Showing posts with label colonial walk. Show all posts
Showing posts with label colonial walk. Show all posts

Tuesday, April 16, 2024

Ngebolang di KL Setelah Pandemi: Walking Tour di KL



Setelah kemarin kami menikmati weekend di Bukit Bintang, hari ini kami berencana mengunjungi beberapa tempat. Rencananya kami akan berjalan kaki menuju KLCC. Setelah itu kami mau naik GoKL menuju Petaling Street untuk makan siang di sana. Dari situ kami akan melakukan walking tour ke Colonial Walk dan naik GoKL lagi ke KL Tower.

Pose sebelum pergi, belum kucel

Kalau dari mbah google, perjalanan kami menuju KLCC kurang lebih 1,3 km. Awalnya agak ragu juga, karena sejak sampai di KL, si kecil terkadang minta digendong saat bertemu banyak orang di jalan. Tetapi akhirnya kami pun berjalan menuju KLCC. 

KL Tower... see you soon
Gedung tourism, next time boleh nih dikunjungi

Tujuan utama kami adalah mendapatkan foto KLCC di pagi hari dan berkeliling taman di dalamnya. Apalagi ini adalah pengalaman pertama untuk si kecil. Dan memang pemandangan taman di sana sungguh bagus.

Pose wajib di KLCC
Kolam KLCC

Setelah dari KLCC, kami menaiki GoKL Green ke Bukit Bintang untuk nantinya menyambung GoKL Purple ke Petaling Street. Dan kejutan dari teman kami yang ada di KL, mereka juga mau jalan-jalan bersama kami berkeliling-keliling. Senang rasanya ada teman untuk ngebolang.

Whale

Nampaknya pengalaman kami dengan GoKL di kunjungan kali ini tidak sebagus dengan pengalaman kami naik GoKL di tahun 2018. Setelah sampai di pemberhentian Bukit Bintang, GoKL Purple yang kami tunggu cukup lama datangnya.

Setelah lama menunggu, dan setelah ditanya-tanya oleh turis lain karena dikira orang setempat, akhirnya datang juga bus yang ditunggu. Setibanya di Petaling Street, kami cepat-cepat berjalan ke Kedai Lai Foong. Teman kami sedang berkeliling daerah Petaling Street karena sudah tiba dari tadi. Jadi gak enak hati.

Kedai Lai Foong

Kedai Lai Foong ini terletak di depan Sin Kew Beef Noodle. Sin Kew Beef Noodle, yang dulu kami pernah coba pas pertama kali ke KL, sih memang sudah tidak perlu ditanya lagi antriannya. Oleh sebab itu, kami berganti tujuan ke Lai Foong. Kedai Lai Foong bisa dikatakan seperti hawker centre, ada beberapa penjual dalam satu kedai. Sistemnya adalah kita memesan dan langsung membayar saat makanan datang. Jadi aman untuk si penjualnya.

Pelepas dahaga kami... es barley dan herbal tea
Lai Foong beef noodle. yummy....

Yang kami pesan tetap beef noodle yang memang sudah ada sejak tahun 1956. Sedangkan adik tetap setia dengan char kway theow yang juga terkenal di sini. 

Char kway teow....

Tak lama kemudian teman kami pun datang. Setelah makan, kami bersama-sama berjalan menuju area Colonial Walk. Tentunya foto wajib di depan I Love KL tidak dilewatkan.

The kids...
Foto wajib

Karena anak-anak mencari toilet, maka kami pun mampir melihat-lihat KL City Gallery. Isi dari gedung yang dirancang oleh AC Norman di tahun 1898 ini adalah sejarah perkembangan kota Kuala Lumpur. Di lantai dasar terdapat foto-foto perkembangan dari Kuala Lumpur dari masa ke masa. Sedangkan di lantai atas terdapat ruangan untuk menonton.

Peta KL dalam KL City Gallery

Tujuan kami selanjutnya adalah melihat KL Tower. Di benak kami, kami akan menunggu GoKL Purple dan naik bis tersebut sampai di depan jalanan KL Tower. Tetapi kami baru tahu dari Om AS kalau KL Tower itu dekat sekali dari posisi terakhir kami. Jadi kami pun berjalan kaki bersama menuju KL Tower. 

Clock Tower
Cakep kan....
Lanjutan lukisan di dinding gedung

Perjalanan menuju KL Tower terasa seru karena bersama-sama. Terik matahari tak menyurutkan semangat anak-anak. Namun di tengah jalan, si kecil tertidur. Mau tidak mau mamak pun menggendong si kecil berjalan. Sampai di bawah KL Tower, mengingat menurut Google map bisa 1 km lagi, kami pun membatalkan rencana ke KL Tower. Lumayan euy, kalau harus menggendong si kecil sampai atas =D

Merdeka 118 yang sedang dibangun digadang sebagai gedung tertinggi di KL

Akhirnya tujuan pun berubah untuk tea time di Pavillion. Setelah beberapa lama duduk manis di halte, akhirnya GoKl menuju Pavilion pun lewat. Kami pun mencari food court untuk ber-fellowship bersama. Anak-anak bermain kartu UNO bersama-sama sambil snacking dan kami para orang tua asyik ngobrol.

Pose gaje...
Playing cards together.... Lebih seru daripada ke KL Tower sepertinya

Sayangnya keluarga Silaen sudah ada janji sore ini. Jadi mereka pun harus kembali. Sementara kami mencari Daiso di lantai atas. Kakak dan adik ingin mencari pernak-pernik lucu-lucu. Untung yang kecil belum bisa meminta.

Pameran berbau Jepang
Sakura blooming on August
Request foto dari si kecil
Another pic is taken

Bagaimana dengan dinner kami? Untuk menghemat waktu, kami pun kembali ke food court dan memesan makanan. Setelahnya kami kembali pulang, mengingat besok kami harus berpindah ke Malaka.

Bukit Bintang Crossing yang tidak seramai kemarin
Snack kami, hasil beli di pojokan Bukit Bintang

PS: Vlog tentang trip ini ada di link ini dan ini ya. 

Next: Nasi Kandar Pelita dan Warna-Warni Saloma Bridge

Tuesday, December 11, 2018

Short Trip KL: Pagi Hari di Colonial Walk


Selasa pagi kami di KL disambut dengan cuaca yang sangat cerah. Mungkin karena kemarin hujan sudah puas mengguyur KL, sampai membuat KL Tower menjadi berkabut, maka pagi ini sangat cerah. Agenda kami pagi ini hanyalah berjalan melihat-lihat bangunan tua yang ada di dekat tempat kami menginap. Berhubung hotel yang kami tempati tidak menyediakan sarapan, maka kami pun mencari sarapan. Di sekitar Masjid Jamek ini memang banyak tempat makan, baik makanan khas India dan juga fastfood seperti Burger King, KFC, dan McDonalds. Dan berhubung kemarin anak-anak melihat iklan Mac n Cheese di menu breakfast KFC, maka pagi ini kami pun mencoba untuk sarapan di KFC.
Hobi iseng mama, memfoto lantai ;D 
Apa sih bedanya sarapan di KFC dan McDonalds? Bedanya adalah porsinya. Menu sarapan di McDonalds besar, sebanding dengan harganya. Sedangkan menu sarapan di KFC mungil. Untung saja Mac n Cheese-nya lumayan enak. Jadi sedikit menghibur hati kami. Selesai sarapan, kami pun berjalan menyusuri kawasan Kolonial yang terletak dekat Chinatown.

Di kawasan ini terdapat banyak sekali gedung-gedung tua yang sangat bagus. Diawali dari menyusuri sungai di dekat Masjid Jamek. Masjid Jamek merupakan salah satu masjid tertua di Kuala Lumpur. Masjid yang berada dipertemuan sungai Klang dan Gombak ini dibangun tahun 1909 dan dirancang oleh Arthur Benison Hubback. Arsitekturnya yang khas membuat orang senang berfoto di depan masjid ini.
Masjid Jamek
Larangan berkelakuan sumbang, yang membuat anak-anak jadi bertanya.
Yang cukup membuat kami takjub adalah masih ada orang yang tidur di kursi yang disediakan. Entah memang tuna wisma atau orang yang kelelahan setelah berjalan-jalan di daerah ini. Ternyata pagi itu kami tidaklah sendiri. Ada beberapa turis dari Thailand yang sedang jalan-jalan dan berfoto dengan pose yang menakjubkan.
Kuala Lumpur 0 Mile 
Peta Colonial Walk 
Di ujung jalan yang kami lalui terdapat Museum Tekstil Malaysia. Bangunannya yang cantik membuat banyak orang berfoto di depan museum ini. Memang di kawasan ini gedung-gedung yang ada membuat semua orang tertarik untuk berfoto. Kami menyeberang menuju Dataran Merdeka.
Foto ala kakak yang membuat turis Thailand gemas.
Museum Tekstil Malaysia dan turis-turis yang baru selesai berfoto.
Dataran merdeka atau Merdeka Square terlihat hanya seperti lapangan luas saja. Namun lapangan ini menyimpan sejarah kemerdekaan bangsa Malaysia. Di tempat ini bendera Union Jack diturunkan dan bendera Federasi Malaya dikibarkan untuk pertama kalinya di tanggal 31 Agustus 1957, yang kita kenal sebagai hari kemerdekaan Malaysia.
Dataran Merdeka yang sedang ditutup sementara.
Air mancur yang jadi rebutan turis-turis untuk berfoto 
Di sebelah Dataran Merdeka terdapat Kuala Lumpur City Gallery. KL City Gallery merupakan galeri yang menyimpan cerita mengenai Kuala Lumpur dimasa lampau, sekarang dan yang akan datang. Kabarnya di dalam galeri ini ada Experience 360. Namun tujuan kami bukanlah berkeliling di dalam galeri tersebut. Di depan KL City Galery disediakan tulisan besar yang memang untuk berfoto. I Love KL ini merupakan salah satu spot yang wajib dikunjungi saat berkunjung di KL. I Love KL ini dibuat pada tahun 2012 oleh Andrew Lee. I Love KL ini mempunyai tinggi kurang lebih 12 kaki dan dan berat kurang lebih1 ton.
Mejeng dulu di tulisan Batik. 
Awalnya sculpture ini hanya sebagai penanda di depan KL City Gallery sebagai salah satu bangunan bersejarah yang sudah ada dari 1898. Namun lama-lama banyak orang yang suka berfoto di depan sini, termasuk kami. Antrian pun disediakan supaya para turis berfoto dengan teratur. Saat kami datang, ada beberapa turis lokal yang sibuk berfoto berkali-kali dan beberapa temannya tidak mau antri. Untungnya petugas yang berada di situ dengan tegas menegur dan mengingatkan mereka untuk antri terlebih dahulu.
Thank you Sir for helping us to take our picture. 
Perjalanan kami pun berlanjut menuju bangunan Sultan Abdul Samad. Bangunan bergaya Moorish ini dulunya digunakan sebagai kantor pemerintahan kolonial Britania Raya. Gedung yang sudah beroperasi sejak tahun 1897 mempunyai clock tower setinggi 41.2 meter. Kalau kata papa, sepertinya negara-negara yang pernah dijajah oleh Inggris selalu mempunyai clock tower.
Clock Tower
Bangunan Sultan Abdul Samad secara keseluruhan
Kami berjalan kembali menuju hotel. Sepanjang perjalanan balik ke hotel, kami cukup terkagum-kagum dengan sungai yang ada. Semua terlihat bersih dan menarik untuk dilihat. Ternyata pemerintah Malaysia mempunyai program River of Life yang bertujuan untuk merevitalisasi dan mempercantik kawasan di sekitar pertemuan Sungai Klang dan Sungai Gombak. Saat malam, akan ada lampu warna biru yang membuat sepanjang sungai ini terlihat romantis.
Jembatan yang rasanya bisa jadi spot yang cantik untuk berfoto.
River of Life
Pohon Willow yang membuat suasana menjadi adem. 
Acara berjalan-jalan di Colonial Walk pun usai sudah. Kami kembali menuju hotel untuk check out dan melanjutkan perjalanan kami ke Malaka. 
KL Tower terlihat dengan jelas