Showing posts with label dimsum. Show all posts
Showing posts with label dimsum. Show all posts

Friday, August 22, 2025

Menikmati Mural Art di Penang

Masih dalam rangka short trip Penang, di hari kedua ini kami berencana berkeliling melihat-lihat mural art. Memang Penang terkenal dengan jalan-jalan yang dihiasi gambar-gambar beraneka tema yang menarik untuk diabadikan oleh wisatawan. Kami juga tidak mau ketinggalan untuk berfoto di situ.

Peta Street Art. Sumber foto: thenextsomewhere.com

Setelah sarapan, teman-teman kami yang lain mengajak untuk makan dimsum di Zim Sum.  Mereka memang menginap di daerah Georgetown. Kami pun menyusul untuk makan Zim Sum.

Petualangan pun dimulai. Karena kami tinggal di Jelutong, yang merupakan pinggiran Georgetown, maka pun berpikir untuk naik bus. Apalagi pengalaman menunggu grab kemarin lumayan lama dan pilihan bus ke Komtar lumayan banyak dari tempat kami tinggal. Tetapi ternyata bus di daerah sini datang sesuka hati, tidak sesuai jadwal yang seharusnya.

Setelah menunggu lama, dan hampir mencoba memesan grab yang ternyata lebih lama lagi menunggunya, akhirnya bus yang ditunggu pun tiba. Pemandangan yang ada sedikit mengobati rasa bosan menunggu bus.

Zim Sum merupakan salah satu restoran dimsum terkenal di Penang. Seperti resto dimsum pada umumnya, resto ini hanya buka sampai siang. Uniknya di sini, saat sampai, kita diminta untuk memesan makanan di bagian depan, dan membawanya sendiri ke tempat duduk kita. 

Dim sum yang menggoda sekali.

Setelah kenyang, kami pun melanjutkan rencana kami untuk berkeliling melihat mural art yang cukup terkenal. Letak mural art ini tersebar di beberapa lebuh, yang artinya jalan besar. Kami pun memilih berjalan menuju Kimberley Street.

Foto di Octopus Pedestrian Bridge

Di Perjalanan kami melewati Ming Xiang Tai Pastry Shop. Ming Xiang Tai merupakan toko yang menjual homemade pastry dan kue. Bau wangi dari pastry shop ini menggoda kami untuk berhenti sebentar. Penampakannya yang begitu menggoda membuat membeli beberapa untuk dicoba. Ada egg tart, pastry ala Canton seperti kue pia dengan isi salted egg, wu kok, dan juga ada susu kedelai. Uniknya bagian kue pia di sini seperti kue pia Semarang yang crunchy, tetapi dalamnya seperti isi kue bulan. Ming Xiang Tai Pastry Shop ini ada beberapa cabang loh, diantaranya di Armenian Street (dekat Jia Zhen Biscuit), Jalan Burma, dan Gurney Plaza.

Ming Xiang Tai Pastry Penang Road
Interior yang nyaman. Bisa makan di tempat juga.
Cetakan-cetakan yang digunakan untuk membuat kulit pia.

Karena letak Penang yang berada di ujung pulau, udara panasnya terasa begitu menyengat. Si kecil yang memang beruang kutub tentu saja meleleh. Akhirnya kami pun berhenti di Penang Road Famous Theochew Chendul untuk membeli minuman.

Karena kenyang, maka kami memilih puding kembang tahu dan milo dingin.

Karena si beruang kutub sudah mulai dingin, maka kami pun kembali berjalan menuju Kimberley Street. 

Terlalu panas, hingga ia pun menggunakan payung.

Love on a Bicycle

Georgetown World Heritage
Duduk dulu di taman di Lebuh Aceh

Butterfly Cat dengan kucing dari kipas angin.
Mural Rickshaw di Lebuh Cannon.
Cat on the window
Kittens on the window.
Cat and the boy.
Cat on swing.
Coconut shake, pelipur lara di tengah kepanasan, walau lebih mahal dari yang di Malaka. 

Owl Shop, semua hiasan berbau owl.
Boy on Chair by Ernest Zachaveric

Salah satu jalan yang juga menjadi lokasi banyak mural art adalah Armenian Street. Nama jalan ini awalnya Adalah Malay Lane. Tetapi karena banyaknya komunitas dan pedagang dari Armenia yang tinggal di wilayah tersebut, maka sejak tahun 1808 nama jalannya pun berubah menjadi Armenian Street. 

World Heritage Site
Tukang foto di Umbrella Alley

Ayunan di Umbrella Alley.
Umbrella Alley, gang kecil tetapi ramai dengan makanan dan pernak-pernik 
Pikachu?
Kata si kecil: "Kok kucing lagi?"

Pada abad ke19 wilayah ini secara perlahan diambil alih oleh keturunan Tionghoa. Hal ini dapat dilihat dari adanya rumah marga di wilayah ini. Asimilasi pun terjadi. Hal ini pun dapat terlihat dari bangunan-bangunan hasil perpaduan antara budaya Tionghoa, Melayu, dan Armenia. Tidak heran di sini banyak situs warisan dunia UNESCO.

Flying Diamond
Patung Dewi Kwan Im di depan toko.
Nuansa peranakan.

Armenian Street menjadi jauh lebih menarik sejak seniman asal Lithuania yang Bernama Ernest Zachaveric membuat mural-mural yang menghiasi beberapa sudut jalan.

Boy with a pet
Salah satu karya Ernest Zachaveric
Please take care and bathe me
I want a bao

Setelah puas berkeliling, kami pun mampir ke Jia Zhen Biscuit. Terkenal dengan kue semprong ala Penang, Jia Zhen Biscuit menjadi sangat terkenal di Indonesia. Bahkan untuk membelinya, kami harus memesan terlebih dahulu sebelum kami jalan ke sana.

Pesanan teman-teman
Snack yang dapat dibeli tanpa pemesanan.

Di Seberang Jia Zhen Biscuit ini terdapat Chew Jetty. Chew Jetty ini merupakan kampung nelayan yang diakui oleh UNESCO. Jetty sendiri berarti bangunan buatan manusia yang menjorok dari daratan ke perairan, berfungsi sebagai dermaga untuk merapatkan kapal, pemecah gelombang, atau jalan setapak. Area ini berusia lebih dari satu abad. Konon, kampung Chew Jetty ini adalah kampungnya bagi orang-orang China yang datang hampir 2 abad lalu dan masih bertahan sampai sekarang. Maka tidak heran kalau masyarakat disana keturunan etnis China dan bahasa yang banyak digunakan yaitu bahasa Hokien.

The Jetty Food Court, tempat kami berteduh untuk sementara

Maksud hati, kami ingin melihat Chew Jetty. Sayangnya udara yang begitu panas membuat kami membatalkan rencana untuk mengajak anak-anak melihat perkampungan nelayan. Kami pun memesan Grab untuk kembali ke apartemen.

Monkey King Temple di wilayah Jetty.

Karena besok kami akan melakukan perjalanan ke Ipoh, maka kami memilih beristirahat di apartemen, agar anak-anak tidak terlalu Lelah saat Conference dimulai. Mungkin kunjungan ke Chew Jetty ini dapat dilakukan lain kali, saat kami berkunjung ke Penang kembali.

Next: Transportasi dari Penang ke Ipoh

Sekilas Info

Restoraan Zim Sum

Alamat: 62, Jln Macalister, 10400 George Town, Pulau Pinang, Malaysia

Jam Operasional: 06.30 – 13.30, tutup di hari Selasa

 

Ming Xiang Tai Pastry Penang Road

Alamat: 475-A, Jln Penang, George Town, 10000 George Town, Pulau Pinang, Malaysia

Jam Operasional: 09.30 – 18.00

 

Penang Road Famous Teochew Chendul

Alamat: 435B, Lebuh Pantai, George Town, 10300 George Town, Pulau Pinang, Malaysia

Jam Operasional: 12.00 – 19.00


Jia Zhen Biscuit (Armenian Street)

Alamat: 28, Gat Lebuh Armenian, George Town, 10300 George Town, Pulau Pinang, Malaysia

Jam Operasional: 10.00 – 19.00 (tutup hari Kamis)

Whatsapp: +60 12-532 7893

 

The Jetty Food Court

Alamat: 49-F, Pengkalan Weld, George Town, 10300 George Town, Pulau Pinang, Malaysia

Jam Operasional: 11.00 – 00.00

Saturday, March 29, 2025

Short Escape ke Hong Kong

One Dimsum 

Bermula dari mendapatkan potongan harga di travel fair, kami pun berencana menggunakan potongan tersebut untuk mencari tiket murah ke Singapore. Maklum, oma dan opa senang mengunjungi besan di sana. Tetapi saat price list tiket sudah keluar, kami sekeluarga terkejut melihat tiket ke Singapore yang harganya cukup jauh naiknya dibanding promo tahun sebelumnya (tahun lalu itu harganya hampir sama dengan budget airline).

Flower Market Road

Tetapi di tengah keanehan tersebut, kami tergoda dengan tiket ke Hong Kong. Dengan waktu tempuh yang lumayan jauh, harga tiket hanya selisih sedikit dengan tiket ke Singapore. Oma dan opa pun tertarik dengan harga tiket tersebut. Apalagi harga makanan dan transportasi di Hong Kong lebih murah dari Singapore (kalau bukan makan di tempat yang wah ya). Akhirnya kami pun mengalihkan acara jalan-jalan sekeluarga dari Singapore ke Hong Kong. 

Golden hour

Karena harga tiket yang murah tersebut, maka jangan heran kalau jamnya kurang cantik. Kami landing di Hong Kong pukul 22.45. Selesai urusan imigrasi, kami pun segera menuju transportation center untuk membeli kartu On Loan Octopus. Kali ini, si kecil juga memegang kartu Octopus.

On Loan Octopus. Sumber foto: Octopus.com.hk

Melihat jam yang cukup malam dan oma opa yang sudah tidak kuat naik turun tangga, kami memang sudah berencana untuk menggunakan bis menuju Mong Kok. Enaknya naik bis dari HKIA adalah banyaknya rute yang memudahkan kita menuju downtown. Anak-anak sibuk melihat pemandangan Hong Kong di malam hari. Maklum, ini pertama kalinya mereka naik bis airport di Hong Kong. Sementara mamanya nostalgia ke masa-masa naik turun bis di Hong Kong saat sebelum menikah =D

Tempat penginapan kami masih sama seperti saat kami ke ke Hong Kong di tahun 2016, yaitu unit di Kiu Ming Mansion. Saat kami berjalan dari tempat perhentian bis hingga ke mansion, banyak toko yang sudah tutup. Tetapi  tempat-tempat makan masih buka dan masih ada orang yang sedang menikmati makanan. Tidak heran kalau banyak orang berkata bahwa Hong Kong is city that never sleep

Pose sebelum tidur

Apakah agenda kami di hari pertama? Tentunya setelah tiba di dini hari, agenda pertama kami adalah istirahat. Semua kegiatan dilakukan setelah makan siang. Makan siang kami kali adalah menikmati dimsum di One Dimsum. 

Langit yang biru.

Dimsum di Hong Kong bukanlah hal yang asing. Hampir setiap pojok jalanan ada yang menjual dimsum. Kalau dulu kami makan di Dimdimsum Dimsum, kali ini kami mau mencoba One Dimsum yang terletak dekat dengan MTR Prince Edward. 

Take away area.

One Dimsum ini terkenal dengan antriannya yang panjang. Sebab itu kami datang sebelum makan siang. Ternyata antrian tetap panjang. Setelah memasukkan nama dalam list antrian, kami pun menunggu dengan sabar. 

Antrian di luar, banyak juga orang lokal yang mengantri.

Menu di One Dimsum dibagi menjadi 9 macam menu. Dari crispy dimsum, steamed bun, steamed dumplings, steamed rice rolls, Chinese dimsum, sayur, nasi, bubur, hingga dessert, semua ada. Yang cukup berbeda, setiap orang wajib memesan teh.

Menu One Dimsum.
Chong Fan

All steamed food.
Fong chau aka ceker ayam.

Seperti ciri khas resto di Hong Kong (kalau bisa cepat, kenapa pakai lama), pesanan kami datang dengan segera. Kali ini, selain dimsum, ada tambahan pesanan nasi. Kalau kata oma, belum kenyang kalau belum ketemu nasi.

Kue lobak.
Sayur yang masih sempat difoto, nasi sudah masuk perut oma.

Bagaimana dengan rasa makanannya? Top sekali. Rasanya penantian kami saat mengantri terbayar saat makan dimsum. Bagi kami penggemar kaki ayam, kaki ayam One Dimsum patut dicoba. Untuk penggemar chasiu pao, menurut adik, isi chasiu pao di sini enak sekali. Ukuran yang besar dan rasa yang enak membuat kami kenyang. Perut kenyang, hati senang, siap melanjutkan petualangan =D

Happy face part 1
Happy face part 2.

Next: Perpaduan Modern dan Klasik di Nan Lian Garden

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai tamasya kami di Hong Kong dan Macau, silakan klik link ini ya. 

Pasar di Fa Yuen Street.

Sekilas Info

One Dimsum

Alamat: G/F, 209A Tung Choi St, Prince Edward, Hong Kong

Jam Operasional: 09.30 – 24.00 (Sabtu dan Minggu buka dari jam 08.30)