Friday, September 27, 2024

Jepang Day 9: Daytrip to Nara Park

Tujuan kami selanjutnya adalah mampir ke Nara dan setelah itu ke Osaka. Di Nara kami berencana melihat rusa-rusa di Nara Park. Ya, hari ini temanya adalah taman. Dari taman di Kyoto Gyoen, lanjut ke Nara Park. Sekalian bertemu dengan teman papa yang memang tinggal di Nara.

Cukup naik sekali dan sampai.

Untuk menuju Nara Park tidaklah susah. Kami tinggal naik kereta menuju stasiun Kintetsu Nara. Lalu bagaimana dengan bawaan yang ada? jangan kuatir. Karena di stasiun ada loker untuk menyimpan koper-koper. Jadi tidak usah repot menenteng barang saat jalan-jalan di taman.

Deer pose

Karena waktu yang sudah cukup siang, kami memilih mencari makan siang terlebih dahulu. Rencananya sih di tempat makan terdekat. Di tengah kebingungan mau makan apa, muncullah nama Saizeriya di list tempat makan terdekat. Oma opa langsung setuju. 

Gedung Kantor Nara Perfektur. Unik ya

Setelah kenyang makan, kami melanjutkan perjalanan. Rasa sejuk yang menerpa kami membuat jalan kaki menuju taman menjadi lebih terasa nyaman. Walau jalanannya lumayan menanjak untuk oma dan opa. Kami memelankan laju langkah kami, supaya opa tidak tertinggal jauh.

Ada Rickshaw juga di sini.
Pose adik sambil menunggu opa.

Nara Park sangat luas. Tetapi ada banyak kursi yang disediakan untuk duduk-duduk. Oma dan Opa memilih duduk di depan daripada masuk ke dalam. Mereka menunggu di sini sementara kami masuk ke dalam untuk melihat rusa yang lain.

View taman dari halaman depan.

Nara Park berada di kaki Gunung Wakakusa. Tidak heran di sini banyak sekali rusa. Dan uniknya, rusa ini bisa berjalan-jalan dengan bebas di sepanjang jalan. Katanya sih ada sekitar 1.400 rusa yang tinggal di sekitar Nara Park. 

Karena rusa bebas jalan di sini, kotorannya pun bertebaran di jalan.

Menurut cerita yang kami baca, ada sebuah legenda yang menyebutkan bahwa pada tahun 768 M, dewa pertama dari empat dewa Kuil Kasugataisha melakukan perjalanan dari Prefektur Ibaraki di sebelah utara Tokyo, ke Gunung Mikasa di Nara, dengan seekor rusa putih. Sejak saat itu, rusa dianggap suci, dan membunuh satu rusa dapat dihukum mati. Rusa-rusa ini dikabarkan dekat dengan para dewa dan dianggap sebagai hewan suci di Nara.


Saat berjalan, kami menemukan beberapa rusa yang cukup tua dan tidak ada tanduk. Menurut Auntie ED, teman SMA papa yang tinggal di sana, rusa yang tanduknya dipotong adalah rusa jantan. Biasanya rusa-rusa ini cukup agresif. Jadi tanduk-tanduk itu dipotong supaya tidak melukai orang. Untuk memotongnya pun dilakukan saat musim gugur di bulan Oktober, dengan ritual tertentu sehingga si rusa tidak merasakan sakit.

Rusa tanpa tanduk duduk manis di pinggir jalan raya.

Kami membeli makanan untuk rusa-rusa ini. makanan yang kami beli adalah biskuit khusus yang disebut “shika senbei”. Biskuit ini dibuat dari bekatul dan tepung gandum. Kakak, adik, dan si kecil bergantian memberi makan rusa-rusa ini. Ada cara khusus saat memberi makan rusa, yaitu mereka harus menganggukkan kepala mereka terlebih dahulu baru mereka akan mendapatkan makanan.

Biskuit, 200 yen saja.
Silakan disimak ya

Rusa-rusa ini pada dasarnya tetaplah hewan liar. Jadi kami pun mewanti-wanti anak-anak, terutama si kecil yang tidak ada takutnya dengan hewan. Si kecil dengan semangat memanggil rusa terus dan rusanya lama-lama takut dan pergi dari si kecil. 

Si kecil yang susah difoto karena sibuk mau pegang rusa.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah terkadang rusa suka menendang ataupun menyeruduk. Kami sempat melihat turis bule yang diseruduk dari belakang oleh rusa. Bahkan kakak hampir ditendang saat mengejar adik dan rusa merasa kakak mengejar dia. Untung rusanya langsung sadar bahwa kakak tidak mengejar dia.

Perhatikan peringatan berikut.

Bagaimana jika rusa tetap mengikuti kita? Itu pasti karena dia mengira kita membawa makanan. Jadi kami diajari oleh Auntie ED untuk mengangkat tangan kami ke atas. Rusa pun menyadari bahwa tidak ada makanan. Jadi dia akan kembali berjalan lagi. 

Muka sedih rusa saat mendapati anak-anak tidak punya biskuit lagi.
Bambi

Selain rusa-rusanya, di dalam taman ini terdapat banyak pemandangan alam yang menarik. Ada wihara dan juga kuil Shinto di dalam sini. Ada juga Museum Nasional dan Museum Seni di dekat sini. Sepertinya nanti-nanti boleh dimasukkan opsi menginap satu atau dua hari di Nara. 

Museum Nasional Nara.
Pose ala ala

Kunjungan kami di Nara Park selesai juga. Walau temu kangen dengan Auntie ED baru sebentar, dan rasanya masih belum puas menjelajah Nara Park, kami harus kembali melanjutkan perjalanan ke Osaka. Bye-bye deer….

Pose kami dengan Auntie ED di bawah pohon yang cantik ini.

Next: Day 9 (part 2): Suasana Malam di Dotonbori

PS: artikel lengkap kami selama di Jepang bisa dilihat di sini ya.

I want to have deer at home =D

Sekilas Info

Nara Deer Park

Website: https://www3.pref.nara.jp/park/

Alamat: Nara (google map)

Jam Operasional: 24 jam