Setelah menikmati pagi di Kiyomizumichi dan kenyang makan siang diDaikoku Ramen (arigatou uncle), kami melanjutkan perjalanan kami menuju
Fushimi Inari. Konon kabarnya, berkunjung ke Kyoto
tidaklah lengkap jika tidak berfoto di gerbang Orange Fushimi Inari Taisha.
 |
Pose mutlak di depan Fushimi Inari
|
Apa
sih sebenarnya Fushimi Inari Taisha ? Fushimi Inari Taisha merupakan salah kuil
Shinto yang khusus menyembah dewa Inari di Fushimi, yang juga merupakan induk dari
seluruh kuil Inari di Jepang. Inari berasal dari kata ine nari atau ine naru,
yang berarti menuai padi. Jadi dewa Inari dianggap sebagai dewa keberhasilan
panen dan kesuksesan bisnis.
 |
Untaian harapan dan doa yang dinaikkan.
|
Sebelum
saya lanjut cerita, jangan tertukar antara Fushimi Inari dengan sushi inari ya.
Disebutkan bahwa kuil Shinto ini dibangun pada 711 sebelum Kyoto menjadi ibu
kota Jepang. Jalan menanjak ke Gunung Inari setinggi 233 meter ini dipenuhi
oleh banyak altar batu (otsuka) dan ditandai dengan gerbang.
 |
Gate pertama yang menyambut para pengunjung.
|
Ciri
khas dari Fushimi Inari Taisha ini adalah gerbang atau torii-nya. Gerbang ini
melambangkan ambang batas antara dunia manusia dan ruang suci. Setiap torii
yang ada merupakan donasi dari para donatur. Nama-nama donatur tertulis di
bagian belakang setiap gerbang beserta tanggal pemasangannya.  |
Setelah foto, baru sadar kalau ini bagian belakangnya.
|
Dari stasiun
Tokufuji ini ada dua operator kereta berbeda yang akan membawa kita ke stasiun
Fushimi. Yang pertama adalah kereta dari Nara Line yang akan berhenti di Stasiun Inari
dan Keihan Main Line yang akan berhenti di Stasiun Fushimi Inari Idealnya
sih mengambil Nara Line karena akan berhenti tepat di depan Fushimi Inari. Tetapi
karena kami salah masuk gerbang, maka kami naik Keihan Main Line.
 |
Nuansa torii di Stasiun Fushimi Inari.
|
Perjalanan
dari Stasiun Fushimi Inari ke Fushimi Inari tidaklah jauh. Hanya sekitar 350
meter. Tetapi karena banyak yang dilihat, dan speed jalan tidak mungkin
terlalu cepat, maka jadi lebih lama. Bagi gatcha lovers, seperti Duo
Lynns, di sepanjang jalanan penuh dengan mesin gatcha.
 |
Jembatan Fushimi yang menarik hati kami
|
 |
Trio Lynns sibuk dengan momiji.
|
 |
View cantik penghibur hati mama
|
 |
Opa dengan lampu yang klasik.
|
Karena
opa dan oma tidak mau masuk ke dalam untuk berfoto di gerbang, mereka Cuma mau
foto dengan momiji aka maple leave saja, mereka pun menunggu di convenience
store terdekat. Kami berlima pun segera masuk ke dalam, sebelum hujan.
 |
Pose dulu sebelum masuk
|
 |
Berlima di depan torii kedua
|
 |
Roumon (Large Tower Gate)
|
Adik sempat
bertanya kenapa banyak icon anjing di dekat torii. Sebetulnya itu bukan
anjing, tetapi rubah. Rubah dianggap sebagai utusan suci dari dewa Inari. Dalam
mitologi Jepang, rubah disebut suka memakan tahu goreng. Nah, dari sini bisa
mengerti dong kenapa nasi yang dimasukkan ke dalam kulit tahu disebut inari sushi.
 |
Rubah yang dikira anjing oleh anak-anak.
|
 |
Dua rubah yang berjaga di gerbang.
|
Ada banyak bangunan yang dapat dilihat, tetapi karena sudah mulai ada sedikit rintik air,
kami pun berpusat mencari senbon torii atau koridor dari ratusan gerbang. Jika kita
ingin berjalan, gerbang ini panjangnya lumayan juga. Ada 10.000 torii atau
gerbang dan 12.000 anak tangga. Ending-nya
adalah Gunung Inari.
 |
Senbon torii: awal dari rangkaian torii.
|
Selesai
berfoto di torii, hujan benar-benar menyapa tempat ini. Kami berteduh di tempat
cindera mata. Untungnya hujan tidaklah lama. Kami pun mencari oma opa kembali. Kali
ini kami kembali dengan menggunakan Nara Line menuju stasiun.
 |
Hujan yang sudah mulai turun membuat orang berkerumun di tempat suvenir.
|
 |
Bye Fushimi Inari
|
Next: Sore hari di Nishiki Market
PS: artikel lengkap kami selama
di Jepang bisa dilihat di sini ya.
Sekilas
Info
Fushimi
Inari
Alamat:
68 Fukakusa Yabunouchicho, Fushimi Ward, Kyoto, 612-0882, Jepang (Google
map)
Jam
Operasional: 24 jam
No comments:
Post a Comment