Saturday, December 10, 2016

Wisata Edukasi di Batu Secret Zoo


Setelah kami puas bermain di Museum Angkut dan Pasar Apung kemarin, jadwal kami hari ini adalah bermain ke Jatim Park 2. Anak-anak dan oma sudah siap untuk pergi melihat hewan-hewan di Batu Secret Zoo. Katanya sih Batu Secret Zoo terkenal sangat bagus, bahkan lebih keren daripada Singapore Zoo. Mari kita buktikan.

Saat kami makan, bu Liz bercakap-cakap dengan kami dan menawarkan diri untuk mengantar kami ke depan Jatim Park 2. Kami merasa tidak enak hati, tetapi bu Liz berkata tidak apa-apa, toh dekat dan memang sedang tidak ada kegiatan apapun. Akhirnya setelah menikmati sarapan yang enak dan sehat di Cemara, kami diantar bu Liz sampai ke gerbang Jatim Park 2.

Sebelum lebih jauh bercerita tentang BSZ, saya ingin sedikit menjelaskan apa saja sih di kawasan Jatim Park 2 dan apa sih bedanya dengan kawasan Jatim Park 1. Jatim Park 1 memadukan antara taman edukasi (antara science, budaya, dan sejarah) dengan theme park dan water park. Sedangkan Jatim Park 2 (yang terdiri dari Batu Secret Zoo dan Museum Satwa) memadukan antara kebun binatang dan pengenalan akan hewan dengan theme park dan water park. Tentu saja keduanya menarik bagi saya. Tetapi kalau waktu tidak mencukupi, saya pribadi memilih Jatim Park 2. Mengapa? Karena membawa oma dan adik yang masih TK A, kebun binatang akan lebih menyenangkan untuk mereka.
Museum Satwa dan Pohon Inn.
Karena kami masih menggunakan promo boarding pass Citilink, maka pembelian tiket dilakukan di customer sevice. Ternyata belinya pun antri, karena ada rombongan sekolah-sekolah yang sedang field trip ke sini. Setelah memberi tiket, kami pun segera masuk. 
Biosecurity screening supaya kita tidak membahayakan hewan. Desinfektankah ini?
Hewan pertama yang menyambut kami adalah tikus. Tetapi tikus ini bukanlah sembarang tikus, namanya adalah nutria atau tikus sungai atau myocastor coipus. Nutria ini besar. Sebagai perbandingan, jika tikus biasa beratnya 500 gram, maka tikus sungai beratnya sekitar 10kg, 20 kali lebih berat daripada tikus biasa. Dan biasanya banyak di Amerika Selatan. 
Nutria yang menyambut kami dan iguana yang sedang brunch.
Yang membuat kami kagum dengan Batu Secret Zoo adalah alur yang jelas yang membantu setiap pengunjung melihat binatang-binatang yang ada. Asal mengikuti alur yang ada, pasti setiap binatang tidak ada yang terlewat. Diawali dengan memasuki dunia monyet, kami terkagum-kagum dengan berbagai jenis monyet yang baru kami lihat. Duo Lynns lumayan norak saat melihat meerkat. Selama ini mereka tahu meerkat di TV, dan akhirnya melihat secara langsung.
Kiri: kuskus, salah satu hewan berkantung.
Kanan: monyet yang sedang menyusui anaknya.
Bermacam-macam binatang yang menarik untuk dilihat.
Mara Patagonia, hewan unik dengan kepala kelinci, badan kancil, dan kaki kangguru
Atas: Hewan yang katanya hanya ada di Jatim Park 2 (tapi tidak ditulis hewan apakah ini)
Kiri bawah: Capibara. Kanan bawah: Binturong yang sedang mengantuk.
Tak lama kemudian kami seperti masuk ke dalam gua. Gua ini tidak menakutkan, karena isinya adalah beberapa hewan-hewan seperti trenggiling, kukang, dan hewan yang ada di laut. Bahkan ada akuarium yang berisi kelinci laut? Benarkah ada kelinci yang tinggal di laut? Itu sih hanya akal-akalan pengelola saja. Kelincinya diletakkan di dalam kotak kaca transparan dan kotak tersebut ada di akuarium. Tetapi kreativitasnya boleh juga.
Istana di bawah laut, dan ternyata ada kelinci di bawah laut :P
Under the sea....under the sea
Alur selanjutnya adalah tempat yang gelap dan di pintunya ada 2 Anubis yang berjaga. Siapakah Anubis? Dalam mitologi Mesir, Anubis adalah sosok yang berkepala jackal atau serigala dan berbadan manusia yang bertugas menjaga makam. Apakah kita akan melihat mumi di dalam? Ternyata tidak. Tetapi kita akan melihat reptil-reptil dan amfibi yang ada di dalam kaca. Apa sajakah itu? Ada ular, serangga dan katak. Kataknya pun besar sekali. Kata adik mungkin makannya banyak jadi gendut.

Di area ini juga terdapat kura-kura dengan muka bermacam-macam. Ada yang bermuka buaya, berhidung babi, penyu dan sebagainya. Kami pun teringat museum kura-kura yang ada di Singapore. Sekarang tidak perlu jauh-jauh ke sana untuk melihat kura-kura. Sayang penerangannya kurang, jadi kami tidak bisa melihat muka kura-kura sejelas yang di museum kura-kura. 
Hewan-hewan yang ada di Reptile Garden, dari ular hingga komodo. 
Keluar dari taman reptil, kami disambut dengan tembok dari batu-batu kecil yang berwarna-warni. Tentunya melegakan mata kami, setelah melihat segala sesuatu dalam cahaya yang minim. Di bagian luar, flamingo-flamingo yang cantik sudah menanti kami. Warnanya begitu cerah. Ternyata warna flamingo akan semakin cerah jika cukup makan dan dengan warna bulunya ini mereka menarik perhatian pasangannya. Ini mengingatkan kami akan flamingo-flamingo berwarna cantik di DC Zoo dan flamingo-flamingo yang kusam di TamanSafari =D. 
Suka sekali lihat flamingonya....cantik dan cerah warnanya.
Selanjutnya adalah Savannah. Memasuki Savannah, kita seakan diajak seperti pergi ke pedalaman Afrika, dan melihat-lihat hewan di sana. Tapi jangan takut kepanasan, karena kita akan berjalan di area yang tertutup dan melihat hewan-hewan tersebut, yang berada di area outdoor, dari kaca. Nyaman deh pokoknya. Kami salut dengan penataan dan disain di sini. Semuanya dibuat seperti di pedalaman, sampai ke rumah-rumahnya juga seperti di pedalaman. 
Savannah, kampungnya hewan-hewan ini
Setelah meneduh sebentar di Savanah, kami melanjutkan perjalanan. Di depan Savanah ada pasar Africa. Jadi bagi yang mau makan atau minum, bisa mampir di sini. Awalnya kami mau mampir, tetapi setelah melihat peta, di bagian depan adalah Happy Land. Kami memutuskan untuk makan di food court dekat Happy Land. Bagi yang mau berfoto dengan burung kakak tua, pihak jatim Park menyediakan spot untuk berfoto. Bayar gak? Ya bayar dong. Untuk berfoto dengan 1 burung, kita harus merogoh kantong kita dan memasukkan uang Rp 5.000,00 ke dalam kotak yang tersedia. Setelah itu kita bisa menggunakan kamera atau handphone kita sendiri. Di situ juga ada fotografer dari Jatim Park, tetapi jika kita menggunakan jasa mereka, maka kita harus membayar Rp 50.000,00 sebagai ganti ongkos cetak foto. Kami sih tidak begitu berminat untuk difoto, tetapi oma semangat. Jadi, oma saja yang berfoto =D

Happy Land merupakan area dimana anak-anak bisa puas bermain. Mainannya pun macam-macam. Dari komidi putar atau merry go round, animal coaster, pemadam kebakaran, mobil-mobilan, dan sebagainya. Bahkan rumah hantu pun ada juga. Tentu saja Duo Lynns bersemangat untuk main. Dan selain Duo Lynns, oma pun semangat main roller coaster, duduk paling depan pula =))
Happy Land, happy untuk anak-anak dan happy untuk orang tua (karena free)
Setelah puas main, waktunya kami mengisi perut kami. Enaknya makan di area Happy Land, ada dua pilihan food court yang dapat dipilih. Yang pertama adalah food court Castle dan food court Daun. Makanannya mirip-mirip dan pembayaran dilakukan dengan kartu, dan setelah selesai kartu dikembalikan dan sisa uang yang ada dalam kartu akan diberikan kembali ke kita.. Jadi kami mengisi uang ke kartu yang akan digunakan. Kami memilih makan di food court Daun, supaya bisa melihat-lihat water park. Rencananya habis makan kami akan main di sana. Sayangnya saat makan, tiba-tiba mulai gerimis. Saya dan papa mulai lihat-lihatan, bagaimana dengan rencana untuk main airnya. Untungnya kakak berkata tidak usah main air, soalnya mau hujan. Nanti jadi tidak enak badan. Kami lega mendengarnya. 
Water Park, kapan-kapan main ke sini lagi ah...
Setelah makan, kami berencana untuk naik Safari Farm. Tetapi karena antrinya lumayan, maka saya dan oma duduk mengantri, sementara papa dan Duo Lynns naik wahana yang dekat dengan tempat kami mengantri. Menghemat waktu ceritanya. Akhirnya giliran kami untuk naik ke mobilnya. Kali ini kami duduk di tengah. Seperti di Taman Safari, kita akan bertemu dengan hewan-hewan yang ramah. Kalau di sini, kita boleh memberi makan kepada hewan-hewan ini. Makanannya dapat dibeli di petugas yang berjaga di sini. 

Awalnya masih seru, karena hewannya hanya mendekati kita saja. Tetapi makin lama makin menegangkan. Hewan-hewan tersebut lumayan agresif. Mereka berani menjulurkan kepala sampai ke dalam untuk meminta makanan. Berhubung saya memang tidak suka dicium hewan, duduk di tengah lumayan menolong.
Safari Farm
Di samping Safari farm, ada wahana menjelajah lima benua. Kita diajak menjelajah lima benua. Banyak miniatur-miniatur setiap benua, seperti di istana boneka Dufan. Bedanya, kita tidak naik perahu untuk menjelajah. Kita akan naik ke kereta dan menjelajah dengan kereta. Jadi kalau kata kakak seperti wahana Winnie the Pooh. Betul juga, kak....
Jelajah 5 Benua
Selesai menjelajah 5 benua dengan kereta, kami segera bergegas. Gerimis semakin seru. Tujuan kami berikutnya adalah gorilla. Oma pengen banget foto dengan gorilla. Memang mama saya ini hobi foto =D Lama kelamaan hujan semakin deras dan seperti diguyur dari langit. Akhirnya kami berteduh di kids station. Mbak yang bertugas berkata bahwa foto dengan gorilla hanya dilakukan saat weekend. Akhirnya sambil menunggu hujan, kami memakaikan jas hujan pada anak-anak. Untungnya mbak di sana baik hati. Jadi sambil menunggu, anak-anak main beberapa mainan yang tidak kena cipratan air hujan. Tetapi rasanya hujan semakin bersemangat. Kami melihat banyak rombongan sekolah tetap berjalan sambil menggunakan jas hujan. Rupanya pihak sekolah sudah mengantisipasinya.
Walau hujan, tetapi beruangnya tetap diluar dan tidak ada yang bermain di kids station dan Kapal Nabi Nuh.
Akhirnya hujan pun agak melemah, kami berpamitan dengan mbak yang sudah menemani kami selama hujan. Kami berjalan perlahan menuju pintu keluar. Untuk menuju pintu keluar, kita akan melewati istana si raja hutan. Serunya di sini, kita masuk ke dalam lorong yang atapnya kaca dan singa-singa sedang leyeh-leyeh diatasnya. Pemandangan yang menarik, asal jangan roboh atapnya.

Selain harimau, ada juga kucing besar lainnya. Harimau termasuk hewan yang bisa hidup di mana saja. Di tempat dingin maupun di tempat panas. Dan ternyata harimau tidak pernah punya sarang. Harimau hanya mempunyai teritori yang luas. Hmm...Daerah kekuasaan maksudnya. Di dunia ini ternyata harimau terbesar adalah harimau Siberia yang tersebar di China dan Korea Utara. Beratnya bisa mencapai 215-318 kg. Sedangkan harimau terringan yang masih ada adalah harimau Malaya, dengan berat 100-140 kg. Di atasnya harimau Malaya adalah  harimau Sumatra dengan berat 100-150 kg. 
Bahkan kucing-kucing besar ini optimis akan masa depan mereka =D
Di akhir rute, pihak Jatim Park menyediakan photo booth bersama harimau putih yang masih kecil. Sistemnya pun masih sama dengan yang foto dengan burung. Bayar saja Rp 5.000,00 maka kita bebas untuk berfoto.Saya kok gak tega melihat harimau tersebut, jadi saya tidak berfoto. Sedang si oma seperti biasa, langsung semangat =D

Tips berkunjung ke Jatim Park 2:
1. Jatim Park 2 terdiri dari Museum Satwa dan Batu Secret Zoo. Sebaiknya datang awalan untuk melihat-lihat kebun binatang baru ke Museum Satwa. 
2. Di Batu cuaca pun bisa berubah-ubah. Jangan lupa bawa payung atau jas hujan, jaga-jaga jika hujan. Kami juga membawa jaket yang ada tutupan kepala untuk anak-anak, jaga-jaga kalau mendadak berangin sekali atau gerimis sedikit.
3. Karena area outdoornya panas, sebaiknya pakai sunscreen supaya tidak terlalu menyengat. Kecuali yang tipe cuek seperti saya =D
4. Untuk mencegah dehidrasi, jangan lupa minum. Kalau kemarin, selain membawa minum, kami juga membeli di sana. Harga makanan dan minuman pun masih wajar.
5. Selain melihat binatang, di sana juga ada show-show binatang. Jadi bisa juga cek ke website-nya untuk jadwal show. Sedangkan memberi makan binatang biasanya hanya ada saat weekend.
6. Jika anda seperti saya, yang tidak suka dicium binatang, pilihlah bangku di tengah saat Safari farm. Jangan di pinggir ya.

Jatim Park 2
(Batu Secret Zoo and Museum Satwa) 


Alamat: Jl. Oro-oro ombo no.9 Batu, Jawa Timur 

Telp: 0341-597777

Jam operasional: 10.00 - 18.00

HTM (per 1 Desember 2016): 
Rp 84.000,00 (Senin - Kamis) 

Rp 120.000,00 (Jumat - Minggu, Hari libur nasional)

Thursday, December 1, 2016

Kulineran di Pasar Apung Nusantara Batu


Setelah naik kereta dari stasiun Kota, kami sampai di Pasar Apung. Pasar Apung ini masih merupakan bagian dari Museum Angkut. Namun kita dapat hanya mampir ke Pasar Apung tanpa masuk ke Museum Angkut. Mengapa? Karena walaupun masih berada di lingkungan Museum Angkut, posisi Pasar Apung ini terletak berseberangan dengan pintu masuk Museum. Jadi kalau hanya mau makan ke Pasar Apung tanpa harus membayar tiket masuk Museum pun bisa saja.
Pasar Apung di senja hari
Format tempat ini ya seperti pasar yang ada danau buatan di tengah-tengah. Ada yang jual makanan, cindera mata, baju, dan sebagainya. Rata-rata tempat makannya tidak ada bangku. Dan ada beberapa penjual yang menjual makanan dari dalam perahu yang berada di danau. Tetapi uniknya adalah pembagian wilayah berdasarkan pulau-pulau di Indonesia.
Isi Pasar Apung, sampai tempat untuk narsis pun difasilitasi.
Ada makanan apa saja sih di sini? Berdasarkan petunjuk yang ada di dekat situ, di Pasar Apung ini ada resto Cheng Ho, nasi buk Madura, sego thiwul, botok, soto betawi, bakso, tahu lontong, tahu telur, pempek, siomay, batagor, roti bakar, jagung serut, lumpia, kue leker, serabi solo, jajanan pasar baik kukus ataupun goreng, pangsit ayam, pawon kentang, dan minuman. Belum lagi perahu yang terapung di dekat situ menjual makanan-makanan yang menarik. Hm....nasi buk Madura, sego thiwul, botok, bakso malang terdengar menarik bagi saya. Tetapi berhubung kami sudah lapar, kami segera mencari makanan yang paling dekat. Kapal di dekat kami begitu menarik hati, sehingga kami memutuskan untuk makan di tempat itu. Kapal ini adalah kapal Ceng Ho. Kami memasuki kapal tersebut. 
Pose anak-anak kelaparan
Makanan apa sih yang dijual di sini? Sesuai namanya dan tempat dimana Ceng Ho terkenal, makanan yang dijual adalah chinese food dan makanan gaya Jawa. Setelah memesan makanan, tak lama kemudian datanglah pesanan kami. Kami memesan menu individual dan juga beberapa lauk tambahan. Salah satunya adalah jamur crispy. Rasa makanan sih buat kami biasa saja, tetapi jamur crispy-nya enak (walau lebih enak jamur crispy buatan bu Liz, pemilik Cemara homestay). Setelah makan kami pun berkeliling sebentar untuk mencari lumpia titipan oma dan tahu petis kesukaan oma. 
Pemandangan danau buatan dan lampu-lampunya
Kami mengelilingi pulau-pulau yang ada sambil melihat-lihat. Ternyata ada juga Museum Topeng. Selain itu ada perahu yang dapat dinaiki untuk berkeliling di danau buatan yang ada. Hanya saja saya jadi waswas untuk naik saat melihat perahu oleng ke kanan dan kiri. Lain kali saja deh naiknya, kalau masih sore. Lagipula kasihan oma, takutnya jam segini belum makan(hal yang salah ternyata, secara oma kan preman Jawa, bisa kelayapan sendiri untuk cari makan).

Akhirnya kami menemukan titipan oma di salah satu warung di area Jawa. Untuk pembayaran, mereka menggunakan kartu yang sudah di top-up terlebih dahulu. Jika ada sisa maka nilai uang yang tercatat pada kartu akan dikembalikan. Selesai membeli lumpia, kami segera membeli tahu petis di perahu yang berada  di danau. 

Pasar Apung dan Museum Angkut mempunyai jam operasional yang sama. Dan mendekati tutupnya pasar ini, mereka memutar laser show yang dipantulkan ke dinding, seperti cerita singkat. Anak-anak berhenti sebentar sambil melihat sementara saya mengirim whatsapp message ke taksi citra untuk minta dijemput. 
Laser show mendekati jam penutupan 
Tak lama kemudian taksi yang kami nantikan datang. Waktunya kami kembali ke guesthouse untuk mengisi energi kami menjelajah kebun binatang esok hari. 
Runway 27 dari depan area parkiran.
Pasar Apung Nusantara
Website: www.museumangkut.com
Alamat: Jl. Terusan Sultan Agung No. 2 Batu, Jawa Timur
Telp: 0341-595007
Jam operasional: 12.00 - 20.00
HTM: gratis 
Suasana Pasar Apung di sore dan malam hari. Lain kali mampir ke sini lagi ah...
sumber foto: nnoart.com
Next: Batu Secret Zoo, Kebun Binatang Terbaik di Indonesia

Saturday, November 26, 2016

Keliling Dunia tanpa Jetlag di Museum Angkut


Setelah kami beristirahat di Cemara, melepaskan lelah dari perjalanan kami, kami berencana untuk berjalan-jalan sore ini. Kali ini hanya kami berempat, karena oma mau nonton film India kesukaannya malas panas-panasan di jalan katanya. Tujuan kami sore ini adalah Museum Angkut, tempat yang sudah dikenal semua orang. Berhubung baru buka jam 12 dan area yang serunya itu outdoor, maka kami memilih mengunjungi di sore hari. Bagaimana cara menuju ke sana? 

Karena bingung dengan transportasi umum di sini, maka andalan kami adalah taksi. Sistem taksi di sini memang agak unik. Taksi di sini hanya melayani 4 orang dewasa di dalam taksi. Lebih dari 4 orang, harus cari taksi lain atau terkadang supirnya mengizinkan untuk naik tetapi minta tambahan. Atau pas lagi memesan, mintalah armada avanza. Harganya sama saja dengan yang armada sedan. Selain itu, tarif minimum di sini adalah Rp 30.000,00. Berbeda dengan Jakarta, tarif minimum untuk taksi di Malang juga berlaku bagi taksi yang dipanggil secara langsung. Jadi mau argonya 10 ribu pun, bayarnya harus 30 ribu. Tetapi jika dibandingkan dengan carter mobil, ya lebih enak naik taksi.

Oleh ibu Liz kami disarankan naik taksi Citra. Dan memang sebelumnya sempat googling dan baca-baca, banyak yang menyarankan taksi Citra walaupun ada juga supirnya yang nakal. Kami pun kena dikerjai supir. Saat membayar, supir minta Rp 35.000,00. Alasannya tarif minimal yang 30 ribu adalah untuk daerah Malang, bukan Batu. Padahal pas pulang kami hanya membayar 30 ribu.Yah...pengalaman memang guru yang berharga. Anggap saja selisih 5 ribu itu harga untuk pembelajaran (sambil mencoba mengingat muka supir yang menipu kami =D ).  

Museum Angkut merupakan museum yang berisi berbagai macam alat yang dapat digunakan mengangkut. Museum yang diresmikan pada 9 Maret 2014 ini merupakan museum pertama di Indonesia dan Asia yang mengusung tema transportasi dan memadukannya secara unik. Karena letaknya di lereng gunung Panderman, maka udaranya sejuk dan membuat kita tidak merasa lelah walaupun kita melihat lebih dari 300 alat angkut dari yang tradisional sampai yang modern, dari yang tidak bermesin sampai yang bermesin. Alat angkut ini ada yang terletak di dalam gedung dan juga ada yang di luar gedung. Dengan membaginya berdasarkan zona-zona yang ada, kita seakan diajak untuk bertamasya berkeliling dunia, tanpa rasa jetlag tentunya.
Peta Museum Angkut
1. Main Hall
Main Hall merupakan area indoor yang terdiri dari 4 lantai. Di lantai pertama terdapat banyak mobil, motor, sepeda, dan kereta dari zaman dahulu kala. Di sini, kita tidak dapat menaiki kendaraan-kendaraan ini. Tetapi kita boleh berfoto di depannya. 
Disambut oleh Bumble Bee. Ada sofa seperti mobil juga loh
Jangan dinaiki yaa....
Dari sepeda biasa hingga sepeda antik. Kereta kencananya tidak boleh dinaiki juga.
Merpati pos tak pernah ingkar janji juga termasuk alat angkut pesan singkat.
Sedang di lantai kedua terdapat alat-alat angkut yang tidak menggunakan mesin seperti angkong (ricksaw), andong, becak, mesin uap, mesin diesel, sepeda dan juga kapal. Nah, jika tidak ada tulisan dimohon tidak duduk di sini, berarti kita dapat berfoto di becak tersebut.
Believe it or not. tulisan ini ada di dalam satu gerobak.
Yang atas di bagian dudukan, yang di bawah di dalam gerobak. Apakah artinya? 
Dari lantai dua ini, kita dapat menaiki tangga ke tempat yang berbentuk roket, alat angkut menuju bulan. Dari tempat ini pemandangan kota Batu terlihat lebih jelas.
Searah Jarum jam: angkong (ricksaw), cikar lombok, dan cidomo.
Serunya di lantai dua ini,  ada pojok-pojok interaktif bagi pengunjung. Pengunjung dapat menguji pengetahuan mereka tentang knalpot dan suaranya. Ada lagi tebak suara, apakah kendaraan atau blender. Duo Lynns sibuk bermain di setiap pojoknya. Sayang sekali beberapa alat sudah tidak berfungsi dengan baik. Permasalahan klasik bukan? 
Area untuk anak-anak menambah informasi
Kapal-kapal yang pernah melegenda dan berjaya.
Coba tebak, kapal mana yang ada Rose dan Jack?
Di lantai ketiga, area terbuka, terletak tempat mainan roda yang besar dan juga beberapa helicopter. Untuk main di sini, kita harus membayar secara terpisah. Incaran kami adalah Runway 27 yang berada di lantai keempat. Runway 27 merupakan tempat dimana kita dapat mencoba menjadi pilot, masuk ke ruang kokpit, masuk ke pesawat kepresidenan dan menjadi keluarga presiden selama beberapa menit. Untuk masuk ke Runway 27, setiap pengunjung dikenai biaya tambahan sebesar 10 ribu. Wis nanggung sampai sana, ya sudah sekalian masuk. Kami mencoba dahulu masuk ke ruang kokpit. Saat itu ada turis dari Jepang yang juga sedang melihat-lihat. Rupanya mereka mau mencoba menjadi pilot juga :) 
Pilot dan co-pilot :)
Suasana di sana semakin berkabut dan dingin.
Tujuan kami berikutnya adalah mencoba pesawat kepresidenan. Sayangnya masih ada antrian. Kami mengambil nomor untuk giliran berikutnya. Sambil menunggu, kami makan snack di kafetaria yang berada di lantai ini. Kafetaria ini cukup unik. Disain kafe ini seperti pesawat dan pelayannya mengenakan baju seperti pramugari. Harga makanannya pun termasuk murah bagi tempat wisata, apalagi kalau dibandingkan dengan Jakarta. Saat makan, muncullah serombongan ibu-ibu berseragam, entah pegawai negeri ataupun ibu-ibu PKK. Mereka ngotot mau masuk duluan ke pesawat kepresidenan karena mau pulang. Bahkan mereka bilang kami hanya numpang lewat, asal bisa lihat. Si papa langsung berkata pasti di dalam mereka akan bilang mau foto sebentar =D
Suasana kafetaria
Akhirnya saat kami masuk, ibu-ibu ini ikut masuk juga, walau nomor antriannya masih nanti lagi, petugasnya sudah kewalahan karena mereka ngotot minta didahulukan. Akhirnya pramugari memberi izin asal lewat saja, tidak berhenti untuk memfoto. Dan seperti perkataan papa, mereka berkata masa ndak boleh foto sekali aja toh mbak. Waduh....mentalnya sudah seperti ini, ya susah. Bohong dong bu =P
Isi pesawat kepresidenan
2. Jakarta (Pecinan, Batavia, Gudang Batavia)
Hari semakin sore dan setelah puas berfoto di pesawat kepresidenan, pramugarinya menawarkan dan mengarahkan gaya untuk berfoto bersama, kami segera turun ke bawah lagi untuk menuju area outdoor. 
Pecinan di sore hari
Uang ternyata termasuk alat angkut juga
Area outdoor yang pertama mengusung konsep Jakarta dalam zona Pecinan, Batavia, dan Gudang Batavia. Di zona Pecinan, suasana outdoor disulap seperti kawasan Kota Tua di masa lampau. Setiap sudut begitu indah dan susah untuk tidak berpose di sana. Bahkan ada sepasang kekasih dan temannya yang membawa kamera besar, yang sibuk foto di sana-sini. Sepertinya dunia hanya milik mereka bertiga, sehingga anak-anak membatalkan foto di beberapa tempat yang dimonopoli mereka. 
Berbagai kendaraan yang ada di daerah Pecinan
Belok sedikit dari zona Pecinan, kita masuk ke zona Batavia dengan tema pelabuhan Sunda Kelapa. Gambar dan kendaraan yang ada membuat kita seakan berada di pelabuhan, bahkan lengkap dengan warung Pojok. Di sini kami baru mengetahui bahwa becak ternyata berasal dari bahasa hokian be chia yang artinya kereta kuda. Kami juga baru mengetahui perbedaan cikar dan delman. Cikar ditarik oleh sapi, sedangkan delman atau andong ditarik oleh kuda. 
Zona Batavia
Di samping warung Pojok terdapat gudang besar yang berisi mobil, motor, dan vespa tua. Betul-betul seperti gudang. Ada beberapa drum atau kaleng besar yang dapat digunakan untuk duduk dan beristirahat. Lumayan, anak-anak dapat beristirahat sejenak. 
Zona Gudang Batavia
3. Gangster Town/ New York City
Setelah mengitari gudang, kita akan tiba di Amerika, tepatnya New York. Diawali dengan daerah yang penuh dengan gangster, the Bronx, kita seakan masuk ke kota yang berbeda. Dari tempat penuh gangster ini, lengkap dengan penjara, kita akan memasuki daerah Manhattan yang terkenal dengan pertunjukkan musikal di Broadway, kesukaannya papa. Ada Le Miserables, Phantom of the Opera, dan sebagainya. Suasana senja membuat kota ini terlihat menarik.
Gangster Town
4. Eropa
Zona ini membawa kita melihat kendaraan-kendaraan buatan Eropa lengkap dengan negara-negara terkenal di Eropa seperti Perancis, Italia, Jerman dan Inggris. Yang saya cukup salut adalah pihak pengelola menyediakan tempat untuk mengisi kembali batre handphone. Dan kali ini kami bertemu dengan sekumpulan ibu-ibu dan bapak-bapak. Herannya ya, kalau bertemu kelompok, mereka maunya menang sendiri. Tiba-tiba kata antri itu tidak ada di kamus mereka. Terpaksa kami mencari spot lain untuk berfoto. 
Zona Eropa, lengkap dengan platform Harry Potter dan charging station.
5. Buckingham Palace
Kami pun berjalan menuju istana Ratu Elizabeth. Di istana ini terdapat playground untuk anak-anak dan juga kereta yang dapat dinaiki oleh pengunjung secara gratis. Lumayan untuk menghibur Duo Lynns yang masih kesal karena setiap foto diganggu oleh kelompok-kelompok tersebut.
Yuk, sowan dulu dengan Ratu.
6. Amerika (Las Vegas dan Hollywood)
Setelah menjelajah Eropa dan menjadi tamu kehormatan di Buckingham Palace, kami masuk kembali ke benua Amerika. Kalau tadi kita menjelajah New York yang berada di East Coast, sekarang kita masuk ke West Coast dengan Las Vegas dan Hollywood sebagai perwakilannya. Hari yang semakin malam membuat kami semakin cepat melihat-lihat sekeliling kami. Bukan apa-apa, perut sudah mulai bernyanyi.  
Mobil Batman, limousine pun menjadi alat angkut.
Selesai melihat-lihat Hollywood, kami pun keluar dari Museum Angkut. Yang uniknya, untuk keluar, dari zona ini kita kembali ke Jakarta dan keluar dengan naik spoor alias kereta. Jalan di keretanya pun dirancang seperti saat kita berjalan di kereta yang berjalan. Two thumbs up untuk Museum Angkut. Alur yang ada seakan membawa kita berkeliling dunia tanpa jetlag. 
Stasiun kota, dengan arsitek orang Belanda kelahiran Tulungagung. 

Tips mengunjungi Museum Angkut:
1. Datanglah di siang menuju sore hari sehingga tidak terlalu panas saat berada di area indoor. Kami sengaja datang jam 3 sore supaya dapat melihat lampu-lampu dan juga suasana senja hari di sana.
2. Di museum ini, alat foto selain handphone dikenakan biaya sebesar Rp 30.000,00. Oleh sebab itu, jika memang ingin memfoto dengan menggunakan kamera, apalagi bagi penggemar fotografi, siapkan uang tambahan ya, selain tiket masuk. Sedangkan ibu-ibu seperti saya yang sudah cukup puas memfoto dengan handphone, walau hasil handphone tidak sebagus kamera, tinggalkanlah kamera di tempat penginapan. Karena nanti akan diperiksa, jadi daripada repot menitipkan ini itu, lebih baik sekalian ditinggal.
3. Jangan lupa cek terlebih dahulu di website resmi apakah ada promo. Seperti kami kemarin, ada promo boarding pass Citilink. Lumayan kan dapat potongan 20%.
4. Karena terletak di lereng gunung, kalau sudah sore itu anginnya kencang sekali. Lebih baik membawa jaket, jaga-jaga gitu loh.
5. Museum Angkut menyediakan beberapa pertunjukkam di setiap zona. Jika memang sempat, dapat juga melihat pertunjukkan-pertunjukkan tersebut.
6. Di akhir kunjungan, mampirlah untuk makan di Pasar Apung Nusantara. Malah jika sempat, dapat berkeliling pasar Apung dengan menggunakan perahu.

Museum Angkut
Website: www.museumangkut.com
Alamat: Jl. Terusan Sultan Agung No. 2 Batu, Jawa Timur
Telp: 0341-595007
Jam operasional: 12.00 - 20.00
HTM:
- Rp 60.000,00 (Senin - Kamis)
- Rp 80.000,00 (Jumat - Minggu, Hari libur nasional)
Tambahan:
- kamera selain smartphone: Rp 30.000,00

- Runway 27: Rp 10.000,00

Next: Kulineran di Pasar Apung Nusantara