Showing posts with label jalan alor. Show all posts
Showing posts with label jalan alor. Show all posts

Tuesday, April 9, 2024

Ngebolang di KL Setelah Pandemi: Weekend di Bukit Bintang

Di komunitas homeschool yang kami ikuti, ada kegiatan wajib yang Namanya Family Conference. Pertama kali kami mengikuti FC ini adalah di tahun 2018. Dan setelah itu karena pandemi, maka tahun kemarin adalah pertama kalinya kami ke Kuala Lumpur lagi.

Well, sebetulnya sih untuk Lynn 1 dan Lynn 2, ini adalah kedua kalinya. Tetapi bagi si kecil, ini adalah pertama kalinya dia menginjakkan negara lain selain Singapore =D Selama ini, setelah pandemi, si kecil hanya pergi ke Singapore untuk menemani oma opa mengunjungi besan.

Karena menuju negara jiran ini, maka maskapai yang kami pilih adalah maskapai budget airline yang memang home based-nya adalah negara tersebut. Dengan mengandalkan diskon dan promo dari tiket.com (yang saat itu lumayan banyak motongnya), kami membooking segera tiket yang kami inginkan. Dan di hari H, kami pun dengan semangat pergi ke bandara.

View langit yang cerah sekali

Selesai menyelesaikan imigrasi dan makan siang di Gateway@KLIA2, kami pun berniat menuju downtown. Berbekal pengalaman di tahun 2018, maka kami kembali naik bus. Kami pikir tidak akan ramai. Ternyata bus yang tersedia masih satu jam lagi karena bus yang terdekat sudah penuh. Sambil menunggu, kami kembali ke Gateway untuk mencari SIM Card di minimart.

Welcome to KLIA2
Lunch tetap saja akhirnya Subway

Kalau di kunjungan kami yang pertama kali di KL kami menginap di hotel dekat Masjid Jamek, kali ini kami memilih menyewa unit di Mercu Summer Suite. Apartemen ini terletak di dekat KLCC dan KL Tower. Jadi harapannya dengan memanfaatkan GOKL, kami bisa melanglang buana kemana saja. 

KL Tower, terlihat jelas dari perempatan dekat kami tinggal.

Setelah check in, jalan-jalan pertama kami adalah ke Bukit Bintang lagi. Tujuan utama adalah melihat keramaian di sore hari di daerah Changkat, lalu mencari makan malam di Jalan Alor dan setelahnya ke Lot10 untuk melihat-lihat.

Awalnya kami ingin naik GOKL Green atau Blue menuju Bukit Bintang. Tetapi setelah lama menunggu, GoKL yang lewat tidak ada satupun yang menepi di halte tempat kami menunggu (padahal di keesokan harinya, GoKL berhenti di halte yang sama). Akhirnya kami memutuskan naik monorail menuju Bukit Bintang.

Saat kami keluar dari Monorail, kami berempat merasa bahwa Bukit Bintang sekarang berbeda dari waktu kami mengunjungi KL di tahun 2018 lalu. Perempatan yang ada jauh lebih ramai. Apalagi di salah satu corner penyeberangan terdapat cemilan khas Turki dan juga es krim yang ditampilkan dengan atraksi-atraksi oleh para Pria Turki yang katanya good looking. Dan antrinya pun luar biasa.

Live music di salah satu corner.

Saat kami menyeberang, kami baru menyadari penyebrangannya dibuat seperti Shibuya Crossing. Keren juga nih sekarang. Kalau kata anak-anak, miniatur Shibuya Crossing

Shibuya ups Bukit Bintang Crossing

Memasuki Jalan Alor, keramaian pun sudah terlihat. Pada dasarnya jualanan yang ada mirip-mirip semua. Seafood, makanan Thailand, dimsum, es kelapa, duren, dan sebagainya. Setelah melihat kiri kanan, kami pun akhirnya memutuskan untuk early dinner sebelum tambah ramai. Pilihan kami pun jatuh di Saiwoo. 

Penggemar duren boleh merapat di sini
Walau masih terang, yang makan sudah banyak

Supaya tidak kekenyangan dan bisa nyemil sana sini, kami memesan telur dadar, nasi goreng ikan asin dan char kwetiau. Dan karena si kecil suka sekali makan nasi putih, tentunya ada nasi putih khusus untuk si kecil. Porsinya sih menurut kami lumayan mengenyangkan, tetapi tidak sampai kekenyangan.

Kwetiau
Nasi goreng
Nasi dan telur dadar kesukaan si kecil.

Selesai makan, kami berjalan menuju Lot10. Tujuan utama di Lot10 adalah mencari Don Donki. Sambil berjalan menuju Don Donki, banyak cemilan yang dibeli, dari mulai chestnut, kentang tornado, sampai juice. Belum lagi banyak art stuff yang menarik untuk anak perempuan. Mamak pun terpaksa mengingatkan mereka untuk menahan mata dan tangan.

Foto estetik ala ABG
Lampion yang lucu

Ada apa saja di Don Donki? Kurang lebih sama dengan Don Donki di Singapore. Incaran kami di sini adalah membeli makanan untuk sarapan besok pagi. Biasanya kalau sudah malam, makanan yang ada di diskon. Jadi kami tinggal membeli dan besok tinggal dipanaskan di microwave

Donden dan Donko ada di KL juga

Lampu KL Tower sudah menyala

Selesai berbelanja, kami pun kembali ke apartemen yang kami tempati. Setelah selesai mandi dan beres-beres, kami pun menikmati snack yang kami beli sambil mencuci baju. Masih ada satu hari lagi untuk ngebolang di KL ini sebelum kami jalan ke Malaka. 

Next: Ngebolang di KL Setelah Pandemi: Walking Tour di KL


PS: Vlog tentang trip ini ada di link ini dan ini ya. 

Friday, November 30, 2018

Short Trip di Kuala Lumpur: Jalan-Jalan di Bukit Bintang

KL Tower yang tertutup kabut.
Berawal dari kunjungan kami ke Legoland satu setengah tahun yang lalu, kami menjadi penasaran dengan tempat-tempat yang ada di Kuala Lumpur. Namun kalau hanya bertujuan mengunjungi KL saja, rasanya kami belum seniat itu. Akhirnya kesempatan itu datang juga.

Tahun ini kami berencana untuk mengikuti Family Conference bagi para homeschooler. Biasanya kegiatan ini dilakukan di Melaka, yang berarti kami harus naik pesawat ke KL, baru naik bus ke Melaka. Tiba-tiba di bulan Februari kemarin, Airasia mengadakan promo kursi gratis (yang biasanya tidak pernah dilakukan sebelum GATF fase 1. Dan tiba-tiba juga ada wacana ada kemungkinan konferensi dilakukan di KL dengan tanggal maju satu hari daripada di Melaka. Berhubung promo tiket murah, maka kami pun mengambil tanggal yang aman sehingga dimanapun konferensi dilakasanakan, kami dapat mengikuti tepat waktu.

Singkat cerita, diputuskan konferensi tetap diadakan di Melaka. Yang berarti kami punya waktu bebas satu hari untuk bermain di KL. Kami pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kami mengatur jadwal supaya kami dapat menikmati jalan-jalan tanpa harus membuat kami kecapekan sebelum konferensi dimulai. Karena memang tujuan utama kami kan mengikuti konferensi.

Walaupun terjadi perubahan jam keberangkatan dari siang menjadi subuh dan menjadi jalan jam 8 pagi, kami tetap bersemangat tingkat tinggi. Maklum, pertama kalinya kami jalan-jalan ke sana. Begitu tiba di KLIA2, terminal untuk budget airline, kami pun segera menuju bagian imigrasi. Sempat bingung juga karena kami tidak mendapatkan form apapun untuk diisi. Ternyata memang tidak ada form apapun yang harus diisi.
KLIA2 
Tujuan utama kami setelah mengambil bagasi adalah membeli simcard untuk telephone. Begitu keluar dari hall, ada banyak Kalau biasanya kami memang tidak pernah roaming atau membeli simcard, namun karena kami akan banyak menggunakan grab di sini, maka kami pun mencari simcard. Di Malaysia ini ada beberapa provider yang menawarkan paket untuk turis. Biasanya ada paket 7 hari dan 14 hari, tergantung kebutuhan dan penggunaannya. Berhubung kami akan berada selama 8 hari di Malaysia, maka kami pun memilih menggunakan U-Mobile yang mempunyai paket untuk 10 hari. Toh hanya untuk memesan grab. Sayangnya paket yang kami cari ini tidak ada di bandara. Maka kami pun melanjutkan kegiatan kami dengan mencari tempat untuk makan siang.
Outlet simcard di bagian kedatangan 
Di KLIA2 ini terdapat banyak tempat makan yang dapat dipilih. Pilihan kami pun jatuh kepada Subway. Pilihannya tidak sebanyak saat kami di Singapore, tetapi cukup mengobati kerinduan anak-anak akan makanan satu ini. Sayangnya acara makan kami kali ini tidak begitu tenang karena banyak lalat yang sibuk berkeliling di sekeliling tempat makan. Memang KLIA2 tidak sebersih Soekarno Hatta.

Agenda kami selanjutnya adalah menuju downtown. Untuk menuju KL, ada beberapa cara yang dapat dipilih. Yang pertama cara yang paling nyaman, yaitu naik taksi atau grab. Kita dapat langsung ke tempat tujuan. Tetapi tentu harganya juga lumayan. Cara kedua adalah naik public transport menuju KL Sentral. KL Sentral merupakan terminal atau stasiun yang melayani semua jenis transportasi yang ada di KL, yaitu monorail, LRT, dan bus.

Ada dua moda transportasi yang dapat dipilih. Yang pertama adalah kereta KLIA Ekspress. Dengan naik kereta, dalam waktu kurang lebih 40 menit. Harganya pun berasa di kantong, yaitu 55 RM. Yang kedua adalah dengan menaiki bus Aerobus atau Skybus menuju KL Sentral. Waktu yang ditempuh adalah 60 menit, namun harganya hanya 12 RM untuk dewasa dan 6 RM untuk anak-anak. Pilihan kami tentu jatuh ke bus.

Setelah tiba di KL Sentral, kami pun segera naik LRT menuju hotel tujuan kami, yaitu Ahyu Hotel. Saat kami tiba, hujan turun deras sekali. Berhubung anak-anak kelaparan lagi, apalagi semenjak tiba di KL adik menjadi batuk pilek, maka kami pun mampir ke supermarket di dalam stasiun, yaitu mynews.com. Dan ternyata di supermarket ini juga dijual simcard yang kami inginkan dengan harga 8.5 RM. Lumayan juga bukan?

Setelah selesai meletakkan barang-barang kami, petualangan kami di KL ini pun dimulai. Tujuan kami saat itu adalah menuju daerah Bukit Bintang. Bukit Bintang merupakan daerah yang cukup terkenal dikalangan turis. Bahkan tempat penginapan pun cukup banyak di kawasan ini. Di kawasan ini terdapat banyak tempat perbelanjaan dan tempat makan, dari yang budget sampai yang wah, seperti Pavilion, Lot 10, Alor Food Court, Sungei Wang, dan sebagainya. Tujuan kami adalah ke Sungei Wang. 

Untuk berkeliling di Kuala Lumpur, kami memanfaatkan GOKL. GOKL merupakan circular shuttle bus yang disediakan untuk para turis secara gratis. Cukup berdiri di tempat pemberhentian yang ditentukan, maka dalam jangka waktu 10 sampai 15 menit sekali bus tersebut akan datang. Dari Chinatown kami pun naik GOKL Purple menuju Bukit Bintang.

Nampaknya hujan masih bersemangat untuk turun sore itu. Saat kami masuk ke dalam bus, hujan turun dengan sangat deras. Kami pun turun di dekat Pavilion, dengan pertimbangan mencari pemberhentian yang dekat dengan gedung. Dan untungnya saat kami turun, hujan sudah sedikit mereda.

Sungei Wang Plaza terkenal sebagai tempat perbelanjaan seperti ITC. Di dalam plaza yang sudah beroperasi sejak dari tahun 1977 ini terdapat beberapa brand terkenal seperti Giordano, Daiso, dan tempat makan lainnya. Di sini juga ada supermarket Giant. Biasanya orang datang ke sini untuk berbelanja, karena harganya yang miring dan untuk menukarkan uang. 
Dekorasi Deepavali yang terbuat dari beras yang diwarnai. 
Money changer di sini sangatlah banyak dan terkenal mempunyai rate yang bagus, termasuk untuk rupiah. Kami berkeliling di sekitar tempat penukaran uang dan menemukan bahwa MaxMoney memberikan rate yang bagus. MaxMoney sendiri ada dua outlet dan rate-nya berbeda. Tetapi letaknya saling berdekatan. Jadi mudah untuk memeriksa mana yang memberikan rate yang bagus. Dan memang menukar Ringgit dari Rupiah jauh lebih bagus rate-nya saat di sana.

Setelah menukarkan uang di Max Money, kami pun berjalan menuju Alor Food Court. Tujuan kami adalah mencari makan malam. Alor Food Court sendiri merupakan jalanan yang terdiri dari banyak tempat makan. Dari makanan khas Nyonya, Chinese Food, India, Thailand, sampai makanan khas Indonesia juga ada. Di sepanjang jalan juga terdapat banyak coconut drink alias air kelapa. 
Duren bagi yang suka duren.
Makanan Kamboja.
Pilihan kami jatuh ke Chinese Food yang menjual nasi dan lamian atau mie. Rasanya makan makanan berkuah setelah hujan akan enak. Anak-anak memilih untuk makan mie dan kami memilih untuk makan nasi. Pesanan kami pun datang dengan cepat dan ludes dengan cepat juga.
Wantan Noodle pilihan kakak.
Fishball Noodle pilihan adik.
Setelah makan, kami pun berjalan menyusuri Jalan Alor. Semakin menyusuri Jalan Alor, semakin hijau mata kami. Pilihan makanan yang bermacam-macam membuat kami ingin makan kembali. Apa daya kami sudah kekenyangan. Kata kakak, di sini seperti di Myeongdong, banyak street food. Memang kalau dipikir-pikir, agak mirip dengan street food di sana. 
Air Kelapa hanya 5RM.
Jalanan yang mulai padat dengan turis dan warga setempat yang mencari makan.
Kami pun memutuskan kembali ke hotel tempat kami menginap. Berhubung rasanya sudah lelah, maka kami pun memilih untuk menggunakan Grab. Dan ajaibnya, harga Grab dengan naik public transport lebih murah naik Grab :)
Suasana malam hari di Bukit Bintang