Tuesday, June 11, 2024

Jepang Day 1: Melihat New York ala Tokyo

Setelah dulu sempat membuat artikel tentang pergi ke Jepang, akhirnya kami berkesempatan mengunjungi negara matahari terbit ini. Bertepatan dengan anniversary ke lima puluh oma dan opa, maka kami sekeluarga jalan-jalan ke Jepang. Tentunya jalan-jalan ini jadi banyak penyesuaian, karena yang pergi bersama kami bukan hanya anak-anak tetapi oma opa.

Riset pun dilakukan. Apalagi Jepang terkenal dengan system transportasi yang cukup rumit. Mulai dari membuat visa waiver secara online, memilih kartu transportasi, jalur transportasi yang memudahkan oma dan opa, hingga tempat makan yang enak tapi ramah di kantong, semua dipelajari terlebih dahulu. Jadi siapa bilang jadi emak rumah tangga gak perlu melakukan riset =D

Si kecil dengan tas trolley Kitty

Jika berdasarkan rencana kami dulu, kami berencana memulai trip ini dari Osaka dan mengakhirinya di Tokyo. Tetapi karena jam pesawat yang kurang bersahabat jika tiba di Osaka, maka kami pun berubah Haluan. Kami akan jalan-jalan di Tokyo terlebih dahulu, baru berpindah ke Kyoto dan Osaka.

Menginap di pesawat

Petualangan kami di Tokyo dimulai saat kami tiba di Bandara Narita di pagi hari. Beruntung sebelum pergi papa sudah mengisi arrival card sebelum kami terbang ke Tokyo. Jadi urusan imigrasi tidaklah susah. Apalagi mereka melihat kami membawa rombongan yang memerlukan prioritas. 

Ada bahasa Indonesia :)

Selesai dengan imigrasi dan ambil bagasi, tujuan pertama kami adalah mencari transportation center di stasiun Narita. Kami ingin membeli Suica (penjelasan tentang system transportasi di Jepang dan kartu transportasi yang ada akan dibahas di artikel ini ya). Kami dipinjami 2 kartu Suica dan 1 kartu Pasmo oleh si tante. Dengan demikian, kami hanya perlu membeli tiga kartu lagi. 

Senangnya bertemu toilet dengan pencet-pencetan ini.

Kartu Suica dan Pasmo yang dipinjamkan harus diaktifkan dulu karena sudah lama tidak digunakan. Bahkan ada yang harus diganti karena sudah kadaluwarsa. Kami pun bagi tugas. Papa membeli kartu baru dan saya mengurus aktivasi kartu lama dan sekalian top up kartu tersebut. 

Welcome to Japan

Berhubung kartu Suica sedang susah, maka kami pun membeli Welcome Suica di mesin kartu. Kita tinggal memilih bahasa yang diinginkan dan ikuti setiap langkah yang diberikan. Saran sih jangan top up dalam jumlah yang besar, takutnya kalau jatuh, hilang bersama isi-isinya.

Welcome Suica.

Agenda kami berikutnya adalah menuju hotel. Hotel yang akan kami tempati berada di daerah Asakusabashi. Untuk menuju ke sana, kami berencana untuk naik Keisei Liner ke Oshiage. Setelahnya baru kami naik kereta menuju Asakusabashi.

Hotel yang menjadi pilihan kami adalah Hotel Monday Asakusabashi. Dan seperti hotel pada umumnya, kami baru bisa check in pada pukul tiga siang. Jadi sudah pasti kami hanya bisa titip koper dan setelahnya berkeliling. 

Hiasan di jalan kalau kata si kecil

Rencana awalnya sih kami mau ke Asakusa untuk melihat kuil Sensoji dan Jalan Nakamize. Tetapi oma merasa capek. Jadi kami memutuskan early lunch dulu di dekat hotel. Dengan udara yang dingin tapi enak ini, pilihan makan siang kami adalah udon. 

Udon dengan rumput laut

Selama ini tentunya sebagai orang Indonesia, yang kita kenal adalah Marugame Udon yang menjamur di mana-mana. Kali ini kami mencicipi Sanuki Udon Hanamaru. Sebagai chain resto, Sanuki Udon ini dapat dijumpai dimana-mana. Sanuki merupakan nama tempat. Ciri khas udon dari Sanuki adalah udon yang chewy dan lembut. 

Udon pilihan adik dan kakak

Untuk membeli, dimulai dulu dari memilih tempura atau gorengan. Setelah itu baru memilih udonnya. Pilihannya mau cold udon ataupun hot udon (alias pake kuah). Yang cukup unik adalah ukuran porsi udon. Ada pilihan S, M, dan L. Sudah seperti baju saja kan. Demi keamanan perut, kami pun memilih yang small saja.Dan tentu saja dilengkapi dengan tempura.

Yang polos untuk si kecil.

Perut kenyang, membuat kami semua mulai mengantuk. Apalagi oma yang merasa kaget dengan udara dingin sehingga rasanya mager. Oma pun memutuskan mau duduk manis, sambil main handphone, di lobby hotel hingga waktunya check in nanti. 

tempura yang sempat terfoto

Karena kami akan jalan berlima saja, rencana awal yang ke Asakusa pun berganti. Sayang rasanya kalau oma dan opa tidak mampir ke kuil Sensoji yang terkenal. Jadi kami mengganti tujuan ke Ginza dulu. Karena kalau ke Ginza dengan oma dan opa pasti akan sangat melelahkan untuk mereka berjalan berkeliling.

Ginza merupakan salah satu kota yang terletak di sisi timur Tokyo. Sebetulnya setiap tempat belanja di Tokyo ada ciri khasnya masing-masing. Misalkan Akihabara yang terkenal dengan elektronik, Shibuya dan Shinjuku untuk tren anak remaja, dan Harajuku dengan baju-baju warna-warni yang cukup eye catching dan unik. Ginza ini terkenal dengan flagship store dari brand-brand ternama.

Saat kami keluar dari stasiun Ginza, kami seperti tidak berada di Tokyo. Gedung-gedung yang tinggi, penataan kotanya, jenis café dan toko yang ada, semua itu membuat kami merasa seperti berada di New York. Bahkan saat berjalan pun seperti déjà vu saat kami jalan-jalan di NYC.

Rasanya seperti saat kami berjalan dari metro ke Rockefeller Center.

Tujuan kami di Ginza ini adalah melihat Uniqlo flagship store dan juga mencari Daiso flagship store. Ginzza Uniqlo flagship store ini terdiri dari 12 lantai. Jadi setiap lantai ada temanya masing-masing. Buat pencari heattech, di sini seperti surganya. Apalagi harganya bisa setengah dari harga di Indonesia. 

Foto wajib saat di Uniqlo Ginza

Di Uniqlo ini, jika kita belanja diatas 5,500 yen dan tinggal di Jepang tidak lebih dari enam bulan, maka kita bisa dapat tax-free shopping. Jadi sebaiknya sih kemana-mana bawa passport. Siapa tahu tiba-tiba khilaf saat belanja =D

12 lantai... tinggal pilih mau lantai berapa.

Buat yang males keliling-keliling, Uniqlo menyediakan Uniqlo Café. Tempatnya kecil. Mungkin disediakan kalau ada yang pengen ngopi-ngopi syantik di tengah-tengah belanja. Sejauh mata memandang, pilihan minumnya hanya kopi. 

Uniqlo Cafe

Selesai berkeliling di Uniqlo, dan beli celana untuk si kakak, tujuan kami berikutnya adalah Daiso dan Tokyu Hands. Maklum, anak cewek itu paling susah dengan godaan stationary. Jadi Daiso dan Tokyu Hands itu pasti selalu masuk ke dalam list yang harus dilihat.

Bunganya cantik....tepat di sebelah Uniqlo

Di Jepang, toko seperti Daiso ada di mana-mana. Tetapi karena sejak awal kami memutuskan untuk melihat flagship Daiso, maka kami pun berjalan menuju Marronier Ginza 2. Flagship store Daiso berada di lantai 6 Marronier Ginza 2. 

Gorilla di belakangnya Uniqlo.

Marronier Ginza ini merupakan shopping center. Nampaknya cukup besar, karena ada nomor 2 dan 1. Di Marronier Ginza 1 ada Tokyu Hands juga. Jadi memang salah satu PR mamanya adalah searching tempat yang berdekatan supaya oma dan opa tidak kelelahan (walau ternyata rencana berubah).

Sudah seperti background salah satu film, belum?

Sebagai flagship store, Daiso Ginza bukan hanya terdiri dari Daiso saja. Ada juga sister products Daiso, yaitu Standard Products dan Threeppy, di lantai yang sama. Apa sih bedanya?

Barang-barang di Threeppy lebih menyerupai barang-barang di Miniso. Barang-barang yang cute, diffuser, dengan nuansa warna pink, abu-abu, dan hijau mint, Threeppy lebih menargetkan anak-anak muda (seperti si kakak) untuk melihat produknya. 

Warnanya cute kan. Sumberfoto: threeppy

Sedangkan Standard Product berisi barang keperluan sehari-hari. Keperluan rumah tangga menjadi fokus utama dari Standard Product. Piring, cutlery, pisau, semua terlihat bagus dan kuat untuk digunakan. Kalau memang tinggal di Jepang, mungkin perlengkapan-perlengkapan ini menarik untuk dilihat.

Sumberfoto: standardproducts

Kami pun sudah mem-briefing anak-anak kalau hanya fokus di Daiso saja. Dan anak-anak setuju. Sayangnya saat kami sedang melihat-lihat, kami dikabari oma kalau untuk check in harus melakukan pembayaran. Kami baru sadar bahwa kami memilih pay at the property saat memesan hotel. Akhirnya kami pun segera berjalan kembali ke hotel.

Daiso. Sumber foto:funjapan

Bagaimana dengan makan malam kami? Untuk menghemat tenaga karena besok kami mau ke DisneySea, maka kami sepakat membeli makanan di convenience store yang di sini disebut konbini store. Pilihan kami adalah Family Mart. Jangan meremehkan makanan di konbini store ya. Enak-enak dan membuat bingung memilih.

Sudah seperti judul film: Autumn in Ginza =D

 

Next: Disney Sea

Si kecil yang tidak mau terlihat

Sekilas Info

Sanuki Udon Hanamaru outlet Asakusabashi

Alamat: Basement 1F, 1-30-1 Asakusabashi, Taito City, Tokyo

Jam Operasional: 10.00 – 22.30

 

Uniqlo Ginza

Alamat: 6-9-5 Ginza, Chuo-Ku, Tokyo

Jam operasional: 11.00 – 21.00

 

Daiso Ginza

Alamat: Marronier Ginza 2 lantai 6 (3-2-1 Ginza, Chuo-Ku, Tokyo)

Jam operasional: 11.00 – 21.00

No comments:

Post a Comment