang tak dikenal (pemilik guesthouse menyarankan demikian, katanya orang Korea ramah dan pasti dipinjami). Selesai meminjam handphone, onni ramah sekali dan senyum terus, saya mengucapkan 감사함니다gamsahamnida (paling gampang untuk diucapkan soalnya). Bagi orang Korea yang sangat bangga dengan bahasanya, mendengar orang asing yang dapat mengucapkan satu atau dua kata dalam bahasa Korea berarti si orang asing menghargai bahasa mereka. Makin lebarlah senyum onni tersebut :)

Tak berapa lama kemudian, manajer dari guesthouse pun datang. Namanya Charlie, dan orangnya sangat ramah. Sepanjang perjalanan yang singkat menuju guesthouse, Charlie menjelaskan apa saja yang ada di sekitar kami. Kami melewati salah satu cabang tempat ayam goreng kesukaan Cheon Song Yi di film You Who Came from the Star, Two-Two Chicken. Tak berapa lama kami sampai di depan Mago dan disambut oleh Mr. Kim. Mr. Kim menjelaskan peraturan yang ada di guesthouse ini, kurang lebih sama dengan peraturan yang mereka cantumkan di website mereka.
Mago guesthouse tampak depan.
Charlie mengantar kami ke lantai 2. Dan sesuai booking-an kami, kami mendapatkan kamar tradisional Korea yang memakai sistem ondol. Di kamar ini, sistemnya lesehan. Ranjangnya terletak di lantai dan modelnya seperti ranjang lipat, bukan spring bed. Tetapi walau terletak di lantai, kita tidak akan merasa kedinginan karena adanya sistem ondol. Ondol merupakan sistem pemanasan tradisional di Korea. Dengan sistem ondol, sistem pemanasan ruangan dilakukan melalui bawah tanah. Jadi tidak akan ada heater di kamar ini, tetapi heater-nya ada di ruangan khusus.
Kamar E, bisa untuk 4 orang dewasa. Sumber foto: guesthousemago.com
Ini pertama kalinya kami menginap di guesthouse, dan kami menyukainya. Di lantai ini terdapat 4 kamar, dan karena bentuknya seperti rumah, kami jadi bertegur sapa dengan yang lain. Anak-anak pun tidak adak kesulitan berkomunikasi dengan Charlie dan Mr. Kim dan juga setiap orang yang mereka temui di guesthouse ini. Saat kami datang, kami sempat bertemu dengan turis dari Hong Kong dan Filipina. Setelah selesai urusan beramah tamah, kami membereskan barang dan membersihkan diri, dan segera tidur. Recharge untuk melakukan jadwal besok. 

Update: mulai Januari 2017, selain T-Money card, pengunjung juga dapat menggunakan Korea Tour Card. Apa sih ini? Korea Tour Card merupakan kombinasi T-Money dengan kartu diskon di beberapa brand yang bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan. Diskonnya pun lumayan, loh. Info lebih lanjut, dapat dibuka di www.koreatourcard.kr

Next: Gwanghwamun, Cheonggyecheon, dan Insadong

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.