Thursday, July 25, 2024

Jepang Day 5 (Part 1): Menikmati Weekend di Shibuya

Tak terasa kami sudah memasuki hari kelima di Tokyo. Hari kelima ini jatuh di hari Sabtu. Agak deg-degan jalan di negeri orang bersama oma opa kalau lagi weekend. Namanya juga weekend, pasti dimana-mana ramai. Kalau kemarin kami sudah merasakan keramaian di Sanrio, hari ini kami pun berencana main di Shibuya di siang hari, lalu Asakusa dan Skytree.

Tujuan pertama kami di Sabtu pagi ini adalah Shibuya. Hampir semua orang tahu kalau Shibuya merupakan pusat dari tren kalangan remaja. Dan bukan hanya itu, Shibuya terkenal dengan berbagai tempat wisata. 

Shibuya Crossing

Yang cukup terkenal di sini adalah Shibuya Crossing dan Hachiko Statue. Tentunya oma pun mau sekali melihat Hachiko statue. Apalagi oma suka memelihara anjing. Jadi walaupun harus antri, kami pun dengan sukarela mengantri, sambil bercerita kisah tentang Hachiko.  

Sebagai penghormatan akan keseetiaan Hachiko, jalanan pun ada lambang ini.

Hachiko, anjing milik Profesor Ueno ini biasanya menjemput Professor di stasiun Shibuya. Suatu  hari, sang professor terkena serangan jantung saat mengajar dan meninggal di kampus. Hachiko yang tidak tahu tetap menunggu di stasiun Shibuya.

Peringatan 100 tahun Hachiko.

Akhirnya Hachiko diadopsi oleh orang-orang setempat. Tetapi anjing ras akita inu ini selalu kembali ke stasiun, menunggu tuannya datang kembali. Selama sepuluh tahun, Hachiko tetap menanti tuannya dengan setia, sampai saat Hachiko mati karena sakit. 

Walaupun antri, tetapi cepat karena semua tertib.

Tepat di samping Hachiko Statue terdapat penyeberangan yang cukup besar. Inilah Shibuya Crossing, yang menjadi saksi kesibukan warga Tokyo. Yang membuat penyeberangan ini unik adalah saat lampu hijau pejalan kaki menyala, semua pejalan kaki dapat menyeberang bersamaan dari semua sisi. 

Foto dulu di Shibuya Crossing.

Karena hari Sabtu dan pastinya Shibuya ramai, maka kami memang merencanakan untuk early lunch. Tempat tujuan kami adalah Saizeriya. Loh, bukannya semalam makan Saizeriya? Betul, dan ternyata oma opa dan anak-anak masih semangat untuk menjajal menu lain di Saizeriya.

Untuk menuju Saizeriya, kami hanya mengikuti google map. Dan saat berjalan, kami sama-sama berpikir bentuk gang dan toko-tokonya seperti di Myeongdong. Banyak tempat makan, toko baju, dan toko pernak-pernik. 

Pizza keju favorit kami.

Salah satunya adalah Tokyu Hands, yang disebut Hands di sini. Dengan tidak sengaja kami bertemu Hands yang cukup besar. Kakak pun berkata setelah makan mereka mau melihat-lihat ke Tokyu Hands. Kami mengizinkan mereka ke sana duluan, kami berjalan pelan-pelan bersama oma dan opa, dan meminta mereka menunggu di sana. 

Hands. Sumber foto: info.net

Saat kami menyusul mereka, kami pun cukup terkaget-kaget dengan Hands di sini. Di benak kami, Tokyu Hands hanyalah berisi alat-alat stationery. Makanya kami kaget saat menemukan Tokyu Hands di sini begitu besar. Jumlah lantai mereka ada tujuh dan basement. Tetapi yang membuat bingung di awal adalah terlalu banyak split level atau mezanin. 

Lantai-lantai di Hands Shibuya

Mereka menjual perlengkapan lain seperti tanaman hias, alat rumah tangga, Japanese design, keperluan rumah tangga, art and craft supplies, dan sebagainya. Keperluan traveling pun ada. Tempat tea time dan ngopi cantik juga disediakan (jadi buat bapaks yang malas keliling, bisa duduk manis di sini).

Sayangnya waktu kami terbatas. Untungnya Duo Lynns sudah duluan jalan sehingga sempat berkeliling di bagian stationary. Mereka berhasil menemukan mild liner yang mereka cari dengan harga sangat murah.

Tujuan kami berikutnya adalah Mega Don Quijote. Di Shibuya ini Mega Donki begitu besar dan lengkap. Jadi pastinya anak-anak dan oma opa mau mencari cemilan-cemilan yang jarang ada di sini, sementara papa mau mencari warabi flour

Don Donki di negara aslinya.

Sama seperti Hands, Mega Donki pun terdiri dari tujuh lantai dan basement. Padatnya orang di sini membuat kemana-mana susah. Antri lift pun panjang. Supaya efisien, papa dan Trio Lynns bersama-sama menuju lantai dua. Duo Lynns ingin mencari kitkat aneka rasa. Sementara saya menemani oma opa menuju basement mencari makanan matang dan bento. 

Can you spot something that is unusual?

Di lantai tujuh Mega Donki ini terdapat counter untuk tax refund. Di Tokyo, kita dapat mengklaim tax refund jika berbelanja minimal 5.500 Yen. Jadi jangan lupa membawa passport. Dan tentu saja antrian di hari Sabtu akan panjang, karena banyak turis yang berbelanja.

Setelah berbelanja, opa pun berkata ingin kembali ke hotel. Apalagi makanan yang dibeli sangat banyak. Rasanya cukup untuk makan malam di hotel sambil santai-santai. Alhasil kami pun mengantarkan mereka ke hotel dulu. 

Aksi Bela Palestina yang dilakukan oleh warga Tokyo dan foreigner di Shibuya.

Bersambung ke part 2.

 PS: artikel lengkap kami selama di Jepang bisa dilihat di sini ya.

Sekilas Info

Hachiko Memorial Statue

2 Chome-1 Dogenzaka, Shibuya City, Tokyo 150-0043, Jepang Google Map

Jam operasional: 24 jam

 

Shibuya Crossing

Alamat berdasarkan Google Map

 

Saizeriya

Jepang, 150-0042 Tokyo, Shibuya City, Udagawacho, 39−2 ビレッジ80 2F Google Map

Jam operasional: 10.00 – 05.00

 

Tokyu Hands Shibuya

Alamat: 12-18 Udagawacho, Shibuya-ku, Tokyo-to Google Map

Jam operasional: 10.00 – 21.00

 

Mega Donki

28-6 Udagawacho, Shibuya City, Tokyo 154-0042, Jepang Google Map

Jam operasional: 24 jam

No comments:

Post a Comment