Friday, January 6, 2023

Traveling Cara Aku dan Keluarga di Jepang

Gion District. Sumber foto: tripjepang

Tamasya alias liburan mengalami pergeseran nilai dari masa dulu ke zaman now ini. Jika dahulu liburan merupakan salah satu cara mengisi liburan, maka di zaman now ini, liburan merupakan salah satu cara untuk membuat kita rileks dari segala kepenatan dan kejenuhan. Tak heran sekarang orang lebih sering menyebutnya healing, walau saya lebih suka bilang itu adalah refreshing, karena dianggap bisa menyembuhkan si traveler dari stress.

Kami pun sangat menyukai traveling. Salah satu traveling yang menurut kami berkesan adalah saat kami traveling di musim dingin. Tinggal di negara tropis tentunya membuat kunjungan ke negara empat musim menjadi menarik. Setiap musim mempunyai ciri khas masing-masing. Saat musim dingin, sensasi melihat salju, menggunakan baju berlapis-lapis, dan merasakan suhu yang serasa minus 32 derajat membuat liburan musim dingin kami berkesan. 

Winter and snow angel... How we love this moment

Pandemi kemarin membuat banyak acara ngebolang alias jalan-jalan ini tertunda. Banyak teman-teman dan keluarga kami yang harus membatalkan perjalanan. Baik maskapai premium maupun maskapai low-cost banyak yang menghentikan penerbangan mereka. Bahkan beberapa negara menutup negara mereka dari kunjungan orang luar.

Nah, setelah 2 tahun berlalu, mulai banyak negara yang membuka pintunya. Orang-orang mulai banyak yang jalan-jalan lagi. Rasanya banyak wishlist yang mulai diwujudkan. Kami pun punya wishlist yang dari dulu belum dipenuhi. Kami ingin sekali mengunjungi negara matahari terbit. Kenapa sih kepengen banget? Alasannya sangat sederhana. Anak-anak ingin sekali mengunjungi Tokyo Disneyland dan Tokyo Disneysea. Kita sama-sama tahu bahwa di seluruh dunia hanya ada satu Disneysea, yaitu di Tokyo Jepang. Pasti senang sekali kalau dapat main ke sana.

Mickey dan Minnie menunggu di Tokyo Disney Resort

Alasan kedua anak-anak adalah karena di sana ada Sanrio Puroland. Sebagai penggemar karakter Sanrio, pastinya akan senang sekali jika dapat melihat banyak karakter Sanrio. Di Indonesia karakter Sanrio yang paling terkenal adalah Hello Kitty. Namun sebetulnya ada lagi selain Kitty. Ada Mimi, Little Twin Star, My Melody, dan teman-temannya. Terbayang serunya jika bisa bertemu mereka satu per satu. 

Sanrio Character in Sanrio Puroland. Sumber foto: jnto

Alasan yang ketiga adalah karena kami ingin sekali menikmati musim gugur yang mendekati musim dingin. Musim gugur identik dengan daun yang berganti warna. Membayangkan melihat daun-daun yang yang berguguran dengan warna oranye pasti akan sangat menarik. Apalagi untuk si kecil yang senang melihat daun-daun. 

Kiyomizu Temple di Kyoto. Sumber foto: japantravel

Sedangkan untuk mama papanya, selain tiga alasan diatas, kami ingin anak-anak mempelajari hal-hal yang menarik dari negara Jepang. Orang Jepang terkenal dengan disiplin dan kerajinannya. Selain itu, akan lebih menarik jika mempelajari kebudayaan, geografis, dan sejarah dari suatu negara saat berkunjung ke negara tersebut. 

Shibuya Crossing. Padat tetapi teratur. Sumber foto: tokyoisours

Sebelum pandemi, saya sempat membuat itinerary how to enjoy Japan in 10 Days. Sayangnya keburu pandemi, jadi itinerary ini menjadi wishilist kami. Kira-kira, apa saja yang akan kami kerjakan kalau kami berkesempatan traveling ke negara matahari terbit ini?

Tokyo Skytree. Sumber foto: touristsecrets

Kami berencana memulai traveling kami dari wilayah Kansai (Osaka, Nara, Kyoto) dan mengakhiri traveling di wilayah Kanto, tepatnya di Tokyo. Osaka merupakan salah satu kota di wilayah Kansai Jepang. Kota ini kota terbesar ketiga di Jepang setelah Tokyo dan Yokohama. Di hari pertama, saat kami tiba di Osaka, kami akan mencari penginapan di daerah Namba. Mengapa? Supaya mudah kalau mau kemana-mana. Malam pertama ini rencananya kami akan menjelajah daerah Dotonbori. Dotonbori terkenal dengan tempat-tempat makan dan papan-papan iklan yang sangat iconic. Namanya juga jalan dengan anak-anak, maka hari pertama biasanya hanya jalan santai. 

Dotonbori lengkap dengan running man. Sumber foto: tripjepang

Di hari kedua, setelah sarapan, kami akan mengunjungi Osaka Castle. Selain memberi kesempatan anak-anak melihat castle di Jepang, mereka jadi secara tidak langsung berkenalan dengan sejarah dan kebudayaan di sini. setelah dari sini, kami akan berjalan-jalan mengunjungi Osaka Panda, toko dengan pernak-pernik panda dan juga makanan bergambar panda. Pasti anak-anak suka melihatnya. Dari sini kami akan berjalan ke Sinsaibashi untuk window shopping dan mengakhiri perjalanan kami di Dotonbori lagi. 

Osaka Castle in autumn. Sumber foto: sushiyamatravel

Hari ketiga merupakan day trip kami di Nara. Sebagai kota yang lebih tua dari Kyoto, Nara menjadi kota kapital pertama di Jepang.  Apalagi terletak berdekatan dengan Osaka dan Kyoto, rasanya mengunjungi Osaka dan Kyoto tidak akan lengkap tanpa mengunjungi Nara. 

Nara Park in Autumn. Cantik.... Sumber foto: vikipandit

Area permainan pun hanya di sekitar Nara Park yang terkenal dengan taman rusanya. Dan di taman ini ada juga beberapa temple atau kuil yang dapat dikunjungi.  Setelah selesai, kami langsung menuju Kyoto dan bermalam di Kyoto. Kyoto terkenal dengan kota yang cukup tradisional. Berkeliling di Kyoto akan membuat kita seakan dibawa ke Jepang di masa lampau.

Fushimi Inari KW. Request Duo Lynnns: Nanti kita foto di yang aslinya ya...

Di hari keempat dan kelima kami akan menjelajah tempat-tempat wisata di Kyoto. Di Kyoto juga kami akan melihat banyak momiji atau daun maple yang berubah warna. Walau sebetulnya banyak tempat di Kyoto yang menarik utk dikunjungi, namun waktu yang terbatas membuat kami harus memilih tempat-tempat tertentu untuk dikunjungi. Kami memutuskan berkunjung ke tempat-tempat di tengah kota, seperti Kyoto Imperial Palace, Distrik Gion, Kiyomizu Temple, dan Kyoto Tower, dan tempat-tempat iconic seperti Fushimi Inari dan Arashiyama Bamboo Forest.

Arashiyama Bamboo Forest. Sumber Foto: touristinjapan

Di hari kelima ini kami juga akan berpindah ke Tokyo dengan menggunakan Shinkansen. Shinkansen atau bullet train merupakan kereta cepat. Dengan kereta ini, perjalanan dari Kyoto ke Tokyo yang berjarak kurang lebih 475 km akan ditempuh dalam waktu 2 jam 20 menit. (siapa yang mau menghitung kecepatannya).

Shinkansen Nozomi.

Sebagai ibukota dari Jepang, Tokyo menjadi salah satu kota metropolis terkenal di dunia. Perpaduan antara sisi modern dan tradisional pun dapat ditemukan di kota terbesar di Jepang ini. Di hari keenam dalam traveling kami ini, kami akan menghabiskan waktu menjelajah daerah-daerah terkenal di Tokyo. Dimulai dari Ginza yang terkenal dengan pusat fashion di Jepang, lalu Shibuya yang terkenal dengan Hachiko dan Shibuya Crossing. Setelah itu kami akan mengunjungi Sensoji Temple, Nakamize Street dan juga Tokyo Skytree. Dari Tokyo Skytree ini, jika cuacanya cerah, kita dapat melihat gunung Fuji. Jadi kalau belum sempat berkunjung ke gunung Fuji, bisa juga meliihat gunung Fuji dari Tokyo Skytree. 

Hachiko Statue.. Saat kesetiaan begitu dihargai

Satu hal yang tidak boleh dilupakan saat ada di Tokyo adalah belanja di 100 yen shop seperti Daiso dan juga hunting makanan-makanan unik untuk menjadi oleh-oleh di Don Don Donki. Memang di Singapore juga sudah ada, tetapi mencari di tempat asalnya tentu lebih menarik. Daiso dan Don Don Donki ada dimana-mana. Jadi pastinya di sela-sela jalan-jalan tersebut, kami akan hunting pernak-pernik lucu di tempat-tempat itu.

Don Quijote alias Don Don Donki. Sumber foto: facebook

Hari ketujuh, kedelapan, dan kesembilan akan menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Jadwal utama kami adalah mengunjungi Disneyland, Disneysea, dan Sanrio Puroland. Kami memilih satu hari untuk satu tempat. Maksud hati agar tidak terlalu lelah dan bisa lebih puas saat bermain di satu tempat. 
Disneysea.... we are coming. Sumber foto: Disneyresort

Nampaknya jalan-jalan kami di Tokyo sudah memasuki hari terakhir. Di hari kesepuluh ini kami akan kembali ke Jakarta di sore hari.  Di pagi hari kami akan mengambil waktu untuk manis-manis di penginapan, setelah tiga hari euphoria bermain di tempat-tempat yang seru. Siang hari kami akan mencari makan siang dan jalan ke airport

Tokyo Disneyland parade. Sumber foto: Disneyresort

Nah, sepuluh hari di Jepang tentunya tidak murah dan cukup melelahkan. Bagaimana caranya untuk menyiasatinya? Berikut tips ‘Traveling Cara Lynns’ yang sudah sering kami lakukan di traveling kami sebelum-sebelumnya.

1. Cari informasi tentang tempat yang dituju.

Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Pribahasa ini sangatlah tepat. Bagaimana kita dapat menikmati liburan kita jika kita tidak tahu apa-apa tentang tempat tersebut. Biasanya negara-negara diluar mempunyai situs yang berisi informasi tentang negara tersebut. Saya selalu mencari informasi tentang transportasi (karena pastinya mengandalkan transportasi umum), kebiasaan, adat istiadat, keadaan cuaca, dan bahkan bahasa sederhana yang dapat digunakan saat kepepet.

Salah satu cara untuk mencari informasi adalah melalui applikasi Traveloka. Jadi Traveloka bukan cuma menjual produk. Dari fun activities, situs-situs menarik, tempat belanja, sampai informasi musim-musimnya pun ada. 

Gak cuma produk, informasi pun ada di Traveloka

2. Buatlah itinerary sebelum jalan

Seperti itinerary yang diatas, kami selalu membuat itinerary sebelum pergi, bahkan bisa setahun sebelum pergi. Tujuannya supaya kita tidak bingung saat tiba di tempat tujuan. Selain itu kami dapat memperkirakan apakah tujuan kami feasible atau tidak untuk dilakukan.

Sensoji Temple yang selalu dimasukkan dalam setiap itinerary ke Tokyo. Sumber foto: lovingtokyo

3. Gabungkan tempat-tempat yang berdekatan dalam satu hari

Jika dilihat dari itinerary diatas, ada hari-hari yang kesannya banyak sekali tempat-tempat yang kami kunjungi. Padahal jika dilihat dalam peta, maka tempat yang kami kunjungi tersebut berdekatan. Jadi sambil menyelam minum air.

Nakamize Street yang berada di satu area dengan Sensoji dengan view Tokyo Skytree.  

4. List perlengkapan yang harus dibawa

Bepergian bersama anak-anak tentunya tidak semudah bepergian dengan orang-orang seumur kita. Ada teman yang kalau bepergian, semua dibawa. Jadinya banyak sekali tentengannya. Ada juga yang ekstrem, semua dibeli di tempat tujuan. Tentunya biaya jadi membengkak kan. Jadi kami selalu membuat list perlengkapan yang akan kami bawa. Barang-barang esensial akan kami bawa. Barang yang dapat dibeli, akan kami beli saat tiba di tempat tujuan. Jadinya koper tidak terlalu banyak dan biaya tidak membengkak.

Baju khas Jepang yang menjadi daya tarik Kyoto. Sumber foto: getyourguide

5. Pergi saat low season.

Ini yang terpenting bagi kami. Karena kami homeschooler, kami memanfaatkan masa-masa low season untuk  berjalan-jalan. Jadinya tiket pun murah. Biasanya kami mencari tiket di Traveloka. Enaknya pakai Traveloka, kita dapat membandingkan berbagai maskapai dalam satu tempat dan jenis tiket yang kita inginkan (one way, round trip, atau multi city). Tinggal pilih deh mana yang masuk budget dan alokasi waktu kita. 

Pilihan maskapai bermacam-macam dan bisa cari pakai filter

6. Cari promo tiket tempat wisata yang dapat dibeli secara online.

Main ke tempat wisata pasti tidak murah biayanya. Sudah tidak murah, eh harus antri lagi. Kami menyiasatinya dengan membeli tiket sebelum tiba di tempat wisata. Dengan cara seperti ini, kami bisa hemat waktu mengantri. Selain itu, beli online lebih murah loh. Kok bisa? Ya bisa dong. Kalau merencanakan liburan bareng Traveloka, kita bisa menghemat biaya tiket tempat wisata. Traveloka menawarkan harga tiket yang lebih murah daripada beli langsung ditempatnya. 

Mau beli tiket Tokyo Disneyland atau Disneysea? Bisa di Traveloka loh

7. Cari penginapan yang nyaman tetapi tidak mahal.

Biaya penginapan di luar memang tidak semurah biaya penginapan di dalam negeri. Tetapi yang menariknya, guesthouse ataupun hostel pun di sana sudah bersih sekali. Jadi biasanya kami mencari guesthouse. Selain free mineral water, biasanya guesthouse ada tempat untuk mencuci baju. Jadi tidak repot bawa baju banyak-banyak. 

Cari hotel dengan Traveloka apps.

Bagi kami, tamasya merupakan salah satu cara membangun bonding dengan keluarga. Seperti diketahui, saat berjalan-jalan, kami selalu sekompi dengan semua anak, bahkan dengan senior. Walau katanya ribet, repot, dan kawan-kawannya (secara anak-anak dibawa jalan dari masih kecil banget), kami selalu ‘ketagihan’ untuk jalan-jalan satu paket hemat. Banyak orang berkata liburan sih berdua saja, atau ajak anak-anak saat sudah besar. Tetapi liburan cara kami agak berbeda dengan yang lain. Hati kami berkata bahwa sebagai satu keluarga, susah senang harus selalu bersama-sama, termasuk saat traveling.


Jadi, untuk mama papa yang mau ajak anak jalan-jalan, jangan takut repotnya. Dibalik kerepotannya, pasti ada kebahagiaannya. Just life your way :)

Daun yang berganti warna menjadi keindahan musim gugur.


5 comments:

  1. Wah, seru banget itinerary nya. Terima kasih atas tipsnya. Jadi ingin jalan-jalan juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, salam kenal. Sama-sama. Semoga bisa jalan-jalan juga ya :)

      Delete
  2. keren kak Peggy! makasih baanvak tipsnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, salam kenal.
      Sama-sama. Semoga tipsnya membantu ya

      Delete
  3. Am I too late?

    Hohohoho..
    ごめんなさい

    Semoga kita sama-sama bisa ke Jepang ya.. Amin!

    ReplyDelete