Friday, June 28, 2024

Jepang Day 3: Tokyo Disneyland di Musim Gugur

Setelah kemarin kami menjelajah enam Pelabuhan di Disneysea (kami tidak main ke Mysterious Island), maka hari ini adalah jadwalnya mengunjungi Disneyland. Karena malam ini kami tidak tidur di Disney Celebration Hotel lagi, budgetnya cuma untuk satu malam saja, kami pun dengan cepat merapikan koper yang akan dibawa. 

Disneyland from POV Castle

Kali ini kami hanya pergi berlima, karena oma dan opa tidak ikut ke Disneyland. Jadi setelah mengatur supaya oma dan opa bisa memesan taxi untuk pindah ke hotel Ibis, yang masih satu area dengan Disney Celebration Hotel, kami pun bergegas ke depan hotel untuk naik shuttle bus menuju Disneyland.

Bunga di tengah musim gugur.
Yang ini jadi pemanis di tengah taman.

Seperti yang kami ceritakan di artikel sebelumya, selain Disney Park pertama yang ada di Asia, Tokyo Disneyland yang dibuka pada 15 April 1983 juga merupakan Disney Park pertama yang dibuka di luar Amerika Serikat. Walau sistemnya otonom, tetapi fasilitas dan juga permainannya tidak kalah dengan Disneyland di Amerika. Apalagi didukung dengan sumber daya manusia yang memang selalu all out jika bekerja. 

Can you guess?

Seperti Disneyland yang lainnya, dengan tema yang lebih seperti film-film Disney, Tokyo Disneyland (TDL) dibagi menjadi tujuh area. Ada World Bazaar, seperti Main Street USA, yang berada di sekitar pintu masuk utama. Ada Fantasyland, Toontown, Tomorrowland, Adventureland, Westernland, dan Critter Country.  Dan jangan juga lupakan satu wahana khusus, yaitu popcorn aneka rasa yang tersebar di seluruh TDL. 

View musim gugur yang cantik di TDL

Saat kami datang di TDL, sekolah-sekolah di Jepang sedang merayakan Thanksgiving Day. Jadi terbayang kan betapa ramainya. Namun karena kami tinggal di Disney Celebration Hotel, kami mendapatkan happy entry pass. Happy entry pass ini membuat kami bisa masuk lima belas menit lebih awal, dan melalui pintu khusus.  

Pintu yang berbeda dari pintu utama.
Langit yang cerah membuat castle terlihat begitu klasik.

Area yang pertama kali kami datangi adalah Fantasyland. Tujuan kami adalah Enchanted Tale of Beauty and the Beast. Ini juga salah satu wahana yang banyak penggemarnya. Di sini kita seperti dalam Istana Boneka tentang Beauty and The Beast, tapi versi canggih. Namun sayangnya apps menginfokan bahwa antrian sudah 90 menit. Kami pun beralih ke Peter Pan’s Flight

Baru masuk saja sudah ada yang ambil tempat untuk nonton parade.
Si kecil yang ketiduran saat antri masuk. Untung bangun pas mau naik wahana.

Di wahana ini, kami seakan terbang bersama Peter Pan. Kalau kata anak-anak sih seperti naik kereta gantung. Yup, hanya saja semua dibuat gelap dan ada kerlap-kerlip bintang.  

Foto dengan tikus di Cinderella.

Wahana kedua yang kami masuki adalah Mickey’s Phillar Magic. Ceritanya kurang lebih sama dengan yang kami lihat saat di HKDL. Donald mengambil topi penyihir milik Mickey dan berusaha untuk memimpin orkestra. Lalu Donald pun terbawa ke setiap scene dari film Disney. Dengan lagu yang sudah sering didengar, efek animasi 3D atau bahkan 4D yang dirasakan oleh setiap penonton, membuat tontonan 4D ini menarik.

Lampu di area antri. Cakep ya.

Ada sedikit rasa deg-degan, karena awalnya mamak sudah menghilangkan ini dari list yang akan dimainkan. Was-was kalau si kecil takut, apalagi ada Coco. Namun papa bilang coba aja dulu. Dan memang betul, ternyata drama air mata dimulai saat ada Coco. 

Donald yang sedang mau memimpin orkestra.

Oya, di TDL ini kita bisa mem-booking standing pass untuk beberapa wahana dengan menggunakan apps Tokyo Disney Resort. Belajar dari pengalaman kami saat ke HKDL, kami mengambil pass untuk Winnie the Pooh. Slot yang kami dapatkan adalah sore, di jam 18.30.

Tujuan kami selanjutnya adalah makan siang lebih awal. Meilhat banyaknya pengunjung, makan siang lebih awal pun tidak semudah yang dibayangkan. Tempat incaran kami adalah Plasma Ray Diner. Selain harga masih masuk akal, di Plasma Ray Diner ada Little green bun

Masih kurang satu menu lagi...
Hore....dapat sticker lagi.

Satu hal yang cukup membuat kami terheran-heran adalah pengunjung yang datang ke TDL ataupun TDS, ada yang memang tujuannya adalah melihat parade. Jadi mereka akan datang dari pagi dan menyiapkan barang-barang mereka di tempat paling depan. Setelah itu mereka membeli makanan dan minuman dan duduk manis-manis sampai parade pertama mulai. 

Koin hasil hunting di tempat makan.
Pose menunggu parade.. Abaikan si kecil =D
Foto ini diambil setelah parade selesai. Mereka tidak beranjak saudara-saudara.

Oleh karena itu, kali ini kami juga siap sedia satu jam sebelum parade dimulai. Dan senangnya di sini, semua tertib. Yang di depan diminta untuk duduk, supaya memudahkan orang-orang di belakang mereka. 

Thinkerbell sebagai pembuka parade.

Judy Hops dan Zootopia

Up

Moana and Rapunzel

Pocahontas

Mickey and Minnie

Goofy and Donald Duck

Selesai parade, kami langsung menuju Woodchuck Greeting di Westernland. Di Woodchuck ini ada dua pilihan foto bersama karakter, yaitu dengan Daisy atau Donald. Piilhan kami adalah Daisy. Sayangnya untuk foto bersama karakter di Tokyo Disney Resort semuanya dilakukan indoor dengan penerangan yang kurang. jadi hasil fotonya agak-agak buram (maklum kamera smartphone-nya gak canggih).

Naik canoe. Mungkin kalau sudah besar-besar semua, baru bisa main ini.
Sekalian dibuat agak oldies deh....

Candid oleh crew yang ada. Lebih jelas dibanding gak candid.

Wahana selanjutnya yang kami naiki adalah Mark Twain Riverboat. Kami memutuskan naik kapal cantik nan besar berkeliling sungai buatan yang ada. Enaknya naik kapal ini adalah karena bisa dinaiki oleh banyak orang, maka antrinya tidak lama. 

The riverboat. Kalau malam, pasti cakep dengan lampu-lampunya.
Di sebelah kiri menunggu untuk naik Tom Sawyer's Raft.

View sepanjang naik perahu. So peaceful.

Setelah puas berkeliling melihat pohon berdaun merah sambil menikmati dinginnya musim gugur, kami pun dilema. Kami tertarik naik kereta api, tetapi Christmas Parade akan mulai satu jam lagi. Dan tentunya jalanan sekarang sudah dipenuhi dengan orang-orang yang menunggu parade. Akhirnya kami memutuskan menunggu parade mulai sambil makan snacks (sementara papa pergi membeli popcorn yang sepertinya antrinya tidak panjang).

Dan sampai parade selesai, papa masih terjebak di antrian popcorn.

Incaran wahana kami selanjutnya adalah It’s a Small World aka Istana Boneka versi Disney. Biar bagaimanapun, It’s a Small World selalu menjadi favorit anak-anak. Apalagi karena satu perahu bisa dinaiki banyak orang, maka antrian juga pasti bergerak dengan cepat.

Are you ready to join the cruise?
Elsa in Small World

Puas menghangatkan diri, tujuan kami berikutnya adalah Toontown. Toontown ini hampir mirip dengan Dunia Kartun di Dufan. Yang membedakan adalah di sini adalah selain catnya masih bagus dan terawat wahana-wahana yang ada, di sini ada foto bersama dengan karakter. Dan yang paling seru ada rumah-rumah dari beberapa karakter.

Sumur di rumah Minnie.
Rumah Minnie yang kami kunjungi.

Walau waktu baru menunjukkan jam lima kurang, tetapi keadaan sudah mulai menggelap. Kami pun berjalan menuju Tomorrowland Terrace untuk early dinner. Tomorrowland Terrace hampir mirip dengan Starliner Diner di HK Disneyland. Dengan tema futuristik, kita seakan diajak makan fast food seperti burger dan teman-temannya di luar angkasa. 

Castle di malam hari....

Langit semakin menggelap, yang artinya beberapa mainan sudah mulai selesai jam operasionalnya. Kami pun segera bergegas menuju Adventureland untuk naik kereta api di Western River Railroad.  Di area ini semuanya bernuansa seperti pedalaman Afrika. Akibatnya semuanya gelap. Karena gelap dan si kecil sudah kenyang makan, maka diapun ketiduran =D

Jalanan yang menggelap tapi romantis.

Di Western River Railroad, setiap pengunjung harus naik tangga ke atas. Kami berpikir akan menggendong si kecil. Ternyata ketentuan mereka adalah jika si anak sedang tidur, maka tidak boleh naik wahana tersebut. Akhirnya kami pun putar balik. Karena di jam berikutnya kami akan bermain dengan Pooh, maka kami pun berjalan menuju Pooh’s Hunny Hunt.


Saat tiba di Pooh’s Hunny Hunt, crew yang bertugas menginfokan bahwa jika si kecil tidur, maka si kecil tidak dapat main di dalam. Walau waktu bermain masih 1 jam lagi, dan si kecil juga bisa dibangunkan dengan kata-kata let’s play in Pooh’s house, tetapi crew tersebut mengusulkan agar kami mengganti jamnya. Crew tersebut dengan lemah lembut membantu supaya kami mendapatkan slot di jam selanjutnya. Luar biasa pelayanan crew di sini.

Pooh's Hunny Hunt.

Sambil menunggu si kecil tidur, kakak dan adik ditemani papa untuk melihat toko Pooh. Segala pernak-pernik dengan gambar Pooh dan teman-temannya ada di sini. Sementara mereka melihat-lihat, mamak pun mencoba mencari tahu dari mana Night Parade dimulai. Perubahan jam yang ada memungkinkan kami melihat Night Parade dengan tenang. 

Toko dengan pernak-pernik Pooh dan teman-temannya.

Ternyata Night Parade dimulai dari area dekat Critter Country dan bergerak berlawanan arah. Berarti setelah Critter Country, maka Westerland yang akan dilalui, dan berakhir di Fantasyland. Kami bergerak menuju Westernland kembali agar setelah melihat Night parade, kami bisa bergegas ke Fantasyland kembali untuk main Pooh Hunt. Jalan-jalan sudah mulai digelapkan dan orang-orang sudah mulai duduk manis menunggu parade.







Malam kami di Tokyo Disneyland terasa begitu menyenangkan. Apalagi setiap parade yang ada membuat anak-anak senang. Walaupun sedih karena tidak ada kembang api lagi, dan tidak banyak wahana yang dapat dimainkan, tapi anak-anak cukup terhibur dengan suasana Disneyland saat musim gugur.

Di beberapa kamar akan muncul crew yang bertugas untuk say goodbye.
The five of us

Next: Day 4: Bertemu Hello Kitty di Sanrio Puroland

Goodbye Mickey....