Tuesday, May 17, 2016

Tips Liburan Bersama Anak

courtesy of blog.tsa.gov
Liburan bersama anak, terutama jika anaknya masih kecil, merupakan sukacita tersendiri. Tetapi di balik sukacitanya, juga ada tantangan tersendiri. Kami pun terkadang mengalami ribetnya kalau membawa anak jalan, apalagi kalau jarak tempuhnya lumayan jauh, dan naik pesawat. Pengalaman pertama kami pergi jarak jauh adalah saat membawa si kakak yang baru berumur 9 bulan terbang lebih dari 24 jam menyeberangi benua lainnya. Semua berjalan dengan aman. Dan setelah itu, banyak petualangan liburan yang kami jalani bersama-sama. Bagaimana menyiasati kerempongan jalan bersama anak-anak? Berikut beberapa tips yang dapat kami bagikan.

Sebelum liburan
1. Pilihlah alat transportasi yang chidren friendly dan booked-lah lebih awal
Untuk berpergian jarak dekat, kami lebih suka naik mobil sendiri. Lebih nyaman untuk anak-anak, apalagi anak-anak terbiasa duduk di car seat sejak dari bayi. Jadi kalau berpergian, mereka akan manis-manis di kursi mereka, tidak pindah sana sini, hanya suaranya yang menjelajahi mobil :D 
Sedangkan untuk berpergian jauh, kami memilih menggunakan pesawat. Kalau masih negara tetangga, yang jarak tempuh sebentar, kami memilih budget airline yang sudah terkenal reputasinya. Jangan naik maskapai yang suka delayed ya.... Reputasi maskapai yang suka delayed is a big no no kalau bawa anak kecil. Kalau untuk berpergian yang lebih dari 5 jam, sebisa mungkin kami memilih maskapai yang menyediakan makanan dan entertainment bagi penumpangnya.
Saran saya, apapun kendaraan yang akan digunakan, lebih baik memesan tiket lebih awal atau saat ada promo. Kami selalu mempersiapkan liburan setahun sebelumnya, sehingga kami dapat berburu tiket murah untuk pergi. Bahkan kami pernah naik premium airline dengan harga budget airline. Lumayan kan?

2. Selalu memeriksa jadwal keberangkatan.
Apapun maskapai yang akan digunakan, lebih baik selalu memeriksa jadwal keberangkatan, bahkan satu hari sebelum keberangkatan. Tujuannya adalah jangan sampai kita ketinggalan pesawat kalau tiba-tiba mereka memajukan jadwal, dan jangan sampai juga kita harus menunggu terlalu lama di bandara. Bisa mati gaya kalau bawa anak-anak (kecuali bandara kita sebagus Changi Airport)

3. Bookinglah hotel atau penginapan yang bersih dan children friendly.
Berbicara tentang budget itu relatif buat kami, tetapi saat kami memilih hotel atau tempat penginapan, kami mencari tempat yang children friendly. Mahal bukanlah jaminan suatu hotel children friendly, walau kalau hotel bintangnya banyak biasanya mempunyai fasilitas untuk anak-anak. Biasanya kami melihat rating yang diberikan oleh orang-orang yang pernah menginap di tempat tersebut. Kami selalu mengecek lewat agoda atau trip advisor. Lihat juga review dari orang-orang yang membawa anak kecil menginap di sana.

4. Jika anak-anak sedang dalam masa potty training, bawalah perlengkapan yang memadai.
Idealnya memang jika anak sedang dalam masa potty training, sebaiknya tidak jalan-jalan. Tetapi jika tidak ada pilihan, maka tetaplah berlibur dengan dua opsi. Yang pertama urusan potty training diliburkan, yang kedua potty training tetap diadakan tetapi lebih fleksibel. Jika opsi kedua yang diambil, maka kami menyarankan bawalah ekstra kain alas dan perlengkapan lainnya.
Kami pernah dua kali berjalan-jalan saat kakak sedang potty training, yang pertama ke negara tetangga, yang kedua ke Surabaya. Kami memilih opsi yang kedua, dan bersyukurnya selama pergi tidak ada insiden yang 'menakutkan'.

5. Periksa prakiraan cuaca di tempat tujuan selama kita berlibur.
Dengan mengetahui keadaan cuaca di tempat yang akan kita datangi, kita dapat mengestimasi apa saja perlengkapan yang mau dibawa. Banyak keluarga yang malas membawa anaknya jalan-jalan karena biasanya repot membawa perlengkapan anak-anak. Nah, kalau sudah tahu cuacanya kan dapat disiasati bawaannya. Kalau memang selama kunjungan kita prakiraan cuaca cerah ceria, berarti tidak perlu membawa baju tebal-tebal. Cukup bawa satu jaket untuk jaga-jaga. Bagaimana tahunya prakiraan cuaca yang tepat? Sekarang sudah banyak website yang dapat memberikan informasi cuaca, seperti weather.com, accuweather, dan sebagainya.

6. Buatlah jadwal selama jalan-jalan
Ini merupakan bagian yang paling saya suka, membuat jadwal selama kami jalan-jalan. Seru loh meng-arrange jadwal. Dengan adanya jadwal, perjalanan selama liburan jadi lebih ada gambarannya. Kalau masih single kan masih bisa bergerak mengikuti kemana kaki melangkah, tapi kalau sudah ada buntut yang ikut (apalagi kalau bukan cuma bersama anak kecil tetapi juga bersama senior-senior di rumah), segalanya harus lebih jelas.
Bagaimana membuat jadwal yang visible? Pilihlah tempat-tempat yang children friendly, dan grandparents friendly kalau perlu. Jangan lupa menghitung waktu makan untuk anak-anak. Kami selalu memberikan spare waktu untuk makan selama 1 jam, dimulai saat sampai di suatu tempat makan. Jika sudah 50 menit tetapi makanan si anak belum selesai, maka kami stop dan siap-siap beberapa saat kemudian akan ada snack time. Tetapi jika semua sudah selesai sebelum 50 menit dan si anak masih makan, maka yang dewasa akan menunggu sebentar. Lebih fleksibel jadinya. 
Kemudian juga saat anak-anak masih belum berusia 2 tahun, kami selalu masukkan jadwal kembali ke penginapan untuk tidur siang. Mengapa? Karena anak dibawah dua tahun badannya belum sekuat anak-anak lainnya. Banyak orang tua yang rasanya sayang kalau sudah jalan-jalan harus balik untuk istirahat, jadinya anaknya dipaksa mengikuti jadwal yang ada. Akibatnya anaknya akan sakit saat liburan atau setelah pulang liburan. Kasihan juga kan si anak harus sakit karena orang tuanya ngotot memforsir si anak. 

7. Jika perjalanannya cukup jauh dan terjadi perbedaan waktu, buatlah jadwal untuk mengatasi jet lag
By the grace of God, kami mendapatkan kesempatan untuk membawa kakak pergi ke negara paman Sam saat kakak berusia 9 bulan. Perjalanan yang lintas benua dan perbedaan waktu sebesar 12 jam pun menjadi concern kami saat itu. Maka saya mencoba menyiasati dengan cara mengkonvert kegiatan kakak sesuai dengan jam di negara tujuan. Dan puji Tuhan, sampai di tempat tujuan, dan saat kembali dari sana pun, kakak tidak jet lag (cuma mama papanya yang jet lag).
Saat kami mendapatkan berkat untuk pergi lagi kedua kalinya, anak-anak sudah cukup besar. Saya juga mencoba membuat jadwal yang bisa disesuaikan dengan waktu di tempat tujuan. Kali ini berhasil, anak-anak tidak jet lag saat sampai di sana. Tetapi saat kembali, anak-anak sempat jet lag saat transit.Bersyukurnya jetlag itu hanya 1 hari.

8. Buatlah list yang mau dibawa dan bawalah perlengkapan secukupnya
Seringkali orang tua yang membawa anak kecil jalan-jalan kerepotan dengan barang bawaan. Karena takut kurang, akibatnya isi satu rumah pun dibawa. Atau malah sebaliknya, yang dibawa sedikit sekali, sampai yang harusnya ada malah tidak ada. Saya selalu membuat list barang-barang apa saja yang harus dibawa, dan jumlahnya, sebulan sebelum pergi (atau bahkan setelah tiket ada di tangan). Dengan tujuan supaya saya dapat menambahkan sesuatu yang penting jika kelupaan. Biasanya ada dua list yang saya buat, list untuk keperluan selama liburan dan list barang-barang yang diperlukan saat diperjalanan. Jangan lupa membawa obat yang penting-penting dan vitamin, susu (secukupnya, bisa juga beli di tempat tujuan kalau memang ada), plastik (untuk baju kotor dan jaga-jaga kalau muntah), cemilan (jangan yang repot dan lengket).

9. Siapkan mainan atau aktivitas selama dalam perjalanan
Biasanya kami menyiapkan beberapa aktivitas dan buku cerita tipis selama diperjalanan. Jika perjalanan cukup jauh, kami mengusahakan aktivitas tersebut merupakan aktivitas baru bagi mereka, jadi mereka semangat untuk mengerjakannya. Kami pun menyiapkan aktivitas kejutan, jaga-jaga kalau mendadak diperlukan. Beberapa orang tua juga terkadang membawa mainan juga untuk anaknya. Saran saya, bawalah mainan yang tidak ribet dan pernak-perniknya tidak banyak. Jangan sampai kita jadi repot di kendaraan karena sibuk mencari pritilan-pritilan yang jatuh. Dan jika membawa mainan favoritnya, pastikan mainan tersebut sudah masuk ke dalam tas sebelum kita meninggalkan kendaraan. Kalau sampai ketinggalan, anak-anak bisa menjadi rewel selama liburan (itulah alasan mengapa kami tidak pernah membawa mainan favorit saat berpergian). 

10. Jangan ragu menghubungi airline atau maskapai untuk bertanya fasilitas untuk anak.
Malu bertanya sesat di jalan istilahnya. Jika maskapai yang dinaiki adalah maskapai non budget, biasanya mereka mempunyai kids meal, aktivitas selama di pesawat. Sebagian orang tidak tahu bahwa kids meal akan keluar jika mereka sudah memesan sebelum keberangkatan (paling telat 2 x 24 jam). Oleh sebab itu, hubungi maskapai yang akan digunakan dan tanyalah segala hal yang mau ditanya (yang berhubungan tetapi ya), dan jangan lupa memesan kids meal. 

11. Perhatikan aturan saat membawa barang
Kadang saya suka heran kalau lagi mau melalui pemeriksaan barang saat memasuki boarding area. Seringkali orang-orang dengan penampilan luar biasa keren, gak ndeso kayak saya, tetapi membawa barang-barang yang dilarang dibawa. Malah pernah ada seorang ibu yang membawa lotion besar ke dalam tas tentengnya, ngotot dengan petugas pemeriksaan di Changi airport sampai petugasnya bilang ini bukan Indonesia (di Indonesia juga peraturannya tidak boleh kok, mbak).
Biasakan memeriksa aturan suatu maskapai mengenai barang apa saja yang boleh masuk ke dalam kabin. Biasanya barang-barang yang basah diijinkan jika yang dibawa maksimal 100 ml. Dan kami selalu memisahkan barang-barang tersebut, memasukkan ke dalam kantong transparan. Jika ada barang 'terlarang' yang lupa terbawa ke dalam tas tenteng kita, relakanlah barang tersebut dan jangan ngotot, karena posisinya kita yang salah.Pernah suatu kali saya lupa memasukkan gunting ke koper, saya relakan gunting tersebut :D 

12. Jaga kesehatan peserta perjalanan sebelum waktunya liburan
Siapa sih yang mau liburan dalam keadaan sakit? Pasti tidak ada yang mau. Apalagi kalau yang sakit anak-anak kecil ini. Oleh sebab itu, kesehatan peserta harus dijaga dari sebelum waktunya liburan. Doping vitamin, istirahat yang cukup, dan makanan yang bergizi merupakan hal-hal yang harus dipersiapkan. Andaikan anak-anak tidak enak badan saat liburan, tidak enak badan itu juga akan cepat hilang, karena badannya sudah dijaga dari sebelum pergi.

13. Jika anak membawa tas sendiri, bawakan tas yang tidak besar dan mudah dibawa
Bagi anak balita, membawa tas sendiri membuat mereka bangga dan merasa sudah besar. Kadang si kakak juga mau membawa tas sendiri. Biasanya isinya hanya cemilan, botol minum, dan kertas. Adik pun tidak mau ketinggalan, mau bawa juga. Kami selalu membuat kesepakatan kalau mau membawa tas, harus bawa sendiri. Jadi tidak membuat tambahan bawaan untuk mamanya. Dan bawalah tas yang gampang ditenteng (jangan yang gampang didorong), jadi jika mendadak yang empunya tas ketiduran, mama papanya tidak kerepotan membawa barangnya. Pastikan tas si kecil sudah diperiksa kembali sebelum kita meninggalkan rumah.

Saat liburan
1. Pastikan semua perlengkapan telah dibawa.
Sebelum meninggalkan rumah, pastikan semua perlengkapan telah dibawa. Tiket (letakkan di tempat yang mudah diambil), passport (jika pergi ke luar negeri), boarding pass (jika sudah web check in), koper, dan obat-obatan. Kami biasanya menghitung jumlah koper yang kami bawa. Hal ini memudahkan kami untuk memeriksa apakah ada yang tertinggal atau tidak. 

2. Datanglah ke stasiun atau bandara lebih awal.
Membawa anak kecil banyak hal yang tak terduga, maka lebih baik kita berangkat menuju stasiun atau bandara lebih awal. Belum lagi jika tinggal di kota besar yang sering macet, waktu tempuh bisa tidak terduga karena si komo lewat macet mendadak. Dengan datang lebih awal, kita tidak terburu-buru dan tidak jadi senewen jika si kecil agak berulah :D

3. Biarkan anak menghabiskan tenaga selama menunggu waktu keberangkatan
Selama menunggu waktu keberangkatan biarkanlah si kecil menghabiskan tenaga, Kami biasa mengajak anak-anak berkeliling sana sini, dengan harapan setelah lelah berjalan nanti bisa tertidur saat di perjalanan, walau kadang tidak berhasi tetapi membuat mereka sedikit kalem saat di perjalanan. Kami jarang membiarkan anak berlari-lari sendiri sana sini, karena alasan keamanan di tempat umum dan takutnya mengganggu orang lain.

4. Ajaklah anak-anak ke toilet dahulu sebelum boarding
Sebelum waktunya boarding, ajaklah anak-anak ke toilet terlebih dahulu untuk menghindari anak minta ke toilet saat hendak boarding ataupun saat hendak take off.

5. Ingatkan anak untuk mengunyah saat take off ataupun landing
Bagi yang naik pesawat, saat take off ataupun landing terkadang membuat kuping terasa tidak enak. Hal ini dapat disiasati dengan menggunakan penutup kuping. Tetapi bagi anak yang tidak suka menggunakannya, siasatilah dengan memberikan cemilan saat take off ataupun landing. Atau saat take off, berikan anak minum.

6. Sebisa mungkin, jangan berikan anak-anak sesuatu yang terlalu manis saat di perjalanan
Idealnya dari sebelum naik kendaraan apapun, jangan berikan sesuatu yang terlalu manis. Mengapa? Untuk menghindari sugar rush. Setelah memakan sesuatu yang manis, anak jadi pecicilan biasanya, wong ndak makan manis aja sudah pecicilan. Dan pecicilan di dalam kendaraan bukan sesuatu yang menyenangkan. Apalagi jika pecicilan ini berubah menjadi rewel. Oleh sebab itu, hindari sesuatu yang manis sebelum dan selama dalam perjalanan.

7. Pastikan anak duduk manis di kursinya (jika sudah lebih dari 2 tahun) saat take off dan landing, dan pastikan mereka menggunakan seatbelt, bahkan saat tidur
Seat belt di pesawat bukanlah hiasan, Bapak Ibu. Seat belt dirancang untuk keamanan bagi kita. Saya sering melihat orang tua yang mengangkat anaknya saat mau take off atau landing, padahal anaknya sudah besar loh. Sampai ditegur pramugari berkali-kali. Pastikan anak-anak mengerti fungsi seat belt dan keharusan menggunakan seat belt saat lampu dengan gambar seat belt dinyalakan. Dan saat anak tertidur, kenakanlah seat belt kembali pada anak, sehingga saat lampu dengan gambar seat belt dinyalakan, kita tidak perlu repot-repot memasangkan seat belt.

8. Saat mendarat, biarkan penumpang lain keluar terlebih dahulu.
Suami saya selalu memilih untuk keluar belakangan saat membawa anak-anak. Daripada diburu-buru katanya. Kalau dipikir betul juga sih. Kecenderungan orang banyak, begitu sampai di tempat tujuan, maunya keluar cepat-cepat dari kendaraan yang digunakan. Bisa bayangkan jika kita juga ikut-ikutan mau keluar duluan dan anak-anak kan tidak dapat berjalan cepat-cepat. Dan kalau yang dikendaraan tersebut orang-orang yang tidak sabar, bisa dibayangkan dong anak-anak didorong dari belakang dan dikomentari dengan kata-kata negatif. Jadi, daripada anak-anak didorong dan dikomentari yang tidak baik, lebih baik kita keluar belakangan atau saat dibelakang kita tidak ada yang sibuk mau cepat keluar. Sekalian memeriksa barang bawaan lagi. 

9. Berikan briefing singkat pada anak-anak sehari sebelum jalan dan buatlah kesepakatan.
Biasanya kami memberikan briefing singkat dengan jadwal untuk hari ini atau keesokan harinya dengan tujuan supaya tidak ada drama yang tidak perlu, seperti menangis karena tidak mau pulang dari taman bermain atau bete karena hal kecil. Bahkan jika perlu, kami membuat kesepakatan terlebih dahulu. Berguna loh moms.... Dengan adanya kesepakatan, kita dapat mengingatkan kesepakatan yang ada saat mereka berdrama, sehingga dramanya tidak akan panjang. 

10. Fleksibel dengan jadwal yang ada
Ingatlah bahwa jadwal dibuat untuk membantu kita mengatur waktu, tetapi bukan jadwal yang mengatur kita. Bagi orang perfeksionis seperti saya, jadwal yang tidak terpenuhi bisa membuat saya kesal sendiri. Tetapi saat bersama anak-anak, sebaiknya kita belajar fleksibel. Itulah sebabnya di atas saya tekankan membuat jadwal yang visible.

11. Pastikan anak-anak tidak kelaparan
Jika kita kelaparan, biasanya kita lebih mudah emosi. Itupun berlaku pada anak-anak. Jika mereka kelaparan, maka mereka akan lebih rewel. Oleh sebab itu, saat berpergian, pastikan anak-anak tidak kelaparan. Jika perlu, bawalah cemilan di dalam tas kita. 

12. Persiapkan diri untuk menghadapi drama anak. 
Tidak dapat dipungkiri anak-anak merupakan aktor terbaik. Mereka dapat menangis dan tertawa dalam jarak waktu yang sangat dekat. Kalau Duo Lynns sudah mulai rewel tak jelas dan memulai drama, saya selalu mengajak mereka ke toilet untuk pipis. Dan setelah itu mood mereka kembali baik. Beda lagi dengan teman saya. Kalau anaknya mulai lapar, drama akan dimulai. Kenali anak-anak untuk mengatasi drama mereka. Dan andaikan drama tersebut lebih lebay dari biasanya, tenangkan diri kita dengan berpikir bahwa orang-orang yang melihat drama anak-anak ini cuma ketemu saat ini, jadi tidak usah emosi malu. Hehehe 

Ingatlah bahwa setiap kenangan indah dalam masa kecil mereka akan membekas dan dapat membentuk mereka di masa depan, moms. Jadi jangan takut untuk berpergian bersama anak-anak. Dan ingatlah practice makes perfect. Semakin sering pergi-pergi, semakin terampilah kita dalam menangani anak selama liburan.

No comments:

Post a Comment