Thursday, June 6, 2024

Tips Memilih Kartu Transportasi di Jepang

Sumber foto: JapanbyJapan

Setelah kita mengetahui jenis-jenis operator kereta dan jenis kereta, hal penting dalam transportasi adalah membayar tiket. Kan tidak lucu sampai salah bayar. Yang menjadi kerumitan saat traveling di Jepang adalah antara satu operator dengan operator lain tidak berteman, alias kalau kita mau naik operator A lalu ke operator B di dalam satu stasiun yang sama, maka kita harus keluar dulu dari si operator A, baru masuk ke operator B (kadang gate-nya juga jauh banget).

Belum lagi setiap operator berlomba-lomba mengeluarkan free pass yang menguntungkan (jika kita keluar masuk dari setiap stasiun yang dilalui si operator tersebut). Ada Tokyo Subway Ticket, JR Pass, Toei One Day Pass, Todei One Day Pass, dan sebagainya. Menggoda sekali kan? Apalagi kalau sekali jalan bisa ke banyak tempat, free pass itu lumayan menghemat biaya.

Kalau kami, karena ada oma dan opa (yang usianya saat itu sudah 83 tahun) yang ikut serta, sepertinya tidak bijak untuk berputar jauh hanya karena menggunakan free pass. Kami pun memfokuskan diri dengan IC Card.

Membayar transportasi di peta yang rumit ini bisa jadi simple dengan IC Card

Integrity Circuit Card, atau yang biasa disingkat IC Card, merupakan kartu berbentuk persegi panjang yang dipergunakan untuk pembayaran non tunai. Kalau di Indonesia mirip dengan e-toll card atau e-money. Jadi selain digunakan untuk transportasi, kartu ini dapat juga digunakan untuk pembayaran di supermarket, tempat makan, dan sebagainya.

IC Card di Jepang berbeda namanya, sesuai dengan tempatnya. Di daerah Kansai, IC Card disebut ICOCA dan KiTaPa, di Tokyo ada Suica, Pasmo, dan tempat-tempat lainnya. Walau demikian, IC Card dari tempat manapun dapat digunakan di seluruh Jepang. Misal Suica dapat digunakan di Osaka juga dan ICOCA dapat digunakan di Tokyo.

Sama seperti Octopus di Hong Kong, IC Card yang kita pakai dapat di-refund. Tetapi tempat untuk refund harus sama dengan tempat asalnya. Jadi kalau beli Pasmo di Tokyo, tidak bisa di refund di Osaka. Begitu juga sebaliknya.

Karena kami mendarat di Tokyo, maka fokus kami hanyalah Pasmo dan Suica. Apa sih bedanya? Pasmo dikeluarkan oleh Tokyo Metro. Karena dikeluarkan oleh Tokyo Metro, maka pengurusan refund harus dilakukan di stasiun yang dilalui jalur Tokyo Metro atau di Keikyu Line Ticket Office di Haneda Airport. Sedangkan Suica dikeluarkan oleh JR. Untuk refund dapat dilakukan di semua stasiun JR dan juga JR East Office di Narita Airport. 

Pasmo dengan warna pink

Yang perlu diingat, saat membeli Pasmo atau Suica, yang kita bayarkan sudah termasuk deposit 500 yen. Deposit dan sisa uang yang di kartu tersebut yang akan dikembalikan. Dengan Suica, dikenakan biaya administrasi sebesar 220 yen, sedangkan dengan Pasmo tidak dikenakan biaya administrasi.

Suica dengan pinguin sebagai ciri khasnya

Baik Tokyo Metro maupun JR juga mengeluarkan kartu yang bisa dibawa pulang sebagai souvenir yang disebut Pasmo Passport dan Welcome Suica. Masa berlaku kartu ini adalah 28 hari. Dan karena tidak refundable, tidak ada deposit 500 yen, Jadi kita tidak usah repot-repot mengurus refund

Penggemar Sanrio pasti gak tahan lihat kartu yang satu ini

Karena kartu regular Pasmo dan Suica sedang susah, maka kami memilih untuk membeli Welcome Suica di mesin otomatis. Welcome Suica child tersedia untuk anak berusia 6 hingga 12 tahun (per Maret di tahun kedatangan). Dengan menggunakan kartu anak, anak-anak membayar 50% dari harga tiket. Sedangkan untuk lansia, tidak seperti Hong Kong yang menyediakan Octopus untuk senior, lansia yang bukan warga negara tetap membayar tiket dewasa.

Welcome Suica dengan bunga sakura

Satu lagi yang menjadi pertimbangan kami adalah apakah perlu menggunakan JR Pass atau tidak. Seperti kita ketahui, JR Pass harganya kan lumayan sekali. Dengan JR Pass, traveler bisa naik turun sepuasnya semua kereta JR. Biasanya orang-orang akan menggunakan JR Pass jika mereka banyak berpindah kota. Dengan JR Pass, perpindahan kota dapat dilakukan dengan menggunakan Shinkansen selain Nozomi dan Mizuho. Jadi dengan kata lain, bukan dengan shinkansen yang tercepat.

Kami mencoba mengkalkulasi. Karena kami tiba di Tokyo dan pulang dari Osaka, dan setelah dihitung masih lebih murah membeli tiket shinkansen Nozomi sekali jalan dan juga menggunakan IC Card, maka kami memilih tidak menggunakan JR Pass. 

Biar jalan-jalan di Tokyo, atau Jepang pada umumnya lebih mudah, berikut tips dari kami.

1. Amati rute yang akan diambil. Dengan mengamati rute yang akan diambil, akan lebih memudahkan saat kita mau memilih apakah menggunakan free pass atau menggunakan IC Card.

2. Kalkulasi biaya transportasi yang akan digunakan. Untuk mengkalkulasi, kami menggunakan google map. Dengan google map, biasanya akan keluar total biaya yang dibutuhkan. Agar lebih akurat, waktu keberangkatan bisa disesuaikan dengan waktu keberangkatan saat di sana nanti.

3. Bagi yang membawa stroller atau mengajak senior yang susah naik turun tangga, bisa mencari rute dengan opsi wheelchair accessible di google map.


4. Bicaralah dalam suara yang tidak kencang saat berada di public transportation. Orang Jepang tidak suka jika orang terlalu berisik di dalam kereta atau bis. Jadi biasanya handphone dibuat dalam kondisi silent dan berbicara dalam suara rendah. Yang suka tertawa cekikan juga boleh latihan ketawa pelan-pelan =D

5. Perhatikan sekitar dan tawarkan kursi untuk disable, lansia, ibu hamil, dan ibu dengan balita.

6. Jangan makan atau minum di dalam kereta. Orang Jepang sangat mengedepankan kebersihan. Oleh sebab itu dilarang makan dan minum di dalam kereta. Tetapi untuk kereta perjalanan jauh, mereka mengizinkan untuk makan dan minum asal tidak berantakan.

7. Jangan naik kereta di saat jam sibuk. Jam sibuk di Tokyo berada di antara jam 07.30 - 09.30 pagi dan 17.30 - 19.30 malam. Kami mengalami tidak bisa naik ke kereta karena kereta sangat padat. Kami pikir sepadat-padatnya, pasti masih bisa masuk, seperti saat di Seoul. Bukan hanya kami, bahkan penduduk setempat pun memasukkan kaki sebelah ke dalam kereta supaya tetap bisa naik kereta tersebut. Luar biasa deh. Jadi baiknya pergi sebelum jam sibuk atau setelah jam sibuk

Setelah semua research dilakukan, yuks kita pergi ke Jepang….

 

No comments:

Post a Comment